3. Pengaruh berfikir kritis 1. Kiki Deniati Jenis penelitian ini Perawat Hasil penelitian ini
terhadap kemampuan 2. Ria Anugrahwati adalah kuantitatif pelaksana di Rs menunjukkan bahwa
perawat pelaksana dalam 3. Tini Suminarti dengan metode hermina bekasi responden yang berfikir
melakukan asuhan penelitian survey kritis baik lebih banyak
keperawatan di rumah analitik dengan dibandingkan dengan
sakit hermina bekasi pendekatan Cross responden yang berfikir
tahun 2017 Sectional yaitu kritis kurang. Hasil
untuk mengetahui analisis menunjukkan
pengaruh berfikir adanya pengaruh berfikir
kritis terhadap kritis terhadap
kemampuan kemampuan perawat
perawat pelaksana pelaksana dalam
dalam melakukan melakukan asuhan
asuhan keperawatan (p=0,026).
keperawatan di Hasil penelitian ini sesuai
Rumah Sakit dengan teori Perry dan
Hermina Bekasi. Potter (2010) yang
Populasi dalam mengatakan bahwa
penelitian ini asuhan keperawatan
adalah seluruh merupakan kegiatan
perawat pelaksana kompleks yang menuntut
yang ada di ruang keterampilan kognitif,
rawat inap Rumah psikomotor dan afektif
Sakit Hermina untuk menilai intuitive
Bekasi sebanyak dan kreatifitas. Dalam
104 responden melakukan asuhan
dengan tehnik keperawatan, perawat
pengambilan akan menghadapi
sampel bermacam-macam situasi
menggunakan total klinis sehingga perawat
sampling. harus mampu berfikir
cerdas dalam setiap
situasi yang dihadapinya
untuk mampu membuat
keputusan yang tepat dan
akurat terhadap asuhan
keperawatan yang
dilakukan kepada pasien.
Ingram (2008)
mengatakan berfikir kritis
dalam keperawatan
merupakan komponen
yang sangat penting dari
akuntabilitas professional
dan salah satu penentu
kualitas asuhan
keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien.
Perawat yang memiliki
kemampuan berfikir kritis
akan menunjukkan sikap
keberanian intelektual,
berfikir terbuka, fleksibel,
berfikir analisa,
sistematis, percaya diri,
rasa ingin tahu, dewasa,
kreatifitas, intuisi dan
pemikiran mendalam.
Teori tersebut sesuia
dengan penelitian yang
dilakuka oleh Aprisunadi
(2011) yang mengatakan
bahwa Terdapat hubungan
yang bermakna antara
berfikir kritis perawat
dengan kualitas diagnosis
keperawatan di unit
orthopedic.
adalah 12 artikel
yang diterbitkan
enam tahun tera-
khir.
5. Pengaruh Yoga Lukmanulhakim(1*) Jenis penelitian Semua Latihan pernapasan dapat
Pernapasan (Pranayama) penelitian yang menyeimbangkan
Terhadap Kecemasan , Desti Agustina(2) digunakan keluarga pasien di
Ruang ICU proses kerja saraf simpatis
Keluarga Pasien Kritis di dalam penelitian ini RSUD dan saraf
Ruang ICU adalah Quasi
dr.Dradjat parasimpatis sehingga
eksperiment Prawiranegara dapat menyebabkan
dengan pre test dan Serang Banten
post test reaksi relaksasi. Yoga
dapat menstimulasi
one-group design
without control, pengeluaran hormone
yang endorphin.
(pranayama) yang
merupakan salah satu
yoga pranayama
6. GAMBARAN Bambang Sudono Penelitian ini perawat primer di
KEMAMPUAN DS Dhani Setya A merupakan Rumah Sakit
BERPIKIR KRITIS Rif Atiningtyas H Islam Berdasarkan hasil
PERAWAT PRIMER penelitian penelitian dan
DALAM deskriptif Surakarta
PELAKSANAAN observasional pembahasan tentang
ASUHAN gambaran
KEPERAWATAN DI dengan pendekatan
RUMAH SAKIT ISLAM cross sectional. kemampuan berpikir kritis
SURAKARTA perawat
disimpulkan sebagai
berikut :
1. Gambaran karakteristik
responden
sebanyak 16 responden
(76,2%),
15 responden (71,4%)
memasuki
(71,43%) berpendidikan
DIII
Keperawatan, 14
responden
tahun, 19 responden
(90,5%) tidak
pelatihan perawatan
intensif, 11
responden (52,4%)
memiliki
kompetensi terkait
pengetahuan
tentang proses
keperawatan pada
memiliki kemampuan
berpikir
kelamin dengan
kemampuan
value=0,214).
dengan kemampuan
berpikir kritis
perawat primer (p
value=0,716).
pendidikan dengan
kemampuan
value=0,786).
