Anda di halaman 1dari 9

A. Pengkajian kondisi kesehatan saat ini.

Saat pengkajian tanggal 28 mei 2018


diperoleh data An.R batuk, kondisi saat pengkajian didapatkan data An.R
tampak batuk dan tampak mengeluarkan ingus dari hidung dan tampak
gelisah, badan An.R teraba hangat dan kulit tampak kemerahan, tampak
menghindari makanan saat akan disuapi ibu, dan porsi makan tampak tidak
dihabiskan. 4. Pengkajian Tahap Perkembangan Keluarga Tahap
perkembangan keluarga saat ini ada keluarga dengan anak remaja
(famillies with teenagers. Ibu Y mengatakan anggota keluarganya tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit keturunan. Anggota keluarga sering
mengalami keluhan batuk namun tidak pernah sampai disertai sesak. Ibu Y
mengatakan anaknya memiliki riwayat ISPA beberapa kali. 5. Pengkajian
Lingkungan Rumah yang ditempati keluarga Tn.T adalah milik pribadi.
Bentuk rumah keluarga permanen dengan atap seng, lantai dari keramik.
Ukuran rumah 16 m x 10 m. Rumah tampak rapi, ventilasi baik, penerangan
cukup, halaman rumah bersih, sumber air keluarga Tn.T menggunakan air
sumur (Bor), jarak sumur dengan septik tank 9 meter. Keluarga
memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia sebagai sistem pendukung
yakni Puskesmas dan Rumah Sakit. 6. Pengkajian Fungsi Perawatan
Kesehatan Keluarga Sesuai fungsi perawatan keluarga tidak mengetahui
sumber yang menyebabkan terjadinya penyakit pada anaknya, keluarga
tidak mengerti tentang terapi untuk anak yang mengalami pneumonia.
Keluarga masih belum mampu memodifikasi lingkungan yang baik dan
nyaman untuk kesehatan namun keluarga tahu fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan untuk menunjang kesehatan anggota keluarga. Keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas untuk berobat. 7.
Pengkajian Strategi Koping Keluarga Strategi koping yang digunakan
keluarga yaitu keluarga memanfaatkan layanan kesehatan seperti
Puskesmas untuk berobat.

B. Pengkajian Fisik Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada An.R


didapatkan data TTV : RR : 42 x/m, nadi 112 x/m dan suhu : 38,2 oc, TB : 96
cm, BB : 15 kg dan BBI : 17 kg, An.R mengalami penurunan BB : 11,7 % dari
BBI, suara nafas tambahan:ronchi. B. Data Fokus Kepala Keluarga Anggota
Keluarga Sakit Nama Mahasiswa : Tn.T : An.R : Nur Sadra.,SKM NIM : 14401
2017 00058 3 Table 3.1 Data Fokus Hasil Pengkajian Keperawatan Keluarga
Data Subjektif Data Objektif 1. Ibu Y mengatakan bahwa An.R 1. An.R
tampak batuk sedang batuk sejak 3 hari yang lalu. 2. An.R tampak
mengeluarkan ingus dari hidung. 2. Ibu Ymengatakan An.R terlihat 3. An.R
tampak gelisah sesak bila bernafas 4. An.R tampak menghindari 3. Ibu Y
mengatakan sesak nafas makanan saat akan disuapi ibu pada An.R
bertambah ketika berpaparan dengan debu. 5. Porsi makan An.R tampak
tidak dihabiskan 4. Ibu Y mengatakan batuk disertai pilek. 6. TTV : RR : 42
x/m, nadi 112 x/i dan suhu : 38,2 oc. 5. Ibu Y mengatakan badan An. R
terasa panas 7. TB : 96 cm, BB : 15 kg dan BBI : 17 kg, penurunan BB : 11,7
% 6. Ibu Y mengatakan An.R demam dari BBI. sejak 3 hari yang lalu 8. Badan
An. R teraba hangat 7. Ibu Y mengatakan An.R susah 9. Suara nafas
tambahan : ronchi untuk makan 10. Kulit tampak kemerahan. 8. Ibu Y
mengatakan An.R jika makan tidak pernah habis 9. Ibu Y mengatakan nafsu
makan anaknya berkurang semenjak sakit. 10. Ibu Y mengatakan anaknya
memiliki riwayat ISPA beberapa kali.

