Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua per tiga
luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di
hampir setiap pulau Indonesia yang menjadikan Indonesia nemempati urutan kedua setelah
Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Ini juga yang
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi besar di bidang
kelautan. Melihat hal itu saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mengelola semua
aspek di Indonesia khususnya laut dan pantai untuk menjadikan daya tarik agar wisatawan
datang ke Indonesia.
Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan utama dalam
menghasilkan devisa di berbagai Negara. Pariwisata memang cukup menjanjikan sebagai
primadona “ekspor” karena beberapa ciri positifnya. Ternyata pariwisata tetap mampu
menunjukkan trendnya yang meningkat secara terus-menerus.
Bali menjadi salah satu tempat tujuan bagi tourist asing maupun lokal. Hal ini cukup
beralasan, karena Bali memang memiliki potensi pariwisata yang besar, dari segi alam, pantai
maupun dari segi sosial budaya. Wisatawan yang datang ke Bali sebagian besar berkunjung
ke pantai. Tingginya pertumbuhan kunjungan wisman dan besarnya potensi pariwisata Bali,
khususnya pantai Kuta dan sekitarnya yang paling banyak dikunjungi para wisatawan manca
Negara maupun domestik. Keindahan pantainya menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan khususnya bagi pecinta selancar. Segala upaya pun dilakukan pemerintah agar
kenyamanan wisatawan tetap terjaga sehingga wisatawan datang dan datang lagi. Banyaknya
kunjungan wisatawan ke pantai membuat masyarakat disekitar pantai memanfaatkan momen
tersebut untuk mencari penghasilan seperti membuka lapak yang menjual makanan dan
minuman, menjual cendramata khas bali,menjual baju dan kain pantai khas bali,
menawarkan jasa untuk kepang rambut, massage, dan membuat tattoo.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

1
melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977).
Semakin maju daerah pariwisata di Bali maka pemerintah harus semakin siap
menghadapi segala persoalan yang muncul, bukan hanya untuk para wisatawan tetapi para
masyarakat yang ada didalamnya. Salah satu yang paling penting menjadi perhatian
pemerintah adalah kesehatan masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa sajakah aktivitas yang terjadi di pantai ?
1.2.2 Masalah apakah yang timbul dari aktivitas yang dilakukan di pantai ?
1.2.3 Apa yang mendasari terbentuknya komunitas pantai?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Keperawatan Komunitas Pantai?
1.2.5 Apa saja tujuan dari Keperawatan Komunitas Pantai ?
1.2.6 Apa saja manfaat yang didapatkan dalam Keperawatan Komunitas Pantai?
1.2.7 Apa yang menjadi sasaran pada pelayanan Keperawatan Komunitas pantai?
1.2.8 Bagaimana konsep umum dari proses Keperawatan Komunitas Pantai ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Memahami konsep dasar keperawatan komunitas pantai dan konsep umum dari
proses keperawatan komunitas di pantai.
b. Tujuan Khusus
1.3.1 Masyarakat mengetahui aktivitas apa saja yang terjadi di pantai
1.3.2 Masyarakat memahami masalah yang timbul dari aktivitas yang dilakukan di
pantai
1.3.3 Memahami latar belakang terbentuknya Keperawatan Komunitas Pantai
1.3.4 Memahami pengertian dari Keperawatan Komunitas Pantai
1.3.5 Mengetahui dan memahami tujuan Keperawatan Komunitas Pantai
1.3.6 Mengetahui manfaat Keperawatan Komunitas Pantai
1.3.7 Mengetahui sasaran pelayanan Komunitas Pantai
1.3.8 Mengetahui dan memahami proses Keperawatan Komunitas Pantai

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Praktis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal bagi mahasiswa
keperawatan atau tenaga kesehatan (perawat) yang nantinya dapat dipraktikan
di lingkungan masyarakat.

1.4.2 Manfaat Teoritis


Penulisan makalah ini dapat menambah kajian pustaka mengenai konsep
keperawatan pantai.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aktivitas yang Terjadi di Pantai


