Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kasus

a. Berdasarkan ISA 330


Terkait dengan tanggung jawab auditor dalam merancang dan menerapkan respon terhadap
risiko adanya salah saji material yang dinilai auditor dalam proses pengauditan laporan
keuangan. PT Indofarma menunjuk KAP Hadori dan Rekan dengan Hadori Yunus sebagai
auditornya. Auditor tidak mengetahui mengenai adanya risiko salah saji yang material
terhadap nominal barang dalam proses dikarenakan tidak dirancang pengujian subtantif
dengan baik untuk mendeteksi kesalahan penyajian dalam tingkat asersi. Proses konfirmasi
dari berbagai sumber saja dinilai kurang kuat karena tidak bisa mengungkap salah saji
material. Pengungkapan yang dilakukan PT Indofarma tidak diselidiki dan dirinci lagi
mengenai kebenarannya bukti yang ada. Padahal jika auditor mengaplikasikan pengujian
subtantif dengan baik, salah saji material dalam asersi PT Indofarma dapat terdeteksi.

b. Berdasarkan ISA 402


Terkait tentang tanggung jawab Auditor pengguna untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat ketika suatu entitas pengguna memanfaatkan jasa dari satu atau lebih organisasi
jasa. Auditor memberikan laporan audit yang salah mengenai keadaan entitas yang
sebenarnya. Jasa audit yang salah menimbulkan ketidakprofesionalan KAP atau auditor
tersebut. Kurangnya pengetahuan mengenai entitas menyebabkan kesalahan penyajian dan
perhitungan yang dilaporkan entitas gagal dideteksi

c. Berdasarkan ISA 450


Terkait dengan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi dampak kesalahan penyajian
yang diidentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak koreksi, jika ada,
terhadap laporan keuangan. Auditor wajib menentukan apakah strategi audit secara
keseluruhan dan rencana audit perlu direvisi. Adanya nilai barang dalam proses dinilai lebih
tinggi dari nilai yang seharusnya (overstated) dalam penyajian dinilai persediaan barang
dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar RP. 28.870.000.000 ( Dua Puluh Delapan Milyar
Delapan Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah ) menunjukkan bahwa auditor tidak memahami
rencana audit yang telah dibuat sebelumnya berhubungan dengan issue issue yang ada dalam
entitas. Auditor tidak mengetahui bahwa tahun 1999 ada indikasi adanya persediaan barang
yang seharusnya dijual tapi tidak laku laku. Padahal nilainya sangat besar dan juga ada
kesalahan yang dilakukan oleh akuntan dalam mengimplementasi sistem teknologi
informasinya. Dampak salah saji yang tidak dikoreksi dalam hubungannya dengan jenis
transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terkait, serta laporan keuangan secara keseluruhan
tahun lalu itu menyebabkan auditor tidak menemukan salah saji material yang sebenarnya
ada.

Anda mungkin juga menyukai