Anda di halaman 1dari 6

NASEHAT IMAM AL-GHAZALI

Imam Ghazali : Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Murid 4 : Kaum kerabat

Imam Ghazali : Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI.
Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati Bicara tentang kematian, ada 1
pertanyaan apakah itu kematian?

( Surah Ali-Imran :185).

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan

Rasulullah bersabda, "Mati adalah pintu, setiap makhlukNYA pasti melewatinya"..."Sungguh


umatku yg paling cerdas & paling mulia adalah umatku yg paling banyak ingat mati lalu
mempersiapkan diri setelah mati".

Pada dasarnya setiap manusia itu mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan. Kematian
yang pertama ialah sebelum kita dihidupkan di muka bumi ini dan kematian kedua waktu kita
mengakhiri kehidupan ini. Kehidupan pertama ialah waktu kita hidup di dunia ini yang bersifat
sementara dan kehidupan kedua adalah waktu kita dibangkitkan di akhirat nanti. Allah Swt.
menjelaskan hal itu dalam S. Al-Baqarah: 28;

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu,
kemudian kamu dimatikan-Nya, kemudian dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah
kamu dikembalikan?".

Rahasia kematian itu disebutkan Aa Gym, ada tiga: rahasia waktu, rahasia tempat, rahasia
cara.
"Allah merahasiakan (ketiganya itu) agar kita selalu siap setiap saat. Jangan menunda amal
ibadah, jangan menundaa tobat, jangan main dengan maksiat, jangan menyia-siakan waktu
kebersamaan -- kapanpun, di manapun -- yang penting khusnul khotimah (akhir hidup yang
diridhoi Allah SWT)," kata Aa Gym .

Allah hanya memberi konfirmasi bahwa kematian itu ada dan kerena itu mengingatkan manusia
bahwa kematian dapat datang kepada kita sewaktu- waktu dan tidak akan dapat dihindari.
Allah 'Azza Wa Jalla berfirmanُ (artinya) :
"Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di
dalam benteng yang tinggi dan kokoh..." ¤ QS. An Nisaa' : 78 .

Dan firman-Nya lagi (artinya) :


Katakanlah : "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepada mu apa yang telah kamu kerjakan." ¤ QS. Al-Jum'ah : 8 .

Imam Ghazali : Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Murid 4 : Bintang-bintang

Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU.

Surah Al-Ashr : 103

Ada 4 type manusia dalam menghadapi masa lalu.

Type pertama adalah dengan mengambil hikmah atas kejadian atau peristiwa masa lalu.
Terutama dalam peristiwa-peristiwa yang dirasakan tidak menyenangkan oleh pelakunya.
Peristiwa yang membawa kegundahan, kegelisahan, kesakitan, kecemasan, kebingungan,
ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan. Peristiwa ini akan menjadikan si subyek mengambil
hikmah atas kejadian itu dan memanfaatkan pelajarannya untuk diterapkan di masa mendatang
jika menghadapi hal-hal serupa.

Type kedua adalah dengan melupakan kejadian masa lalu. Cara ini ibarat menulis di atas air atau
menulis di atas pasir pantai yang kemudian ombak menyapunya hingga hilang tak berbekas sama
sekali. Konsep ini memerlukan bantuan waktu yang tidak singkat untuk membuat subyek menjadi
lupa pada sebuah kejadian masa lalu. Melupakan adalah sebuah kerja pasif karena seseorang yang
berusaha melupakan sesuatu, tapi pikirannya bekerja untuk melupakan hal itu, pada hakikatnya
sedang mengingat kejadian itu lebih kuat. Karena itu, hendaknya ia tidak menyibukkan pikirannya
untuk melupakan, tapi membuatnya rileks tanpa beban masa lalu.

Type ketiga adalah dengan menyelesaikan masalah yang timbul dari masa lalu itu. Biasanya
masalah yang timbul muncul karena adanya pihak lain di luar subyek yang tidak bisa menerima
masa lalu dari si subyek. Oleh karena itu, jalan yang lebih baik ditempuh oleh si subyek adalah
dengan menyelesaikan permasalahan masa lalu itu hingga tidak ada lagi ganjalan besar yang
menganggu jalan panjang masa depannya.

Type keempat adalah dengan mengabaikan masalah di masa lalu. Adalah hal tidak bijak jika
seseorang mengabaikan sebuah masalah besar di masa lalu dan menganggapnya tidak perlu
diselesaikan. Namun, untuk masalah yang kecil dan sepele, menyelesaikan semuanya adalah hal
yang tidak bijak pula karena akan menghabiskan masa dan usia secara sia-sia. Masalah yang kecil
dan banyak dapat diabaikan dan lebih memprioritaskan penyelesaian masalah-masalah yang lebih
besar.

Iman Ghazali : Apa yang paling besar didunia ini ?


Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi

Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU
Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.

