Anda di halaman 1dari 12

13

BAB III
DERAJAT KESEHATAN

3.1. Angka Kematian

3.1.1. Angka Lahir Mati

Formula angka lahir mati diperoleh dari jumlah lahir mati terhadap 1.000

kelahiran baik lahir hidup maupun lahir mati di suatu wilayah dalam kurun

waktu tertentu. Angka tersebut (Lahir mati yang dilaporkan) belum tentu

menggambarkan angka lahir mati yang sebenarnya di populasi.

Tabel. 3.1.
Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup
UPTD Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari
Tahun2014
JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
NO DESA
HIDUP HIDUP HIDUP +
HIDUP MATI HIDUP MATI HIDUP MATI
+ MATI + MATI MATI

1 MARGAJAYA 100 0 100 102 0 102 202 0 202


2 CINANJUNG 106 0 106 116 1 117 222 1 223
3 RAHARJA 69 0 69 64 0 64 133 0 133
4 KUTAMANDIRI 97 1 98 77 1 78 174 2 176
5 GUNUNGMANIK 99 0 99 83 0 83 182 0 182
JUMLAH
471 1 472 442 2 444 913 3 916
(PUSKESMAS)
ANGKA LAHIR MATI PER
1.000 KELAHIRAN 2,12 4,50 3,28
(DILAPORKAN)
Sumber: Profil KIA Puskesmas Margajaya Tahun 2014

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa angka lahir mati per 1.000

kelahiran (dilaporkan) di wilayah Puskesmas Margajaya adalah 3,28.

Jumlah kelahiran tertinggi berada di Desa Cinanjung, sedangkan jumlah

kematian tertinggi berada di Desa Cinanjung dan Kutamandiri.


14

3.1.2. Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, Anak Balita dan Balita.


Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai
dengan 28 hari, kematian bayi adalah Kematian yang terjadi pada bayi
usia 0-11 bulan (termasuk neonatal), Kematian Anak Balita adalah
Kematian yang terjadi pada anak usia 12-59 bulan, sedangkan
Kematian Anak Balita merupakan Kematian yang terjadi pada bayi/anak
usia 0 - 5 9 bulan (bayi dan anak balita). Indikator angka tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. 2.
Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, Anak Balita dan Balita.
UPTD Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari
Tahun2014
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI +
LAKI - LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
NO DESA
Neona Anak Neona Anak Neonat Anak
Bayi Balita Bayi Balita Bayi Balita
tal Balita tal Balita al Balita

1 MARGAJAYA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
2 CINANJUNG 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
3 RAHARJA 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0
4 KUTAMANDIRI 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
5 GUNUNGMANIK 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0

JUMLAH (PUSKESMAS) 3 0 0 0 4 1 1 2 7 1 1 2
ANGKA KEMATIAN
6 0 0 0 9 2 2 5 8 1 1 2
(DILAPORKAN)
Sumber: Profil KIA Puskesmas Margajaya Tahun 2014

Jumlah kematian neonatal di wilayah kerja puskesmas adalah 7, bayi 1


dan Balita 2. Sedangkan Angka-angka kematian (Neonatal, Bayi, Anak
Balita dan Balita) diperoleh dengan membagi angka indikator dengan
jumlah kelahiran hidup diwilayah tersebut dalam kurun waktu yang
sama per 1.000 kelahiran hidup. Sehingga diperoleh data Angka
Kematian yang (dilaporkan) adalah Neonatal 8, Bayi 1 dan Balita 1 per
1.000. kelahiran hidup, sedangkan Kematian Anak Balita (dilaporkan)
adalah 0. Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu
menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi.
15

3.1.3. Kematian Ibu

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau

kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa

memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan

karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-

sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh.