Bali merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan keindahan pantainya.
Keindahan pantainya sebanding dengan kekayaan alam yang terkadung didalamnya salah
satunya adalah ikan. Melimpahnya ikan dilautan atau dipantai membuat masyarakat di Bali
sejak dulu menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian utama mereka. Masyarakat hidup
dengan hasil berjualan ikan. Namun tak cukup sampai disitu saat ini pemerintah di Bali juga
sedang gencar-gencarnya mengelola semua aspek pariwisata khususnya pantai untuk menarik
minat wisatawan datang ke Bali. Ini dilakukan pemerintah agar kesejahteraan masayarakat di
Bali semakin meningkat. Pemerintah mengutamakan kebersihan agar kenyamanan wisatawan
tetap terjaga terutama bagi wisatawan yang gemar berselancar, berenang, snorkeling ataupun
diving. Penambahan fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung juga dilakukan
pemerintah agar wisatawan datang dan datang lagi.
Banyaknya kunjungan wisatawan ke pantai membuat masyarakat disekitar pantai
memanfaatkan momen tersebut untuk mencari penghasilan seperti membuka lapak yang

3
menjual makanan dan minuman, menjual cendramata khas bali, menjual baju dan kain pantai
khas bali, menawarkan jasa untuk kepang rambut, massage dan membuat tattoo.

2.2 Masalah yang Timbul di Pantai


Semua aktivitas yang berlangsung di pantai memiliki peluang terjadinya masalah,
maka pemerintah harus semakin siap menghadapi segala persoalan yang muncul, bukan
hanya untuk para wisatawan tetapi para masyarakat yang ada didalamnya. Salah satu yang
paling penting menjadi perhatian pemerintah adalah kesehatan masyarakatnya. Berikut ini
merupakan masalah yang mungkin saja terjadi pada aktivitas yang berlangsung di pantai :
1. Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Mereka menghabiskan waktu mereka
dilaut atau pantai untuk mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya. Berangkat dini hari
bahkan terkadang disiang hari yang terik mereka berada di tengah laut untuk mencari
ikan. Keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan nelayan tersebut, seperti paparan
cahaya matahari yang terik dapat membuat nelayan mengalami luka bakar.
2. Para wisatawan yang suka berselancar, berenang, snorkeling,ataupun diving . mereka
memiliki potensi mengalami kecelakaan seperti keram di air atau bahkan tenggelam,
maka harus mendapatkan perhatian khusus mulai dari APD yang waji digunakan dan
pembekalan dalam mengatasi keram serta untuk menghindari terjadinya korban
tenggelam.
3. Masyarakat yang menjual jasa massage rentan menderita penyakit menular. Ini
dikarenakan saat ini penyebaran penyakit menular sedang banyak terjadi , mereka
yang bekerja sebagai penjual jasa massage harus mengetahui secara umum tanda dan
gejala penyakit menular serta ciri-ciri penderita seperti apa dan mereka juga harus
dibekali dengan APD yang sesuai dan tepat.
4. Masyarakat jasa pembuatan tattoo. Para penjual jasa pembuatan tattoo harus mendapat
pembinaan mengenai bahaya jika jarum tattoo digunakan secara bersamaan dan
bagaimana cara yang tepat agar terhindar dari penyakit menular berbahaya tersebut.

Dari paparan mengenai masalah yang dapat timbul akibat aktivitas dipantai tersebut,
maka kami mengambil satu contoh untuk dibahas lebih detail terutama mengenai tindakan
apa yang kita lakukan jika masalah tersebut terjadi. Masalah yang diangkat yakni : Para
wisatawan yang suka berselancar, berenang, snorkeling, ataupun diving, memiliki
potensi mengalami kecelakaan seperti kram di air dan tenggelam, maka harus
mendapatkan perhatian khusus mulai dari APD yang wajib digunakan dan
pembekalan dalam mengatasi kram serta untuk menghindari terjadinya korban
tenggelam.

4
2.3 Latar Belakang Terbentuknya Keperawatan Komunitas Pantai
Pulau Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata masyarakat dunia. Akibat
aktifitas kepariwisataan di pantai merupakan aktifitas yang terkadang menimbulkan risiko
kesehatan, sehingga perlu dilakukan upaya nyata agar keamanan dan kenyamanan wistawan
dapat terjaga. Risiko kecelakaan yang sering dialami wisatawan di pantai seperti tenggelam,
heat stroke, luka tusukan benda laut, hipotermi, patah tulang dan perdarahan akibat selancar,
luka bakar merupakan keadaan yang memerlukan penanganan petugas profesional kesehatan.
Berdasarkan data yang ada, di 4 pantai Kabupaten Badung termasuk pantai Kuta,
kasus kecelakaan rata-rata tiap bulannya mengalami kenaikan 40-50 wisatawan di pantai,
memerlukan kerjasama lintas program dan sektoral baik melalui sektor pariwisata dan sektor
kesehatannya.
Hal inilah yang mendasari diselenggarakannya upaya kesehatan komunitas pantai
yang difokuskan pada wisatawan dan pelaku wisata pantai dalam bentuk pelayanan inovatif
yaitu Pelayanan Keperawatan Komunitas Pantai (Nursing Care For Beach Cummunity).

