Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

ANALISIS STANDAR BELANJA


(ASB) KABUPATEN BANGLI
2019
VEKA YUNGON

BUPATI BANGLI
PROVINSI BALI

KEPUTUSAN BUPATI
BANGLI
NOMOR 050/ 288 /
2018

TENTAN
G

ANALISIS STANDAR BELANJA UNTUK PENYUSUNAN


ANGGARAN TAHUN
2019

BUPATI BANGLI,

Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka pelaksanaan sistem anggaran berbasis kinerja, maka
setiap usulan program dan kegiatan serta
anggarannya perlu dinilai kewajarannya;

b.
bahwa sehubungan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu dilakukan Analisis Standar Belanja;

c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Keputusan Bupati tentang Analisis
Standar Belanja untuk Penyusunan Anggaran Tahun
2019;

Mengingat
:
1
.
Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958
tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II
dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat 1 Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1655);

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);

5.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

6.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 5);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310);

9.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036);

10. Peratutan Daerah Kabupaten Bangli Nomor


11
Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan (Lembaran Daerah Kabupaten Bangli Tahun 2016
Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Bangli Nomor 9)

11. Peraturan Daerah Kabupaten Bangli Nomor 13


Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangli Tahun 2016 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Bangli Nomor 11)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

KESAT
U
: Analisis Standar Belanja untuk Penyusunan
Anggaran
Kabupaten Bangli Tahun 2019 sebagaimana tercantum dalam Buku Analisis
Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019.

KEDUA
: Analisis Standar Belanja sebagaimana dimaksud diktum
KESATU merupakan pedoman yang
digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja
dan biaya setiap program dan kegiatan yang
dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2019.

KETIGA
Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangli.

KEEMPAT
: Pertanggungjawaban pengguna biaya sebagaimana
dimaksud pada diktum KETIGA dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KELIMA
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Bangli pada tanggal 11 April 2018

DP BUPATI
BANGLI,

AD
GIANYAR

Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Gubernur Bali di Denpasar 2. Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali di Denpasar
3. Ketua DPRD Kabupaten Bangli di Bangli 4. Kepala Kejaksaan Negeri Bangli selaku Tim
Pengawal dan Pengamanan
Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kabupaten Bangli di
Bangli 5. Inspektur Kabupaten Bangli di Bangli 6. Kepala Dinas Perpustakaan dan
Kearsiapan Kabupaten Bangli 7. Kepala Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah
Kabupaten Bangli di
Bangli 8. Kepala Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten
Bangli di Bangli
PEMERINTAH KABUPATEN
BANGLI

KATA PENGANTAR

usOm,
Swastiyastu”

Pembangunan merupakan sebuah proses yang selalu


berjalan tanpa hentinya yang selalu mengalami perubahan yang
diharapkan menuju kearah yang lebih baik. Keberhasilan
pembangunan suatu daerah sangat ditentukan sumber daya yang
tersedia antara lain kondisi fisik wilayah, sumber daya manusia (SDM),
sosial budaya, perekonomian, infrastruktur, keuangan maupun
pendukung lainnya.

Buku Analisis Standar Belanja (ASB) ini sebagai acuan


dalam penyusunan dokumen pendukung Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bangli
Tahun 2019. Penggunaan buku ini agar disesuaikan dengan
kebutuhan dan keperluan Perangkat Daerah (PD) di dalam
penyusunan dokumen RKA APBD.

Disadari bahwa informasi yang disajikan masih sangat terbatas pada


beberapa bidang strategis serta penyusunannya masih banyak
mengandung beberapa kelemahan-kelemahan, untuk itu, kritik
saran sangatlah kami harapkan, kepada pihak-pihak yang telah
membantu demi kelancaran penyusunan Buku Analisis Standar
Belanja (ASB) Kabupaten Bangli ini Tahun 2019, disampaikan
terima kasih dan semoga kerjasama yang baik ini dapat dijalin, di
pertahankan dan ditingkatkan di masa-masa akan mendatang.

“Om, Santih,Santih,Santih,
Om”

