FILSAFAT PENDIDIKAN
“REKONSTRUKSIONISME”
DISUSU OLEH :
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kebodohan
menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu saya mohon saran dan kritik yang
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….......12
3.2 Saran...................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan banyaknya problem-problem yang ada di dunia ini, maka banyak pula
dalam filsafat, terdapat banyak aliran yang menawarkan solusi dari masalah-masalah yang
sedang bermunculan, khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu aliran filsafat pendidikan
Aliran rekonstruksionisme merupakan aliran dalam filsafat pendidikan yang berawal dari
adanya krisis kebudayaan modern yang dipelopori oleh tokoh bernama George Count dan Harold
pada tahun 1930-an. Aliran filsafat rekonstruksionisme adalah aliran filsafat yang berusaha
merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern. Aliran filsafat pendidikan ini menganggap bahwa pendidikan adalah salah satu bidang
yang sangat berperan penting dalam menghadapi permasalahan dunia. Karena dengan
pendidikan maka akan tercipta orang-orang yang berfikir dan memiliki pemikiran yang dapat
mengubah dunia.
Aliran rekonstruksionisme muncul sebagai reaksi dari adanya pemahaman dalam aliran
perenialisme maupun aliran progresivisme, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan, karena
para rekonstruksionis terhadap kehidupan manusia modern atau dengan kata lain menyebutkan
1
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan , maka diambil topik pembahasan yang
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rekontruksionisme
Rekonstruksionisme berasal dari kata reconstruct, yaitu gabungan dari kata re- yang
artinya kembali dan construct yang artinya membangun atau menyusun. Maka, secara etimologis
reconstruct diartikan menyusun kembali. Sedangkan, dalam konteks filsafat pendidikan, aliran
rekonstruksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dalam pendidikan
dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak Aliran rekonstruksionisme
berusaha membina konsensus yang paling luas dan mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi
dalam kehidupan manusia. Dari jalan pikiran dan upaya yang berusaha ditempuh oleh aliran
rekonstruksionisme, maka dapat dilihat juga bahwa aliran ini tidak terlepas dari prinsip
pemikiran aliran progresifisme yang mengarah kepada tuntutan kehidupan modern. Hal tersebut
sesuai dengan pandangan Count bahwa apa yang diperlukan pada masyarakat yang memiliki
perkembangan teknologi yang cepat adalah rekonstruksi masyarakat dan pembentukan serta
Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern .
Aliran ini timbul karena pada tahun 1930an dunia telah mengalami krisis, sampai-sampai
di negara bagian Eropa dan Asia mengalami totalitarianisme yaitu hilangnya nila-nilai
3
kemanusiaan dalam sosial. Dunia pada saat itu mengalami kebangkrutan yang sangat besar,
mulai dari maraknya terorisme, kesenjangan global, nasionalisme sempit, banyaknya manusia
Aliran ini dipelopori oleh George S. Count dan Harold Rugg. Count menawarkan pidato-
pidato provokatifnya yang intinya bahwa sekolah harus membangun sebuah tatanan sosial baru,
Count mengatakan bahwa sekolah atau lebih sempitnya para pendidik untuk mengorganisasi diri
Karena pemikiran tersebut maka bermunculan sebuah kebalikan dari peran tradisional
sekolah menuju peran sebagai agen reformasi kemasyarakatan yang bersifat aktif. Aliran
rekonstruksionis bertujuan untuk menjadikan masyarakat sebagai agen perubahan sosial melalui
pendidikan, karena pada zaman dahulu mereka menganggap bahwa pendidikan telah
menjauhkan mereka dari masyarakat, maka dari itu, aliran ini ingin mengubah pandangan
tersebut dan melalui pendidikan maka kita akan dekat dengan masyarakat.
Krisis dunia yang sedang dialami saat ini antara lain persoalan-persoalan tentang
kependudukan, sumber daya alam yang terbatas, kesenjangan global dalam distribusi penyebaran
kekayaan, prolefirasi nuklir, rasisme, nasionalisme sempit, dan pengunaan teknologi yang
penduduk dunia.