2.4 Pengertian Keperawatan Komunitas Pantai


Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan untuk
menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui
pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit ini
bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat
mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu, keluarga dan
lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas
kesehatan diri keluarga dan masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan
diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin yang
menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan
kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan
tenaga, pikiran atau pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan

5
keperawatan (CHN, 1977). Pantai merupakan salah satu tempat wisata yang paling banyak
dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.
Dari penjabaran di atas dapat diartikan keperawatan komunitas pantai merupakan
pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat atau pun wisatawan local
dan internasional yang sedang berwisata di daerah pantai pada khususnya, dengan penekanan
kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
Terdapat beberapa kondisi kesehatan yang biasanya dialami oleh wisatawan dan
memerlukan bantuan petugas kesehatan, seperti pertolongan pertama tenggelam, pemberikan
bantuan pernafasan, pertolongan terhadap kondisi kecelakaan di laut yang memerlukan
penanganan pertama seperti pembalutan, perdarahan, tersengat ubur-ubur, trauma alat
selancar, tertusuk binatang dan karang laut, hipotermi. Juga penanganan kasus di tepi pantai
seperti terkena panas matahari, pingsan yang memerlukan perawatan awal seperti deteksi
tekanan darah, deteksi panas badan, pengukuran nadi atau pemberian pendidikan kesehatan
secara perorangan atau kelompok. Mengingat kondisi yang ada saat ini, semakin banyaknya
kejadian kecelakaan akibat tenggelam yang dialami wisatawan asing, hal ini sangat
memerlukan penanganan petugas kesehatan secara lebih ekstra, bekerjasama secara lintas
program maupun lintas sektoral.

2.5 Tujuan Keperawatan Komunitas Pantai


a) Tujuan Umum :
Tujuan umum pelayanan inovatif ini adalah memberikan pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta rujukan kepada wisatawan lokal dan wisatawan asing. Secara
khusus tujuannya adalah :
1. Terselenggaranya kegiatan pengumpulan data kesehatan komunitas pantai
2. Terselenggaranya kegiatan promotif berupa health education
3. Terselenggaranya upaya preventif melalui deteksi dini risiko kesehatan
4. Terselenggaranya pelayanan kuratif berupa pelayanan minimal dan
kegawatdaruratan serta upaya rujukan kesehatan
b) Tujuan Khusus :
1. Terselenggaranya kegiatan-kegiatan pengumpulan data kesehatan komunitas
pantai
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan promotif berupa pendidikan kesehatan
(health education) dan memberikan leaflet atau poster berisi pesan kesehatan.
3. Terselenggaranya pelayanan kesehatan preventif berupa deteksi dini dan
penemuan kejadian awal penyakit yang dialami wisatawan berupa pemeriksaan
fisik dan deteksi vital sign.
4. Terselenggaranya pelayanan kesehatan kuratif berupa pemberian pelayanan
minimal dalam mengatasi masalah seperti kejadian kecelakaan yang di darat

6
maupun di laut, melakukan rujukan kesehatan ke Puskesmas dan pelayanan
kesehatan Rumah Sakit.
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan rehabilitatif berupa pembatasan dan
meminimalkan kondisi keterbatasan yang dialami wisatawan akibat masalah
kesehatan yang dialami.

2.6 Manfaat Pelayanan Keperawatan Komunitas Pantai


a) Bagi Pemerintah :
1. Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang
dialami wisatawan khususnya daerah pantai.
2. Membantu melakukan screening atau deteksi atau penjaringan kesehatan
terhadap kondisi kesehatan masyarakat saat ini.
3. Dapat menambah sumber pendapatan sektor kesehatan dan pariwisata.
b) Bagi Institusi Pendidikan :
1. Sebagai sarana belajar mahasiswa dalam melatih kemampuan berbahasa asing
dengan wisatawan.
2. Sebagai sarana belajar mahasiswa dalam mengaplikasikan ketrampilan secara
langsung kepada masyarakat luas terutama kegawat daruratan.

