GINJAL
BIDANG KEGIATAN :
METODOLOGI PENELITIAN
Disusun Oleh:
Andi St Nurul Haerunnisa C011171306 Angkatan 2017
Muh. Khairil Hasyim C011171307 Angkatan 2017
Ade Fahirah C011171308 Angkatan 2017
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan karunia-Nya, proposal penelitian yang berjudul
”PENGETAHUAN PEKERJA BURUH KASAR MENGENAI PENGARUH
MINUMAN BERENERGI TERHADAP KESEHATAN GINJAL” dapat
terselesaikan.
4. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah mendukung dan
mendoakan agar penyusunan proposal ini terselesaikan dengan baik.
5. Kepada teman kelompok saya yang setia menemani disaat suka maupun
duka.
ii
DAFTAR ISI
iii
2.6 Kerangka Konsep ............................................................................ 15
2.7 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 15
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 16
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 16
3.1.1 Waktu ................................................................................ 16
3.1.2 Tempat .............................................................................. 16
3.2 Rancangan Penelitian ..................................................................... 16
3.3 Identifikasi Variabel ...................................................................... 16
3.3.1 Variabel Independen ......................................................... 16
3.3.2 Variabel Dependen ............................................................ 16
3.4 Populasi dan Subjek Penelitian ...................................................... 17
3.4.1 Populasi Penelitian ............................................................ 17
3.4.2 Subjek Penelitian .............................................................. 17
3.5 Sampel ........................................................................................... 17
3.5.1 Cara Pengambilan Sampel ................................................ 17
3.5.2 Besar Sampel .................................................................... 17
3.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 17
3.7 Pengumpulan Data ......................................................................... 17
3.7.1 Metode dan Pengumpulan Data ........................................ 17
3.7.2 Cara Kerja ......................................................................... 18
3.7.3 Alur Penelitian .................................................................. 19
3.8 Pengolahan dan Teknik Analisis Data ........................................... 20
3.8.1 Pengolahan Data ............................................................... 20
3.8.2 Analisis Data ..................................................................... 20
iv
DAFTAR TABEL
v
vi
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
yang besar. Dengan meminum minuman berenergi, mereka mengaku merasa lebih
bersemangat dan berenergi tanpa mengetahui mengkonsumsi minuman ini dalam
jumlah besar dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
2
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu
setelah seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra meliputi pancamanusia yaitu indra
penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra rasa, dan indra
raba.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam tindakan seseorang (over behavior).Pengetahuan juga diartikan
sebagai informasi yang secara terus menerus diperlukan oleh seseorang
untuk memahami pengalaman (Potter et al, 2005).Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia ([KBBI]) pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui
berkaitan dengan proses pembelajaran.
4
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan dari seseorang yang telah
mengggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang real
(sebenarnya). Aplikasi disini meliputi penggunaan rumus, hukum- hukum,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
memisahkan suatu objek atau materi ke dalam komponen- komponen, tetapi
masih di dalm satu struktur organisasi, dan masih memiliki keterkaitan satu
dan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis
(synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi– formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat menyesuaikan, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyusun dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi(evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau norma- norma
yang berlaku di masyarakat.
Berdasarakan Cognitive Consistency Theory (Simons et al.,(1995) di dalam
Notoatmodjo (2011) bahwa terdapat kesesuaian antara pengetahuan, sikap,
dan perilaku. Pengetahuan baru yang diperoleh menyebabkan terjadi
ketidaksesuaian lagi antara pengetahuan, sikap, dan perilaku sesuai dengan
yang diharapkan.
5
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok yang mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tingggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan
rendah. Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh pada pendidikan
formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap positif terhadap
objek tersebut.
b. Media massa/ informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact),
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Perkembangan teknologi akan menyediakan bermacam- macam media
massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain- lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media dalam
penyampaian informasi merupakan tugas utama, media masa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
6
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berbeda dalam
lingkungan tersebut.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengatahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman
belajar selama bekerja dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia, maka akan bertambah pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin baik.
Menurut penelitian Indarwati, R.D (2011) menjelaskan bahwa
perbedaan tingkat pengetahuan antara satu orang dengan orang lain
disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain: pendidikan formal, pekerjaan, umur, minat,
pengalaman hidup, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi yang
didapat oleh orang tersebut (Mubarok, 2007). Semakin tinggi tingkat
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berbeda
dalam lingkungan tersebut.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengatahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman
belajar selama bekerja dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
7
seseorang. Semakin bertambah usia, maka akan bertambah pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin baik.
Menurut penelitian Indarwati, R.D (2011) menjelaskan bahwa perbedaan
tingkat pengetahuan antara satu orang dengan orang lain disebabkan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
pendidikan formal, pekerjaan, umur, minat, pengalaman hidup, kebudayaan
lingkungan sekitar dan informasi yang didapat oleh orang tersebut
(Mubarok, 2007). Semakin tinggi tingkat
2.2. Minuman Berenergi
a) Cair : Suplemen Minuman berenergi bentuk cair mudah ditelan dan juga
dapat diberi tambahan rasa, sehingga lebih menarik untuk diminum.
b) Tablet : Mudah disimpan dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang
8
lebih panjang dibanding obat bentuk lainnya. Pada vitamin dalam bentuk
tablet dapat ditambahkan dengan zat pembawa yang disebut excipient.
Senyawa ini membuat tablet lebih mudah dicerna di usus.
c) Serbuk : Seseorang yang sulit menelan kapsul atau tablet dapat
mengonsumsi minuman berenergi dalam bentuk serbuk dengan cara
melarutkannya dalam air.
a.Efedrin
Bahan perangsang/stimulan yang bekerja pada sistem saraf pusat. Efedrin
merupakan bahan umum dalam ramuan produk pelangsing dan pelega
nafas/hidung tersumbat (decongestant). Namun, ada perhatian khusus
terhadap efeknya pada jantung.
b.Kafein
Kafein adalah sejenis obat yang secara natural diproduksi oleh daun dan
benih pada beberapa jenis tanaman. Berasal dari tanaman kopi, teh, dan biji
kakau, Kafein juga bisa diproduksi dengan sengaja dan ditambahkan pada
bahan-bahan makanan kafein sebagai zat nonnutrien yang terdapat pada
makanan. Kafein bekerja sebagai stimulan susunan syaraf pusat, jantung,
pernafasan, efek lain kafein adalah relaksasi otot polos, merangsang
diuresis, peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan aliran darah ke
otot serta mengganggu fungsi hati. Di dalam tubuh, kafein mengalami
perjalanan melewati saluran cerna dan diserap hampir 100 persen, serta
puncak konsentrasi di darah sekitar 15 menit sampai 20 menit. Kadar atau
level maksimum yang diperbolehkan adanya kafein dalam tubuh tak lebih
dari 12 mikro gram dalam setiap 1 ml urin atau menjaga konsumsinya tidak
lebih dari 500 mg kafein atau 7-8 gelas. (Sahabattelapak, 2010)
c.Taurin
Asam amino diperlukan untuk membantu mengatur detak jantung dan
kontraksi otot pada saat kita bekerja.
d.Ginseng
Sejenis akar tumbuhan yang dipercaya mengandung bermacam-
macam bahan berkhasiat obat, diantaranya pengurang stres dan menambah
tenaga.
e.VitaminA
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan tubuh
yang ber guna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan
kesehatan mata.
9
f.Karnitin
Asam organik yang membantu menyediakan tenaga untuk kontraksi otot.
g.Inositol
Salah satu anggota vitamin B kompleks (bukan vitamin tersendiri,
karena tubuh manusia mampu membentuknya), yang membantu
menyampaikan pesan-pesan di dalam sel-sel tubuh.
h.Ginkobiloba
i.VitaminE
j. Vitamin B-kompleks
Vitamin B-kompleks berguna dalam pembentukan sel darah
merah/eritrosit. Vit B1 untuk nutrisi saraf, B2 untuk mencegah bibir
pecah-pecah, vit B3 untuk memperlancar peredaran darah dan kulit, vit B5
bagus untuk pertumbuhan rambut sedangkan vit B6 diperlukan pada
wanita hamil yang mengalami muntah-muntah. (Sukma Merati, 2009)
k.RoyalJelly
Zat ini juga mengandung protein dan vitamin C dan mampu meningkatkan
kekebalan tubuh..
2.3 Ginjal
2.3.1 Definisi Ginjal
Ginjal (Ren) adalah suatu organ yang mempunyai peran penting dalam
mengatur keseimbangan air dan metabolit dalam tubuh dan mempertahankan
keseimbangan asam basa dalam darah. Produk sisa berupa urin akan
meninggalkan ginjal menuju saluran kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.
Ginjal terletak di belakang peritoneum sehingga disebut organ retroperitoneal
(Snell, 2006). Ginjal berwarna coklat kemerahan dan berada di sisi kanan dan
kiri kolumna vertebralis setinggi vertebra T12 sampai vertebra L3. Ginjal dexter
terletak sedikit lebih rendah daripada sinistra karena adanya lobus hepatis yang
10
besar. Masing-masing ginjal memiliki fasies anterior, fasies inferior, margo
lateralis, margo medialis, ekstremitas superior dan ekstremitas inferior (Moore,
2002). Bagian luar ginjal dilapisi oleh capsula fibrosa, capsula adiposa, fasia
renalis dan corpus adiposum pararenal. Masing masing ginjal memiliki bagian
yang berwarna coklat gelap di bagian luar yang disebut korteks dan medulla
renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang. Medulla renalis
terdiri dari kira-kira 12 piramis renalis yang masing- masing mSemiliki papilla
renalis di bagian apeksnya. Di antara piramis renalis terdapat kolumna renalis
yang memisahkan setiap piramis renalis.
2.3.2 Fisiologi Ginjal
Masing-masing ginjal manusia terdiri dari sekitar satu juta nefron yang masing-
masing dari nefron tersebut memiliki tugas untuk membentuk urin. Ginjal tidak
dapat membentuk nefron baru, oleh sebab itu, pada trauma, penyakit ginjal, atau
penuaan ginjal normal akan terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap.
Setelah usia 40 tahun, jumlah nefron biasanya menurun setiap 10 tahun.
Berkurangnya fungsi ini seharusnya tidak mengancam jiwa karena adanya
proses adaptif tubuh terhadap penurunan fungsi faal ginjal (Sherwood, 2001).
Setiap nefron memiliki 2 komponen utama yaitu glomerulus dan tubulus.
Glomerulus (kapiler glomerulus) dilalui sejumlah cairan yang difiltrasi dari
darah sedangkan tubulus merupakan saluran panjang yang mengubah cairan
yang telah difiltrasi menjadi urin dan dialirkan menuju keluar ginjal.
Glomerulus tersusun dari jaringan kapiler glomerulus bercabang dan
beranastomosis yang mempunyai tekanan hidrostatik tinggi (kira-kira
60mmHg), dibandingkan dengan jaringan kapiler lain.
Kapiler-kapiler glomerulus dilapisi oleh sel-sel epitel dan seluruh
glomerulus dilingkupi dengan kapsula Bowman. Cairan yang difiltrasi dari
kapiler glomerulus masuk ke dalam kapsula Bowman dan kemudian masuk ke
tubulus proksimal, yang terletak pada korteks ginjal. Dari tubulus proksimal
kemudian dilanjutkan dengan ansa Henle (Loop of Henle). Pada ansa Henle
terdapat bagian yang desenden dan asenden. Pada ujung cabang asenden tebal
terdapat makula densa. Makula densa juga memiliki kemampuan kosong untuk
mengatur fungsi nefron. Setelah itu dari tubulus distal, urin menuju tubulus
rektus dan tubulus koligentes modular hingga urin mengalir melalui ujung
papilla renalis dan kemudian bergabung membentuk struktur pelvis renalis
(Berawi, 2009).
Terdapat 3 proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin yaitu
filtrasi glomerulus reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Filtrasi dimulai pada
saat darah mengalir melalui glomerulus sehingga terjadi filtrasi plasma bebas-
protein menembus kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Proses ini dikenal
sebagai filtrasi glomerulus yang merupakan langkah pertama dalam
11
pembentukan urin. Setiap hari terbentuk rata- rata 180 liter filtrat glomerulus.
Dengan menganggap bahwa volume plasma rata-rata pada orang dewasa adalah
2,75 liter, hal ini berarti seluruh volume plasma tersebut difiltrasi sekitar enam
puluh lima kali oleh ginjal setiap harinya. Apabila semua yang difiltrasi menjadi
urin, volume plasma total akan habis melalui urin dalam waktu setengah jam.
Namun, hal itu tidak terjadi karena adanya tubulus-tubulus ginjal yang dapat
mereabsorpsi kembali zat-zat yang masih dapat dipergunakan oleh tubuh.
Perpindahan zat-zat dari bagian dalam tubulus ke dalam plasma kapiler
peritubulus ini disebut sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat yang direabsorpsi
tidak keluar dari tubuh melalui urin, tetapi diangkut oleh kapiler peritubulus ke
sistem vena dan kemudian kejantung untuk kembali diedarkan. Dari 180 liter
plasma yang difiltrasi setiap hari, 178,5 liter diserap kembali, dengan 1,5 liter
sisanya terus mengalir melalui pelvis renalis dan keluar sebagai urin. Secara
umum, zat-zat yang masih diperlukan tubuh akan direabsorpsi kembali
sedangkan yang sudah tidak diperlukan akan tetap bersama urin untuk
dikeluarkan dari tubuh. Proses ketiga adalah sekresi tubulus yang mengacu pada
perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke lumen tubulus.
