Pengantar
1
I. Teks Paulus yang diklaim sebagai merujuk kepada Maria
Paulus membawa serta identitas dirinya yang kompleks: bahwa dia adalah seorang
kristiani, bahkan seorang pewarta iman kristiani yang semangatnya berkobar-
kobar, namun masih menyadari bahwa dia pun seorang Yahudi.
5
Tantang arti “kegenapan waktu” bdk. Aristide Serra, Maria e la pienezza del
tempo, meditazioni sul mistero dell’Incarnazione per il Giubileo del Duemila,
Paoline Editoriale Libri, Milano 1999, hlm. 50-61.
3
manusiawi dari Anak Allah. Ungkapan ini tidak sedang hendak
berbicara tentang “perempuan“, apalagi tentang perempuan “yang
melahirkan Anak Allah” ini, tapi tentang kefanaan Anak Allah itu
sebagai keturunan manusia yang semuanya memang dilahirkan
perempuan. Maka, ungkapan “lahir dari seorang perempuan” dipakai
untuk menunjukkan bahwa Penjelmaan merupakan pengenaaan
kondisi penghampaan diri (kenotik) oleh Putera Allah.
Maka dari teks yang sangat singkat ini dapat dikatakan bahwa sudah
sejak awal sekali, Mariologi telah dikaitakan dengan Kristologi (dan
Soteriologi), Teologi-Trintarian dan Pneumatologi. Lalu nanti di Kis
1:14 dikaitkan dengan Eklesiologi.
6
Bdk. Gianni Colzani, Maria Mistero di grazia e di fede, Edizioni San Paolo,
Mialno 1996, hlm. 39-44.
5
b. Maria sudah dipersiapkan sejak awal
Perempuan itu - yang menjadi Bunda Putera Allah – dalam teks ini
disebut persis pada puncak pewahyuan. Sehingga hidupnya terkait
dengan puncak rencana keselamatan Allah atau termasuk dalam
skenario puncak pewahyuan diri Allah itu, yaitu dalam dan melalui
PuteraNya. Sama seperti pengutusan Putera telah disiapkan, maka
perempuan ini - untuk menjadi Bunda Putera Allah - , tentu juga
telah disiapkan.
Sebab, pertanyaan yang bisa muncul dalam hati kita adalah: siapa
gerangan perempuan ini, yang disebut sebagai “seorang”
perempuan? Mengapa ia pantas melahirkan Anak Allah, yang
dikatakan Paulus dalam Kol 1:16-17 sebagai:
“Gambar Allah yang tak kelihatan, yang sulung, lebih utama
dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah
diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di
bumi, yang kelihatan dan yang tak kelihatan, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu
ada dalam Dia”.
Karena itu, Maria tidak dibenarkan Allah karena jawaban FIAT yang
diucapkannya secara eksplisit dalam Luk 1:38, tapi sejak awal sekali,
sejak Allah sendiri menghendaki untuk berkenan kepadanya. FIAT
Maria hanya memungkinkan segala rencana keselamatan Allah
menjadi kenyataan. Tapi secara personal, seluruh hidup Maria, sejak
awal sekali, sudah merupakan sebuah FIAT abadi oleh karena Allah
memang menghendaki demikian.
Bagaimana cara atau proses kelahiran Anak Allah ini tidak disebut
oleh Paulus. Kelihatannya kelahiran itu biasa atau alamiah saja….
Kalau ternyata alamiah saja, pertanyaan kita adalah bagaimana
mungkin seorang yang sama-sama dilahirkan dari perempuan seperti
7
Paus Pius IX, “Ineffabilis Deus”, dalam Mother of Christ, Mother of the Church.
Documents on the Blessed Virgin Mary, Intr. by M. Jean Frisk, S.T.L., Pauline
Books & Media, Boston 2001, hlm. 19.
8
Bdk. John H. Hampsch CMF, Maria dalam Kitab Suci, pertanyaan dan jawaban,
Obor, Jakarta 2002, hlm. 9-12.
7
semua manusia yang lain dapat membebaskan sesamanya? Padahal
dalam sejarah tidak ada yang mampu. Bagaimana mungkin seorang
yang sama-sama tunduk kepada Hukum Taurat dapat membebaskan
sesamanya yang juga tunduk kepada Hukum Taurat? Bagaimana
paradoks ini dapat dijelaskan? Pastilah karena cara Dia dikandung
dan dilahirkan dari perempuan itu berbeda dari yang lain9.
Penutup
9
Bdk. A. Vanhoye, “La Mère du Fils de Dieu selon Gal 2,4”, dalam Marianum, 40
(1978), hlm. 247; Gianni Colzani, Maria Mistero di grazia e di fede, Edizioni San
Paolo, Milano 1996, hlm. 37.
8