BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri
(Stuart, 2013).
Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi
negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang terhadap situasi yang
2. Etiologi
Menurut Stuart (2013) faktor-faktor yang memengaruhi harga diri
a. Faktor predisposisi
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya serta nilai-
sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan
sesuatu.
4) Faktor Biologis
neurotransmitter di otak.
b. Faktor Presipitasi
menyesuaikan diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari
dan keperawatan.
3. Psikopatologi
Faktor Pedisposisi
Ketergantungan pada
Orang lain Sumber-sumber koping Perubahan struktur
Ideal diri yang tidak sosial
Realistis Integritas ego
Mekanisme koping
Konstruktif Destruktif
Rentang respon konsep diri
Respon adaptif Respon maladaptif
perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani
menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan
5. Penatalaksanaan
a. Nursing Intervention Classification (NIC)
Menurut Bulechek dkk (2016) Nursing Intervention Classification
orang lain.
situasional.
Aplikasi strategi pelaksanaan bertujuan untuk meningkatkan
diri dan pengenalan aspek-aspek positif yang ada pada diri pasien,
11
persepsi merasa tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa
menyebabkan ansietas.
dan spiritual.
maladaptif.
g. Aspek medis yang terdiri dari diagnosa medis dan terapi medis.
2. Pohon Masalah
Pohon masalah menurut Yosep dan Sutini (2014) sebagai berikut:
3. Diagnosa Keperawatan
a. Harga Diri Rendah Situasional
b. Koping Individu Tidak Efektif
c. Isolasi Sosila
4. Rencana Tindakan
Menurut Dermawan dan Rusdi (2013) langkah untuk mengatasi
(2009) adalah:
kondisinya.
rumah.
c) Indikasi
Riyadi dan Purwanto (2009), menyatakan bahwa indikasi
digunakan.
(2) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang
akan dilatih.
(3) Memberikan arahan ketrampilan kerja yang akan dibuat.
(4) Menyiapkan alat dan bahan.
(5) Mendampingi mulainya ketrampilan kerja dan ajak bicara
bagian, pertama: ½-1 jam yang terdiri dari tahap persiapan dan
tahap orientasi, kedua: 1-1/2 jam yang terdiri dari tahap kerja
3) NIC
a) Latihan asertif (4340):
(1) Bantu pasien memperjelas area masalah terkait dengan
hubungan interpersonal.
(2) Bantu pasien mengenali ekspresi pikiran dan perasaan baik
berperilaku asertif.
(4) Fasilitasi kesempatan berlatih, menggunakan diskusi,
yang dimiliki.
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c) Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
dengan kemampuan.
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai
kemampuan.
e) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih.
Tindakan keperawatan:
SP 1 Pasien:
a) Bina hubungan saling percaya.
16
digunakan.
Kriteria evaluasi: pasien menilai kemampuan yang dapat
dilatih.
Kriteria evaluasi: pasien memiliki kemampuan yang akan
harian.
Kriteria evaluasi: pasien melakukan kegiatan yang telahdilatih
jadwal harian.
SP 2 Pasien: melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai
diri rendah.
c) Keluarga dapat melaksanakan cara-cara merawat pasien harga
diri rendah.
d) Keluarga dapat melaksanakan langsung cara merawat pasien
2) Tindakan Keperawatan
SP 1 Keluarga:
a) Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
rendah.
c) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah.
d) Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
dimilikinya.
2) Klien menunjukan kemajuan dalam berinteraksi dengan orang lain
program terapi.
b. Evaluasi kemampuan keluarga
Keluarga mampu merawat dengan harga diri rendah situasional.