Formula Angka Kematian Ibu ini diperoleh dari jumlah ibu meninggal

karena hamil, bersalin dan nifas di suatu wilayah dalam kurun waktu

tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan kurun waktu

tertentu per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah Kematian Ibu di

Puskesmas Margajaya kami sajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.
Jumlah Kematian Ibu.
UPTD Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari Tahun 2014

KEMATIAN IBU

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH


NO PUSKESMAS DESA LAHIR KEMATIA KEMATIA JUMLAH
KEMATIA
HIDUP N IBU N IBU KEMATIA
N IBU
HAMIL BERSALI N IBU
NIFAS
N
1 2 3 4 5 6 7 8
1 MARGAJAYA MARGAJAYA 202 0 0 0 0
2 CINANJUNG 222 0 0 0 0
3 RAHARJA 133 0 0 0 0
4 KUTAMANDIRI 174 0 0 1 1
5 GUNUNGMANIK 182 0 0 0 0
JUMLAH (PUSKESMAS) 913 0 0 1 1
ANGKA KEMATIAN IBU
109,53
(DILAPORKAN)
Sumber: Profil KIA-KB Puskesmas Margajaya Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah kematian ibu

adalah 2 orang berasal dari Desa Kutamandiri.


16

3.2. Angka Kesakitan.

3.2.1. Tuberkulosis

Penyakit Tuberkulosis atau TBC di Indonesia menjadi masalah serius karena

penularannya sangat mudah. Penemuan kasus baru dan akses terhadap

pengobatan menjadi hal terpenting agar penanganan TBC dapat

berhasil. Program penemuan dan pengobatan penderita TB di

Puskesmas Margajaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel: 3. 4
Jumlah Kasus Baru BTA+,Seluruh Kasus TB dan TB Pada Anak
UPTD Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari
Tahun 2014

JUMLAH ANGKA

NO DESA
BTA Seluruh TB Kesembuh Pengobatan Keberhasilan
(+) ANAK an Lengkap pengobatan
TB
1 MARGAJAYA 4 8 2 50 50 100
2 CINANJUNG 2 5 0 100 - 100
3 RAHARJA 4 5 1 75 25 100
4 KUTAMANDIRI 2 4 1 50 50 100
5 GUNUNGMANIK 6 14 3 67 33 100
PUSKESMAS 18 36 7 68 32 100
Sumber : Petugas P2TB Puskesmas Margajaya Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah seluruh penderita

TB yang diobati adalah 36 orang, sedangkan penemuan penderita TB

BTA+ tertinggi adalah Desa Gunungmanik (33,3%) dan terendah Desa

Cinanjung dan Kutamandiri ( 11,1%).

Berdasarkan data diatas juga dapat diketahui bahwa angka

kesembuhan pengobatan TB sebesar 68%, pengobatan lengkap 32% dan

keberhasilan pengobatan TB di Puskesmas Margajaya mencapai 100% .


17

3.2.2. Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani

Diperkirakan di dunia setiap tahun terjadi 2 juta lebih balita meninggal

akibat Pneumonia. Pada Tahun 2001 menurut Survei Kesehatan Rumah

Tangga, kematian Balita akibat Pneumonia di Indonesia adalah 5 per

1000 balita/tahun. Ini berarti Pneumonia menyebabkan kematian lebih

dari 100.000 balita setiap tahun atau hampir 300 balita setiap hari, atau 1

balita setiap menit.

Target perkiraan pneumonia pada Balita diperoleh dari 10% jumlah

balita pada wilayah dan kurun waktu yang sama. Di Puskesmas

Margajaya penemuan kasus balita pada Tahun 2014 dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel: 3. 5
Penemuan Kasus Pneumonia pada Balita
UPTD Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari
Tahun 2014

PNEUMONIA PADA BALITA


DESA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN
PENDERITA DAN DITANGANI
L P L P
MARGAJAYA 32 36 69 59
CINANJUNG 27 36 14 16
RAHARJA 15 17 90 102
KUTAMANDIRI 25 22 14 2
GUNUNGMANIK 26 27 20 8
PUSKESMAS 125 138 207 187
Sumber: Petuga P2TB Puskesmas Margajaya Tahun 2014

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa penemuan dan penanganan


kasus Pneumonia tertinggi adalah Desa Raharja (192 balita) sedangkan
terendah adalah Desa Kutamandiri (16 balita).
18

3.2.3. Jumlah Kasus Baru HIV/ AIDS

Pada Tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Margajaya tidak ditemukan

kasus baru HIV/AIDS, dan kematian akibat karena AIDS. Begitupun

dengan jumlah penyakit infeksi menular lainnya pada 2014 tidak di

temukan.

