KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17
JL. MEDAN MERDEKA BARAT No. 8 | TEL : 3811308, 3505006, 3813260, 3447017 | TLx : 3e4a492, 2458540
JAKARTA 10110
3ea2aa0
PST : 4213, 4227, 4209, 4195 FAX : 3811786, 3845430, 507576
INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
NOMOR ; UM.008/81/18/DJPL-18
TENTANG
TINDAK LANJUT PENERTIBAN PERIZINAN TERMINAL KHUSUS (TERSUS)
DAN TERMINAL UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (TUKS)
Menimbang
Mengingat
b.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,
bahwa sehubungan dengan ditetapkan dan diundangkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik pada tanggal 21 Juni 2018, maka proses
perizinan Terminal Khusus dan TUKS harus menggunakan sistem OSS;
bahwa sehubungan dengan akan berakhimya batas waktu pemenuhan
kelengkapan persyaratan terhadap permohonan izin tersus dan TUKS yang
telah beroperasi dan telah memiliki izin dari Kementerian Perhubungan,
namun belum disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan, dan
telah mengajukan permohonan izin ke Kementerian Perhubungan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dan belum diterbitkan
perizinannya, serta perizinan Tempat Penimbunan Kayu (TPK) sebagai
Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendir;
bahwa dalam rangka menjamin kelancaran arus barang pada tersus dan
TUKS yang berdampak strategis nasional dan pemenuhan persyaratan
erizinan, maka dipandang masih membutuhkan waktu untuk melengkapi
dokumen yang dipersyaratkan mengingat terkait dengan instansi pemerintah
lainnya;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b dan huruf c, dipandang perlu mengeluarkan Instruksi Direktur
Jenderal Perhubungan Laut tentang Langkah-langkah Penertiban Perizinan
Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik indonesia Nomor 4849);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
‘Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151), Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembar
Negara Republik indonesia Nomor 5731);
14, Peraturan
“Menlaali Prraturan Paley aren Berar Mendahung Tereiglanye Kselamalen Berlayar”4, Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5208);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan
Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
(Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10.Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 75);
11. Peraturan Menteri_Perhubungan Nomor KM. 62 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kartor Unit Penyelenggara Pelabuhan
‘sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM. 130 Tahun 2015 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1400);
12, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan Batam, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 47 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 65
Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan Batam;
13, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 36 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 135 Tahun
2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1401);
14, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 35 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 189 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 117
Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1891);
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 20 Tahun 2017 tentang
Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 394).
IT. Surat...Kepada
Untuk
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
17.Surat_ Edaran_ Direktur Jenderal__Perhubungan Laut _Nomor
UM.003/39/6/DJPL-17 tanggal 15 Mei 2017 tentang Penertiban Perizinan di
Bidang Kepelabuhanan Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan
Sendiri;
18. Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.008/7 1/3/DJPL-17
tanggal 19 September 2017 tentang Pelaksanaan Penertiban Perizinan
‘Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri;
19. Surat Edaran Direkt Jenderal_Perhubungan Laut Nomor
UM.003/74/1/DJPL-17. tanggal 28 September 2017 tentang Perizinan
‘Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Sebagai Terminal Khusus dan Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri;
20. Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.008/99/20/DJPL-
17 tanggal 29 Desember 2017 tentang Langkah-Langkah Penertiban
Perizinan Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan
‘Sendiri (TUKS);
21. Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.008/53/12/DJPL-
48 tanggal 29 Juni 2018 tentang Tindak Lanjut Penertiban Perizinan
Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS);
22, Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 26 Tahun 2018 tanggal 30
Juli 2018 tentang Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik
MENGINSTRUKSIKAN :
Para Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama;
Para Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;
Para Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Petabuhan;
Kepala Kantor Pelabuhan Batam;
Para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;
peers
Bahwa sejak ditetapkan dan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik pada tanggal 21 Juni 2018, maka proses perizinan tersus dan TUKS
harus menggunakan sistem OSS.
Tersus dan TUKS yang telah mendapatkan izin operasional sebelum diterbitkan
dan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, masih beriaku dan
didaftarkan ke sistem OSS.
Terhadap tersus dan TUKS yang telah memiliki izin dan sedang dalam proses
penyesuaian di Kementerian Perhubungan, diatur ketentuan sebagai berikut
a. Tersus dan TUKS yang telah beroperasi dan telah memiliki izin dari
Kementerian Perhubungan, namun sedang dalam proses perpanjangan izin
tetap dapat diberikan pelayanan jasa kepelabuhanan sampai dengan tanggal
31 Maret 2019 dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik;
Mo. TerSUSb. Tersus dan TUKS yang telah beroperasi dan telah memiliki izin dari
Pemerintah Daerah/Kementerian Perhubungan namun belum disesuaikan
dengan ketentuan perundang-undangan dan telah mengajukan permohonan
izin ke Kementerian Perhubungan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik dan belum diterbitkan perizinannya, tetap dapat diberikan
pelayanan jasa kepelabuhanan sampai dengan tanggal 31 Maret 2019 sambil
Menunggu proses melalui sistern OSS,
KEEMPAT : Bagi Tersus dan TUKS yang belum mendapatkan izin dari OSS dan tidak dapat
memenuhi komitmen sampai dengan tanggal 1 April 2019, agar tidak diberikan
pelayanan jasa kepelabuhanan.
KELIMA Terhadap Tempat Penimbunan Kayu (TPK) sebagai Tersus atau TUKS maupun
sebagai Pemanfaatan Garis Pantai yang telah mengajukan permohonan izin
sampai dengan tanggal 31 Desember 2017, tetap dapat diberikan pelayanan jasa
kepelabuhanan dan diberikan perpanjangan _kesempatan _pemenuhan
kelengkapan seluruh persyaratan perizinan sampai dengan 31 Maret 2019.
Apabila sejak tanggal 1 April 2019 tidak dapat memenuhi kelengkapan seluruh
persyaratan perizinan, agar tidak diberikan pelayanan jasa kepelabuhanan.
KEENAM ‘Tethadap Tersus dan TUKS yang telah diberikan pelayanan jasa kepelabuhanan
agar tetap dikenakan pungutan penerimaan negara bukan pajak sebagaimana
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian
Perhubungan.
KETUJUH : Para Penyelenggara Pelabuhan dan Syahbandar agar melaksanakan Instruks! ini
dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaporkan hasilnya kepada Direktur
Jenderal Perhubungan Laut paling lambat tanggal 30 Oktober 2018 dan
selanjutnya agar Penyelenggara Pelabuhan dan Syahbandar secara rutin
menyampalkan laporan penertiban tersus dan TUKS kepada Direktur
Kepelabuhanan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut
paling lambat tanggal 10 (sepuluh) tiap bulannya.
KEDELAPAN Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya,
Ditetapkan di Jakarta
“os Tw 28 September 2018
3 Z END ay PERHUBUNGAN LAUT
Salinan Instruksi
fisampaikan kepada:
Menteri Perhubungan;
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
Para Kepala Bagian di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
POReNa