2.7 Sasaran Pelayanan Keperawatan Komunitas Pantai


Sasaran pelayanan kesehatan komunitas pantai adalah wisatawan lokal maupun
international yang difokuskan pada daerah pantai dengan mendirikan klinik kesehatan dengan
penambahan sarana tenda kesehatan yang dilengkapi sarana kesehatan minimal seperti tempat
tidur, kursi, alat kesehatan, obat-obatan, sarana transportasi berupa ambulan bekerjasama
dengan Puskesmas dan Rumah Sakit.
Target keperawatan komunitas pantai adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang atau wisatawan dari berbagai golongan
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas pantai
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat
terutama komunitas pantai
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

7
2.8 Proses Keperawatan Komunitas Pantai
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang ada di masyarakat, maka dapat
dkembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya
manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat
di desa Pamijen.
7. Pengembangan tenaga kesehatan atau keperawatan bagi masyarakat yang
direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus agar lebih baik.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, metode yang digunakan adalah


proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui
tahap-tahap sebagai berikut:

8
1. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu: pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas
masalah (Mubarak, 2005).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Wawancara atau anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik
Menurut Anderson dan Elizabeth T (2006), dalam pengkajian sumber data yang
dipergunakan dapat diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu :
a) Sensus
Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat
diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat.
Data Statistik Vital :
Data statistik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat secara
legal, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian, yang
dikumpulkan secara terus-menerus oleh badan pemerintahan.
a) Laporan Penyakit yang Terinformasikan
Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan oleh
departemen kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-penyakit
yang dapat dilaporkan secara legal. Secara legal laporan penyakit yang
ditugaskan mungkin tidak mewakili seluruh kasus penyakit sehingga laporan
tersebut tidak menyajikan penjelasan yang valid tentang penyakit yang terjadi di
masyarakat. Dalam prakteknya, petugas kesehatan mungkin gagal untuk
memberikan laporan penyakit yang seharusnya dilaporkan.
c) Catatan Medis dan Rumah Sakit
Catatan medis dan rumah sakit digunakan secara luas dalam penelitian
kesehatan komunitas. Bagaimanapun catatan-catatan inipun tidak menyajikan
gambaran yang lengkap atau valid tentang kesehatan komunitas.
d) Catatan Autopsi
Catatan autopsi memiliki bias yang sangat kentara, pasien menderita sakit yang
parah dan meninggal dunia. Autopsy tidak dilakukan pada semua kasus
kematian. Catatan autopsy meliputi kasus-kasus kematian akibat tindak

9
kekerasan yang tidak proporsional dan penyebab kematian seseorang yang tidak
diketahui sampai autopsy dilakukan.

b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data denga cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

c. Analisis data
Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis adalah :
1) Kategorisasi
Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika pertama-tama
mengkategorikan data. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data
pengkajian komunitas meliputi:
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan
kelompok etnik dan ras).
b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat
tinggal, ruang public, dan jalan).
c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan, pendidikan
yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat pelayanan
kesehtan mental, dan sebagainya).
2) Ringkasan
Berupa diagram dan grafik.
3) Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah mengidentifikasi
kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan
seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah menganalisa secara kritis data dan
menyadari potensi terjadinya kesenjangan dan kehilangan data.
4) Penarikan kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah
dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik simpulan logis dari bukti yang ada untuk
mengarah perumusan diagnosa keperawatan komunitas.

d. Penentuan Masalah Atau Perumusan Masalah Kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.
Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

10
e. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan
mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi (penyebab), sign atau
symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).

3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil
untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).

11
Berdasarkan contoh masalah yang diangkat yakni : Para wisatawan yang suka berselancar, berenang, snorkeling, ataupun diving,
memiliki potensi mengalami kecelakaan seperti kram di air dan tenggelam, maka harus mendapatkan perhatian khusus mulai dari
APD yang wajib digunakan dan pembekalan dalam mengatasi kram serta untuk menghindari terjadinya korban tenggelam, Maka
disusun intervensi sebagai berikut :

INTERVENSI
NO Masalah Tujuan Umum Strategi Rencana Kegiatan Sasaran Pelaksana
Keperawatan
1 Risiko tenggelam Setelah dilakukan tindakan KIE 1. Memberikan Masyarakat Mahasiswa
berhubungan keperawatan selama 1 hari, penyuluhan mengenai pesisir pantai
dengan diharapkan masyarakat definisi tenggelam,
ketidakmampuan mengetahui materi penyebab terjadinya
masyarakat dalam penyuluhan dan simulasi tenggelam, bahaya-
menyelamatkan mengenai : bahaya yang ada di air
diri di air 1. Definisi dan penyebab dan cara-cara
terjadinya tenggelam pertolongan di air
2. Bahaya-bahaya di air
2. Memberikan metode
3. Pentingnya metode Pemberdayaan Masyarakat Mahasiswa
pertolongan pertama
pertolongan di air pesisir pantai
pada klien yang
tenggelam
3. Kerjasama dengan
Kemitraan pelayanan kesehatan Masyarakat Mahasiswa

