Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam
menentukan pertumbuhan janin.Dampaknya adalah berat badan lahir, status
nutrisi, dari abu yang sedang hamil juga mempengaruhi angka kematian
prenatal, keadaan kesehatan neonatal, dan pertumbuhan bayi setelah
lahir.Selama kehamilan kebutuhan nutrisi harian wanita meningkat hingga
lebih dari dua kali lipat contohnya kebutahan asam folat yang meningkat
hingga 400 ug/hari.Dimana pada keadaan normal hanya 180 ug/hari.Usia
kehamilan yang terus bertambah maka bertambah pula kebutuhan gizi dan
nutrisi ibu hamil khusus nya ketika memasuki trimester II. Pada saat trimester
II, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak
dan susunan syaraf.Indikator kecukupan gizi juga terlihat pada kenaikan berat
badan cukup selama kehamilan.Kenaikan berat badan tersebut bervariasi dari
bulan kebulan sesuai dengan fase kehamilan, system hormone pada
kehamilan manusia melibatkan perubahan bayi indokrin maupun metabolic
yang terjadi antara ibu dan janin.
Pengaturan neuro endokrin didalam plasenta pada janin dan ibu sangat
penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan perkembangannya.
Adaptasi ibu hamil terhadap perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan secara langsung menggambarkan perkembangan plasenta dan
janin.Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai
pada kehamilan muda.Kurang lebh 66% wanita hamil trimester pertama
mengalami mual dan 44% mengalami muntah mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Perasaan mual
ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadropin) dalam serum, pengaruh fisiologi kenaikan
hormone ini belum diketahui secara jelas. Mual sering pula dihubungkan
dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan
serta faktor psikologi. Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada
ibu hamil kurang sehingga berat badan menurun, turgor kulit berkurang dan
timbul asetonuri. Hal ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin sehingga membutuhkan perawatan atau penanganan
pada ibu hamil hyperemesis gravidaraum.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari hyperemesis gravidarum?
2. Apa etiologi dari hyperemesis gravidarum?
3. Apa saja tanda & gejala hyperemesis gravidarum?
4. Bagaimana klasifikasi/stadium hyperemesis gravidarume?
5. Bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum?
6. Bagaimana penatalaksanaan hyperemesis gravidarum?
7. Bagimana pathway pada hyperemesis gravidarum?
8. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan
hyperemesis gravidarum?

C. Tujuan

Setelah mempelajari asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum diharap


kan penulis dan pembaca dapat :

1. Mengetahui pengertian hyperemesis gravidarum


2. Mengetahui etiologi hyperemesis gravidarum
3. Mengetahui tanda & gejala hyperemesis gravidarum
4. Mengetahui klasifikasi/stadium hyperemesis gravidarume.
5. Mengetahui bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum
6. Mengetahui penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
7. Mengetahui pathways hyperemesis gravidarum
8. Mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan
Hyperemesis gravidarum
D. Manfaat
Dari penelitian yang dilakukan diharap kan memberikan manfaat dari
semua pihak yang terkait antara lain:
1. Manfaat akademis
Dapat memberikan masukan bagi institusi, sebagai informasi tambahan
untuk penelitian selanjutnya dan bermanfaat sebagai bahan bacaan yang
berguna bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
2. Manfaat Praktik
Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk dapat lebih meningkatkan
perhatian dan penanganan pada kejadian hyperemesis gravidarum
sehingga pasien dengan hyperemesis gravidarum prognosisnya akan lebih
baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari Karena pada umumnya menjadi
buruk karena terjadi dehidrasi Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana
penderita mual dan muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam
atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-
hari.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum
(HG) adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trimester II) yang
ditandai dengan rasa mual dan muntah berlebihan dalam waktu relative lama
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan berat badan
berkurang.
B. Tanda dan Gejala
1.Tingkat I
a.Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1)Dehidrasi :turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3)Berat badan turun
4)Mata cekung dan lidah kering
b.Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi
ke esophagus
c.Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d.Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e.Tampak lemah dan lemas
2.Tingkat II
a.Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1)Turgor kulit makin turun
2)Lidah kering dan kotor
3)Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b.Kardiovaskuler
1)Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2)Nadi kecil karena volume darah turun
3)Suhu badan meningkat
4)Tekanan darah turun
c.Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
d.GinjalDehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang
menyebabkan :
1)Oliguria
2)Anuria
3)Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium dalam
hawa pernafasan
e.Kadang kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan
pecahnya mukosa lambung pada sindrom Mallory weiss.

