Kelainan pokok pada sindrom nefrotik adalah peningkatan permeabilitas dinding kapiler
idiopatik berkaitan pula dengan gangguan kompleks pada sistem imun, terutama imun yang
dimediasi oleh sel T. Pada focal segmental glomerulosclerosis (FSGS), faktor plasma, diproduksi
oleh bagian dari limfosit yang teraktivasi, bertanggung jawab terhadap kenaikan permeabilitas
dinding kapiler. Selain itu, mutasi pada protein podosit (podocin, -actinin 4) α dan MYH9 (gen
podosit) dikaitkan dengan focal segmental glomerulosclerosis (FSGS). Sindrom nefrotik resisten
steroid dapat dikaitkan dengan mutasi kunci gen koding protein podosit antara lain inter alia
1. Edema
Edema merupakan manifestasi klinik yang pertama kali muncul pada pasien-pasien
dengan sindrom nefrotik. Biasanya, muncul edema ringan dan muncul ditempat-tempat tertentu
seperti di daerah periorbital pada pagi hari yang menjadi lebih luas jika pasien beraktivitas.
Edema disebabkan oleh menurunnya tekanan onkotik intravaskuler dan menyebabkan cairan
Sebagai akibatnya, volume cairan intravaskular berkurang sehingga menurunkan jumlah aliran
darah ke renal. Ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin-
angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang
menyebabkan retensi natrium dan air dan terjadinya edema. Pada tingkat yang lebih parah,
edema dapat menyebabkan berbagai gejala yang berhubungan dengan asites, efusi pleura, dan
hipoalbuminemia. Salah satu manifestasi pada pasien sindrom nefrotik pada anak terjadi
hipoalbuminemia apabila kadar albumin kurang dari 2,5 g/dL. Pada keadaan normal, produksi
albumin di hati adalah 12-14 g/hari (130-200 mg/kg) dan jumlah yang diproduksi sama dengan
jumlah yang dikatabolisme. Katabolisme secara dominan terjadi pada ekstrarenal, sedangkan
10% di katabolisme pada tubulus proksimal ginjal setelah resorpsi albumin yang telah difiltrasi.
Pada pasien sindrom nefrotik, hipoalbuminemia merupakan manifestasi dari hilangnya protein
dalam urin yang berlebihan dan peningkatan katabolisme albumin. Pada keadaan normal, laju
sintesis albumin di hepar dapat meningkat hingga 300%, sedangkan penelitian pada penderita
sindrom nefrotik dengan hipoalbuminemia menunjukan bahwa laju sintesis albumin di hepar
hanya sedikit di atas keadaan normal meskipun diberikan diet protein yang adekuat. Hal ini
3. Proteinuria
Protenuria sebagian besar berasal dari kebocoran glomerulus dan hanya sebagian kecil
peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma dan albumin. Derajat proteinuria
tidak berhubungan langsung dengan keparahan kerusakan glomerulus. Pasase protein plasma
yang lebih besar dari 70kD melalui membrana basalis glomerulus normalnya dibatasi oleh
charge selective barrier ( suatu polyanionic glycosaminoglycan) dan size selective barrier.7
4. Hiperkolesterolemia
dalam kadar yang tinggi (kolesterol level serum ≥300-500 mg/dL). Peningkatan kolestrol serum,
very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), trigliserida meningkat
sedangkan high density lipoprotein (HDL) dapat meningkat, normal atau menurun. Hal ini
Peningkatan sintesis lipoprotein lipid distimulasi oleh penurunan albumin serum dan perubahan
tekanan onkotik.
https://dokumen.tips/documents/referat-sindrom-nefrotik-pada-anak.html