C. Diagnosa Keperawatan Keluarga 1. Analisa Data Tabel 3.2 Analisa Data


Diagnosa Keperawatan Keluarga No Data Kemungkinan Penyebab 1 Data
Subjektif : Ketidakmampuan 1. Ibu Y mengatakan keluarga bahwa An.R
sedang mengenal batuk sejak 3 hari masalah yang lalu. 2. Ibu Y mengatakan
batuk disertai pilek. 3. Ibu Ymengatakan An.R terlihat sesak bila bernafas 4.
Ibu Y mengatakan sesak nafas padaan.r bertambah ketika berpaparan
dengan debu. Data Objektif : 1. An.R tampak batuk 2. An.R tampak
mengeluarkan ingus dari hidung. 3. An.R tampak gelisah 4. TTV : RR : 42
x/m, nadi 112 x/i dan suhu : 38,2 oc. 5. Suara nafas tambahan: ronchi 2
Data Subjektif : 1. Ibu Ymengatakan An.R demam sejak 3 hari yang lalu 2.
Ibu Y mengatakan badan An. R terasa panas Data Objektif : 1. Badan An. R
teraba hangat 2. Kulit tampak kemerahan. 3. TTV : RR : 42 x/m, nadi 112 x/i
dan suhu : 38,2 oc. ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Hipertermi

D. Data Subjektif: 1. Ibu Y mengatakan An.R susah untuk makan 2. Ibu Y


mengatakan An.R jika makan tidak pernah habis 3. Ibu Y mengatakan nafsu
makan anaknya berkurang semenjak sakit. 4. Ibu Y mengatakan anaknya
memiliki riwayat ISPA beberapa kali. Data Objektif : 1. An.R tampak
menghindari makanan saat akan disuapi ibu 2. Porsi makan An.R tampak
tidak dihabiskan 3. TB : 96 cm, BB : 15 kg dan BBI : 17 kg penurunan BB :
11,7 % dari BBI. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Resiko pertumbuhan tidak proporsional 2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
a. Skoring 1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Tabel 3.3 Skoring
Rumusan Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas No
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah : Aktual 2
Kemungkinan masalah dapat diubah : Sebagian 3/3 x 1 1 An. R sudah 3 hari
batuk dan pilek atau tidak sehat dan memerlukan tindakan pengobatan 1
/2 x 2 1 Masalah dapat diubah jika keluarga mengetahui cara perawatan
anggota keluarga sakit

E. Intervensi Keperawatan Keluarga Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan


Keluarga No Diagnosa Tujuan Evaluasi Keperawatan Umum Khusus Kriteria
Standar 1 Ketidakefektifan Setelah Tujuan khusus 1 : Keluarga 1. Pengertian
Pneumonia bersihan jalan dilakukan Setelah dilakukan mampu adalah
peradangan pada nafas. tindakan kunjungan selama menyebutkan saluran
pernafasan yang Data Subjektif : keperawatan 7 hari x 45 menit definisi,
umumnya terjadi pada 1. Ibu Y selama 7 hari x setiap kali penyebab, masa
bayi dan kanakkanak. mengatakan 45 menit tiap kunjungan tanda dan
bahwa An.R kali kunjungan diharapkan gejalah 2. Penyebab pneumonia
sedang batuk diharapkan keluarga mampu pneumoni serta adalah virus,
bakteri, sejak 3 hari ketidakefektifan mengenal masalah cara mikroplasma
dan yang lalu. bersihan jalan Pneumoni. pencegahan protozoa. 2. Ibu Y
nafas padaan.r pneumonia : Faktor resiko: malnutrisi, mengatakan menjadi
efeftif BBLR, tidak ASI batuk disertai Eksklusif, tidak dapat pilek. imunisasi
campak, polusi 3. Ibu udara dalam rumah dan Ymengatakan kepadatan
penduduk, An.R terlihat asap rokok, defisiensi sesak bila zinc, kemampuan
ibu bernafas merawat, penyakit 4. Ibu Y penyerta (diare dan mengatakan
asma), kelembapan, sesak nafas udara dingin, defisiensi padaan.r vitamin
A, Polusi udara bertambah luar. Intervensi Keluarga mampu mengenal
masalah : 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pneumonia. 2. Diskusikan
dengan keluarga tentang pengertian,penyebab,tanda dan gejalah serta
cara pencegahan pneumonia. 3. Evaluasi kembali pengertian,penyebab,
tanda dan gejalah pneumoni pada keluarga 4. Berikan pujian pada keluarga
atas jawaban