C. Penyebab Hiperemesis Gravidarum


Penyebab Hioeremesis Gravidium belum diketahui secara pasti.Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor factor prediskosisi yang
dikemukakan.Umumnya terjadi pada primigravida, molahidatidosa, diabetes
dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.Faktor organik yaitu
karena masuknya vikikhoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dan dari pihak ibu
terhadap perubahan perubahan serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
Faktor ini memegang peran penting pada penyakit umum rumah tanga
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keenganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup dan
faktor endokrin lainnya adalah hipertiroid, diabetes dll.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital :Nadi naik, TD turun dan penurunan kesadaran (pada keadaan
berat) subfebris.
2. Tanda dehidrasi : Mata cekung, bibir kering, turgor kulit berkurang.
3. Generalis : kulit pucat , BB turun> 5 %, fundus uteri sesuai kehamilan
Pemeriksaan laboratorium :
1. Darah : kenaikan‘’relative’’ HB dan HT
2. Urine analisa :warna pekat, BJ naik, ketonuria dan proteinuria.
E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien hiperemesis:

1.Dipstik urin: Ketonuria (Keton +1 atau lebih), keton berdampak buruk


terhadap perkembangan janin.

2.Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi penyulis seperti anemia dan


infeksi.

3.Ureum dan Kreatinin, dilakukan bila dicurigai ada gangguan ginjal.

4.Elektrolit, pada muntah yang hebat bisa terjadi electrolyte imbalance.

5.Glukosa darah sewaktu (GDS), karena pasien yang mual-muntah


umumnya sulit makan sehingga bisa mengalami hipoglikemia.

6.Fungsi hati (SGOT,SGPT): perlu dibedakan antara peningkatan yang


normal terjadi pada hiperemesis gravidarum dan akibat penyakit pada hati
seperti hepatitis B atau penyebab lainnya.

7.Amilase: menentukan ada tidaknya prostatitis.

8.Kultur urin: infeksi saluran kemih dapat menyebabkan mual muntah.

F. Komplikasi

1. Depresi, hampir umum.


2. Dehidrasi meningkatkan risiko ketoasidosis diabetikum pada penderita
dengan diabetes tipe 1.
3. Gangguan elektrolit seperti yang terlihat pada setiap pasien dengan
muntah terus-menerus, alkalosis, hipokalemia dan hiponatremia.
4. Gizi buruk dan disertai ketosis, anemia, hypoalbuminemia.
5. Dehidrasi berat.
6. Kelaparan.
7. gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga, menarik diri dan depresi.

G. Penatalaksanaan Medis

1.Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran
udara baik. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.

2.Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,


hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurang pekerjaan serta
menghilangkan maslah dan konflik.

3.Pemberian Cairan Pengganti

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit. Karbohidrat dan protein


dengan glukose 5% dalam cairan fisiologik sebanyak 2-3 liter/hr. Bila perlu
dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya Vitamin B complek dan
Vitamin C, dan bila kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino
secara intravena.

4.Obat yan dapat diberikan

Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan :


a.Sedative ringan : phenobarbital (Luminal) 30 mgr, valium

b.Anti alergi : Anti histaminin, dramamin, avomim

c.Obat anti mual-muntah : mediamer B6, emetrole, stimetil, avopreg.

d.Vitamin : Terutama B compleks, Vitamin C

5.Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.

