Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian Photovoltaic
Fotovoltaik (biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti semikonduktor yang dapat
merubah cahaya secara lansung menjadi menjadi arus listrik searah (DC) dengan
menggunakan kristal silicon (Si) yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan
cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi
penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong stebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel
silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya (fotovoltaik). Sel-sel silikon itu
dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau
baja anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiaptiap sambungan
sel itu diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada
sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada
jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada asasnya
sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja dalam proses
tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan
tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan jenis zat semikonduktor yang
dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang
sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi
energi radiasi menja-di energi listrik berdasarkan efek fotovol-taik baru mencapai 25%,
maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per
m2.
2. Jenis Bahan Panel Sel Surya
a. Monokristal
Sel surya yang terdiri atas p-n Junction monokristal silikon atau yang disebut
juga monocrystalline PV, mempunyai kemurnian yang tinggi yaitu 99,999%. Efisiensi
sel fotovoltaik jenis silikon monokristal mempunyai efisiensi konversi yang cukup
tinggi yaitu sekitar 16 sampai 17%.
(a) (b)

Gambar 1.(a) Sel fotovoltaik; (b) Modul fotovoltaik

b. Polikristal
Polycristalline PV atau sel surya yang bermateri polokristal dikembangkan atas
alasan mahalnya materi monokristal per kilogram. Efisiensi konversi sel surya jenis
silikon polikristal berkisar antara 12% hingga 15%.

Gambar 2. (a) sel fotovoltaik (b) modul fotovoltaik


c. Amorfous
Sel surya bermateri Amorphous Silicon merupakan teknologi fotovoltaik dengan
lapisan tipis atau thin film. Ketebalannya sekitar 10μm (micron) dalam bentuk modul
surya. Efisiensi sel dengan silikon amorfous berkisar 6% sampai dengan 9%.

Gambar 3 : Modul surya amorfous


3. Prinsip Kerja PLTS
Apabila suatu bahan semikonduktor misalnya bahan silikon yang permukaannya
mempunyai tipe berbeda, yaitu: tipe p dan tipe n, diletakkan di bawah sinar matahari,
maka bahan silikon tersebut akan melepaskan sejumlah kecil listrik yang biasa disebut
efek fotolistrik.
Yang dimaksud efek fotolistrik adalah pelepasan elektron dari permukaan metal
yang disebabkan penumbukan cahaya. Efek ini merupakan proses dasar fisis dari
fotovoltaik merubah energi cahaya menjadi listrik.
Cahaya matahari terdiri dari partikel-partikel yang disebut sebagai foton (photons)
yang mempunyai sejumlah energi yang besarnya tergantung dari panjang gelombang
pada solar spectrum.
Pada saat photon menumbuk sel fotovoltaik maka cahaya tersebut sebagian akan
dipantulkan, diserap dan mungkin diteruskan (tergantung jenis sel). Cahaya yang
diserap membangkitkan listrik. Pada saat terjadinya tumbukan, energi yang dikandung
oleh photon ditransfer pada elektron yang terdapat pada atom sel fotovoltaik yang
merupakan bahan semikonduktor.
Dengan energi yang didapat dari photon, elektron melepaskan diri dari ikatan
normal bahan semikonduktor. Dengan elektron melepaskan diri dari ikatannya,
terbentuknya lubang atau hole pada bahan semikonduktor tersebut. Apabila pada saat
ini sel semikonduktor tersebut dihubungkan ke suatu rangkaian luar, maka elektron
tersebut akan menyatu kembali dengan hole nya dan menciptakan arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian yang ada.
Proses konversi dari radiasi matahari ke listrik terjadi secara langsung (tanpa
adanya bagian yang bergerak) sebagaimana disajikan pada gambar berikut.