F. ketika berpaparan dengan debu. Data Objektif : 1. An.R tampak batuk 2.


An.R tampak mengeluarkan ingus dari hidung. 3. An.R tampak gelisah 4.
TTV : RR : 42 x/m, nadi 112 x/i dan suhu : 38,2 oc. 5. Suara nafas tambahan:
ronchi Tujuan khusus 2 : Setelah dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45
menit setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu mengambil
keputusan untuk Keluarga mampu memutuskan merawat keluarga yang
sakit 3. Tanda dan gejalah pneumonia adalah panas tinggi, berkeringat,
napas terengah engah, ada suara nafas tambahan dan denyut jantungnya
meningkat cepat. 4. Cara pencegahan a. Ventilasi rumah yang cukup b.
Menutup mulut saat bersin dan batuk dengan menggunakan tissu c.
Makanan bergizi d. Lingkungan yang bersih e. Pengobatan yang tepat
Keluarga memberi keputusan untuk merawat An.R. Keluarga mampu
mengambil keputusan: 1. Kaji keputusan yang diambil keluarga 2.
Diskusikan bersama keluarga keputusan untuk mengatasi masalah
pneumoni dengan mendiskusikan mengatasi masalah pneumonia pada
An.R. Tujuan khusus 3 : Setelah dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45
menit setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Perawatan Pneumonia : 1. Tetap berikan makanan bergizi. 2. Pertahankan
lingkungan yang bersih dan sirkulasi udara yang baik. 3. Beri jeruk nipis
hangat 4. Beri air banyak (minum). 5. Awasi tanda-tanda penyakit
bertambah parah. 6. Bawa anak yang sakit ke pelayanan kesehatan bila
kondisi memburuk. tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah
dalam keluarga. Keluarga mampu merawat anggota keluarga sakit : 1.
Jelaskan pada keluarga perawatan balita. 2. Jelaskan pada keluarga cara
membuat jeruk nipis hangat. 3. Demonstrasikan bersama keluarga cara
pembuatan jeruk nipis hangat yang berguna untuk mengencerkan dahak
dan mengurangi keluhan sesak. 4. Pantau dan kontrol dalam pengobatan/
perawatan teratur dirumah. 5. Anjurkan kepada orangtua untuk

G. Tujuan khusus 4 : Setelah dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45 menit


setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memodifikasi
lingkungan rumah yang aman dannyaman untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An.R. Tujuan khusus 5 : Setelah
dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu memanfaatkan Keluarga memperlihatkann
lingkungan sekitar rumah yang telah dimodifikasi. Keluarga mampu
membawa balita ke pelayanan kesehatan (puskesma/rum ah sakit)
Lingkungan yang mendukung kesembuhan : 1. Sarana sanitasi yang
memadai 2. Udara lingkungan rumah yang bersih dari bau yang
menggangu. 3. Pengobatan dan perawatan yang baik. 4. Ventilasi memadai
dengan membuka jendela tiap hari. Keluarga membawa anak ke pelayanan
kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan.
Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh keluarga adalah: 1.
Puskesmas memberikan minum yang banyak atau lebih dari biasanya
kepada balita. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan : 1. Jelaskan
pentingnya lingkungan dalam perawatan balita. 2. Diskusikan dengan
keluarga untuk Memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan nyaman
untuk mengatasi masalah akibat dari pneumoni Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan : 1. Jelaskan pada keluarga tentang
kondisi balita. 2. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan

H. Hipertermi Data Subjektif : 1. Ibu Ymengatakan An.R demam sejak 3 hari


yang lalu 2. Ibu Y mengatakan badan An. R terasa panas Data Objektif : 1.
Badan An. R teraba hangat 2. Kulit tampak kemerahan. Setelah dilakukan
kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan suhuh
tubuh An.R kembali normal. pelayanan kesehatan untuk mengatasi
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas Tujuan khusus 1 Setelah
dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan pada keluarga
yaitu keluarga mampu mengenal masalah yang menyebabkan hipertermi
pada An.R keluarga mampu menyebutkan penyebab demam pada An.R 2.
Rumah sakit 3. Dokter praktek 4. Mantri/bidan Posyandu Demam pada
anak terjadi sebagai gejala dari adanya proses inflamasi atau peradangan
pada saluran pernafasan balita. untuk mengatasi masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas. 3. Jelaskan kepada keluarga jika terdapat tanda
bahaya untuk segera membawa anaknya ke faskes. Keluarga mampu
mengenal masalah : 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyebab
peningkatan suhu tubuh pada balita. 2. Diskusikan dengan keluarga tentang
penyebab peningkatan suhuh tubuh pada balita 3. Evaluasi kembali tentang
penyebab peningkatan suhuh tubuh pada anak balita.

I. TTV : RR : 42 x/m, nadi 112 x/i dan suhu : 38,2 oc. Tujuan khusus 2 : Setelah
dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah hipertermi pada An.R Tujuan khusus 3 : Setelah dilakukan
kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga mampu
memutuskan merawat keluarga yang sakit Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga memberi keputusan untuk merawat
keluarga yangsakit 1. Keluarga dapat mendemonstrasikan cara memberikan
kompres hangat. 2. Keluarga memberikan minum kepada anak lebih dari
biasanya Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat : 1. Kaji
keputusan yang diambil keluarga 2. Diskusikan dengan keluarga keputusan
untuk mengatasi masalah hipertermi pada balita. Keluarga mampu
merawat anggota keluarga sakit : 1. Jelaskan pada keluarga cara
memberikan kompres air hangat pada balita. 2. Demonstrasikan bersama
keluarga cara memberikan kompres hangat. 3. Anjurkan kepada orangtua
untuk memberikan minum yang banyak atau

J. Tujuan khusus 4 : Setelah dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45 menit


setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memodifikasi
lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk menghindari terjadinya
peningkatan suhu tubuh pada An. R Tujuan khusus 5 : Setelah dilakukan
kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan
keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk Keluarga
memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah dimodifikasi Keluarga
mampu membawa balita ke fasilitas kesehatan Lingkungan yang
mendukung kesembuhan : 2. Sarana sanitasi yang memadai 3. Udara
lingkungan rumah yang bersih dari bau yang menggangu. 4. Pengobatan
dan perawatan yang baik. 5. Ventilasi memadai dengan membuka jendela
tiap hari. Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untuk di
periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan. Fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan oleh keluarga adalah: 1. Puskesmas 2. Rumah sakit 3.
Dokter praktek lebih dari biasanya kepada balita. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan : 1. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam
mencegah terjadinya peningkatan suhu tubuh pada anak balita. 2.
Diskusikan dengan keluarga cara memodifikasi lingkungan 3. Motivasi
keluarga untuk memodifikasi lingkungan. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan : 1. Jelaskan pada keluargatentang kondisi balita 2.
Motivasi keluarga untuk membawa balitake pelayanan kesehatan