4
2. Penciptaan tatanan sosial yang menjagat
Kerjasama dari semua bangsa adalah satu-satunya harapan bagi penduduk dunia yang
berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan sumber daya alamnya. Era
di bidang sains. Di sisi lain, kita sedang didera kesenjangan budaya dalam beradaptasi dengan
tatanan dunia baru. Kita sedang berupaya hidup di ruang angkasa dengan sebuah sistem nilai dan
mentalitas politik yang dianut di era kuda dan andong.Menurut rekonstruksionisme, umat
manusia sekarang hidup dalam masyarakat dunia yang mana kemampuan teknologinya dapat
Dalam masyrakat ini, sangat mungkin muncul penghayal karena komunitas internasional
material menuju ke tingkat dimana kebutuhan dan kepentingan manusia dianggap paling penting.
Dunia semasa itu, orang-orang berkonsentrasi untuk menjadi manusia yang lebih baik (secara
3. Pendidikan formal dapat menjadi agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial
yang sekarang ini mendera umat manusia. Sekolah dapat dan harus mengubah secara mendasar
peran tradisionalnya dan menjadi sumber inovasi baru. Tugas mengubah peran pendidikan
memusnahkan diri. Kalangan rekontruksionis di satu sisi tidak memandang sekolah sebagai
memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial seorang diri. Di sisi lain, mereka melihat
5
sekolah sebagai agen kekuatan utama yang menyentuh kehidupan seluruh masyarakat, karena ia
menyantuni anak-anak didik selama usia mereka yang paling peka. Dengan demikian, ia dapat
menjadi penggerak utama pencerahan problem-problem sosial dan agitator utama perubahan
sosial.
4. Metode-metode pengajaran
bertumpu pada kecerdasan ‘asali’ jumlah mayoritas untuk merenungkan dan menawarkan solusi
yang paling valid bagi persoalan-persoalan umat manusia. Dalam pandangan kalangan
rekonstruksionisme, demokrasi adalah sistem politik yang terbaik karena sebuah keharusan
bahwa prosedur-prosedur demokratis perlu digunakan di ruangan kelas setelah para peserta didik
(pendapat) guru dalam hubungannya dengan item-item kurikuler yang kontroversial. Dalam
menyikapi ini, guru membolehkan uji pembuktian terbuka yang setuju dan yang tidak setuju
mempertahankan pemihakannya secara publik. Di luar ini, guru harus berupaya agar pendirian-
pendiriannya diterima dalam skala seluas mungkin. Tampaknya telah diasumsikan oleh kalangan
sebagian besar akan setuju terhadap persoalan-persoalan dan solusi-solusi jika dialog bebas dan
demokratis diizinkan.
6
5. Jika pendidikan formal adalah bagian tidak terpisahkan dari solusi sosial dalam krisis
dan mendorong mereka untuk secara aktif memberiakan solusi. Kesadaran sosial kiranya dapat
ditumbuhkan jika peserta didik dibuat berani untuk mempertanyakan status quo dan untuk
mengkaji isu-isu kontroversial dalam agama, masyarakat, ekonomi, politik dan pendidikan.
Kajian dan diskusi kritis akan membantu peserta didik melihat ketidakadilan dan ketidakfungsian
beberapa aspek sistem sekarang ini dan akan membantu mereka mengembangkan alternatif-
persoalan budaya manusia dan membangun kesepakatan seluas mungkin tujuan-tujuan pokok
yang akan menata umat manusia dalam tatanan budaya dunia. Masyarakat dunia yang ideal,
Dengan ontologi, dapat diterangkan tentang bagaimana hakikat dari segala sesuatu.
