Terkait dengan tanggung jawab auditor dalam merancang dan menerapkan respon terhadap risiko adanya salah saji material yang dinilai auditor dalam proses pengauditan laporan keuangan. PT Indofarma menunjuk KAP Hadori dan Rekan dengan Hadori Yunus sebagai auditornya. Auditor tidak mengetahui mengenai adanya risiko salah saji yang material terhadap nominal barang dalam proses dikarenakan tidak dirancang pengujian subtantif dengan baik untuk mendeteksi kesalahan penyajian dalam tingkat asersi. Proses konfirmasi dari berbagai sumber saja dinilai kurang kuat karena tidak bisa mengungkap salah saji material. Pengungkapan yang dilakukan PT Indofarma tidak diselidiki dan dirinci lagi mengenai kebenarannya bukti yang ada. Padahal jika auditor mengaplikasikan pengujian subtantif dengan baik, salah saji material dalam asersi PT Indofarma dapat terdeteksi.
b. Berdasarkan ISA 402
Terkait tentang tanggung jawab Auditor pengguna untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat ketika suatu entitas pengguna memanfaatkan jasa dari satu atau lebih organisasi jasa. Auditor memberikan laporan audit yang salah mengenai keadaan entitas yang sebenarnya. Jasa audit yang salah menimbulkan ketidakprofesionalan KAP atau auditor tersebut. Kurangnya pengetahuan mengenai entitas menyebabkan kesalahan penyajian dan perhitungan yang dilaporkan entitas gagal dideteksi
c. Berdasarkan ISA 450
Terkait dengan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang diidentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak koreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan. Auditor wajib menentukan apakah strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit perlu direvisi. Adanya nilai barang dalam proses dinilai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya (overstated) dalam penyajian dinilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar RP. 28.870.000.000 ( Dua Puluh Delapan Milyar Delapan Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah ) menunjukkan bahwa auditor tidak memahami rencana audit yang telah dibuat sebelumnya berhubungan dengan issue issue yang ada dalam entitas. Auditor tidak mengetahui bahwa tahun 1999 ada indikasi adanya persediaan barang yang seharusnya dijual tapi tidak laku laku. Padahal nilainya sangat besar dan juga ada kesalahan yang dilakukan oleh akuntan dalam mengimplementasi sistem teknologi informasinya. Dampak salah saji yang tidak dikoreksi dalam hubungannya dengan jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terkait, serta laporan keuangan secara keseluruhan tahun lalu itu menyebabkan auditor tidak menemukan salah saji material yang sebenarnya ada.