Gambar 4. Konversi radiasi sinar matahari menjadi listrik

Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang disebut solar cell yang
besarnya sekitar 10 ~ 15 cm persegi. Komponen ini mengkonversikan energi dari cahaya
matahari menjadi energi listrik. Solar cell merupakan komponen vital yang umumnya
terbuat dari bahan semikonduktor. multicrystalline silicon adalah bahan yang paling
banyak dipakai dalam industri solar cell. Multicrystalline dan monocrystalline silicon
menghasilkan efisiensi yang relativ lebih tinggi daripada amorphous silicon. Sedangkan
amorphus silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain dari bahan
nonorganik diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap
penelitian.Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu
prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari solar
cell yang sekarang diproduksi sangat bervariasi. Monocrystalline silicon mempunyai
efisiensi 12~15 %. Multicrystalline silicon mempunyai efisiensi 10~13 %. Amorphous
silicon mempunyai efisiensi 6~9 %. Tetapi dengan penemuan metode-metode baru
sekarang efisiensi dari multicrystalline silicon dapat mencapai 16.0 % sedangkan
monocrystalline dapat mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam satu konferensi pada
September 2000, perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi
solar cell yang mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini merupakan efisiensi yang terbesar
yang pernah dicapai.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka
beberapa solar cell harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang
disebut module. Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam
bentuk module ini.Pada applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu
module masih cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W)
maka dalam pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang
disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array
seluas kira-kira 20 ~ 30 meter persegi. Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module
produksi Sharp yang bernomor seri NE-J130A yang mempunyai efisiensi 15.3%
diperlukan luas 23.1m2 untuk menghasilkan listrik sebesar 3.00 kW. Besarnya kapasitas
PLTS yang ingin dipasang menambah luas area pemasangan.
4. Bagian Bagian Komponen
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Teknologi ini cukup canggih dan
keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan
mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi
surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang
dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit
pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya. Cara kerja photovoltaic diperlihatkan
pada gambar 1. Pada gambar 2 diperlihatkan sistem PLTS.
Gambar 1. cara kerja Fotovoltaik

Gambar 2. Sistem PLTS


Panel surya/ solar cells/ solar panel: panel surya menghasilkan energi listrik tanpa biaya,
dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar
cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik.
Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya
12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).
- Charge controller, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan
maksimun yang dihasilkan panel surya pada hari yang terik akan menghasilkan
tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.
- Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC –
direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).
- Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya.
Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.
- Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya ini terdiri dari panel surya, charge
controller, inverter, baterai.
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya di paralel
untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar diatas
menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan panel surya lainnya. Kaki/ kutub
negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya
dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya
dihubungkan ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya yang dihasilkan
akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan
beban perangkat AC (alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer, dll, arus
baterai disupply oleh inverter.
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan mengenai
kebutuhan daya:
- Jumlah pemakaian
- Jumlah panel surya
- Jumlah baterai

5. Proses konversi
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor.
Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron,
sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p
memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan
muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka
kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada
gambar di bawah ini.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk


meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas
semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor
intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau
hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor
jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium
(Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah
hole. Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor
(P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan,
Si intrinsik sendiri tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur
tambahan ini disebut dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan
dengan berat Si yang hendak di-doping. Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika
disatukan akan membentuk sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya
dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai
berikut.
1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan


elektronelektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan
hole dari semikonduktor p menuju semikonduktor n. Perpindahan elektron maupun
hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan awal.

3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang


mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini
akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif.
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada
pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang.
Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.

4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region)
ditandai dengan huruf W.
5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa
muatan minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis
semikonduktor yang berbeda.
6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka
timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif,
yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke
semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole
maupun elektron pada awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).

7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang,


yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n
dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p
akibat medan listrik E. Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari
smikonduktor n ke p, dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke
semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E
mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke
semiikonduktor yang lain.

Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik
terjadi. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan
p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari
semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat
terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron


mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n,
daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada
daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole
(electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat
cahaya matahari.

Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol


“lambda” sbgn digambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn
berada pada bagian sambungan pn yang berbeda pula. Spektrum merah dari cahaya
matahari yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah
deplesi hingga terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses
fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek
hanya terserap di daerah semikonduktor n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron
hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik
ke arah
semikonduktor p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor,
maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke
kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini
timbul akibat pergerakan elektron.
Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum,
ilustrasi di bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari
menjadi energi listrik.
ENERGI TERBARUKAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Teguh Wahyu Susanto


NIM. 1404405012

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

Anda mungkin juga menyukai