H. Penatalaksanaan Keperawatan

1.Tinggikan kepala di tempat tidur

2.Observasi intoleran makanan individu dan sediakan makanan yang


diinginkan

3.Anjurkan pasien makan perlahan dan tidak makan ketika ia merasa mual

4.Tingkatkan higyene oral

5.Batasi minum bersamaan makan, karena dapat menyebab rasa penuh dan
kemtung. Anjurkan minum bebas diantara makan dengan cairan asupan yang
dapat ditoleransi pasien (misal : sup, jus, air jahe).

6.Sediakan makanan dalam suhu ruangan bila suhu mempengaruhi mual,


makanan panas dapat merangsang mual.

7.Hindari makanan tinggi lemak dan pedas bila hal ini menyebabkan mual.

I. Penatalaksanaan Gizi

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.


Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam
semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.

Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.


Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam
semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan


Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
J. Pathway/WOC

K. Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN

a.Identitas

Nama

Umur
Alamat

Status

No MR

Penanggung jawab

b. Riwayat Kesehatan

- Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien mengatakan tidak ada mengalami penyakit yang sama


seperti saat ini, biasanya klien mengatakan pola kebiasaan yang tidak
sehat, gaya hidup dan nutrisi yan tidak baik.

- Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien merasakan mual, muntah, nyeri dibagian epigastrium,


klien biasanya mengatakan nafsu makan berkurang, mudah lelah,
klien biasanya mengatakan tidak bisa beraktifitas, klien biasanya
mengatakan badan terasa demam, dan merasa cemas.

-Riwayat Kesehatan Keluarga

Biasanya klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami


penyakit yang sama seperti klien.

c. Pemeriksaan fisik

1)Kepala dan wajah : Rambut bisanya berwarna hitam, tidak


oedema,tidak ada lesi, wajah biasanya oval

2) Mata : Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak


anemis

3)Leher : Biasanya JVP dalam normal

4) Abdomen (Perut)
·Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada tonjolan,
tidak ada kelainan umbilikus dan adanya pergerakan didindng
abdomen

· Auskultasi : biasanya suara peristaltik (bising usus) di semua


kuadran (bagian diafragma dari stetoskop)

· Palpasi : biasanya turgor kulit baik, hepar tidak teraba

· Perkusi : biasanya tympani

5) Thorak (dada)

Inspeksi : Biasanya ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada


dan tulang belakang

Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri

Perkusi : Cuaca resonan pada seluruh lapang paru

Auskultasi : Biasanya vesikuler

6) Jantung

inspeksi : Biasanya Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Biasanya Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Biasanya pekak

Auskultasi : Biasanya irama jantung teratur

7) Kesadaran

Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah,


klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.
d.Pengkakjian bio-psiko-sosisal dan spiritual

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

· Biasanya pasien tidak menengetahui tentang penyakit

2)Pola aktivitas dan latihan

·Jarang berolah raga

·Istirahat kurang dari kebutuhan

3)Pola tidur dan istirahat

·Biasanya tidur terganggu karena adanya nyeri

4)Pola mekanisme koping terhadap stres

·Stres, cemas karena penyakitnya

5) Eliminasi

· Biasanya adanya perubahan pada konsistensi, defekasi,


peningkatan frekuensi berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi
urine.

6.) Makanan/cairan;

·mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu)

· nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg),Membrane


mukosa mulut iritasi dan merah

· Hb dan Ht rendah,

7)Pernafasan

·frekuensi pernapasan meningkat.


8)Keamanan

·suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma

9)Seksualitas

·penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka


dilakukan abortus terapeutik.

10)Interaksi social

·perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,


respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi
dan sakit, system pendukung yang kurang.

