Kiai Kholil Bisri dalam buku kumpulan Ijazah shalawat beliau [1] mengatakan, “(Shalawat ini)
biasa dipakai sebagai wiridan rutin sebanyak 1000 (seribu) kali oleh para Kiai kuno. Untuk
membuka jalan memperoleh berkah dalam segala upaya. Bisa dibaca sekaligus 1000 kali dan
bisa dicicil sehabis shalat maktubah (shalat 5 waktu) 200 kali.
Untuk mempercepat ijabah bagi hajat mendesak, dibaca 1000 x dalam 1 majelis (1 kali duduk,
tidak boleh berhenti). Dilakukan setelah shalat hajat 2 rakaat, yang sebaiknya, didirikan tengah
malam.
ِ ﻳَ ﺎ َﺳﻴ ِﺪ ْي ﻳَ ﺎ ُﻣ َﺤﻤﺪْ اﻧ ْﻲ ا َﺗ َﻮﺳ ُﻞ ِﺑ َﻚ ٰإﻟﻰ َرﺑ ْﻲ َﻓ َﺸﻔﻌْ ُﻪ ِﻓﻲ ِﻟ َﻘ َﻀ. َﻧ ِﺒﻲ اﻟﺮ ْﺣ َﻤ ْﺔ, ْأَﻟﻠﻬُ ﻢ اﻧ ْﻲ ا ْﺳ َﺌ ُﻠ َﻚ َوا َﺗ َﻮﺟﻪٗ اﻟَ ْﻴ َﻚ ِﺑﻨ َِﺒﻴ َﻚ ُﻣ َﺤﻤﺪ
ﺎء
َو ِﻫ َﻲ,ﺎﺟﺎ ِﺗ ْﻲ
َ َﺣ
Allahumma innii as-aluka, wa-atawajjahu ilayka, bihabiibika Muhammad, Nabiyyir rohmah. Yaa
Sayyidii yaa Muhammad, inii atawassalu bika ilaa robbii, fasyaffi’hu fiy liqadhaa-i haajatii.
Wahiya…. (disebutkan hajatnya)
Jika hajat anda –dirasakan- sulit dijangkau menurut ukuran kemampuan anda, maka shalawat
tersebut dibaca sebanyak 15.000 kali, dengan tata cara seperti di atas. Setelah selesai, baca
pula do’a tawassul”.
Demikian ijazah Kiai Kholil Bisri yang telah diijazahkan secara umum ini.
Lihatlah, ternyata shalawat ini adalah wiridan Kiai Kuno. Dengan melihat ini saja sudah
merupakan keberkahan jika kita mengikutinya. Karena shalawat ini telah dibaca para guru
sejak dahulu. Dan kita bisa mengikuti para beliau, rahimahumullah, ini suatu keberuntungan.
“Khasiat” shalawat Jibril ini memang dahsyat. Meski bukan dalam pengertian terkabulnya
hajat. Orang yang istiqamah membaca shalawat, mendapat kemuliaan di sisi Allah yang
sangat tinggi derajatnya. Bahkan – sampai sampai – jasadnya dilindungi dari kerusakan
setelah mati.
Untuk hal yang sebutkan terakhir ini, ada sebuah kisah yang sangat terkenal. Diceritakan oleh
Habib Luthfi bin Yahya dalam banyak kesempatan/ pengajian.
Habib Luthfi dalam perjalanan keilmuan beliau, mondok di Kedung Paruk Purwokerto kepada
Syaikh Abdul Malik, seorang mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah. Beliau ada adalah
seroang ‘alim, da’i (pengajak ke jalan Allah) yang sangat mencintai Indonesia. (Insya Allah,
akan ditulis artikel tentang beliau Quddisa Sirruhu).
Sewaktu beliau mondok, beliau mengenal seorang kuli angkut di pasar yang bernama Pak
Darjo. Pak Darjo seorang pekerja yang luar biasa. Setelah shalat shubuh, jam 7 keluar kerja ke
pasar, mengangkut beras dan barang barang komoditas lainnya. Apa saja dilakoninya dengan
ikhlas.
Singkat cerita, Pak Darjo ini wafat dan telah dimakamkan 9 tahun lamanya. Setelah itu cucu
beliau meninggal. Keluarga sepakat untuk memakamkan sang cucu di dekat makam kakeknya.
Karena di situ pun banyak orang orang shaleh, seperti ayahanda Kiai Abdul Malik, yakni Kiai
Ilyas An-Naqsyabandi QS.
Akhirnya, kuburan Pak Darjo dibongkar, saat itulah terlihat sungguh Allah memuliakan beliau.
Jenazah pak Darjo masih utuh bahkan semerbak wangi.
Ketika Habib Luthfi menghadap Sang Guru, Kiai Abdul Malik, malah beliau mendahului berkata :
Belum Habib berkata Kiai Abdul Malik sudah tahu dan menjelaskan, kata beliau, Pak Darjo
adalah ahli shalawat. Tiap malam tidak pernah meninggalkan shalawat sebanyak 16.000 kali.
Jika belum selesai, dia tidak akan tidur.
Dalam hal ini, ada perbedaan versi, bacaan shalawat yang dibaca oleh Pak Darjo. Yakni, beliau
biasa membaca “Allahumma shalli ‘alaa Muhammad”. Tapi syaikh Abdul Malik sendiri memiliki
amalan shalawat yang selalu diijazahkan kepada khalayak, dan shalawat itu adalah shalawat
Jibril, “Shallallahu ‘ala Muhammad”.
Dalam lafadz yang – sedikit berbeda –, dalam kitab wirid Tawajjuhat, diselipkan kata “Nabi”,
yakni :
ِ ﻋَ ﻠَﻰ
ْاﻟﻨﺒ ّﻲ ُﻣ َﺤﻤﺪ ص َﻟﻰ ا
Kitab Tawajjuhat ini adalah buku kumpulan dzikir yang diijazahkan Kiai Ihya ‘Ulumuddin, Pujon
Jawa Timur. Kiai Ihya adalah murid dari Sayid Muhammad bin Alwi Al Maliki Makkah. (Semoga
semua kita tergolong santri beliau beliau ini).
Oh iya, kita belum ceritakan, mengapa shalawat ini diberi nama Shalawat Jibril. Kembali dalam
Buku Salawat Gembolan, Kiai Kholil Bisri menceritakan bahwa, ketika Allah menciptakan Siti
Hawa, Allah memberi rasa ketertarikan kepada Nabi Adam terhadap Ibu Hawa.
Namun, ketika Nabi Adam ‘Alaihis salam hendak mendekati, atau dalam bahasa lain
“mengulurkan tangan – mungkin maksudnya menyentuh” Ibu Hawa, Allah melarang beliau.
Allah melarang beliau menyentuh ibu Hawa sebelum memberi mahar kepadanya.
Ternyata mahar itu berupa bacaan shalawat. Malaikat Jibril ‘Alaihis Salamdiperintah oleh
Allah ta’ala untuk mentalqin bacaan shalawat itu kepada Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Karena
itulah ijazah shalawat yang agung ini dinamakan Shalawat Jibril. Shalawat dari Yang Maha
Mulia, ditalkinkan oleh Malaikat yang mulia, dan diterima oleh Manusia Pertama yang mulia.
Semoga keberkahan shalawat ini melimpah kepada kita, keluarga dan masyarakat semuanya,
sehingga dipilih menjadi hamba-hambaNya yang dimuliakan dunia dan akhirat. Amiin.
Amalan Basmalah dari Para Kyai dan Syaikh Abdul Qodir Al-jailani di :
https://www.mqnaswa.com/wirid-basmalah-dari-para-kiai-hingga-syaikh-abdul-qodir-al-jailani/
Wallahu A’lam
Repost
Wawan Setiawan
Share this:
Santri Follow
#shalawat
« Hal yang Paling Ditakutkan Rasul akan Menimpa Umat Islam
Share
Santri
Jul 7, 2019 · 2 min read
Santri
Jul 6, 2019 · 1 min read
Surat Waqi’ah : Fadilah dan Doanya
Santri
Jul 5, 2019 · 2 min read
Kunkun Says:
June 9, 2019 at 1:05 am
Izin mengamalkan ny
Santri Says:
June 24, 2019 at 2:53 am
Zulkarnain Says:
June 10, 2019 at 11:54 pm
Qobiltu
Santri Says:
June 24, 2019 at 2:53 am
Qobiltu ijazatuka
Santri Says:
June 25, 2019 at 10:10 am
Dt.Affiadin Says:
June 26, 2019 at 1:49 am
Santri Says:
June 26, 2019 at 9:48 am
Qobiltu ijazatuka
Santri Says:
July 3, 2019 at 1:11 am
Sidiahmed Says:
June 28, 2019 at 6:28 pm
qobiltu pak
Santri Says:
July 3, 2019 at 1:11 am
Santri Says:
July 4, 2019 at 3:15 am
Ahmad Says:
June 30, 2019 at 5:26 am
Santri Says:
July 3, 2019 at 1:12 am
Mohon ijazah dan ijin mengamalkannya. Salam, rahmat dan berkah Allah ‘azza wa
jalla semoga menjadi balasan yang lebih baik untuk akhi.
Qabiltu ijazatuka
Al fatihah ilaika man ajazani
Santri Says:
July 12, 2019 at 2:07 pm
Eful Says:
July 11, 2019 at 3:45 pm
qobiltu akhii
Santri Says:
July 12, 2019 at 2:07 pm
Eful Says:
July 12, 2019 at 3:09 pm
amiin
Leave a Reply
Write a response...
Name
E-mail address
Website Link
Post Comment
© Copyright MQ Naswa