Adapun penertian hawa nafsu adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa kita yang cenderung
negatif baik bersifat jasmani maupun nafsu yang bersifat maknawi. Nafsu yang bersifat jasmani
yaitu sesuatu yang berkaitan dengan tubuh kita seperti makanan, minum, dan kebutuhan biologis
lainnya, Nafsu yang bersifat maknawi yaitu, nafsu yang berkaitan dengan kebutuhan rohani
seperti, nafsu ingin diperhatikan orang lain, ingin dianggap sebagai orang yang paling penting,
paling pinter, paling berperan, paling hebat, nafsu ingin disanjung dan lain-lain.Hawa nafsu inilah
yang mengakibatkan pengaruh buruk / negatif bagi manusia

(Surah Al A’raf: 179).

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai

ٌ ‫صهُ ِلنَ ْفسِي فَلَما كَل َمهُ قَا َل إِنكَ ْاليَ ْو َم لَدَ ْينَا َم ِك‬
ٌ ‫ين أَ ِم‬
‫ين‬ ْ ‫َوقَا َل ْال َم ِلكُ ائْتُونِي بِ ِه أ َ ْست َْخ ِل‬
“Karena sesunguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan”. (QS. Yusuf 54)

Kisah nabi yusuf (12: 23 – 24)

Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf
berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik."
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf
pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian.
Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

Hadist qudsi:

Diriwayatkan dari Imam Al-Baqir bahwa Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman: “Demi
kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan
ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginannya (nafsunya) di
atas keinginan-Ku, melainkan Aku kacaukan urusannya, Aku kaburkan dunianya dan Aku
sibukkan hatinya dengan dunia serta tidak Aku berikan diinia kecuali yang telah kutakar
untuknya.

Demi kemulian-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan


ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginan-Ku di atas
keinginan (nafsu) dirinya melainkan Aku suruh malaikat untuk menjaganya, langit dan bumi
menjamin rezekinya dan menguntungkan setiap perdagangan yang dilakukannya serta dunia akan
datang dan selalu berpihak kepadanya
tidak beriman salah seorang dari kalian, hingga ia mengikutkan (menundukkan) hawa nafsunya
dengan ( Islam ) yang aku bawa” (HR. Imam An Nawawi dalam Kitab Al Arba’in An
Nawawiyyah)

1. Nafsu amarah
Yaitu jiwa yang masih cenderung kepada kesenangan-kesenangan yang rendah, yaitu kesenangan
yang bersifat duniawi. Nafsu ini berada pada tahap pertama yang tergolong sangat rendah, karena
yang memiliki nafsu ini masih cenderung kepada perbuatan-perbuatan yang maksiat. Secara
alami nafsu amarah cenderung kepada hal-hal yang tidak baik. Bahkan, karena kebiasaan berbuat
keburukan tersebut, bila mana dia tidak melakukannya, maka dia akan merasa gelisah, sakau dan
gundah gulana.
Allah SWT berfirman dalam al-qur’an
Artinya: Sesungguhnya nafsu itu suka mengajak ke jalan kejelekan, kecuali (nafsu) seseorang
yang mendapatkan rahmat Tuhanku (QS. Yusuf : 53).

2. Nafsu Lawwamah
Yaitu jiwa yang sudah sadar dan mampu melihat kekurangan-kekurangan diri sendiri, dengan
kesadaran itu ia terdorong untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan rendah dan selalu berupaya
melakukan sesuatu yang mengantarkan kebahagian yang bernilai tinggi.
Ustadz Arifin ilham pernah mengatakan , bahwa orang yang masih memiliki nafsu lawammah ini
biasanya disaat ia melakukan maksiat/dosa maka akan timbul penyesalan dalam dirinya, namun
dalam kesempatan lain ia akan mengulangi maksiat tersebut yang juga akan diiringi dengan
penyesalan-penyesalan kembali. Selain itu ia juga menyesal kenapa ia tidak dapat berbuat
kebaikan lebih banyak Nafsu ini tergolong pada tahap kedua, nafsu ini disinyalir Al-Qur’an :
Artinya : Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). (QS. Al-
Qiyamaah : 2).

3. Nafsu Mutmainnah
Yakni jiwa tenang, tentram, karena nafsu ini tergolong tahap tertinggi, nafsu yang sempurna
berada dalam kebenaran dan kebajikan, itulah nafsu yang dipanggil dan dirahmati oleh Allah
SWT, Sebagaimana firman-Nya:
Artinya : Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhaiNya. (QS. Al - Fajr : 27-28).
Dalam ayat lain Allah menghiburnya yaitu :
Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. (QS. Asy – Syams : 9).

ASY-SYAMS(91) 8-10

8: maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya

9: sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

10 : dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Imam Ghazali : Apa yang paling berat didunia?


Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH

Amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman dan aman, sehingga mu'min berarti
yang beriman, yang mendatangkan keamanan, juga yang memberi dan menerima amanah. Orang
yang beriman disebut juga al-mu'min, karena orang yang beriman menerima rasa aman, iman dan
amanah. Bila orang tidak menjalankan amanah berarti tidak beriman dan tidak akan memberikan
rasa aman baik untuk dirinya dan sesama masyarakat lingkungan sosialnya. Dalam sebuah hadis
dinyatakan "Tidak ada iman bagi orang yang tidak berlaku amanah".