Bangli,

BUPATI
BANGLI,
MADE
GIANYAR
1. UU Nomer 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 298 ayat
3
2. Peraturan Pemerintah Nomer 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 20 ayat 2
3. Peraturan Pemerintah Nomer 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 39 ayat 2, Pasal 41 ayat 3
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 89 ayat 2 Pasal 93, Pasal 100 ayat 2, dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolalan
Keuangan Daerah Pasal 89 ayat 2
DASAR HUKUM PENYUSUNAN ASB
DAFTAR ANALISIS STANDAR BELANJA KABUPATEN BANGLI
1. ASB 001 SOSIALISASI 2. ASB 002 BIMBINGAN PELATIHAN NON TEKNIS 3. ASB
003 BIMBINGAN PELATIHAN TEKNIS 4. ASB 004 MONITORING DAN EVALUASI 5.
ASB 005 PENYELENGGARAAN PAMERAN 6. ASB 006 PENYEDIAAN BAHAN
BACAAN DAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN 7. ASB 007 KEGIATAN PEMBINAAN 8. ASB 008
PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN 9. ASB 009 PENYELENGGARAAN RAPAT
KERJA, WORKSHOP DAN
LOKARKARYA 10. ASB 010 BANGUNAN GEDUNG 11. ASB 011 PENGIRIMAN
DUTA/UTUSAN 12. ASB 012 PENGELOLAAN PEKERJAAN SWAKELOLA
ASB 001 SOSIALISASI
Deskripsi:
Sosialisasi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan program / produk /
peraturan / penyuluhan kepada pegawai atau non-pegawai melalui kegiatan
tatap muka secara langsung, yang diselenggarakan oleh Organisasi Perangkat
Daerah dan dilaksanakan di dalam daerah. Kegiatan tersebut dilaksanakan
dengan tanpa memberikan fasilitas menginap kepada peserta.
Alokasi Obyek Belanja ASB 001
NO. KOMPONEN BELANJA
BATAS BAWAH
(%)
RATA- RATA (%)
BATAS ATAS (%) 1. Honorarium PNS 0,00 2,08 4,16 2. Honorarium Non PNS 0,00 7,88
15,75 3. Bahan Cetak dan Penggandaan 2,95 2,95 2,99 4. Bahan ATK 2,88 2,87 2,88 5.
Belanja Transportasi 0,54 0,59 0,64 6. Belanja Tenaga Ahli 10,27 10,29 10,29 7. Belanja
Perjalanan Dinas 30,50 30,51 30,51 8. Belanja Konsumsi 10,02 15,76 25,96 9. Belanja BBM
17,20 26,20 34,40 10. Belanja Lain-lain 5,10 10,48 15,58
Klasifikasi Belanja :
1. Belanja Tetap (fixed cost) meliputi :
a. Konsumsi rapat b. Perjalanan dinas c. Bahan Pakai Habis d. Honorarium PNS e.
Honorarium Non PNS f. Belanja Perjalanan Dinas g. Belanja Tenaga Ahli h. Bahan ATK
2. Belanja variabel (variabel cost) meliputi : Jumlah Peserta dan Jumlah Kegiatan
Catatan : semua Belanja variabel termasuk untuk jasa pihak ketiga
3. Belanja Total (total cost) = Belanja Tetap + Belanja Variabel
Rumus Perhitungan Belanja Total :
= Belanja Tetap + Belanja Variabel (Satuan pengendali Belanja x
Jumlah Kegiatan)
Y = Rp. 7.650.250 + (Rp. 45,455 x Jumlah Peserta x Jumlah Kegiatan)
1 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 002 BIMBINGAN ATAU PELATIHAN NON TEKNIS
Deskripsi:
Bimbingan atau Pelatihan non Teknis merupakan kegiatan untuk memberikan
bimbingan/pelatihan biasa kepada para pegawai di lingkungan Organisasi Perangkat
Daerah dan pihak lainnya tanpa keahlian teknis. Bimbingan ini lebih bersifat tutorial dan
atau bukan merupakan kebutuhan utama organisasional untuk menyelesaikan masalah
sehari-harinya serta juga bukan merupakan kegiatan untuk memperoleh keahlian
khusus.
Pengendali Belanja (cost driver):
Jumlah peserta dan Jumlah Hari
Satuan pengendali Belanja tetap (fixed cost):
= Rp. 21.550.325 per Kegiatan
Satuan pengendali Belanja variabel (variable cost):
= Rp. 112.500 per Jumlah peserta per hari
Rumus Penghitungan Belanja Total:
Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp. 21.550.500 + (Rp. 112.500 x Jumlah Peserta x
Jumlah Hari)
Distribusi Alokasi Belanja Total Bimbingan atau Pelatihan Non Teknis
No Obyek Belanja
BATAS BAWAH
(%)
RATA- RATA (%)
BATAS ATAS (%) 1 Belanja Honorarium PNS 0,00 4,84 9,68 2 Belanja Honorarium Non
PNS 13,06 13,25 13,44 3 Belanja Cetak Pengadaan 11,51 11,20 11,88 4 Belanja ATK
11,93 12,11 12,30 5 Belanja Jasa Kantor 25,24 26,30 26,82 6 Belanja Sewa 21,86
22,43 22,99 7 Belanja Konsumsi 25,24 26,30 26,82 8 Belanja BBM 9,98 10,17 10,36 9
Belanja Tenaga Ahli 12,94 15,13 18,32 10 Belanja Perjalanan Dinas 32,52 32,71 32,90 11
Belanja Lain-lain 10,23 12,25 15,57
2 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 003 BIMBINGAN ATAU PELATIHAN TEKNIS
Deskripsi:
Bimbingan teknis merupakan kegiatan untuk memberikan bimbingan/pelatihan kepada
para pegawai di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah dan pihak lainnya untuk
memperoleh keahlian teknis tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan
keahlian teknis untuk masalah-masalah yang sifatnya operasional yang menjadi
kebutuhan utama. Sifat kegiatan ini bukan hanya memberikan pelajaran tutorial saja
tetapi juga memberikan contoh dan panduan rinci pada tiap-tiap peserta atas keahlian
teknis yang dituju.
Pengendali Belanja (cost driver):
Jumlah Peserta Bimbingan teknis dan Jumlah Hari
Satuan pengendali Belanja tetap (fixed cost):
= Rp. 57.784.250 per Kegiatan
Satuan pengendali Belanja variabel (variable cost):
= Rp. 250.645 per Jumlah Peserta
Rumus Perhitungan Belanja Total:
Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp. 57.784.250 + (Rp. 250.645 x Jumlah Peserta x
Jumlah Hari)
Distribusi Alokasi Belanja Total Bimbingan atau Pelatihan Teknis
No Obyek Belanja
BATAS BAWAH
(%)
RATA- RATA (%)
BATAS ATAS (%) 1 Belanja Honorarium PNS 0,00 7,90 14,20 2 Belanja Honorarium Non PNS
0,00 1,577 10,00 3 Belanja Cetak Pengadaan 0,00 7,20 41,70 4 Belanja ATK 1,95 2,94 5,60 5
Belanja Jasa Kantor 3,81 3,81 3,83 6 Belanja Sewa 11,91 11,92 11,94 7 Belanja Jasa Pihak
Ketiga 1,18 1,19 1,19 8 Belanja Untuk Masyarakat 9,21 9,22 9,33 9 Belanja Pakaian 16.65
16,65 16,66 10 Belanja Konsumsi 9,21 17,18 24,45 11 Belanja BBM 2,72 9,01 15,30 12 Belanja
Tenaga Ahli 0,00 6,11 20,10 13 Belanja Perjalanan Dinas 47,15 47,16 47,17 14 Belanja
Material Lain 10,51 10,51 10,52 15 Belanja Lain-lain 10,23 12,25 15,57
3 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 004 MONITORING DAN EVALUASI
Deskripsi:
Monitoring evaluasi adalah kegiatan untuk memonitor dan mengevaluasi obyek amatan
sesuai dengan tujuan yang digariskan dalam kegiatan tersebut. Obyek dapat berupa
kegiatan dengan fokus pada suatu lokasi, bersifat abstrak, ataupun berwujud fisik.
Alokasi Obyek Belanja ASB 004
NO. KOMPONEN BELANJA
BATAS BAWAH
(%)
RATA- RATA (%)
BATAS ATAS (%) 1. Honorarium PNS 0,00 10,00 20,00 2. Honorarium Non PNS 3,81 3,82
3,84 3. Belanja Cetak Pengadaan 6,85 6,86 6,88 4. Belanja ATK 4,30 4,29 4,31 5. Belanja Jasa