3.2.4. Donor Darah Diskrining Positif HIV

Donor darah diskrining terhadap HIV/AIDS adalah donor darah yang

diskrining dengan menggunakan reagen yang sensitivity > 90 % di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Puskesmas Margajaya tidak

memiliki data skreening HIV/AIDS terhadap pendonor darah, tetapi

melaksanakan pemeriksaan Test HIV di wilayah kerja Puskesmas bersama

Komisi Penanggulangan AIDS (KPAI) dengan hasil sebagai berikut:

Grafik:3.1
Sampel Darah Diperiksa HIV/AIDS
di Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari Tahun 2014

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP


HIV

80
78
60
46 50
40
28
20 20

0
MARGAJAYA CINANJUNG RAHARJA KUTAMANDIRI GUNUNGMANIK

Surnber: Peiugas HIV/AIDS Puskesmas Margajaya Tahun 2014.


19

3.2.5. Persentasi Diare Ditemukan dan Ditangani

Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan

dan kader adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk

disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka Kesakitan Nasional

hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000

penduduk. Presentasi Diare ditemukan dan ditangani di Puskesmas

Margajaya disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel: 3. 6
Penemuan dan Penanganan Penderita Diare
UPTD Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari Tahun 2014

JUMLAH
PERKIRAAAN DITANGANI
DESA KASUS
L P L P JUMLAH %
MARGAJAYA 221 211 92 67 159 36,81
CINANJUNG 250 293 6 10 16 2,95
RAHARJA 155 148 68 40 108 35,64
KUTAMANDIRI 197 180 12 10 22 5,84
GUNUNGMANIK 194 180 23 16 39 10,43
PUSKESMAS 1.017 1.012 201 143 344 16,95
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1000 PENDUDUDK 14.277
Sumber: Petuga Diare Puskesmas Margajaya Tahun 2014.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa persentasi tertinggi kasus

diare yang ditemukan dan ditangani berada di Desa Margajaya (36,81

%), terendah di Desa Cinanjung (5,84%), sedangkan pencapaian target

Puskesmas terhadap perkiraan kasus diare adalah 16,95 %.


20

3.2.6. Kusta

Di wilayah kerja Puskesmas Margajaya tidak terdapat penderita kasus

kusta.

3.2.7. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Di wilayah kerja Puskesmas Margajaya tidak ditemukan kasus penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti Polio, Difteri, Pertusis,

Tetanus, Hepatitis B dan Campak.

3.2.8. Incidence Rate dan Case Fatality Rate DBD.

Dilihat dari llmu Epidemiologi Incident Rate (IR) adalah indikator yang

menunjukan angka kejadian penyakit di suatu daerah, sedangkan Case

fatality Rate (CFR) menunjukan angka kematian akibat penyakit, yang

menunjukan keseriusan/keganasan penyakit tersebut.

Jika dilihat dari IR DBD tahun sebelumnya maka wilayah kerja

Puskesmas Margajaya merupakan daerah Endemis penyakit DBD. Tabel

dibawah ini adalah jumlah kasus DBD di Puskesmas Margajaya.

Tabel: 3. 7
Jumlah Kasus DBD
UPTD Puskesmas Margajaya
Kecamatan Tanjungsari Tahun 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


DESA JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L P L P
MARGAJAYA 2 2 0 0 0,0 0,0
CINANJUNG 3 1 0 0 0,0 0,0
RAHARJA 0 0 0 0 0,0 0,0
KUTAMANDIRI 3 4 0 1 0,0 25,0
GUNUNGMANIK 1 2 0 0 0,0 0,0
PUSKESMAS 9 9 0 1 0,0 5,6
IR 21,68 21,68
Sumber: Petuga Surveilance Puskesmas Margajaya Tahun 2014.
21

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah kasus DBD adalah

18 kasus, tertinggi berada di Desa Kutamandiri (7 kasus), IR per 100.000

penduduk adalah 43,37. Jumlah kematian karena DBD ada 1 kasus

sehingga CFR Puskesmas adalah 5,6%.

3.2.9. Angka Kesakitan Malaria

Pada Tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Margajaya tidak ditemukan

kasus penyakit Malaria.

3.2.10.Angka Kesakitan Filariasis

Pada Tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Margajaya tidak ditemukan

kasus penyakit Filariasis

3.2.11. Cakupan Pengukuran Tekanan Darah

Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi

dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan

perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak

menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases

yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Salah

satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini

adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer penyakit tersebut

berhubungan dengan tekanan darah.

Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan
22

dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta

kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit

hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih

besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure,

dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung.

Sasaran indikator cakupan program ini adalah penduduk berusia 15

tahun ke atas. Tabel dibawah ini adalah cakupan pengukuran

tekanan darah di wilayah Puskesmas Margajaya.

Tabel 3. 8 Cakupan Pemeriksaan Tekanan Darah


UPTD Puskesmas Margajaya Kecamatan Tanjungsari Tahun 2014

Jml Penduduk >15th % Dilakukan Pengukuran


No. DESA
L P L P
1 MARGAJAYA 3872 5323 7,15 5,34
2 CINANJUNG 831 2185 6,26 6,18
3 RAHARJA 1035 2189 287,44 23,53
4 KUTAMANDIRI 672 1608 4,61 2,30
5 GUNUNGMANIK 696 1868 6,32 16,06
PUSKESMAS 7106 13.173 47,55 9,65
Sumber: Register Paien BP Puskesmas Margajaya Tahun 2014.

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa cakupan pemeriksaan

tekanan darah penduduk usia >15 tahun hanya mencapai 22,93%,

dimana jika dibandingkan berdasarkan gender maka laki-laki lebih

banyak yang memeriksakan tekanan darah (47,55) dari pada

perempuan.
23

3.2.12. Cakupan Pemeriksaan Obesitas

Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang mendunia. Organisasi


Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan obesitas sebagai
epidemik global.
Sehubungan indikator cakupan pemeriksaan obesitas baru tahun ini
dimasukan ke dalam profil puskesmas, maka Puskesmas Margajaya
belum memiliki data yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan
tentang cakupan pemeriksaan obesitas, sehingga baru akan
dilaksanakan mulai tahun 2015.

3.2.13.Cakupan Pemeriksaan IVA+ dengan Pemeriksaan Klinis CBE.


IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi
visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode
inspeksi visual yang lebih mudah, lebih sederhana, dan mudah
dilaksanakan, maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih
luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan lebih banyak .

Tabel 3. 8
Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan
Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (Cbe) UPTD Puskesmas
Margajaya Tahun 2014

PEMERIKSAAN
JUMLAH
PEMERIKSAAN IVA KLINIS PAYUDARA
PEREMPUAN
NO DESA (CBE)
USIA 30-49
TAHUN JUMLAH % JUMLAH %

1 MARGAJAYA 2.363 0 0,00 0 0,00

2 CINANJUNG 2.786 0 0,00 0 0,00

3 RAHARJA 1.741 0 0,00 0 0,00

4 KUTAMANDIRI 1.838 0 0,00 0 0,00

5 GUNUNGMANIK 2.117 38 1,79 0 0,00

JUMLAH (PUSKESMAS) 10.845 38 0,35 0 0,00


Sumber: KIA Puskesmas Margajaya Tahun 2014.
24

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa Cakupan Deteksi Dini Kanker

Leher Rahim dengan Metode IVA baru dilaksanakan di satu Desa yakni di

Desa Gunungmanik tepatnya di Perum Puskopad pada bulan Desember

akhir tahun 2014 sehubungan formulir inform concent untuk

pemeriksaannya pun baru diterima pada bulan itu dengan hasil 1,79 %

sedangkan untuk cakupan pemeriksaan Kanker Payudara Dengan

Pemeriksaan Klinis (Cbe) belum dapat dilaksanakan di Puskesmas

Margajaya karena belum ada tenaga Bidan yang dilatih metode

pemeriksaan tersebut.

3.2.14. Desa Terkena KLB Ditangani <24 jam.

Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada

keadaan biasa), maka KLB (Kejadian Luar Biasa) didefinisikan sebagai

suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada

waktu dan daerah tertentu. Pada penyakit yang lama tidak muncul atau

baru pertama kali muncul di suatu daerah (non-endemis), adanya satu

kasus belum dapat dikatakan sebagai suatu KLB. Untuk keadaan tersebut

definisi KLB adalah suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada

dua atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain. Berdasarkan

definisi di atas maka di UPTD Puskesmas Margajaya tidak terjadi KLB.

Anda mungkin juga menyukai