5. Tidak ada hubungan
antara lama
bekerja dengan
kemampuan
value=0,135).
kepemilikan sertifikat
dengan
primer (p value=0,471).
7. Ada hubungan
kompetensi dengan
primer (p value=0,035)
dengan
kecerdasan emosional
dengan
primer (p value=0,496).
9. Tidak ada hubungan
antara cemas
dengan kemampuan
berpikir kritis
perawat primer (p
value=0,269).
motivasi dengan
kemampuan
value=0,052).
7. HUBUNGAN ANTARA Aprisunadi Penelitian ini perawat yang Berdasarkan hasil
BERPIKIR KRITIS menggunakan penelitian dan
PERAWAT desain survey bekerja di unit pembahasan tentang
DENGAN KUALITAS analitik cross perawatan hubungan berpikir kritis
ASUHAN sectional study ortopedi di
KEPERAWATAN DI yaitu suatu Rumah Sakit dengan kualitas asuhan
UNIT PERAWATAN Umum Pusat keperawatan di unit
ORTOPEDI RUMAH penelitian untuk Fatmawati ortopedi RSUP Fatmawati
SAKIT mempelajari Jakarta. Jakarta, dapat
dinamika hubungan
UMUM PUSAT antara faktor risiko disimpulkan sebagai
FATMAWATI dan efek berikut:
JAKARTA
dengan cara a. Karakteristik dari 45
pendekatan responden, meliputi: rata-
observasi atau rata usia 33,11 tahun,
pengumpulan data sebagian
sekaligus pada
suatu besar (73,3%) berjenis
kelamin perempuan,
waktu (point time sebagian besar (73,3%)
approach) berpen-
(Notoatmodjo,
2010). Penelitian didikan ahli madya, rata-
ini bertujuan untuk rata pengalaman praktik
selama 9,86 tahun dan
mengidentifikasi rata-rata
hubungan berpikir
kritis perawat lama kerja di unit ortopedi
dengan kualitas selama 3,7 tahun.
diagnosis,
b. Terdapat hubungan
intervensi dan yang bermakna antara
outcomes berpikir kritis perawat
keperawatan, dengan kualitas
dimana keduanya
dilakukan diagnosis keperawatan
pengukuran pada sebagai proses di unit
ortopedi (p=0,016)
waktu yang sama.
c. Terdapat hubungan
yang bermakna antara
berpikir kritis perawat
dengan kualitas
diagnosis keperawatan
sebagai produk di unit
ortopedi (p=0,007)
d. Terdapat hubungan
yang bermakna antara
berpikir kritis perawat
dengan kualitas
intervensi keperawatan di
unit ortopedi (p=0,000)
e. Terdapat hubungan
yang bermakna antara
berpikir kritis perawat
dengan kualitas
outcomes keperawatan di
unit ortopedi (p=0,000)
keperawatan dengan
kualitas baik jika
dibandingkan dengan
perawat yang kurang
perempuan,
berpendidikan DIII
Keperawatan, memiliki
masa kerja > 8 tahun dan
Hasil penelitian
menunjukkan ada
hubungan yang bermakna
antara berpikir kritis
paling berhubungan
dengan perilaku caring
perawat.
9. HUBUNGAN INTENSI Ardhiles Wahyu Penelitian ini Perawat IGD RS Hasil penelitian
DENGAN PERILAKU Kurniawan menggunakan dr Soepraoen menunjukkan intensi
PERAWAT DALAM desain Malang
PENDOKUMENTASIAN perawat pada perilaku
ASUHAN analysis pendokumentasian
KEPERAWATAN DI correlational
INSTALASI GAWAT dengan pendekatan asuhan keperawatan di
DARURAT IGD didapatkan
cross sectional.
Penelitian ini sebagian besar dengan
dilakukan di 3 RS kategori cukup yaitu
menunjukkan efisiensi
dan efektifitas
emergensi adalah
sebanyak 29 (53,7%)
responden.
dengan ketepatan
pengisian skala triase
keputusan perawat
pelaksana terhadap
disimpulkan bahwa
variabel yang diduga
variabel tingkat
pengetahuan dengan p
pengetahuan mempunyai
peluang 17 kali
menyebabkan
ketidaktepatan pengisian
mempunyai hubungan
positif dengan
mendapatkan terapi
relaksasi nafas dalam.
12. ANALISIS FAKTOR Fitrio Deviantony1 Penelitian ini Pengunjung di Faktor perbandingan
YANG merupakan Unit perawat dengan pasien
BERHUBUNGAN *, Ahsan2 penelitian Kegawatdaruratan
DENGAN WAKTU RSUD dr. Iskak per jaga menjadi faktor
TUNGGU PASIEN , Setyoadi3 observasional Tulungagung. yang mempengaruhi
SETELAH KEPUTUSAN analitik. Penelitian board-
RAWAT INAP mempelajari
DIPUTUSKAN DI ing time, hal ini
ZONA KUNING hubungan dengan dikarenakan jumlah
INSTALASI GAWAT determinan dari perawat yang
DARURAT RSUD dr. faktor-faktor yang
ISKAK tidak sesuai dengan
TULUNGAGUNG berhubungan jumlah pasien. Faktor
dengan kejadian lama waktu
dan masalah yang
diagnostik juga memiliki
berkaitan dengan hubungan terhadap
kesehatan. terjadinya
Penelitian kali ini
peneliti boarding time, hal ini
terjadi karena faktor
menggunakan sarana
pendekatan cross
sectional. dan prasarana yang
kurang memadai dan lama
(Sastroasmoro & waktu
Ismael, 2011).
pengantaran sampel ke
laboratorium dan faktor
lama
dapat meningkatkan
kualitas pelayanan serta
strategi
kualitas
13. PENGKAJIAN NYERI Apriani, Rismia Observasional pasien penurunan Pada penelitian ini dapat
CPOT DAN WONG Agustina, Ifa analitik dengan terlihat
BEKKER PASIEN Hafifah kesadaran di
PENURUNAN pendekatan cross ruang ICU RSUD bahwa pengkajian nyeri
KESADARAN sectional metode Ratu menggunakan
yang
Zalecha indikator perilaku pada
digunakakan dalam Martapura. saat istirahat..
penelitian ini.
Berbeda halnya dengan
Wong Bekker
semua orang
mengekspresikan rasa
nyeri
wajah.
hasil penelitian
Priambodo (2016) yang
menyatakan bahwa
Critical Care
komprehensif dalam
mengkaji nyeri,
dibandingkan mereka
yang tertekan oleh
analgesia epidural
memiliki masa rawat
mendapatkan anastesia
dan analgesia
standar (9).
14. Pengalaman Pasien yang Yani AF Bastian, Penelitian ini Pasien ruang Pada penelitian ini
Pernah Terpasang Suryani, Etika menggunakan jenis General Intensive ditemukan new insight
Ventilator Emaliyawati penelitian Care Unit (GICU)
Bandung. yang tidak ditemukan dari
kualitatif dengan hasil penelitian
menggunakan
pendekatan sebelumnya, Pertama
adanya partisipan yang
fenomenologi.
Fenomenologi merasakan dilemma
merupakan dengan prosedur suction
data dengan
mempertimbangkan
prinsip rigor
dan trusworthiness
dalam penelitian
kualitatif
serta prinsip -
prinsip etika
penelitian.
15. PENGARUH Wardah1 Penelitian ini Perawat ruang Dari hasil penelitian dapat
PENGETAHUAN berupa kuantitatif ICU RSUD
PERAWAT TERHADAP , Rizka Febtrina2 Arifin Achmad disimpulkan Nilai rata-
PEMENUHAN dengan pendekatan Provinsi Riau rata skor
PERAWATAN ,Eka Dewi3 Quasy Eksperimen
SPIRITUAL PASIEN DI (Pre pengetahuan responden
RUANG INTENSIF sebelum intervensi
dan Posttest
without Control adalah 5,41 dan
Group mengalami peningkatan
pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien
pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien di
ruang intensif.