K. Resiko pertumbuhan tidak proporsional Data Subjektif: 1. Ibu Y


mengatakan An.R susah untuk makan 2. Ibu Y mengatakan An.R jika makan
tidak pernah habis 3. Ibu Y mengatakan nafsu makan anaknya berkurang
semenjak sakit. 4. Ibu Y mengatakan anaknya memiliki Setelah dilakukan
kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan resiko
pertumbuhan tidak proporsiona tidak terjadi. mengatasi masalah
Hipertermi pada An.R. Tujuan khusus 1 Setelah dilakukan kunjungan
selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu
mengenal masalah, dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan
bersama anggota keluarga mengenai cara meningkatkan nafsu makan anak
dengan menu makanan variatif. Keluarga mengetahui cara meningkatkan
nafsu makan anak dengan menu makanan variatif. 4. Mantri/bidan
Posyandu 3. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan keluarga Menu
makan variatif yang dapat dilakukan pada balita. 1. Hidangkan menu
favoritnya 2. Menyusun menu makan yang berbeda agar anak tidak bosan.
3. Makan sedikit tapi sering 4. Sediakan cemilan yang sehat untuk balita,
misal yang berasal dari salah satu bahan yogurt, keju, buah, sayur. Keluarga
mampu mengenal masalah : 1. Kaji pengetahuan keluarga mengenai
masalah resiko gangguan pertumbuhan pada An.R 2. Diskusikan dengan
keluarga mengenai timbulnya masalah resiko pertumbuhan tidak
proporsional pada An.R 3. Kaji pengetahuan keluarga mengenai cara
meningkatkan nafsu makan anak dengan menu makanan variatif. 4.
Diskusikan dengan keluarga tentang makanan variatif yang dapat
meningkatkan nafsu makan anak.

riwayat ISPA beberapa kali. Data Objektif : 1. An.R tampak menghindari makanan
saat akan disuapi ibu 2. Porsi makan An.R tampak tidak dihabiskan 3. TB : 96 cm,
BB : 15 kg dan BBI : 17 kg penurunan BB : 11,7 % dari BBI. Tujuan khusus 2 :
Setelah dilakukan kunjungan selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.
Tujuan khusus 3 : Setelah dilakukan kunjungan selama Keluarga mampu
memutuskan merawat keluarga yang sakit. Keluarga mampu merawat Keluarga
memberi keputusan untuk merawat keluarga yang sakit. 1. Nutrisi pada An.R
efektif 2. Nutrisi pada An.R seimbang. 5. Evaluasi kembali pengetahuan keluarga
mengenai resiko gangguan pertumbuhan tidak proporsional pada anak balita dan
cara meningkatkan nafsu makan anak balita. Keluarga mampu mengambil
keputusan yang tepat : 1. Kaji keputusan yang diambil keluarga 2. Diskusikan
bersama keluarga keputusan untuk mengatasi masalah pneumonia dengan
mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah gangguan
pertumbuhan pada anak balita. Keluarga mampu merawat anggota keluarga sakit :

7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu merawat


anggota keluarga yang sakit. Tujuan khusus 4 : Setelah dilakukan kunjungan
selama 7 hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan rumah anggota keluarga yang sakit. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan Lingkungan yang mendukung kesembuhan : 1. Sarana
sanitasi yang memadai 2. Udara lingkungan rumah yang bersih dari bau yang
menggangu. 3. Pengobatan dan perawatan yang baik. 1. Lakukan konseling kepada
keluarga agar manajemen nutrisi pada An.R bisa efektif dan memotivasi keluarga
agar mampu merawat An.R. 2. Anjurkan orangtua untuk memberikan makanan
bergizi dan buah-buahan kepada anak agar nutrisi pada balita seimbang untuk
mencegah gangguan pertumbuhan tidak proporsional. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan : 1. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam mencegah
terjadinya pertumbuhan tidak proporsional pada balita. 2. Diskusikan dengan
keluarga cara
yang aman dan nyaman. Tujuan khusus 5 : Setelah dilakukan kunjungan selama 7
hari x 45 menit setiap kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Keluarga mampu membawa balita ke fasilitas kesehatan 4.
Ventilasi memadai dengan membuka jendela tiap hari. Keluarga membawa anak ke
pelayanan kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan.
Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh keluarga adalah: 1. Puskesmas 2.
Rumah sakit 3. Dokter praktek 4. Mantri/bidan Posyandu memodifikasi lingkungan
3. Motivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan. Keluarga mampu
memanfaatkan layanan kesehatan : 1. Jelaskan pada keluargatentang kondisi balita
2. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan untuk
mendeteksi tumbuh kembang balita. 3. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan
keluarga