Kantor 2,78 9,84 35,89 6. Belanja Sewa 2,09 2,12 2,15 7. Belanja Konsumsi 7,04 7,05 7,063 8.
Belanja Bahan Habis Pakai 1,30 1,31 1,33 9. Belanja Perjalanan Dinas 54,09 54,14 54,18 10.
Belanja Pihak Ketiga 3,65 3,67 3,70 11. Belanja Pakaian 0,65 0,68 0,69 12. Belanja BBM 23,34
23,36 23,37 13. Belanja Lain-lain 10,23 12,25 15,57
Klasifikasi Belanja :
Pengendali Belanja (cost driver): Jumlah obyek yang di monitoring dan evaluasi
Satuan pengendali Belanja tetap (fixed cost): = Rp. 12.635.085 per kegiatan
Satuan pengendali Belanja variabel (variable cost): = Rp. 76.585 per Jenis Obyek
yang dimonitor/diawasi/diperiksa per titik pemeriksaan.
Rumus Penghitungan Belanja Total: = Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp.
12.635.085 + (Rp. 76.585 x Jenis Obyek yang
dimonitor/diawasi/diperiksa x Jumlah Lokasi )
4 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
Keterangan : Rumus perhitungan Belanja total pada ASB monitoring evaluasi
merupakan plafon anggaran sehingga dalam proses penyusunan anggaran kegiatan
pada ASB diatas harus memperhatikan asas kebutuhan dan kepatutan atas
persetujuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
5 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 005
PENYELENGGARAAN PAMERAN
DESKRIPSI:
Penyelenggaraan Pameran merupakan kegiatan Organisasi Perangkat Daerah untuk
menunjukkan kepada masyarakat luas tentang hasil karya seni, tulisan, teknologi, dan
berbagai karya lain yang dapat diperlihatkan wujud fisiknya yang bertempat di suatu
lokasi tetap sementara waktu sampai kegiatan tersebut berakhir. Kegiatan ini dimulai
sejak dipersiapkannya kegiatan hingga selesainya pameran secara tuntas dan
diterbitkannya laporan hasil kegiatan.
Pengendali Belanja (cost driver ) :
Jumlah pameran, jenis karya, kategori daerah
Satuan pengendali Belanja tetap (fixed cost)
= Rp. 49.794.000 per kegiatan
Satuan pengendali Belanja variable (variable cost)
= Rp 3.560.000 X jumlah hari kegiatan
Rumus Perhitungan Belanja Total
Belanja Tetap + Belanja Variabel
= Rp. 49.794.000 + (Rp. 3.560.000 X jumlah kegiatan)
Tabel batasan Alokasi Objek Belanja dan Pengendali Belanja ASB 005
No Obyek dan Pengendali Belanja Batas Bawah Rata-rata Batas Atas
1 Honorarium PNS 0,00 18,48 36,96
2 Honorarium Non PNS 10,79 10,79 10,80
3 Belanja Cetak Penggadaan 31,78 32,53 33,28
5 Belanja ATK 2,47 5,47 8,47
6 Belanja Jasa Transportasi 29,91 39,66 40,41 7 Belanja Dokumentasi 12,47 22,47 32,47 8
Belanja Dekorasi 80,84 81,59 82,34
9 Belanja Sewa Kendaraan 19,91 29,66 30,41 10 Belanja Sewa Tempat 31,13 31,86 32.63 11
Belanja Sewa Peralatan 10,15 20,30 30,30 12 Belanja Makan Minum 8,70 18,35 28,70 13 Belanja
Habis Pakai 10,15 20,30 35,45
6 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
No Obyek dan Pengendali Belanja Batas Bawah Rata-rata Batas Atas
14 Belanja Perjalanan Dinas 27,97 38,98 49,98 15 Belanja Jasa Pihak Ketiga 12,00 22,20 32,40
16 Belanja Pakaian 25,30 35,30 45,30 17 Belanja BBM 3,78 8,78 16,78 18 Belanja Material
Lainnya 15,20 25,15 35,50 19 Belanja Lain-lain 10,23 12,25 15,57
Keterangan : Perhitungan di atas belum menyertakan Belanja honorarium, dan Belanja
perjalanan dinas (kegiatan yang di tingkat provinsi, nasional dan luar negeri). Dengan
demikian jika kegiatan pada ASB di atas memerlukan Belanja honorarium, Belanja
pakaian adat, dan Belanja perjalanan dinas (kegiatan yang di tingkat provinsi, nasional
dan luar negeri) maka dapat ditambahkan dalam perhitungan tambahan tersendiri yang
terinci dengan persetujuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
7 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 006
PENYEDIAAN BAHAN BACAAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DESKRIPSI:
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan-undangan adalah penyedian
bahan bacaan berupa media masa cetak seperti surat kabar dan bahan-bahan peraturan
yang di perlukan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD)
Satuan pengendali Belanja (cost driver): Jumlah Bahan Bacaan yang disediakan
Satuan Pengendali Belanja Tetap (Fixed Cost) = Rp 4.465.000 per kegiatan
Satuan Pengendali Belanja Variabel (Variable cost) = Rp. 645.500 per jenis bahan
bacaan (media massa)
Rumus Penghitungan Belanja Total : Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp.
4.465.000 + (Rp. 645.500,00 x Jumlah media )
Keterangan : Rumus perhitungan Belanja total pada ASB Koordinasi/konsultasi dalam
daerah merupakan plafon anggaran sehingga dalam proses penyusunan anggaran
kegiatan pada ASB diatas harus memperhatikan asas kebutuhan dan kepatutan atas
persetujuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
8 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 007
KEGIATAN PEMBINAAN
Deskripsi:
Kegiatan Pembinaan merupakan kegiatan yang digunakan oleh Organisasi Perangkat
Daerah untuk meningkatkan kualitas organisasi atau lembaga dengan memberikan
bimbingan, bantuan pengetahuan, ataupun saran dengan cara berinteraksi langsung
dengan organisasi yang dibina. Kegiatan ini hanya mengakui atau menghitung
berdasarkan tatap muka yang dilakukan. Hubungan telepon atau surat menyurat belum
layak dikategorikan dalam jenis kegiatan ini.
Pengendali Belanja (cost driver ) :
Jumlah lembaga yang dibina, frekwensi pembinaan, jenis lembaga dan jenis lokasi.
Satuan pengendali Belanja tetap (fixed cost)
= Rp. 18.950.625 per kegiatan
Satuan pengendali Belanja variable (variable cost)
= Rp. 165.200 per jumlah lembaga yang dibina
Pembinaan disesuaikan dengan bobot jenis lembaga dan bobot jenis lokasi.
Rumus Perhitungan Belanja Total
Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp. 18.950.625+ (Rp. 165.200 X Jumlah Lembaga
dibina X bobot jenis lokasi) .
Tabel batasan Alokasi Objek Belanja dan Pengendali Belanja ASB 010
Obyek dan Pengendali
No
Belanja
Rata-rata Batas
Batas Bawah Atas
1 Honorarium PNS 0,00 2,25 5,53
2 Honorarium Non PNS 2,14 2,15 2,16
3 Belanja Cetak Pengadaan 2.41 2,42 2,43
4 Belanja Alat Tulis Kantor 3,79 3,80 3,81
5 Belanja Jasa Kantor 0,58 0,59 0,60
6 Belanja Jasa Dokumentasi 0,65 0,66 0,67
7 Belanja Jasa Sewa Kendaraan 2,15 2,16 2,17
8 Belanja Makan Minum 14,05 14,06 14,07
9 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
Obyek dan Pengendali
Batas No
Belanja
Rata-rata Batas
Bawah Atas
9 Belanja Perjalanan Dinas 41,69 41,70 41,71
Belanja Barang Untuk
10 Masyarakat
9,80 9,81 9,82