2.Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


mual muntah.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat tidak


adekuatnya nutrisi.
3.Intervensi Keperawatan

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
KekuranganVolume NOC: NIC :
Cairan Fluid balance - -Pertahankan catatan intake
Berhubungan dengan Hydration dan output yang akurat
muntah Nutritional Status -: -Monitor status hidrasi
- Food and Fluid (kelembaban membran
Intake mukosa, nadi adekuat,
Kriteria Hasil: tekanan darah ortostatik )
- - Mempertahankan jika diperlukan
urine output sesuai
- -Kolaborasi pemberian
dengan usia dan BB, cairan IV
BJ urine normal - - Monitor status nutrisi
- -Tekanan darah, nadi,
- -Berikan cairan oral
suhu tubuh dalam
- -Dorong keluarga untuk
batas normal membantu pasien makan
- -Tidak ada tanda tanda
- -Kolaborasi dokter jika
dehidrasi tanda cairan berlebih
- -Elastisitas turgor kulit muncul meburuk
baik,membran - -Monitor intake dan urin
mukosa lembab, tidak output setiap 8 jam
ada rasa haus yang
berlebihan

Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Intervensi
Masalah Kriteria Hasil
Kolaborasi
Ketidakseimbangan NOC:  Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari Status Nutrisi: makanan
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient  Kolaborasi dengan ahli
Berhubungan Nutritional Status : gizi untuk menentukan
dengan muntah food and Fluid Intake jumlah kalori dan nutrisi
Weight Control yang dibutuhkan pasien
 Yakinkan diet yang
 Kriteria Hasil : dimakan mengandung
- -Adanya peningkatan tinggi serat untuk
berat badan mencegah konstipasi
- -Mengidentifikasi  Ajarkan pasien bagaimana
kebutuhan nutrisi membuat catatan makanan
- -Tidak ada tanda- harian.
tanda malnutrisi  Monitor adanya penurunan
- -Tidak terjadi BB dan gula darah
penurunan berat
 Monitor lingkungan
badan yang berarti
selama makan
 Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
 Monitor mual dan muntah
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oval
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Hasil
Kolaborasi
Intoleransi NOC : NIC :
aktivitas Self Care : ADLs - -Observasi adanya
Berhubungan Energy conservation pembatasan klien dalam
dengan tidak Activitytolerance melakukan aktivitas
adekuatnya - -Kaji adanya faktor yang
nutrisi Kriteria Hasil : menyebabkan kelelahan
 - -Berpartisipasi dalam
- -Monitor nutrisi dan
 aktivitas fisik tanpa sumber energi yang
disertai peningkatan adekuat
tekanan darah, nadi dan
- -Monitor pasien akan
RR adanya kelelahan fisik
- -Mampu melakukan dan emosi secara
aktivitas sehari hari berlebihan
(ADLs) secara mandiri - -Monitor respon
- -Tanda-tanda vital kardivaskuler terhadap
normal aktivitas (takikardi,
- - Mampu berpindah disritmia, sesak nafas,
tanpa bantuan diaporesis,pucat
- Sirkulasi status baik ,perubahan
hemodinamik)
- -Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
- -Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
- -Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
- - Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
- -Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
- -Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
- -Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
- -Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
- -Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spiritual
BAB III
ANALISIS JURNAL

A. Analisis jurnal dengan menggunakan PICO

P (Problem) : Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi


sehingga kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Kekurangan energi dan zat gizi dapat berdampak buruk pada ibu maupun
janin. Mual dan muntah merupakan keluhan yang sering terjadi pada
kehamilan trimester pertama.
I (Intervention) : Lakukan pemberian jahe instan dan plasebo (gula pasir
berwarna kuning kecoklatan yang diblender sehingga bentuk dan warnanya
hampir sama dengan serbuk jahe instan).
C (Comparation) :Dalam penelitian ini sebelum dilakukan pemberian jahe
instan dan plasebo sejumlah 101 responden selama masa kehamilan
mengalami keluhan mual dan muntah.Kemudian Jahe instan efektif untuk
menurunkan mual muntah kehamilan dan meningkatkan jumlah asupan energi
(kalori) pada ibu hamil yang mengalami mual muntah kehamilan.
O (Outcome) : Tingkat mual muntah mengalami penurunan secara signifi kan
pada kelompok jahe 52% dibanding plasebo 17,7% (p<0,05). Jahe instan
dapat menurunkan tingkat mual muntah 6 kali lebih besar dibanding plasebo
(p<0,05). Jumlah rerata asupan energi 24 jam meningkat secara signifi kan
pada kelompok jahe (1629,58 kcal ± 468,04 kcal; p<0,05) dibanding plasebo
(1160,27 kcal ± 341,85 kcal; p>0,05). Jahe instan dapat meningkatkan rerata
jumlah asupan energi 24,5 kali lebih besar dibanding plasebo (p<0,05).
BAB IV
KESIMPULAN

Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada awal kehamilan


(sampai trimester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah berlebih dalam
waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
berat badan berkurang.Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara
pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Komplikasi hiperemesis
yaitu Depresi,Dehidrasi meningkatkan risiko ketoasidosis diabetikum pada
penderita dengan diabetes tipe 1.Gangguan elektrolit seperti yang terlihat pada
setiap pasien dengan muntah terus-menerus, alkalosis, hipokalemia dan
hiponatremia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Resume SIM
    Resume SIM
    Dokumen5 halaman
    Resume SIM
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Siap Print
    Siap Print
    Dokumen8 halaman
    Siap Print
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Cover Kti
    Cover Kti
    Dokumen1 halaman
    Cover Kti
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen1 halaman
    Print
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Lanjut
    Bab 1 Lanjut
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 Lanjut
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Lanjut
    Bab 3 Lanjut
    Dokumen3 halaman
    Bab 3 Lanjut
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kep - Anak (Antropometri)
    Tugas Kep - Anak (Antropometri)
    Dokumen6 halaman
    Tugas Kep - Anak (Antropometri)
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Ibu Hamil Resiko Tinggi
    Ibu Hamil Resiko Tinggi
    Dokumen27 halaman
    Ibu Hamil Resiko Tinggi
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Bu Meri Berlian
    Bu Meri Berlian
    Dokumen9 halaman
    Bu Meri Berlian
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Dapus Bu Meri
    Dapus Bu Meri
    Dokumen2 halaman
    Dapus Bu Meri
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen37 halaman
    Bab Ii
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner Zung Self Rating Anxiety Scale
    Kuisioner Zung Self Rating Anxiety Scale
    Dokumen2 halaman
    Kuisioner Zung Self Rating Anxiety Scale
    rosannaagustine
    93% (15)
  • ASUHAN TRANSKULTURAL
    ASUHAN TRANSKULTURAL
    Dokumen30 halaman
    ASUHAN TRANSKULTURAL
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen6 halaman
    Dokumen
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Tgs Bu Silvi Fixs
    Tgs Bu Silvi Fixs
    Dokumen6 halaman
    Tgs Bu Silvi Fixs
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi
    Evaluasi
    Dokumen2 halaman
    Evaluasi
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa Matoa Revisi
    Askep Jiwa Matoa Revisi
    Dokumen19 halaman
    Askep Jiwa Matoa Revisi
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen8 halaman
    Dokumen
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Cover Bu Novi
    Cover Bu Novi
    Dokumen1 halaman
    Cover Bu Novi
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Revisi MW 1-1
    Revisi MW 1-1
    Dokumen7 halaman
    Revisi MW 1-1
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Revisi MW 1-1
    Revisi MW 1-1
    Dokumen7 halaman
    Revisi MW 1-1
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Modul Praktikum Jiwa
    Lampiran Modul Praktikum Jiwa
    Dokumen24 halaman
    Lampiran Modul Praktikum Jiwa
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi
    Evaluasi
    Dokumen2 halaman
    Evaluasi
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Persepsi Sensori
    Gangguan Persepsi Sensori
    Dokumen18 halaman
    Gangguan Persepsi Sensori
    nisa
    Belum ada peringkat
  • Child Abuse
    Child Abuse
    Dokumen4 halaman
    Child Abuse
    Kelompok 9
    Belum ada peringkat
  • Sap Hipertensi
    Sap Hipertensi
    Dokumen11 halaman
    Sap Hipertensi
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat
  • New Text Document
    New Text Document
    Dokumen15 halaman
    New Text Document
    syarif
    Belum ada peringkat
  • Sap Hipertensi
    Sap Hipertensi
    Dokumen11 halaman
    Sap Hipertensi
    Berlian Diana Safitri
    Belum ada peringkat