Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“PENYELESAIAN KASUS BERDASARKAN TEORI ATAU METODE


DAN KONSEP DASAR KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA
HANDERSON”

DOSEN PEMBIMBING:

INDRIATIE., SKp., M.Mkes

DISUSUN OLEH:

AFIFAH ZERY AFRILIA

P27820118039

TINGKAT 1 REGULER A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO

2018/2019
A. KASUS
Nona A usia 18 tahun sebagai mahasiswa Tingkat pertama. Selama kuliah
tempat tinggalnya kost. Nona A tersebut sebagai mahasiswa yang aktif dan
komunikatif.
Pada saat pulang liburan ibunya memperhatikan keadaan anaknya , badannya
kelihatan semakin kurus, selalu menolak bila disuruh makan, anaknya juga mengeluh
sering mual-mual, lemas dan pusing kepalanya. Kemuadian oleh orang tuanya dibawa
ke RS dan hasil pemeriksaan: Tb 161 cm, BB 42 kg,Hb 9 gr%, Pernafasan 20 X/ menit
Suhu 38 derajad TD 100/ 90 mmHg,Konjungtiva pucat, leukosit meningkat. Dan ada
pemeriksaan lainnya belum selesai .Oleh Dokter Nona A dianjurkan dirawat di RS.

B. NILAI-NILAI NORMAL ORANG YANG SEHAT:


 Nilai normal tanda-tanda vital (TTV)
1. Tekanan darah (Blood Pressure)
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan menggunakan stetoskop
dan tensi meter, adapun ukuran tekanan dibagi menjadi dua yaitu: tekanan
sistole dan diasistole. Tekanan sistolik menunjukkan tekanan darah didalam
arteri pada saat jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh bagian
tubuh, sedangkan tekanan Diatolik menunjukkan tekanan di dalam arteri pada
saat jantung beristirahat untuk mengisi darah dari seluruh bagian tubuh.
NILAI NORMAL TEKANAN DARAH:
 Bayi : 70-90/50 mmHg
 Anak : 80-100/60 mmHg
 Remaja : 90-110/66 mmHg
 Dewasa muda : 110-125/60-70 mmHg
 Dewasa tua : 130-150/80-90 mmHg

Catatan:

 Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg


 Normal : 90-120/60-80 mmHg
 Pre Hipertensi : 120-140/80-90 mmHg
 Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg

2. Denyut Nadi
Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan dua cara yaitu auskultasi
menggunakan stetoskop dan palpasi menggunakan jari, yang metodenya sama
dengan cara ditekankan pada nadi dan dihitung selama 60 detik. Pengukuran
denyut nadi dapat dilakukan pada arteri radialis (pergelangan tangan), arteri
brakialis (siku), arteri karotis (leher), arteri poplitea (belakang lutut) atau
arteri dorsalis pedis (kaki). Pengukuran ini juga bermanfaat untuk menentukan
irama dan kekuatan nadi.
NILAI NORMAL DENYUT NADI:
 Bayi : 120-130x/menit
 Anak : 80-90x/menit
 Dewasa: 70-80x/menit
 Lansia : 60-70x/menit

Catatan:

 Takikardia (Nadi diatas normal) : Lebih dari 100x/menit


 Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/menit

3. SUHU TUBUH
Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan alat pengukur
suhu (Termometer) yang diletakkan pada beberapa tempat pengukuran
kemudian dilihat angka yang ditunjukkan oleh termometer sebagai hasil
pemeriksaan suhu, adapun tiga tempat yang biasa digunakan adalah oral,
aksila, dan rektal.
NILAI NORMAL SUHU TUBUH:
 Normal : 36,6°C-37,2°C
 Sub febris : 37°C-38°C
 Febris : 38°C-40°C
 Hiperpireksis : 40°C-42°C
 Hipotermia : Kurang dari 36°C
 Hipertermia : Lebih dari 40°C

Catatan:

 Oral : 0,2°C-0,5°C lebih rendah dari suhu rektal


 Axilla : 0,5°C lebih rendah dari suhu oral

4. LAJU PERNAPASAN/ RESPRATION RATE (RR)


Pemeriksaan laju pernapasan dilakukan dengan cara mengitung pergerakan
dada yang dihitung selama 60 detik.
NILAI NORMAL LAJU PERNAPASAN/RESPIRATION RATE (RR):
 Bayi : 30-40x/menit
 Anak : 20-30x/ menit
 Dewasa : 16-20x/menit
 Lansia : 14-16x/menit

Catatan:
 Dispnea : Pernapasan yang sulit
 Tadipnea : Pernapasan yang lebih dari normal (lebih dari
20x/menit)
 Bradipnea : Pernapasan yang kurang dari normal (kurang
dari 20x/menit)
 Apnea : Pernapasan terhenti

 Angka normal Hemoglobin darah (Hb) darah:


 Bayi baru lahir : 17-22 g/dL
 Bayi usia 1 minggu : 15-20 g/dL
 Bayi usia 1 bulan : 11-15 g/dL
 Anak-anak : 11-13 g/dL
 Pria : 14-18 g/dL
 Wanita : 12-16 g/dL
 Cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)

Berat Badan(kg)
IMT =
Tinggi Badan ( m ) x Tinggi Badan(m)

NILAI IMT:

 18,4 kebawah : Berat badan kurang


 18,5-24,9 : Berat badan ideal
 25-29,9 : Berat badan lebih
 30-39,9 : Gemuk
 40 keatas : Sangat gemuk

C. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien:
- Nama :A
- Usia : 18 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
2. Riwayat penyakit:
- Keluhan pasien :
1. Badan semakin kurus
2. Selalu menolak bila disuruh makan
3. Mual
4. Lemas
5. Pusing
- Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan sering mual, lemas dan pusing kepalanya.
3. Pemeriksaan fisik:
- Keadaan umum:
 IMT:
Tinggi badan (TB) : 161 cm = 1,61 cm
Berat badan (BB) : 42 kg
IMT= berat badan / (tinggi badan x tinggi badan)
IMT= 42 / (1,61 x 1,61)
IMT= 16,20 = Berat badan kurang ( Tidak normal)
 Konjungtiva : Pucat (Tidak normal)
 Laju pernapasan/ Respiration Rate (RR) : 20x/menit
(normal)
 Suhu tubuh : 38°C (Subfebris)
 Tekanan Darah (TD) : 100/ 90 mmHg
(Tidak normal / pre hipertensi)

4. Pemeriksaan laboratorium:
 Hemoglobin (Hb) : 9g/dL (tidak
normal, karena pada wanita dewasa hemoglobin normal adalah 12-16
g/dL)
 Leukosit : Meningkat (Tidak
normal)

D. PENYELESAIAN KASUS DENGAN 14 METODE VIRGINIA


HANDERSON
1. Bernafas secara normal
Dengan memperhatikan kemampuan pasien dalam melakukan ekspirasi dan
inspirasi. Apakah sudah bernafas secara normal dengan menggunakan otot-otot
pernapasan atau belum, dan bagaimana frekuensi pernapasan pasien
2. Makan dan minum dengan cukup.
Karena nona A selalu menolak jika disuruh untuk makan, maka makan dan
minum dengan cukup diharapkan dapat membantu individu yang sakit agar dapat
pulih kembali.
- Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membantu kesembuhan nona
A:
1. Meladeni pasien tetapi jangan terlalu dipaksa, maksudnya adalah jika
pasien mengeluh tidak nafsu makan dan tidak mau jika disuruh untuk
makan, jelaskan bahwa hal tersebut merupakan salah satu efek samping
dari pengobatan atau penyakitnya. Usahakan untuk tidak membentak,
memarahi atau memaksa orang yang sedang sakit untuk makan. Karena
memaksa hanya akan membuatnya makin tidak nafsu makan dikarenakan
pasien akan menganggap waktu makan sebagai saat-saat yang menyiksa.
2. Tawarkan makanan yang disukai pasien. Untuk memancing nafsu
makan, tawarkan makanan yang disukai pasien. Namun, terlebih dahulu
harus dikonsultasikan dengan dokter makanan apa saja yang jadi pantangan
dan nutrisi apa saja yang harus dipenuhi. Jika makanan kesukaan pasien
kebetulan kurang sehat, misalnya junkfood, siasati dengan mengolah
kembali makanan tersebut dirumah. Misalnya menggoreng sendiri kentang
di rumah daripada membeli di restoran cepat saji.
3. Makan sedikit-sedikit tetapi sering
4. Mengkonsumsi suplemen atau penambah nafsu makan
5. Perbanyak minum air putih
3. Membuang kotoran tubuh.
Mengkaji kemampuan BAB/BAK serta fungsi dari organ-organ tersebut dan
bagaimana pasien mempertahankan fungsi normal BAB/BAK.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
Dengan memperhatikan dan mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan
tubuh, miring dan bersandar.
5. Tidur dan istirahat yang cukup.
Karena nona A merupakan seorang mahasiswa yang aktif dan komunikatif,
mungkin terlalu banyak aktivitas merupakan salah satu penyebab dirinya terpapar
virus dan akhirnya terserang penyakit. Tidur dan istirahat yang cukup merupakan
salah satu upaya agar kondisi tubuhnya stabil dan membaik.
6. Memilih pakaian yang sesuai
Membantu pasien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia
dan membantu untuk memakaikannya.
7. Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
Memperhatikan dan mengetahui physologi panas dan bisa mendorong kearah
tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature,
kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi pasien untuk
meningkatkan atau mengurangi aktivitasnya.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi
integument.
Biasanya jika seseorang sakit, masalah kebersihan diri kurang diperhatikan, hal
ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele.
Padahal, jika terus menerus dilakukan hal ini dapat memengaruhi kesehatan secara
umum. Maka dari itu menjaga tubuh agar tetap bersih dan terawat juga merupakan
salah satu faktor yang penting dalam proses penyembuhan.
9. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai.
Pentingnya rasa aman dan nyaman bagi pasien dan melindungi pasien dari
trauma dan bahaya yang timbul karena banyak faktor yang membuat pasien
merasa tidak aman dan tidak nyaman.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut atau pemdapat-pendapat.
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa
takut dan pendapat. Sedangkan didalam tahap ini perawat menjadi penerjemah
dalam hubungan pasien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan
kesehatannya, dan memnuat pasien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu
menciptakan lingkungan yang teraupieutik.
11. Beribadah sesuai keyakinan seseorang.
Kita sebagai perawat mampu menghornati pasien dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama
sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.
12. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung prestasi.
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap kebutuhan pasien sangat
penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila sesorang dapat terus
bekerja.
13. Bermain atau terlibat dalam beragam bentuk rekreasi.
Kita sebagai perawat mampu memilihkan aktifitas yang cocok sesuai dengan
umur, kecerdasan, pengalaman dan selera pasien, kondisi, serta keadaan
penyakitnya.
14. Belajar, mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
Kita sebagai perawat dapat membantu pasien belajar dalam mendorong usaha
penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti
rencana terapi yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai