PENDAHULUAN
1
melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977).
Semakin maju daerah pariwisata di Bali maka pemerintah harus semakin siap
menghadapi segala persoalan yang muncul, bukan hanya untuk para wisatawan tetapi para
masyarakat yang ada didalamnya. Salah satu yang paling penting menjadi perhatian
pemerintah adalah kesehatan masyarakatnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menjual makanan dan minuman, menjual cendramata khas bali, menjual baju dan kain pantai
khas bali, menawarkan jasa untuk kepang rambut, massage dan membuat tattoo.
Dari paparan mengenai masalah yang dapat timbul akibat aktivitas dipantai tersebut,
maka kami mengambil satu contoh untuk dibahas lebih detail terutama mengenai tindakan
apa yang kita lakukan jika masalah tersebut terjadi. Masalah yang diangkat yakni : Para
wisatawan yang suka berselancar, berenang, snorkeling, ataupun diving, memiliki
potensi mengalami kecelakaan seperti kram di air dan tenggelam, maka harus
mendapatkan perhatian khusus mulai dari APD yang wajib digunakan dan
pembekalan dalam mengatasi kram serta untuk menghindari terjadinya korban
tenggelam.
4
2.3 Latar Belakang Terbentuknya Keperawatan Komunitas Pantai
Pulau Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata masyarakat dunia. Akibat
aktifitas kepariwisataan di pantai merupakan aktifitas yang terkadang menimbulkan risiko
kesehatan, sehingga perlu dilakukan upaya nyata agar keamanan dan kenyamanan wistawan
dapat terjaga. Risiko kecelakaan yang sering dialami wisatawan di pantai seperti tenggelam,
heat stroke, luka tusukan benda laut, hipotermi, patah tulang dan perdarahan akibat selancar,
luka bakar merupakan keadaan yang memerlukan penanganan petugas profesional kesehatan.
Berdasarkan data yang ada, di 4 pantai Kabupaten Badung termasuk pantai Kuta,
kasus kecelakaan rata-rata tiap bulannya mengalami kenaikan 40-50 wisatawan di pantai,
memerlukan kerjasama lintas program dan sektoral baik melalui sektor pariwisata dan sektor
kesehatannya.
Hal inilah yang mendasari diselenggarakannya upaya kesehatan komunitas pantai
yang difokuskan pada wisatawan dan pelaku wisata pantai dalam bentuk pelayanan inovatif
yaitu Pelayanan Keperawatan Komunitas Pantai (Nursing Care For Beach Cummunity).
5
keperawatan (CHN, 1977). Pantai merupakan salah satu tempat wisata yang paling banyak
dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.
Dari penjabaran di atas dapat diartikan keperawatan komunitas pantai merupakan
pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat atau pun wisatawan local
dan internasional yang sedang berwisata di daerah pantai pada khususnya, dengan penekanan
kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
Terdapat beberapa kondisi kesehatan yang biasanya dialami oleh wisatawan dan
memerlukan bantuan petugas kesehatan, seperti pertolongan pertama tenggelam, pemberikan
bantuan pernafasan, pertolongan terhadap kondisi kecelakaan di laut yang memerlukan
penanganan pertama seperti pembalutan, perdarahan, tersengat ubur-ubur, trauma alat
selancar, tertusuk binatang dan karang laut, hipotermi. Juga penanganan kasus di tepi pantai
seperti terkena panas matahari, pingsan yang memerlukan perawatan awal seperti deteksi
tekanan darah, deteksi panas badan, pengukuran nadi atau pemberian pendidikan kesehatan
secara perorangan atau kelompok. Mengingat kondisi yang ada saat ini, semakin banyaknya
kejadian kecelakaan akibat tenggelam yang dialami wisatawan asing, hal ini sangat
memerlukan penanganan petugas kesehatan secara lebih ekstra, bekerjasama secara lintas
program maupun lintas sektoral.
6
maupun di laut, melakukan rujukan kesehatan ke Puskesmas dan pelayanan
kesehatan Rumah Sakit.
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan rehabilitatif berupa pembatasan dan
meminimalkan kondisi keterbatasan yang dialami wisatawan akibat masalah
kesehatan yang dialami.
7
2.8 Proses Keperawatan Komunitas Pantai
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang ada di masyarakat, maka dapat
dkembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya
manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat
di desa Pamijen.
7. Pengembangan tenaga kesehatan atau keperawatan bagi masyarakat yang
direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus agar lebih baik.
8
1. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu: pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas
masalah (Mubarak, 2005).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Wawancara atau anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik
Menurut Anderson dan Elizabeth T (2006), dalam pengkajian sumber data yang
dipergunakan dapat diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu :
a) Sensus
Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat
diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat.
Data Statistik Vital :
Data statistik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat secara
legal, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian, yang
dikumpulkan secara terus-menerus oleh badan pemerintahan.
a) Laporan Penyakit yang Terinformasikan
Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan oleh
departemen kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-penyakit
yang dapat dilaporkan secara legal. Secara legal laporan penyakit yang
ditugaskan mungkin tidak mewakili seluruh kasus penyakit sehingga laporan
tersebut tidak menyajikan penjelasan yang valid tentang penyakit yang terjadi di
masyarakat. Dalam prakteknya, petugas kesehatan mungkin gagal untuk
memberikan laporan penyakit yang seharusnya dilaporkan.
c) Catatan Medis dan Rumah Sakit
Catatan medis dan rumah sakit digunakan secara luas dalam penelitian
kesehatan komunitas. Bagaimanapun catatan-catatan inipun tidak menyajikan
gambaran yang lengkap atau valid tentang kesehatan komunitas.
d) Catatan Autopsi
Catatan autopsi memiliki bias yang sangat kentara, pasien menderita sakit yang
parah dan meninggal dunia. Autopsy tidak dilakukan pada semua kasus
kematian. Catatan autopsy meliputi kasus-kasus kematian akibat tindak
9
kekerasan yang tidak proporsional dan penyebab kematian seseorang yang tidak
diketahui sampai autopsy dilakukan.
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data denga cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
c. Analisis data
Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis adalah :
1) Kategorisasi
Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika pertama-tama
mengkategorikan data. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data
pengkajian komunitas meliputi:
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan
kelompok etnik dan ras).
b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat
tinggal, ruang public, dan jalan).
c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan, pendidikan
yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat pelayanan
kesehtan mental, dan sebagainya).
2) Ringkasan
Berupa diagram dan grafik.
3) Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah mengidentifikasi
kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan
seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah menganalisa secara kritis data dan
menyadari potensi terjadinya kesenjangan dan kehilangan data.
4) Penarikan kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah
dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik simpulan logis dari bukti yang ada untuk
mengarah perumusan diagnosa keperawatan komunitas.
10
e. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan
mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi (penyebab), sign atau
symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil
untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
11
Berdasarkan contoh masalah yang diangkat yakni : Para wisatawan yang suka berselancar, berenang, snorkeling, ataupun diving,
memiliki potensi mengalami kecelakaan seperti kram di air dan tenggelam, maka harus mendapatkan perhatian khusus mulai dari
APD yang wajib digunakan dan pembekalan dalam mengatasi kram serta untuk menghindari terjadinya korban tenggelam, Maka
disusun intervensi sebagai berikut :
INTERVENSI
NO Masalah Tujuan Umum Strategi Rencana Kegiatan Sasaran Pelaksana
Keperawatan
1 Risiko tenggelam Setelah dilakukan tindakan KIE 1. Memberikan Masyarakat Mahasiswa
berhubungan keperawatan selama 1 hari, penyuluhan mengenai pesisir pantai
dengan diharapkan masyarakat definisi tenggelam,
ketidakmampuan mengetahui materi penyebab terjadinya
masyarakat dalam penyuluhan dan simulasi tenggelam, bahaya-
menyelamatkan mengenai : bahaya yang ada di air
diri di air 1. Definisi dan penyebab dan cara-cara
terjadinya tenggelam pertolongan di air
2. Bahaya-bahaya di air
2. Memberikan metode
3. Pentingnya metode Pemberdayaan Masyarakat Mahasiswa
pertolongan pertama
pertolongan di air pesisir pantai
pada klien yang
tenggelam
3. Kerjasama dengan
Kemitraan pelayanan kesehatan Masyarakat Mahasiswa
12
terdekat untuk sebagai pesisir pantai
tempat rujukan
4. Membentuk
kelompok badan relawan
pariwisata
Kelompok Masyarakat Mahasiswa
pesisir pantai
13
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2005).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah :
program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan
partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
2) Pencegahan Sekunder
3) Pencegahan Tersier
14
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan
atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan dalam upaya
mengukur kemajuan terhadap tujuan obyektif program. Data evaluasi merupakan hal penting
untuk memperbaiki database dan diagnosis keperawatan komunitas yang dihasilkan dari
analisis pengkajian data komunitas.Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan
tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Sejalan
dengan landasan teoretis dalam menjalin kemitraan dengan komunitas, program evaluasi
yang kita jalankan didasarkan pada prinsip yang dikenukakan oleh Foundation, W.K.K
(1998). Prinsip tersebut disimpulkan sebagai berikut :
a. Memperkuat program
Tujuan perawatan adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan diri
komunitas. Evaluasi membantu pencapaiain ini dengan cara menyediakan
proses yang sistematik dan berkelanjutan dalam mengakaji program dampaknya
serta hasil akhir program tersebut.