STRUKTUR KELUARGA 1. Pola komunikasi keluarga Komunikasi antar


keluarga yaitu komunikasi terbuka, bahasa yang digunakan biasanya bahasa
indonesia. An.R juga komunikatif dengan anggota keluarganya. 2. Struktur
kekuatan anggota keluarga Di dalam keluarga, Tn.T yang mengatur semua
kebutuhan rumah tangga. Tn.T juga bertanggug jawab mengambil keputusan dan
semua anggota keluarga akan mematuhi karena Tn.T sebagai kepala keluarga dan
ayah bagi anakanaknya. 3. Struktur peran a. Peran formal 1) Tn.T berperan sebagai
kepala rumah tangga. 2) Ny.Y berperan sebagai ibu rumah tangga 3) An.K
berperan sebagai anak pertama. 4) An.Y berperan sebagai anak kedua. 5) An.R
berperan sebagai anak ketiga. b. Peran informal a) Tn.T sebagai tulang punggung
keluarga berperan untuk mencari nafkah bagi keluarga b) Ny.Y berperan mengurus
keluarga dan anak-anaknya c) An.K bereperan sebagai anak remaja d) An.Y
berperan sebagai anak sekolah e) An.R beperan sebagai anak pra sekolah 4. Nilai
dan norma keluarga Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn.T menggunakan
norma dan nilai sesuai dengan agama dan adat istiadat yang tidak bertentangan
dengan kesehatan. V. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi afektif Di antara anggota
keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan menghargai satu sama lainnya.
2. Fungsi sosialisasi Sosialisasi antar anggota keluarga dan tetangga sekitar cukup
baik. 3. Fungsi reproduksi Pasangan Tn.T dan Ny.Y memiliki 3 orang anak,
keluarga merencanakan jumlah anak dengan melalui diskusi antara Tn.T dan Ny.Y.
metode yang digunakan keluarga untuk mengendalikan jumlah anak adalah dengan
mengikuti program keluarga berencana.

4. Fungsi perawatan kesehatan keluarga Masalah/penyakit : pneumonia a.


Kemapuan keluarga mengenal masalah : Keluarga tidak mampu mengenal
masalah. Ibu Y mengatakan tidak mengetahui sumber yang menyebabkan
terjadinya penyakit pada anaknya. b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan yang tepat : keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat.
Ibu Y mengatakan mengantar An.R ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga sakit : keluarga tidak mampu
merawat anggota keluarga sakit. Ibu tidak mengerti tentang terapi untuk anak yang
mengalami pneumonia. d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan :
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan yang yang baik dan nyaman
untuk kesehatan e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan : Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
Puskesmas. VI. STRES DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor jangka pendek
dan jangka panjang a. Jangka pendek (<6 bulan) Sementara tidak mempunyai
masalah berat, hanya saja An.R sedang mengalami pneumonia. b. Jangka panjang
(>6 bulan) Keluarga memiliki stressor jangka panjang yaitu memikirkan masalah
biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-
tingginya. 2. Respon keluarga terhadap stresor dan mekanisme koping yang
digunakan a. Respon keluarga terhadap stresor Keluarga menganggap masalah
yang dihadapi adalah ujian atau cobaan dari Allah. Setiap ada masalah keluarga
selalu memecahkan masalah secara bermusyawarah. b. Strategi koping yang
digunakan Apabila ada keluarga yang bermasalah kesehatan, keluarga
memanfaatkan layanan kesehatan seperti: puskesmas dan rumah sakit. 3. Strategi
adaptasi disfungsional Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi
disfungsional meskipun dalam kondisi yang parah.

Anda mungkin juga menyukai