Dalam kontek hablun min allah, amanah yang dibebankan Allah kepada manusia adalah Tauhid
artinya pengakuan bahwa hanya Allah yang harus disembah, hanya Allah yang berhak mengatur
kehidupan manusia dan hanya Allah yang harus menjadi akhir tujuan hidup manusia, sehingga
pelanggaran terhadap tauhid adalah syirik dan orang musyrik adalah orang khianat kepada Allah.
Termasuk dalam kontek ini pula adalah mengimani seluruh aspek yang termuat dalam rukun iman
dan melaksanakan ubudiyah yang termaktub dalam rukun islam

(Surah Al-Azab : 72 ).

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,
dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ke tika Allah SWT
meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya
berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka
kerana gagal memegang amanah.

Imam Ghazali : Apa yang paling ringan di dunia ini ?


Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Murid 4 : Daun-daun

Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah
MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat.

al ankabuut : 45

“Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah
mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia telah
merobohkan agama (Islam) itu,” (Baihaqi).

Diriwayatkan bahwa Nabi  bersabda :


َ‫من هَد َمها فَقَد َهدَ َم الدِين‬ َ َ‫ َم ْن أقَا َمها فَق ْد أق‬، ‫ِين‬
ْ ‫ َو‬، َ‫ام الدِين‬ ِ ‫الصالة ُ ِعماد ُ الد‬
“Sholat Adalah Tiang Agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan
agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya”
ُ ‫َام ِه ْال ِج َهاد‬
ِ ‫سن‬َ ُ ‫ع ُمودُهُ الصالَة ُ َوذ ِْر َوة‬
َ ‫اإل ْسالَ ُم َو‬ ُ ْ‫َرأ‬
ِ ‫س األ َ ْم ِر‬
“Pucuk urusan adalah Islam, Tiangnya adalah Sholat dan punuknya adalah Jihad”.
Imam Tirmidzi berkata : “Hadits Hasan Shahih”. Aku (Syaikh) berkata : “ini adalah hadits Hasan
sebagaimana telah aku tahqiq dalam “Takhrij Kitab Ash-Shomtu” karya Imam Ibnu Abid Dunya
(no. 6)”.

Imam Ghazali : Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?


Murid- Murid dengan serentak menjawab : Pedang

Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya
sendiri

ُ ‫َما يَ ْل ِف‬
َ ٌ‫ظ ِمن قَ ْو ٍل ِإَّل لَدَ ْي ِه َرقِيب‬
ٌ ‫عتِيد‬

"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir." (Qaf: 18).

َ ‫سانا ً َو‬
‫شفَتَي ِْن َو َه َد ْينَاهُ النَّجْ َدي ِْن‬ َ ‫َو ِل‬
lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan

ْ َ‫َم ْن َكانَ يُؤْ ِم ُن بِاهلل َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخي ًْرا أ َ ْو ِلي‬
ْ ‫ص ُم‬
.‫ت‬

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau
diam." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

GHIBAH

Di dalam Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmidzi dan Sunan an-Nasa`i: dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ أَفَ َرأَيْتَ ِإ ْن َكانَ فِي أ َ ِخ ْي َما أَقُ ْولُ؟‬:َ‫ قِ ْيل‬.ُ‫ ِذ ْك ُركَ أ َ َخاكَ ِب َما َي ْك َره‬:َ‫ قَال‬،‫س ْولُهُ أ َ ْعلَ ُم‬ ُ ‫ للاَ َو َر‬:‫اال ِغ ْي َبةُ؟ قَالُ ْوا‬ ْ ‫أَتَد ُْر ْونَ َم‬
.ُ‫ ِإ ْن َكانَ فِ ْي ِه َما تَقُ ْو ُل فَقَ ِد ا ْغت َ ْبتَهُ َو ِإ ْن لَ ْم َي ُك ْن فِ ْي ِه َما تَقُ ْو ُل فَقَ ْد َب َهته‬:َ‫قَال‬

"Apakah kalian mengetahui, apakah ghibah itu?" Mereka menjawab, "Allah dan RasulNya lebih
mengetahui." Beliau bersabda, "Kamu menyebutkan tentang saudaramu dengan sesuatu yang
tidak disenanginya." Dikatakan kepada beliau, "Bagaimana pendapatmu bila pada saudaraku
memang benar ada yang aku ucapkan?" Beliau bersabda, "Jika pada dirinya benar ada yang
kamu ucapkan, maka kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, dan jika pada dirinya tidak
terdapat sesuatu yang kamu ucapkan, maka kamu telah melakukan tuduhan dusta terhadapnya."
(HR. Muslim).

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

"Ketika saya diangkat (pada peristiwa isra' mi'raj), maka saya melewati kaum yang memiliki kuku
dari tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya, 'Siapakah mereka
wahai Jibril?' Jibril menjawab, 'Mereka adalah kaum yang memakan daging manusia
(maksudnya melakukan ghibah), dan merusak kehormatan mereka'." (HR. Abu Dawud).

Anda mungkin juga menyukai