Aliran rekonstruksionisme memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana realita itu
ada di mana dan sama di setiap tempat. Untuk mengerti suatu realita beranjak dari suatu yang
konkrit dan menuju kearah yang khusus menam pakkan diri dalam perwujudan sebagaimana
yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh panca indra manusia seperti bewan dan
tumbuhan atau benda lain disekeiling kita, dan realita yang kita ketahui dan kita badapi tidak
terlepas dari suatu sistem, selain substansi yang dipunnyai dan tiap-tiap benda tersebut, dan dapat
7
b. Pandangan Aksiologi
Dalam proses interaksi sesama manusia, diperlukan nilai-nilai. Tetapi, secara umum
ruang lingkup (scope) tentang pengertian “nilai” tidak terbatas. Menurut Imam Barbadib, aliran
menerima nilai natural dan universal, yang abadi berdasarkan prinsip nilai teologis. Hakikat
manusia adalah emanasi yang potensial dari dan dipimpin oleh Tuhan dan atas dasar inilah
tinjauan tentang kebenaran dan keburukan dapat diketahuinya. Kemudian manusia sebagai
subjek telah memiliki potensi potensi kebaikan dan keburukan sesuai dengan kodratnya.
Kebaikan itu akan tetap tinggi nilainya bila tidak dikuasai oleh hawa nafsu belaka, karena itu
c. Pandangan Epistemologis
Kajian epsitemologis aliran ini lebih merujuk pada pendapat aliran pragmatisme
(progressive) dan perenialisme. Berpijak dari pola pemikiran bahwa untuk memahami realita
alam nyata memerlukan suatu azas tahu dalam arti bahwa tidak mungkin memahami realita ini
tanpa melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan
suatu pintu gerbang ilmu pengetahuan. Karenanya, baik akal maupun rasio sama-sama berfungsi
membentuk pengetahun, dan akal di bawa oleh panca indera menjadi pengetahuan dalam yang
sesungguhnya. Aliran ini juga berpendapat bahwa dasar dari suatu kebenaran dapat dibuktikan
dengan self evidence, yakni bukti yang ada pada diri sendiri, realita dan eksistensinya.
Pemahamannya bahwa pengetahuan yang benar buktinya ada di dalam pengetahuan ilmu itu
sendiri.
8
2.4 Teori Pendidikan Dalam Aliran Rekonstruksionisme
1) Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata
sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang
2) Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan
3) Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.
pembelajaran yang harmonis di dalam kelas antara guru, peserta didik dan subjek-subjek
4) Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana
dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis. Guru harus menyakini terhadap
validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana dengan cara memperhatikan
prosedur yang demokratis. Seorang guru atau pendidik harus memiliki sikap percaya diri
dan merasa bahwa ia mampu untuk membimbing peserta didiknya, dengan begitu
seorang pendidi akan berhasil dalam membimbing peserta didiknya dan ia tidak akan
5) Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan
untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk
9
menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat
universal.
a) Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata
sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang
b) Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan
c) Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan
menghasilkan pembelajaran yang harmonis di dalam kelas antara guru, peserta didik
d) Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana
terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana dengan cara
memiliki sikap percaya diri dan merasa bahwa ia mampu untuk membimbing peserta
10
didiknya, dengan begitu seorang pendidi akan berhasil dalam membimbing peserta
e) Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk
dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk
menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu
bersifat universal.
George Count berpandangan bahwa apa yang diperlukan pada masyarakat yang memiliki
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang
bercorak modern. maka dari itu rekonstruksionisme berusaha mencari kesepakatan semua orang
mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidup manusia dalam suatu tatanan baru
ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama
sekali baru.
3.2 Saran
Saya sebagai penulis apabila dalam penulisan dan penyusunan ini terdapat kekurangan dan
kelebihan maka kritik dan saran dari pembaca dan pembimbing sangat saya harapkan sehingga
dalam pembuatan makalah yang selanjutnya lebih baik dari yang sebelumnya saya hanyalah
manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan sehingga tanpa dukungan dan saran pembimbing
Dan harapan saya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya bagi para
pembaca, Aamiin.
12
DAFTAR PUSTAKA
Teguh Wangsa Gandhi HW., 2011. Filsafat Pendidikan, Jogjakarta : Ar-Ruz Media.
13