Sekresi tubulus merupakan rute kedua bagi zat-zat dalam darah untuk masuk ke
dalam tubulus ginjal. Cara pertama adalah dengan filtrasi glomerulus dimana
hanya 20% dari plasma yang mengalir melewati kapsula Bowman, sisanya terus
mengalir melalui arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Beberapa zat,
mungkin secara diskriminatif dipindahkan dari plasma ke lumen tubulus
melalui mekanisme sekresi tubulus. Melalui 3 proses dasar ginjal tersebut,
terkumpullah urin yang siap untuk diekskresi (Sherwood, 2001).
Ginjal memainkan peranan penting dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan
menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan
menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit dalam tubuh, mengontrol tekanan
darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah. Ginjal mempunyai
kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi dari elektrolit-
elektrolit seperti sodium dan potassium, dan keseimbangan asam-basa dari
tubuh. Ginjal menyaring produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, seperti
urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produk sisa
dalam darah yang dapat diukur adalah Blood Urea Nitrogen (BUN) dan
kreatinin (Cr). Ketika darah mengalir ke ginjal, sensor-sensor dalam ginjal
memutuskan berapa banyak air dikeluarkan sebagai urin, bersama dengan
konsentrasi apa dari elektrolit-elektrolit. Contohnya, jika seseorang mengalami
dehidrasi dari latihan olahraga atau dari suatu penyakit, ginjal akan menahan
sebanyak mungkin air dan urin menjadi sangat terkonsentrasi. Ketika
kecukupan air dalam tubuh, urinadalah jauh lebih encer, dan urin menjadi
bening. Sistem ini dikontrol oleh renin, suatu hormon yang diproduksi dalam
12
ginjal yang merupakan sebagian daripada sistem regulasi cairan dan tekanan
darah tubuh (Ganong, 2009).
2.3.3 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah adanya kerusakan struktural atau
fungsional ginjal dan/atau penurunan laju filtrasi glomerulus kurang dari
60mL/menit/1,73m2 yang berlangsung lebih dari tiga bulan.9 Panyakit ginjal
kronik mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan
klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu
derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, seperti
transplantasi ginjal atau dialisis.2
Penyakit ginjal kronik dapat disebabkan oleh:
- Diabetes mellitus - Penyakit ginjal polikistik
- Hipertensi - Obesitas
- Glomerulonefritis kronis - Tidak diketahui
- Nefritis intersisial kronis
2.4 Hubungan Kesehatan Ginjal dengan Minuman berenergi
Gagal ginjal merupakan hilangnya fungsi ginjal. Gagal ginjal kronik atau
Chronic Kidney Disease merupakan kerusakan ginjal progesif yang berakibat fatal
dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam
darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal).
Penyebab awalnya bisa dari hal yang sepele, misalnya dehidrasi (kurang
minum) yang membuat tubuh rawan terkena infeksi saluran kemih, dan kemudian
dapat berkembang menjadi infeksi ginjal. Radang kronis pada penyaring ginjal
(glomerulo nefritis), batu ginjal dan batu saluran kemih yang kurang perhatian dan
juga obat-obatan modern maupun tradisional yang di konsumsi dalam jangka
panjang dapat pula membebanikerja ginjal. Gagal ginjal juga bisa terjadi sebagai
kibat penyakit turunan.
13
taurin, mineral, dan glukosa”. Suplemen energi yang beredar di pasaran sekarang
ini banyak yang mengandung bahan pengawet, pewarna makanan, perasa dan
pemanis buatan. Zat-zat inilah yang berbahaya bagi kesehatan ginjal dan menjadi
penyebab kejadiaan Chronic Kidney Disease. Saat ini suplemen energi bersifat
dose-dependence, yakni makin banyak dikonsumsi, sehingga resiko untuk terjadi
Chronic Kidney Disease juga semakin tinggi.
Faktor Sosial
(Pengaruh dari sekolompok orang
yang langsusng mempengaruhi
Penggunaan Minuman sikap dan perilaku)
Berenergi
Faktor Budaya
(Kebiasaan masyarakat)
Faktor Psikologi
(Adanya ketegangan fisiologi, seperti lapar,
dahaga, kenyamanan, dan ketegangan
psikogenik, seperti kebutuhan untuk diakui,
harga diri dan merasa terhina dilingkungan
masyarakat)
2
2.6 Kerangka Konsep
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
Bagan 2.Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
Pengetahuan buruh kerja kasar mengenai minuman berenergi terhadap kesehatan
ginjal cenderung rendah.