11 Belanja Tenaga Ahli 3,14 3,15 3,16


12 Belanja Pakaian 4,85 4,86 4,87
13 Belanja Bahan Bakan Minyak 34,55 34,56 34,57
14 Belanja Bahan Material Lain 0,95 0,96 0,97
Bobot Jenis Lembaga
• Bobot 1 : untuk pembinaan lembaga-lembaga sekolah
• Bobot 2 : untuk pembinaan jenis usaha kecil dan menengah (UKM)
• Bobot 3 : untuk pembinaan jenis perusahaan diatas UKM
Bobot Jenis Lokasi
• Bobot 1 : untuk pembinaan lembaga yang berlokasi di dalam kota
• Bobot 2 : untuk pembinaan lembaga yang berlokasi di luar kota
10 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 008 PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN
Deskripsi:
Kegiatan ini merupakan perlombaan dengan kriteria umum yang bisa diberlakukan
untuk setiap golongan ataupun tingkatan.
Pengendalian Belanja (cost driver)
Jumlah lomba, jumlah peserta dan tingkat perlombaan
Satuan pengendali Belanja tetap (fixed cost)
=Rp 128.780.205 per kegiatan
Satuan pengendali Belanja variabel (variabel cost)
=Rp 2.905 per jumlah perlombaan per
Rumus perhitungan Belanja total
Belanja tetap + Belanja variabel
= Rp 128.780.205 + (Rp 1.905 x jumlah perlombaan)
Tabel alokasi objek Belanja
Batas
No Obyek Dan Pengendali Belanja
Bawah
Rata- Rata
Batas Atas 1 Honorarium PNS 0,00 2,82 3,86 2 Honorarium Non PNS 7,27 7,30 7,34 3
Belanja Cetak Penggandaan 3,57 3,60 3,63 4 Belanja Alat Tulis Kantor 5,39 5,42 5,46 5
Belanja Transportasi 1,49 1,53 1,56 6 Belanja Dokumentasi 1,67 1,70 1,74 7 Belanja Dekorasi
2,36 10,7 23,70 8 Belanja Sewa Alat 2,35 2,39 2,42 9 Belanja Makan dan Minum 23,66 23,70
23,73 10 Belanja Perjalanan Dinas 13,92 13,96 13,99 11 Belanja Jasa Pihak Ketiga 1,43 1,46
1,49 12 Belanja Barang/Hadiah Untuk
Masyarakat
14,72 24,35 38,57
13 Belanja Pemeliharaan Alat 1,44 1,48 24,47 14 Belanja Tenaga Ahli 11,09 11,18 11,21 15
Belanja Pakaian 11,09 11,12 11,15 16 Belanja Bahan Bakar Minyak 2,83 6,95 16,64 17 Belanja
Bahan Material Lainnya 0,00 41,20 68,43 18 Belanja Lain-lain 5,26 8,15 10,30
11 Analisis Standard Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
ASB 009
PENYELENGGARAAN RAPAT KERJA, WORKSHOP DAN MUSYAWARAH
Deskripsi:
Standar analisis Belanja Rapat kerja, workshop atau lokakarya merupakan kegiatan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk melakukan koordinasi, membekali para peserta
dengan kemampuan yang diharapkan sekaligus juga menghasilkan sesuatu karya yang
berkaitan dengan tujuan kegiatan tersebut. Rapat kerja merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk melakukan rapat antar instansi ataupun Organisasi Perangkat Daerah
untuk membahas masalah yang bersifat dan bertingkat organisasional yang memiliki
pengaruh pada pegawai pegawai yang berada di kewenangan setiap instansi atau
Organisasi Perangkat Daerah yang terlibat dalam rapat.
Pengendalian Belanja (cost driver)
Jumlah rapat, jumlah peserta dan jumlah hari
Satuan pengendali Belanja tetap (fixed cost)
=Rp 14.325.700 per kegiatan
Satuan pengendali Belanja variabel (variabel cost)
=Rp 28.850 per jumlah peserta
Rumus perhitungan Belanja total
Belanja tetap + Belanja variabel
= Rp 14.325.700 + (Rp 28.850 x jumlah peserta x jumlah hari)
DISTRIBUSI ALOKASI BELANJA TOTAL PENYELENGGARAAN RAPAT KERJA
NO. KOMPONEN BELANJA
BATAS BAWAH (%)
RATA- RATA (%)
BATAS ATAS (%)
1. Honorarium PNS 0,00 5,05 10,10
2. Honorarium Non PNS 14,09 17,06 10,02
3. Belanja Cetak Penggandaan 11,34 12,30 12,27
4. Belanja Alat Tulis Kantor 11,57 11,54 12,50
5. Belanja Dokumentasi 11,91 11,87 11,66
6. Belanja Dekorasi 11,39 11,36 11,32
7. Belanja Makan dan Minum 12,47 13,44 13,40
12 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
BATAS NO. KOMPONEN BELANJA
ATAS (%)
8. Belanja Perjalanan Dinas 17,69 27,95 38,22
9. Belanja Tenaga Ahli 12,73 15,69 18,84
10. Belanja Bahan Bakar Minyak 13,42 16,39 19,36
11. Belanja Lain-lain 5,26 8,15 10,30
Klasifikasi Belanja :
1. Belanja Tetap (fixed cost) meliputi :
a. Konsumsi rapat
b. Perjalanan dinas
c. Alat Tulis Kantor
d. Dokumentasi
e. Dekorasi & spanduk
2. Belanja variabel (variabel cost) meliputi :
a. Jumlah hari kegiatan rapat kerja
b. Jumlah peserta
Catatan : Semua Belanja variabel termasuk Komponen Belanja kegiatan raker
Keterangan :
i. Jika kegiatan raker tidak menginap maka Belanja untuk penginapan dan makan malam tidak
perlu dihitung. Tetapi, transport peserta harus dihitung setiap hari selama kegiatan berlangsung.
ii. Komponen Belanja yang dihitung adalah Belanja yang betul-betul dibutuhkan untuk kegiatan
yang bersangkutan. Belanja dapat dkurangi dengan memanfaatkan aset milik pemda seperti
komputer, tempat, dan sound system.
13 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
BATAS BAWAH (%)
RATA- RATA (%)
.
BANGUNAN GEDUNG
ASB 010
STANDAR HARGA
Standar harga yang berlaku di Kabupaten Bangli khususnya dan di
Propinsi Bali pada umumnya, sangat bervariasi tergantung dari kondisi
geografis dan sarana transportasi yang tersedia untuk mencapai daerah yang
bersangkutan. Sehingga untuk menentukan standar harga sebuah proyek
akan diperoleh suatu kisaran angka, antara batas bawah dan batas atas.
Standar harga yang dibahas disini, meliputi Bangunan Gedung mengacu
kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NOMOR: 45/PRT/M/2007
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan.
BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG NEGARA
BERDASARKAN TINGKAT KOMPLEKSITAS MELIPUTI:
1. BANGUNAN SEDERHANA
Klasifikasi bangunan sederhana adalah bangunan gedung negara dengan
karakter sederhana serta memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana.
Masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh)
tahun. Yang termasuk klasifikasi Bangunan Sederhana, antara lain:
􀂃 gedung kantor yang sudah ada disain prototipenya, atau bangunan
gedung kantor dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai
dengan 500 m2;
􀂃 bangunan rumah dinas tipe C, D, dan E yang tidak bertingkat;
􀂃 gedung pelayanan kesehatan: puskesmas;
􀂃 gedung pendidikan tingkat dasar dan/atau lanjutan dengan jumlah
lantai s.d. 2 lantai.
2. BANGUNAN TIDAK SEDERHANA
Klasifikasi bangunan tidak sederhana adalah bangunan gedung negara
dengan karakter tidak sederhana serta memiliki kompleksitas dan/atau
teknologi tidak sederhana. Masa penjaminan kegagalan bangunannya
adalah selama paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Tidak Sederhana, antaralain:
14 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
􀂃 gedung kantor yang belum ada disain prototipenya, atau gedung
kantor dengan luas di atas dari 500 m2, atau gedung kantor
bertingkat lebih dari 2 lantai;
􀂃 bangunan rumah dinas tipe A dan B; atau rumah dinas C, D, dan E
yang bertingkat lebih dari 2 lantai, rumah negara yang berbentuk
rumah susun;
􀂃 gedung Rumah Sakit Klas A, B, C, dan D;
􀂃 gedung pendidikan tinggi universitas/akademi; atau gedung
pendidikan dasar/lanjutan bertingkat lebih dari 2 lantai.
3. BANGUNAN KHUSUS
Klasifikasi bangunan khusus adalah bangunan gedung negara yang
memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan
dan pelaksanaannya memerlukan penyelesaian/teknologi khusus. Masa
penjaminan kegagalan bangunannya paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Khusus, antara lain:
􀂃 Istana negara dan rumah jabatan presiden dan wakil presiden;
􀂃 wisma negara;
􀂃 gedung instalasi nuklir;
􀂃 gedung instalasi pertahanan, bangunan POLRI dengan penggunaan