12
terdekat untuk sebagai pesisir pantai
tempat rujukan

4. Membentuk
kelompok badan relawan
pariwisata
Kelompok Masyarakat Mahasiswa
pesisir pantai

13
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2005).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah :
program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan
partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
2) Pencegahan Sekunder
3) Pencegahan Tersier

5. Evaluasi atau Penilaian


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari

14
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan
atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan dalam upaya
mengukur kemajuan terhadap tujuan obyektif program. Data evaluasi merupakan hal penting
untuk memperbaiki database dan diagnosis keperawatan komunitas yang dihasilkan dari
analisis pengkajian data komunitas.Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan
tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Sejalan
dengan landasan teoretis dalam menjalin kemitraan dengan komunitas, program evaluasi
yang kita jalankan didasarkan pada prinsip yang dikenukakan oleh Foundation, W.K.K
(1998). Prinsip tersebut disimpulkan sebagai berikut :
a. Memperkuat program
Tujuan perawatan adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan diri
komunitas. Evaluasi membantu pencapaiain ini dengan cara menyediakan
proses yang sistematik dan berkelanjutan dalam mengakaji program dampaknya
serta hasil akhir program tersebut.
b. Menggunakan pendekatan
multiple
Selain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan
bermacam-macam. Tidak ada satu pendekatan yang lebih unggul, tetapi metode
yang dipilih harus señalan anegan tujuan program.
c. Merancang evaluasi untuk
memnuhi isu nyata
Program berbasis dan berfokus-komunitas, yang berakar pada comunitas nyata
dan berdasarkan pengkajian comunitas, harus memiliki rancangan evalausi
untuk mengukur kriteria mengenai pentingnya program tersebut bagi komunitas.
d. Menciptakan proses partisipasi
Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian, analisis,
perencanaan, dan implementasi, merekapun harus menjadi mitra dalam evaluasi.
e. Memungkinkan fleksibilitas
Pendekatan evaluasi harus fleksibel dan bersifat prestiktif; jira tidak, akan sulit
untuk mendokumentasikan munculnya perubahan yang sering kali meningkat
secara tajam dan komplek.
f. Membangun kapasitas
Proses evaluasi, selain mengukur hasil akhir, harus meningkatkan ketrampilan,
pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat didalamnya. Hal ini serupa
dengan kontek profesional maupun nonprofesional.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

16
melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977).
Tujuan Keperawatan Komunitas Pantai adalah memberikan pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta rujukan kepada wisatawan lokal dan wisatawan asing.
Manfaat pelayanan keperawatan komunitas pantai bagi pemerintah salah satunya yaitu
Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang dialami wisatawan
khususnya daerah pantai dan membantu melakukan screening atau deteksi atau penjaringan
kesehatan terhadap kondisi kesehatan masyarakat saat ini. Sedangkan manfaat pelayanan
komunitas bagi institusi pendidikan yaitu sebagai sarana belajar mahasiswa dalam melatih
kemampuan berbahasa asing dengan wisatawan dan sebagai sarana belajar mahasiswa dalam
mengaplikasikan ketrampilan secara langsung kepada masyarakat luas terutama kegawat
daruratan. Sasaran pelayanan kesehatan komunitas pantai adalah wisatawan lokal maupun
international yang difokuskan pada daerah pantai dengan mendirikan klinik kesehatan.
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Tahapan proses keperawatan kesehatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri
dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, penentuan masalah atau perumusan
masalah kesehatan, prioritas masalah, dan aspek politis, 2) diagnosa keperawatan, 3)
perencanaan keperawatan, 4) pelaksanaan, dan 5) evaluasi dan penilaian.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan contoh mengenai komunitas pantai.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini, agar kami dapat
menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah-makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak. Wahit Iqbal (2005), Pengantar Keperawatan Komunitas 1, Jakarta : Sagung Seto

Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Edisi 3. Di alih bahasakan
oleh Agus Sutarna, Suharyati Samba. Jakarta : EGC

Stanhope. Lancaster (2004), Communiry And Public Health Nursing, Missouri : West Line
Industrial Drive

Luzi, Jasmi. 2017. Makalah Asuhan Keperawatan Komunitas (Online). Available at


https://www.scribd.com/doc/76566666/Makalah-Askep-Komunitas. Di akses pada
tanggal 19 Maret 2018

17
18

Anda mungkin juga menyukai