b. Menggunakan pendekatan
multiple
Selain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan
bermacam-macam. Tidak ada satu pendekatan yang lebih unggul, tetapi metode
yang dipilih harus señalan anegan tujuan program.
c. Merancang evaluasi untuk
memnuhi isu nyata
Program berbasis dan berfokus-komunitas, yang berakar pada comunitas nyata
dan berdasarkan pengkajian comunitas, harus memiliki rancangan evalausi
untuk mengukur kriteria mengenai pentingnya program tersebut bagi komunitas.
d. Menciptakan proses partisipasi
Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian, analisis,
perencanaan, dan implementasi, merekapun harus menjadi mitra dalam evaluasi.
e. Memungkinkan fleksibilitas
Pendekatan evaluasi harus fleksibel dan bersifat prestiktif; jira tidak, akan sulit
untuk mendokumentasikan munculnya perubahan yang sering kali meningkat
secara tajam dan komplek.
f. Membangun kapasitas
Proses evaluasi, selain mengukur hasil akhir, harus meningkatkan ketrampilan,
pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat didalamnya. Hal ini serupa
dengan kontek profesional maupun nonprofesional.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
16
melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977).
Tujuan Keperawatan Komunitas Pantai adalah memberikan pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta rujukan kepada wisatawan lokal dan wisatawan asing.
Manfaat pelayanan keperawatan komunitas pantai bagi pemerintah salah satunya yaitu
Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang dialami wisatawan
khususnya daerah pantai dan membantu melakukan screening atau deteksi atau penjaringan
kesehatan terhadap kondisi kesehatan masyarakat saat ini. Sedangkan manfaat pelayanan
komunitas bagi institusi pendidikan yaitu sebagai sarana belajar mahasiswa dalam melatih
kemampuan berbahasa asing dengan wisatawan dan sebagai sarana belajar mahasiswa dalam
mengaplikasikan ketrampilan secara langsung kepada masyarakat luas terutama kegawat
daruratan. Sasaran pelayanan kesehatan komunitas pantai adalah wisatawan lokal maupun
international yang difokuskan pada daerah pantai dengan mendirikan klinik kesehatan.
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Tahapan proses keperawatan kesehatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri
dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, penentuan masalah atau perumusan
masalah kesehatan, prioritas masalah, dan aspek politis, 2) diagnosa keperawatan, 3)
perencanaan keperawatan, 4) pelaksanaan, dan 5) evaluasi dan penilaian.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan contoh mengenai komunitas pantai.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini, agar kami dapat
menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah-makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak. Wahit Iqbal (2005), Pengantar Keperawatan Komunitas 1, Jakarta : Sagung Seto
Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Edisi 3. Di alih bahasakan
oleh Agus Sutarna, Suharyati Samba. Jakarta : EGC
Stanhope. Lancaster (2004), Communiry And Public Health Nursing, Missouri : West Line
Industrial Drive
17
18