dan persyaratan khusus;
􀂃 gedung laboratorium;
􀂃 gedung terminal udara/laut/darat;
􀂃 stasiun kereta api;
􀂃 stadion olah raga;
􀂃 rumah tahanan;
􀂃 gudang benda berbahaya;
􀂃 gedung bersifat monumental; dan
􀂃 gedung perwakilan negara R.I. di luar negeri.
A. PEMBELANJAAN PEMBANGUNAN
Pembelanjaan pembangunan bangunan gedung negara digolongkan atas
pembelanjaan pembangunan untuk pekerjaan standar (yang ada standar
harga satuan tertingginya) dan pembelanjaan pembangunan untuk
pekerjaan non-standar (yang belum ada standar harga satuan
tertingginya). Pembelanjaan pembangunan bangunan gedung negara
dituangkan dalam Dokumen Pembelanjaan yang terdiri atas komponen-
15 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
komponen Belanja untuk pelaksanaan konstruksi, perencanaan
konstruksi, pengawasan konstruksi atau manajemen konstruksi, dan
Belanja pengelolaan kegiatan.
B. STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI
Standar Harga Satuan Tertinggi merupakan Belanja per-m2 pelaksanaan
konstruksi maksimum untuk pembangunan bangunan gedung negara,
khususnya untuk pekerjaan standar bangunan gedung negara, yang
meliputi pekerjaan struktur, arsitektur dan finishing, serta utilitas
bangunan gedung negara.
Standar Harga Satuan Tertinggi pembangunan bangunan gedung negara
ditetapkan secara berkala untuk setiap kabupaten/kota oleh
Bupati/Walikota setempat, khusus untuk Provinsi DKI Jakarta
ditetapkan oleh Gubernur.
Standar Harga Satuan Tertinggi ditetapkan untuk Belanja pelaksanaan
konstruksi fisik per-m2 pembangunan bangunan gedung negara dan
diberlakukan sesuai dengan klasifikasi, lokasi, dan tahun
pembangunannya, yang terdiri atas :
1. HARGA SATUAN PER M2 TERTINGGI UNTUK PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI SEDERHANA DAN
TIDAK SEDERHANA
Harga satuan tertinggi untuk gedung negara dibedakan untuk setiap
klasifikasi gedung sederhana dan tidak sederhana, lokasi
kabupaten/kota-nya, serta untuk bangunan bertingkat dan yang
tidak bertingkat. Disamping itu juga diberlakukan koefisien/faktor
pengali untuk bangunan gedung bertingkat, dan koefisien/faktor
pengali untuk bangunan/ruang dengan fungsi khusus.
2. HARGA SATUAN PER M2 TERTINGGI UNTUK PEMBANGUNAN
BANGUNAN RUMAH NEGARA
Harga satuan per-m2 tertinggi untuk bangunan rumah negara,
dibedakan untuk setiap tipe rumah negara dan lokasi
kabupaten/kota-nya. Untuk harga satuan per m2 tertinggi untuk
pembangunan rumah susun (pekerjaan standar), menggunakan
pedoman harga satuan per-m2 tertinggi untuk pembangunan
bangunan gedung negara bertingkat tidak sederhana, sesuai dengan
lokasi kabupaten/kota-nya.
16 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
3. HARGA SATUAN PER M1 TERTINGGI UNTUK PEMBANGUNAN PAGAR
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
a. Harga satuan per-m1 tertinggi pembangunan pagar bangunan
gedung negara ditetapkan sesuai klasifikasi bangunan gedung,
letak pagar serta lokasi kabupaten/kota-nya.
b. Harga satuan per-m1 tertinggi untuk pembangunan pagar rumah
negara, sesuai dengan tipe rumah, letak pagar, dan lokasi
kabupaten/kota-nya.
c. Harga satuan per-m1 tersebut, dengan ketentuan tinggi pagar
sebagai berikut:
1) pagar depan kurang lebih 1,5 m;
2) pagar samping kurang lebih 2 m;
3) pagar belakang kurang lebih 2 m, atau berdasarkan
ketentuan Peraturan Daerah setempat.
C. KOMPONEN BELANJA PEMBANGUNAN
Anggaran Belanja pembangunan bangunan gedung negara ialah anggaran
yang tersedia dalam Dokumen Pembelanjaan yang berupa Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA), atau dokumen pembelanjaan lainnya, yang
terdiri atas komponen Belanja konstruksi fisik, Belanja
manajemen/pengawasan konstruksi, Belanja perencanaan teknis
konstruksi, dan Belanja pengelolaan kegiatan.
1. BELANJA KONSTRUKSI FISIK
Yaitu besarnya Belanja yang dapat digunakan untuk membiayai
pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilaksanakan
oleh penyedia jasa pelaksanaan secara kontraktual dari hasil pelelangan,
penunjukan langsung, atau pemilihan langsung. Belanja konstruksi fisik
terdiri dari Belanja pekerjaan standar dan non standar.
Belanja konstruksi fisik selanjutnya diatur sebagai berikut:
a. Belanja pelaksanaan konstruksi dibebankan pada Belanja untuk
komponen konstruksi fisik kegiatan yang bersangkutan;
b. Belanja konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan standar,
dihitung dari hasil perkalian total luas bangunan gedung negara
dengan standar harga satuan per-m2 tertinggi yang berlaku;
17 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
c. Untuk Belanja konstruksi fisik pekerjaan-pekerjaan yang belum ada
pedoman harga satuannya (non standar), dihitung dengan rincian
kebutuhan nyata dan dikonsultasikan dengan Instansi Teknis
setempat;
d. Belanja konstruksi fisik ditetapkan dari hasil pelelangan pekerjaan
yang bersangkutan, maksimum sebesar Belanja konstruksi fisik
yang tercantum dalam dokumen pembelanjaan bangunan gedung
negara yang bersangkutan, yang akan dicantumkan dalam kontrak,
yang di dalamnya termasuk Belanja untuk:
1. pelaksanaan pekerjaan di lapangan (material, tenaga, dan alat);
2. jasa dan overhead;
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang IMB-nya telah mulai
diproses oleh pengelola kegiatan dengan bantuan konsultan
perencana konstruksi dan/atau konsultan manajemen
konstruksi;
4. pajak dan iuran daerah lainnya; dan
5. Belanja asuransi selama pelaksanaan konstruksi.
e. Pembayaran Belanja konstruksi fisik dapat dilakukan secara
bulanan atau tahapan tertentu yang didasarkan pada
prestasi/kemajuan pekerjaan fisik di lapangan.
2. BELANJA MANAJEMEN KONSTRUKSI
Yaitu besarnya Belanja maksimum yang dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan
gedung negara, yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen konstruksi
secara kontraktual dari hasil seleksi atau penunjukan langsung. Belanja
manajemen konstruksi diatur sebagai berikut:
a. Belanja manajemen konstruksi dibebankan pada Belanja untuk
komponen kegiatan manajemen konstruksi yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai Belanja manajemen konstruksi maksimum dihitung
berdasarkan prosentase Belanja manajemen konstruksi terhadap
Belanja konstruksi fisik yang tercantum dalam Tabel B2 dan B3;
c. Besarnya Belanja manajemen konstruksi dihitung secara orang-bulan
dan Belanja langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan
billing rate;
18 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
d. Belanja manajemen konstruksi ditetapkan dari hasil seleksi atau
penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan
dicantumkan dalam kontrak, termasuk Belanja untuk:
1) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2) materi dan penggandaan laporan;
3) pembelian dan atau sewa peralatan;
4) sewa kendaraan;;
5) Belanja rapat-rapat;
6) perjalanan (lokal maupun luar kota);
7) jasa dan overhead manajemen konstruksi,
8) asuransi/pertanggungan (indemnity insurance);
9) pajak dan iuran daerah lainnya.
e. Pembayaran Belanja manajemen konstruksi didasarkan pada prestasi
kemajuan pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi di
lapangan, yaitu (maksimum):
1) tahap persiapan/pengadaan konsultan perencana 5%;
2) tahap review rencana teknis sampai dengan serah terima
dokumen perencanaan 10%;
3) tahap pelelangan pemborong 5%;