3
BAB III
METODE PENELITIAN
b.ginjal
Organ yang mempunyai peran dalam mengatur keseimbangan air dan
metabolit dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa
dalam darah dengan kerja fisiologis membentuk rata- rata 180 liter
filtrat glomerulus yang sebagaimana volume plasma rata-rata pada
orang dewasa adalah 2,75 liter serta 1,5 liter keluar sebagai produk sisa
yaitu urin.
4
3.4. Populasi dan Subjek Penelitian
3.4.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah Pekerja Buruh Kasar di Lingkup
Universitas Hasanuddin.
3.4.2. Subjek Penelitian
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi penelitian ini adalah:
1) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani
lembar informed consent.
2) Berusia ≥ 18 tahun.
3) Indeks massa tubuh normal.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:
1) Riwayat penyakit Diabetes Mellitus.
2) Riwayat penyakit ginjal
3) Sedang menggunakan obat DM.
4) Sedang menggunakan suntikan insulin.
3.5. Sampel
3.5.1. Cara Pengambilan Sampel
Sampel didapatkan berdasarkan teknikSimple Random Sampling sehingga
masing-masing anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi responden.
3.5.2. Besar Sampel
Rumus Slovin:
n= N/N(d)2+1
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
N= Populasi
d= nilai presisi 95% atau sig. = 0,05
5
3.7.2. Cara Kerja
Cara kerja dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti mengajukan permohonan untuk melakukan penelitian,
setelah mendapatkan persetujuan melakukan pendataan terhadap
Pekerja Buruh Kasar Student Center Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
2. Responden akan mendapatkan penjelasan mengenai tujuan,
manfaat, dan cara kerja penelitian ini. Bila responden bersedia, akan
diberikan informed consent (lembar persetujuan) dan
menandatangani lembar tersebut.
3. Pengukuran pengetahuan
Merupakan tatacara pengukuran tentang minuman berenergi,
kandungan minuman berenergi, dan pengaruh terhadap ginjal
a. Instrumen pengukuran pengetahuan:
1) Lembar kuesioner
2) Alat tulis
b. Prosedur penatalaksaan:
1) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian.
2) Peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner.
3) Responden yang telah menyetujui informed consent
selanjutnya mengisi lembar kuesioner.
4. Setelah seluruh data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data
pada kuesioner pengetahuan dan sikap responden sehingga dapat
dimasukkan ke sistem komputerisasi untuk selanjutnya dianalisis.
5. Peneliti melakukan analisis data.
6. Setelah mendapatkan hasil dari analisis data, maka peneliti mulai
menyusun laporan hasil penelitian.
6
3.7.3. Alur Penelitian
Studi pendahuluan
Menentukan variabel
Memilih pendekatan
Menentukan dan
menyusun instrumen
Menentukan populasi
Menetapkan sampel
Mengumpulkan data
Pengolahan data
Analisis data
Laporan penelitian
7
3.8. Pengolahan dan Teknik Analisis Data
3.8.1. Pengolahan Data
Data-data dari kuesioner yang telah terkumpul kemudian dilakukan
pengolahan data sebelum dilakukannya analisis data, tahapan pengolahan
data mencakup:
1. Editing
Peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner dan memastikan
kelengkapan data responden.
2. Coding
Peneliti mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang
berbentuk angka secara manual.
3. Scoring
Peneliti memberikan skor pada setiap subvariabel dengan jenis data
dan pertanyaan.
4. Processing
Peneliti menginput data dari kuesioner ke program komputer SPSS
Statistics 23.0 dan memeriksa kembali data yang telah dimasukkan
agar terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan analisis data.
8
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
No Item Biaya
1 Tahap Persiapan
Penggandaan Rp100.000,-
Penjilidan Rp20.000,-
2 Tahap Pelaksanaan
3 Tahap Pelaporan
Penggandaan Rp100.000,-
Penjilidan Rp20.000,-
4 Lain-Lain Rp200.000,-
9
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
I II III IV V VI
Jadwal
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap
Pembuata
n Proposal
10
Tahap
Persiapan
Survei
Tempat
Penelitian
Perizinan
Pelaksanaa
n Penelitian
Ethical
Clearance
Tahap
Pelaksana
an
Pengambila
n Data
Pengolahan
Data
Analisis
Data
Tahap
Pelaporan
Penyusunan
Laporan
Hasil
Penelitian
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Lampiran 1. Informed Consent
Kesediaan Untuk Berpartisipasi dalam Penelitian
Setelah mendapatkan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan, maka saya
bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Makassar,…….……………2019
Peneliti Responden
(...............................) (................................)
13