4) tahap konstruksi fisik yang dibayarkan berdasarkan
prestasi pekerjaan konstruksi fisik di lapangan
s.d. serah terima kedua pekerjaan. 80%
3. BELANJA PERENCANAAN TEKNIS KONSTRUKSI
Yaitu besarnya Belanja maksimum yang dapat digunakan untuk
membiayai perencanaan bangunan gedung negara, yang dilakukan oleh
penyedia jasa perencanaan secara kontraktual dari hasil seleksi,
penunjukan langsung, atau pemilihan langsung.
Belanja perencanaan diatur sebagai berikut:
a. Belanja perencanaan dibebankan pada Belanja untuk komponen
kegiatan perencanaan yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai Belanja perencanaan maksimum dihitung berdasarkan
prosentase Belanja perencanaan teknis konstruksi terhadap nilai
Belanja konstruksi fisik bangunan yang tercantum dalam Tabel B1,
B2, dan B3;
Belanja perencanaan teknis dihitung secara orang-bulan dan Belanja
langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate;
19 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
d. Belanja perencanaan teknis ditetapkan dari hasil seleksi atau
penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan
dicantumkan dalam kontrak termasuk Belanja untuk:
1) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2) materi dan penggandaan laporan;
3) pembelian dan sewa peralatan;
4) sewa kendaraan;
5) Belanja rapat-rapat;
6) perjalanan (lokal maupun luar kota);
7) jasa dan overhead perencanaan;
8) asuransi/pertanggungan (indemnity insurance);
9) pajak dan iuran daerah lainnya.
e. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar
pencapaiannya/sukar dijangkau transportasi (remote area),
kebutuhan Belanja untuk transportasi/ dalam rangka survei,
penjelasan pekerjaan/aanwijzing, pengawasan berkala, opname
lapangan, koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta Belanja ke lokasi
tersebut, dapat diajukan sebagai Belanja non standar, di luar
prosentase Belanja perencanaan, yang tercantum dalam Tabel B1, B2
dan B3, dalam penyusunan kebutuhan anggaran tersebut agar
berkonsultasi dengan instansi teknis setempat;
f. Pembayaran Belanja perencanaan didasarkan pada pencapaian
prestasi/kemajuan perencanaan setiap tahapnya, yaitu (maksimum):
1) tahap konsep rancangan 10%
2) tahap pra-rancangan 20%
3) tahap pengembangan 25%
4) tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS
serta RAB 25%
5) tahap pelelangan 5%
6) tahap pengawasan berkala 15%
4. BELANJA PENGAWASAN KONSTRUKSI
Yaitu besarnya Belanja maksimum yang dapat digunakan untuk
membiayai pengawasan pembangunan bangunan gedung negara, yang
dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan secara kontraktual dari hasil
seleksi atau penunjukan langsung.
Belanja pengawasan diatur sebagai berikut:
20 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
a. Belanja pengawasan dibebankan pada Belanja untuk komponen
kegiatan pengawasan yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai Belanja pengawasan maksimum dihitung berdasarkan
prosentase Belanja pengawasan konstruksi terhadap nilai Belanja
konstruksi fisik bangunan yang tercantum dalam Tabel B1 dan B2;
c. Belanja pengawasan dihitung secara orang-bulan dan Belanja
langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate;
d. Belanja pengawasan ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan
langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan dicantumkan
dalam kontrak termasuk Belanja untuk:
1) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2) materi dan penggandaan laporan;
3) pembelian dan atau sewa peralatan;
4) sewa kendaraan;
5) Belanja rapat-rapat;
6) perjalanan (lokal maupun luar kota);
7) jasa dan overhead pengawasan;
8) asuransi/pertanggungan (indemnity insurance);
9) pajak dan iuran daerah lainnya.
e. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar
pencapaiannya/sukar dijangkau transportasi (remote area),
kebutuhan Belanja untuk transportasi/dalam rangka survei,
penjelasan pekerjaan/aanwijzing, pengawasan berkala, opname
lapangan, koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta Belanja ke lokasi
tersebut, dapat diajukan sebagai Belanja non standar, di luar
prosentase Belanja pengawasan, yang tercantum dalam Tabel B1 dan
B2, dalam penyusunan kebutuhan anggaran tersebut agar
berkonsultasi dengan instansi teknis setempat;
f. Pembayaran Belanja pengawasan dapat dibayarkan secara bulanan
atau tahapan tertentu yang didasarkan pada pencapaian
prestasi/kemajuan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan, atau
penyelesaian tugas dan kewajiban pengawasan.
5. BELANJA PENGELOLAAN KEGIATAN
Yaitu besarnya Belanja maksimum yang dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pengelolaan pembangunan bangunan gedung negara.
Belanja pengelolaan kegiatan diatur sebagai berikut :
21 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
a. Belanja pengelolaan kegiatan dibebankan pada Belanja untuk
komponen pengelolaan kegiatan yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai Belanja pengelolaan kegiatan maksimum dihitung
berdasarkan prosentase Belanja pengelolaan kegiatan terhadap nilai
Belanja konstruksi fisik bangunan yang tercantum dalam Tabel
B1dan B2;
c. Perincian penggunaan Belanja pengelolaan kegiatan adalah sebagai
berikut:
1) Belanja operasional unsur Pengguna Anggaran Belanja operasional
unsur Pengguna Anggaran, adalah sebesar 65% dari Belanja
pengelolaan kegiatan yang bersangkutan, untuk keperluan
honorarium staf dan panitia lelang, perjalanan dinas, rapat-rapat,
proses pelelangan, bahan dan alat yang berkaitan dengan
pengelolaan kegiatan sesuai dengan pentahapannya, serta
persiapan dan pengiriman kelengkapan administrasi/dokumen
pendaftaran bangunan gedung negara;
2) Belanja operasional unsur Pengelola Teknis
a) Belanja operasional unsur pengelola teknis, adalah sebesar 35%
dari Belanja pengelolaan kegiatan yang bersangkutan, yang
dipergunakan untuk keperluan honorarium pengelola teknis,
honorarium tenaga ahli/nara sumber (apabila diperlukan),
perjalanan dinas, transport lokal, Belanja rapat, Belanja
pembelian/penyewaan bahan dan alat yang berkaitan dengan
kegiatan yang bersangkutan sesuai dengan pentahapannya;
b) Pembelanjaan diajukan oleh Instansi Teknis setempat kepada
kepala satuan kerja/pejabat pembuat komitmen.
3) Realisasi pembelanjan pengelolaan kegiatan dapat dilakukan secara
bertahap sesuai kemajuan pekerjaan (persiapan, perencanaan, dan
pelaksanaan konstruksi).
Besarnya honorarium pengelolaan kegiatan mengikuti ketentuan
yang berlaku.
d. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar
pencapaiannya/sukar dijangkau transportasi (remote area),
kebutuhan Belanja untuk transportasi/perjalanan dinas dalam
rangka survei, penjelasan pekerjaan/aanwijzing, pengawasan berkala,
opname lapangan, koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta Belanja
pengelolaan kegiatan ke lokasi tersebut, dapat diajukan sebagai
22 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
Belanja non standar, di luar prosentase Belanja pengelolaan kegiatan,
yang tercantum dalam Tabel B1, B2, dan B3, dalam penyusunan
kebutuhan anggaran tersebut agar berkonsultasi dengan instansi
teknis setempat.
Di dalam masing-masing komponen Belanja pembangunan tersebut
termasuk semua beban pajak dan Belanja perizinan yang berkaitan
dengan pembangunan bangunan gedung negara sesuai peraturan.
Kelebihan Belanja berupa penghematan yang didapat dari Belanja
perencanaan, manajemen konstruksi atau pengawasan dapat
digunakan langsung untuk peningkatan mutu atau penambahan
kegiatan konstruksi fisik, dengan melakukan revisi dokumen
pembelanjaan.
D. PEMBELANJAAN BANGUNAN/KOMPONEN BANGUNAN TERTENTU
1. HARGA SATUAN TERTINGGI RATA-RATA PER-M2 BANGUNAN
BERTINGKAT UNTUK BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Harga satuan tertinggi rata-rata per-m2 bangunan gedung bertingkat
adalah didasarkan pada harga satuan lantai dasar tertinggi per-m2
untuk bangunan gedung bertingkat, kemudian dikalikan dengan
koefisien/faktor pengali untuk jumlah lantai yang bersangkutan,
sebagai berikut:
Jumah Lantai Bangunan Harga Satuan per m2 tertinggi
Bangunan 2 Lantai 1,090 standar harga gedung bertingkat
Bangunan 3 Lantai 1,120 standar harga gedung bertingkat
Bangunan 4 Lantai 1,135 standar harga gedung bertingkat
Bangunan 5 Lantai 1,162 standar harga gedung bertingkat
Bangunan 6 Lantai 1,197 standar harga gedung bertingkat
Bangunan 7 Lantai 1,236 standar harga gedung bertingkat
Bangunan 8 Lantai 1,265 standar harga gedung bertingkat
2. HARGA SATUAN TERTINGGI RATA-RATA PER-M2
BANGUNAN/RUANG DENGAN FUNGSI KHUSUS UNTUK BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
Untuk ruang dengan fungsi tertentu, yang memerlukan standar harga
yang khusus, agar pada tahap penyusunan anggaran berkonsultasi
dengan Instansi Teknis setempat. Untuk bangunan/ruang yang
23 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
mempunyai fungsi khusus, yang karena persyaratannya memerlukan
penyelesaian khusus, harga satuan tertinggi untuk per-m2 nya
didasarkan pada harga satuan tertinggi untuk klasifikasi bangunan
yang bersangkutan setelah dikalikan koefisien seperti berikut:
Fungsi Bangunan/Ruangan Harga Satuan per m2 tertinggi ICU/ICCU/UGD/CMU
1,50 standar harga bangunan Ruang Operasi 2,00 standar harga bangunan Ruang
Radiologi 1,25 standar harga bangunan Rawat Inap 1,10 standar harga bangunan
Laboratorium 1,10 standar harga bangunan Ruang Kebidanan dan Kandungan
1,20 standar harga bangunan
Ruang Gawat Darurat 1,10 standar harga bangunan Power House 1,25 standar harga
bangunan Ruang Rawat Jalan 1,10 standar harga bangunan Dapur dan Laundri 1,10
standar harga bangunan Bengkel 1,00 standar harga bangunan Lab. SLTP/SMA/SMK
1,15 standar harga bangunan Selasar Luar Beratap/Teras 0,50 standar harga bangunan
E. BELANJA PEKERJAAN NON-STANDAR
1. PEKERJAAN/KEGIATAN YANG DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI
PEKERJAAN NON-STANDAR:
a. Penyiapan lahan yang meliputi: pembentukan kualitas
permukaan tanah/lahan sesuai dengan rancangan, pembuatan
tanda-tanda lahan, pembersihan lahan dan pembongkaran;
b. Pematangan lahan yang meliputi: pembuatan jalan dan jembatan
dalam kompleks, jaringan utilitas kompleks (saluran drainase, air
bersih, listrik, lampu penerangan luar, limbah kotoran, hidran
kebakaran), lansekap/taman, pagar fungsi khusus dan tempat
parkir;
c. Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (termasuk
master plan);
d. Penyusunan studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL);
e. Peningkatan arsitektur ataupun struktur bangunan: penampilan,
keamanan, keselamatan, kesehatan, aksesibilitas serta
kenyamanan gedung negara;
f. Pekerjaan khusus kelengkapan bangunan seperti: Alat
Pengkondisian Udara, Elevator/Escalator, Tata Suara (Sound
24 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
System), Telepon dan PABX, Instalasi IT (Informasi & Teknologi),
Elektrikal (termasuk genset), Sistem Proteksi Kebakaran, Sistem
Penangkal Petir Khusus, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
Interior (termasuk furniture), Gas Pembakaran, Gas Medis,
Pencegahan Bahaya Rayap, Pondasi Dalam, Fasilitas Penyandang
Cacat, Sarana/Prasarana Lingkungan, Basement dan
Peningkatan Mutu;
g. Penyambungan yang meliputi: penyambungan air dari
PAM/PDAM, penyambungan listrik dari PLN, penyambungan gas
dari Perusahaan Gas, penyambungan telepon dari TELKOM;
h. Pekerjaan-pekerjaan lain seperti:
1) Penyelidikan tanah yang terperinci;
2) Pekerjaan pondasi dalam yang lebih dari 5 m atau l/w ≥ 20; l
= kedalaman, w = garis tengah / sisi penampang;
3) Pekerjaan basement/bangunan dibawah permukaan tanah;
4) Fasilitas aksesibilitas untuk kepentingan penyandang cacat;
5) Bangunan-bangunan khusus;
6) Bangunan selasar penghubung, bangunan tritisan/emperan
khusus dan yang sejenis.
i. Belanja pengelolaan kegiatan, perencanaan, dan pengawasan
untuk perjalanan dinas ke wilayah/lokasi kegiatan yang sukar
pencapaiannya/dijangkau oleh sarana transportasi (remote area);
j. Perizinan-perizinan khusus karena sifat bangunan, lokasi/letak
bangunan, ataupun karena luas lahan;
k. Belanja Konsultan studi penyusunan program pembangunan
bangunan gedung negara, untuk bangunan gedung yang
penyusunannya memerlukan keahlian konsultan;
l. Belanja Konsultan VE, apabila Satuan Kerja menghendaki
pelaksanaan VE dilakukan oleh konsultan independen.
2. PEMBELANJAAN PEKERJAAN NON-STANDAR
a. Besarnya Belanja-Belanja untuk pekerjaan tersebut dihitung
berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar
yang wajar serta pajak-pajak yang berlaku, dengan terlebih
dahulu berkonsultasi kepada Instansi Teknis yang bertanggung
jawab dalam pembinaan bangunan gedung setempat;
25 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
b. Besarnya Belanja perencanaan, manajemen
konstruksi/pengawasan pekerjaan non-standar, dihitung
berdasarkan billing-rate sesuai ketentuan yang tercantum dalam
keputusan Menteri Keuangan;
c. Total Belanja pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150%
dari total Belanja pekerjaan standar bangunan gedung negara
yang bersangkutan, yang dalam penyusunan anggarannya,
perinciannya antara lain dapat berpedoman pada prosentase
sebagai berikut :
Jenis Pekerjaaan Prosentase Alat Pengkodisian Udara 10-20% dari X
Elevator/Escalator 8-12% dari X Tata Suara (Sound System) 3-6% dari X Telepon dan
PABX 3-6% dari X Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11% dari X Elektrikal
(termasuk genset) 7-12% dari X Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari X Sistem
Penangkal Petir Khusus 2-5% dari X Interior (termasuk furniture) 15-25% dari X Gas
Pembakaran 1-2% dari X Gas Medis 2-4% dari X Pencegahan Bahaya Rayap 1-3%
dari X Fasilitas Penyandang Cacat & Kebutuhan Khusus
Catatan : *) = peningkatan mutu termasuk peningkatan penampilan arsitektur dan
peningkatan struktur terhadap aspek keselamatan bangunan, hanya dapat dilakukan
dengan memberikan penjelasan yang secara teknis dapat diterima dan harus
mendapatkan rekomendasi dari Instansi teknis. X = total Belanja konstruksi fisik
pekerjaan standar.
Y = Standar Harga Satuan Tertinggi per m2.
Z = total Belanja komponen pekerjaan yang ditingkatkan
mutunya
F. PROSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Untuk pekerjaan standar bangunan gedung dan rumah negara, sebagai
pedoman penyusunan anggaran pembangunan, pembangunan yang lebih 3-8% dari X
Sarana/prasarana Lingkungan 3-8% dari X Basement (per m2) 120% dari Y Peningkatan
Mutu *) 15-30% dari Z
26 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
dari satu tahun anggaran, dan peningkatan mutu dapat berpedoman
pada prosentase komponen-komponen pekerjaan sebagai berikut:
TABEL B1

27 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019


TABEL B2
Komponen Gedung Negara Rumah Negara
Pondasi 5%-10% 3%-7% Struktur 25%-35% 20%-25% Lantai 5%-10% 10%-15%
Dinding 7%-10% 10%-150% Plafond 6%-8% 8%-10%
Atap 8%-10% 10%-15% Utilitas 5%-8% 8%-10% Finishing 10%-15% 15%-20%
TABEL B3

28 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019


. ASB
011 PENGIRIMAN DUTA / UTUSAN

Deskripsi:
Pengiriman utusan adalah kegiatan untuk mengirimkan utusan atau perwakilan atau
petugas untuk mengemban misi tertentu ke luar kabupaten dalam lingkup wilayah
provinsi Bali maupun Nasional
DISTRIBUSI ALOKASI BELANJA TOTAL PENGIRIMAN DUTA/UTUSAN
NO. KOMPONEN BELANJA
BATAS BAWAH (%)
RATA- RATA (%)
BATAS ATAS (%) 1. Konsumsi Rapat 3,50 4,50 4,51 2. Perjalanan Dinas 35,00 40,09
46,13 3. Pengiriman duta 42,44 43,41 56,50 4. ATK 5,00 6,92 12,01
Klasifikasi Belanja :
1. Belanja Tetap (fixed cost) meliputi :
a. Konsumsi rapat b. Perjalanan dinas c. ATK
2. Belanja variabel (variabel cost) meliputi :
a. Jumlah Peserta b. Transport peserta
3. Belanja Total (total cost) = Belanja Tetap + Belanja Variabel
Tingkatan
Belanja Tetap
Belanja
Belanja Variabel
Transport peserta (Rp/org/hari)
Biaya Pendaftaran (Rp/org)
Batas bawah 9.864.000 90.000 100.000
Rata-rata 14.225.000 119.000 125.000
Batas atas 24.545.000 145.000 200.000
29 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019
. ASB
PENGELOLAAN PEKERJAAN SWAKELOLA LAINNYA
012

Deskripsi:
Pekerjaan Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana
pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh OPD sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain, dan/atau kelompok masyarakat.
DISTRIBUSI ALOKASI BELANJA TOTAL PENGELOLAAN SWAKELOLA LAINNYA
NO. KOMPONEN BELANJA
BATAS BAWAH (%)
RATA- RATA (%)
BATAS ATAS (%) 1. Honoraium PNS 20,00 42,50 65,00 2. Belanja Cetak
Penggandaan 15,00 37,50 60,00 3. Belanja Alat Tulis Kantor 10,00 15,00 20,00 4.
Belanja Makan dan Minum 15,00 20,00 25,00 5. Belanja Perjalanan Dinas 20,00 30,00
Belanja Tenaga
40,00 6.
Ahli/Narasumber
20,00 25,00 60,00
7. Belanja Material 45.50 58.50 70,50 8. Belanja Sewa Peralatan 10,15 25,30 50,60 9.
Belanja Upah 25,25 35,23 45,70 10. Belanja BBM 15,45 25,45 35,45 11. Belanja
Pemeliharaan 10,00 20,00 30,00
Klasifikasi Belanja :
1. Belanja Tetap (fixed cost) meliputi :
a. Konsumsi rapat b. Perjalanan dinas c. ATK
2. Belanja variabel (variabel cost) meliputi :
a. Jumlah Hari Pelaksanaan
30 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019

Catatan Perhitungan
ASB Pengelolaan Swakelola merupakan plafon anggaran, apabila
ada item pekerjaan yang belum meliputi dalam proses penyusunan anggaran kegiatan
pada ASB diatas harus memperhatikan asas kebutuhan dan kepatutan atas
persetujuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

P_A
Bangli,
BUPATI
BANGLI,

NEMADE GIANYAR
32 Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Bangli Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai