Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS /SEMESTER : X /GANJIL
MATERI POKOK : IKATAN KIMIA, BENTUK MOLEKUL, DAN
INTERAKSI ANTAR MOLEKUL

SMA NEGERI 19 SURABAYA


Jl. Kedung Cowek No. 390 Telp (031) 51504844 – Fax (031) 51501009
SURABAYA
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 19 Surabaya


Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X MIPA/ 1
Materi Pokok : Ikatan Kimia, Bentuk Molekul, dan Interaksi Antar Molekul
Alokasi Waktu : 14 × 45 menit (9 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI-1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 :Memahami, menerappkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan
logam serta kaitannya dengan sifat zat
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
1. Menjelaskan kestabilan unsur
2. Menerapkan teori Lewis dalam ikatan kimia
3. Mendeskripsikan ikatan ion dan mekanisme pembentukannya
4. Mendeskripsikan ikatan kovalen dan mekanisme pembentukannya
5. Membandingkan ikatan ion dan ikatan kovalen
6. Membandingkan ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dan ikatan
kovalen koordinasi
7. Menjelaskan ikatan logam
8. Menjelaskan kepolaran senyawa
9. Membedakan senyawa kovalen polar dan non polar

3.6 Menerapkan Teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi(VSEPR) dan Teori
Domain elektron dalam menentukan bentuk molekul
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
1. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa dengan menggunakan teori
VSEPR dan teori domain elektron

3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifatfisika zat
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
1. Menjelaskan gaya Van der Waals dan ikatan hidrogen.
2. Menjelaskan sifat fisik suatu zat berdasarkan gaya tarik antar molekul.

4.5 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkankarakteristik senyawa


ion atau senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
1. Merancang percobaan untuk menunjukkan kepolaran beberapa senyawa
dilihat dari sifat fisiknya dan dikaitkan dengan perbedaan keeektronegatifan
unsur-unsur pembentuk suatu ikatan.

4.6 Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan bahan yang ada di
lingkungan sekitar atau perangkat lunak komputer
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
1. Membuat model bentuk molekul suatu senyawa dengan menggunakan
perangkat lunak komputer.

4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar ion, atom dan molekul dalam menjelaskan
sifat-sifat fisik zat di sekitarnya
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
1. Menjelaskan sifat fisik suatu zat dengan menerapkan prinsip interaksi antar
ion, atom, dan molekul.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Diskusi tipe Think Pair Share dan Kooperatif tipe
Numbered Heads Together, dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar
dan kegiatan diskusi berkelompok, diharapkan siswa terlibat secara aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap kerjasama, gotong royong, toleransi,
bertanggung jawab dalam melakukan diskusi dan menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberikan kritik dan saran, serta dapat menganalisis informasi yang
dikumpulkan mengenai ikatan kimia, serta dapat menyajikan dan mengkomunikasikan
hasil dari penelusuran informasi yang diperoleh.

D. Materi Pembelajaran
1. Teori Lewis dan Lambang Lewis
Pada tahun 1916, G.N. Lewis, Langmuir,, dan Kosssel menjelaskan bahwa unsur gas
mulia sangat stabil karea keunikan konfigurasi elektronnya. Selain Helium yang
memiliki 2 elektron pada kulit atom terluar (duplet), kulit atom terluar gas mulia yang
lain memiliki 8 elektron (oktet). Karena kestabilannya, konfigurasi gas mulia menjadi
rujukan semua atom untuk mencapai kestabilan. Lewis mengemukakan gagasan bahwa
konfigurasi elektron dari atom-atom yang berikatan berubah sedemikian rupa sehingga
konfigurasi elektronnnya menyerupai konfigurasi elektron gas mulia.
Tabel 1. Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron pada Kulit Atom
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8

Konfigurasi elektron gas mulia dapat dicapai suatu atom dengan cara membentuk
ikatan dengan atom lain. Selama pembentukan ikatan, elektron yang terlibat adalah
elektron-elektron pada kulit terluar (elektron valensi). G.N. Lewis telah
memperkenalkan suatu metode yang simpel tetapi dapt digunakan untuk menjelaskan
cara penyusunan elektron valensi dalam molekul. Metode ini menggunakan titik (•) atau
menggunakan tanda silang (×) untuk menggambarkan jumlah elektron valensi.

Cara untuk menggambar struktur Lewis:


a. Tentukan semua atom yang membentuk molekul. Buatlah kerangka
strukturnya dengan atom pusatnya biasanya adalah atom pertama dalam
rumus kimianya.
b. Tentukan elektron valensi dari atom-atom berdasarkan golongannya pada
tabel periodik unsur.
c. Tuliskan semua elektron valensi atom pusat dengan lambang (•). Letakkan 1
elektron pada sisi yang terdapat atom lain. Sisanya letakkan secara
berpasangan.
d. Tulis semua elekton valensi atom lainnya dengan lambang (•) sehingga
membentuk pasangan elektron dan mengikuti aturan oktet atau duplet.
e. Periksalah jumlah elektron di sekeliling atom pusat, apakah sudah sesuai
dengan aturan oktet atau duplet.
2. Ikatan Ion
Menurut teori Lewis dan Kossel, ikatan ion terjadi antara ion positif (atom
yang melepaskan elektron) dan ion negatif (ion yang menangkap elektron). Ion
positif terbentuk karena suatu atom melepaskan elektron. Atom yang cenderung
melepaskan elektronnya adalah atom logam. Oleh karena itu, unsur logam juga
11Na :2 8 1→ +
disebut unsur elektropositif. Contoh: 11Na : 2 8 + e-. Ion
negatif terbentuk karena suatu atom menangkap elektron. Atom yang cenderung
menangkap elektron disebut unsur elektronegatif. Contoh 9F : 2 7 + e- → 9F- : 2
8.
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan ion negatif. Hal ini terjadi
karena adanya gaya elektrotatis antara ion positif dan ion negatif. Oleh karena itu,
ikatan ion terjadi antara atom logam (elektropositif) dan atom non logam
(elektronegatif). Hal itu terjadi karena antara unsur logam dan nonlogam memiliki
perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar. Perbedaan itu yang
memungkinkan terjadinya serah terima elektron. Ikatan ion juga disebut ikatan
elektrovalen atau heteropolar.
Sifat-sifat senyawa ion adalah sebagai berikut:
a. Memiliki titik didih dan titik leleh tinggi sehingga bersifat non volatil (tidak
mudah menguap)
b. Semua senyawanya berwujud padat pada temperatur kamar.
c. Kristalnya keras, tetapi rapuh.
d. Kebanyakan senyawa ion larut dalam air.
e. Padatannya tidak menghantarkan arus listrik tetapi lelehan dan larutannya
dalam air mengantarkan arus listrik.
3. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan pasangan
elektron bersama. Pasangan elektron itu berasal dari kedua atom yang berikatan.
Ikatan kovalen cenderung terjadi pada atom nonlogam. Berdasarkan jumlah
pasangan elektron yang berikatan, ikatan kovalen dapat dibagi menjadi ikatan
kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sepasang elektron yang digunakan
untuk berikatan dinamakan pasangan elektron ikatan. Pada molekul kovalen,
pasangan elektron pada kulit terluar yang tidak terlibat dalam ikatan disebut dengan
pasangan elektron bebas (lone pair). Contohnya pembentukan ikatan kovalen pada
molekul H2 dapat digambarkan dengan struktur Lewis berikut.
H• + •H → H••H → H─H
Penulisan itu dapat disederhanakan dengan mengganti sepasang elektron
yang digunakan untuk berikatan dengan sepotong garis dan menghilangkan semua
elektron yang tidak diguakan untuk berikatan. Selain terbentuk dari atom yang
senama, ikatan kovalen juga dapat terbetuk dari atom yang berbeda, contoh: HCl,
Cl2.
Berikut adalah beberapa sifat senyawa kovalen:
a. Senyawa kovalen sederhana cenderung memiliki titik didih rendah sehingga
larutannya bersifat volatil (mudah menguap).
b. Senyawanya ada yang berwujud padat, cair, gas pada temperatur kamar.
c. Kebanyakan senyawa kovalen sederhana larut dalam pelarut polar membentuk
larutan.
d. Senyawa kovalen umumnya merupakan penghantar listrik dan panas yang
buruk.
4. Memperkirakan Jenis Ikatan pada Senyawa
Jenis ikatan pada senyawa dapat diperkirakan dari besarnya perbedaan
keelektronegatifan tiap atom yang berikatan. Jika perbedaannya sangat kecil
(mendekati nol), ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen nonpolar. Jika
perbedaan keelektronegatifan lebih besar daripada nol dan kurang dari 1,7, ikatan
yang terbentuk adalah ikatan kovalen polar. Jika perbedaa keelektronegatifan
lebih besar daripada 1,7, ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion.
5. Ikatan Koordinasi
Ikatan koordinasi adalah ikatan kimia yang menggunakan pasangan elektron
bersama yang berasal dari salah satu atom. Dengan kata lain, pada ikatan
koordinasi ada satu atom yang berperan sebagai donor pasangan elektron dan satu
atom sebagai akseptor pasangan elektron. Karena ikatan dengan pengguaan
elektron bersama disebut ikatan kovalen maka ikatan koordinasi juga disebut
ikatan kovalen koordinasi. Pasangan elektron yang digunakan untuk ikatan
kovalen koordinasi dapat digambarkan dengan anak panah (→) dengan arah dari
door menuju ke akseptor pasangan elektron. Ikatan kovale koordinasi juga disebut
ikatan semipolar atau ikatan dativ.

6. Ikatan Logam
Pada umumnya, unsur logam berwujud padat pada temperatur kamar. Hal itu
disebabkan antar logam terdapat gaya yang dapat menyatukan antaratom logam.
Unsur logam merupakan penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Sifat
lain dari logam adalah dapat ditempa dan diregang. Sifat dapat ditempa
dimanfaatkan untuk membuat senjata tajam. Dengan memafaatkan sifat itu, logam
dapat dibuat tipis, dibengkokkan dan dibentuk sesuai dengan keperluan. Bukti sifat
meregang dari logam adalah logam dapat ditarik hingga menjadi kawat. Hal ini
menunjukkan tiap atom saling berikatan.
Tiap atom logam memiliki kulit elektron yang belum terisi penuh, hal ini
menyebabkan elektron valensi dapat bebas bergerak dan dapat berpindah dari satu
kulit atom ke kulit atom yang lain. Dengan kata lain, elektron valensi tersebar
membaur dengan awan elektron yang menyelimuti semua logam. Oleh karena itu,
semua logam dibayangkan sebagai ion-ion positif yang diselimuti awan elektron.
7. Bentuk Molekul
Bentuk molekul adalah kedudukan atom-atom dalam molekul. Salah satu teori
yang cukup banyak digunakan untuk memperkirakan bentuk molekul adalah teori
tolakan pasangan elektron valensi. Teori menyatakan bahwa baik pasangan
elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang tidak dipakai
bersama saling menolak. Pasangan elektron cenderung untuk berjauhan satu sama
lain.

8. Kepolaran Molekul
Ada kondisi umum
yang dapat membantu
memprediksi kepolaran
molekul:
a. Molekul yang
mengandung atom-atom yang sama selalu nonpolar.
b. Molekul yang mengandung atom-atom tidak sama memiliki dua kemungkinan:
 Nonpolar, jika penyusunan atom-atom simetris.
 Polar, jika penyusunan atom-atom tidak simetris.
Ikatan yang terbentuk dari atom-atom yang identik, misalnya Cl─Cl, rapatan
elektronnya terdistribusi secara simetris di antara kedua atom. Jika rapatan
elektronnya terdistribusi secara simetris di antara dua atom yang berikatan, molekul
yang terbentuk bersifat nonpolar. Namun apabila dalam suatu ikatan, rapatan
elektronnya tidak simetris, maka akan lebih tertarik ke atom yang lebih
elektronegatif, contohnya HCl. Hal ini disebabkan karena Cl lebih elektronegatif
daripada atom H. Dengan demikian pada molekul HCl terjadi pengutuban sehingga
molekul bersifat polar.

9. Gaya Antar Molekul


Ikatan kimia merupakan gaya intramolekul yang mengikat atom-atom didalam
molekulnya. Gaya antarmolekul adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
berdekatan.
a. Gaya van der waals
Molekul-molekul dapat tarik-menarik pada jarak agak jauh dan saling tolak
pada jarak dekat. Gaya tarik lemah yang disebabkan oleh dipol imbasan
sekejap yang terjadi antara semua molekul yang ada disebut gaya van der
Waals. Ada dua jenis gaya van der waals, yaitu gaya dispersi (gaya London)
dan gaya tarik dipol-dipol.
b. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah interaksi dipol-dipol antara molekul yang memiliki
H yang terikat pada atom berukuran kecil yang memiliki keelektronegatifan
tinggi, umumnya N, O atau F.

10. Sifat Fisik Zat


a. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah kemampuan suatu zat untuk diturunkan volumenya
karena diberi tekanan. Pada molekul gas, jarak antarmolekul terpisah jauh
sehingga mudah dimampatkan. Sebaliknya, molekul cairan dan padatan
terkemas kompak dan hanya tersedia sedikit ruang kosong diantaranya. Oleh
karena itu, peningkatan tekanan pada cairan dan padatan hampir tidak
mempengaruhi volume. Materi seperti itu disebut tak termampatkan
(incompressible).
b. Difusi
Jarak antar molekul zat padat sangat dekat. Akibatnya zat padat tidak
bebas bergerak walaupun mungkin bergetar atau melonjak-lonjak dalam ruang
yang ditempatinya. Molekul gas mampu berdifusi dengan cepat karena jarak
antarmolekulnya berjauhan. Akibatnya, pergerakan molekul gas relatif bebas
dan sedikit rintangannya. Hal ini tidak terjadi pada cairan. Contoh difusi pada
cairan adalah difusi pada tinta dalam air. Pada saat menyentuh permukaan air,
tetesa tinta kelihatan terpusat. Setelah itu perlahan-lahan menyebar dalam air.
Difusi dapat terjadi karena semua molekul dalam kedua cairan yang bercampur
mampu bergerak di seluruh wadah. Akan tetapi, jarak antar molekul dalam
cairan kecil. Akibatnya terjadi tumbukan antarmolekul sebelum mereka
bergerak jauh. Tumbukan itu menyebabkan penyebaran molekul dalam cairan
menjadi lambat.
c. Volume
Gas akan menempati seluruh ruangan wadah. Cairan memiliki volume
yang tetap dan bentuknya menyesuaikan dengan bentuk wadah. Sementara itu,
padatan mempunyai volume da bentuk yang tetap. Gaya tarik antarmolekul gas
sangat lemah. Akibatnya, molekul gas dapat bergerak sangat cepat sehingga
dapat mengatasi gaya tarik antarmolekul. Gaya tarik antarmolekul pada cairan
jauh lebih besar daripada gas sehingga molekulnya saling berdekatan. Adapun
gaya tarik antarmolekul padatan sangat besar sehingga tidak mampu bergerak.

d. Tegangan Permukaan
Dalam cairan, tiap molekulnya dikelilingi oleh molekul lain. Namun,
molekul yang ada di permukaan tidak dikelilingi oleh tetangganya secara
sempurna, yaitu hanya dikelilingi oleh molekul samping dan bawahnya. Oleh
karena itu, harus ada kerja untuk menarik molekul ke permukaan cairan.
Dengan demikian, diperlukan energi untuk memperluas permukaan cairan.
Besar energi tersebut berbanding lurus dengan tegangan permukaan cairan.
Besar tegangan permukaan cairan bergantung pada kekuatan gaya antar
molekul. Perbedaan tegangan permukaan pada beberapa cairan terjadi karena
antarmolekul air terdapat ikatan hidrogen.
e. Titik Didih
Tiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetik. Akibatnya, molekul
itu mampu melepaskan diri dan keluar dari permukaan menjadi wujud gas.
Peristiwa itu disebut dengan menguap. Penguapan terjadi pada seluruh bagian
disebut dengan mendidih. Temperatur pada saat mendidih disebut titik didih.
Molekul polar memiliki titik didih yang lebih besar daripada molekul nonpolar.
Hal tersebut karena gaya tarik antarmolekulnya lebih besar.

E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan, Percobaan,
Demonstrasi
Model :Diskusi tipeThink Pair Share dan tipeNumbered Heads Together

F. Media Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja, Video, Perangkat Lunak Chemoffice, Powerpoint
2. Alat : Peralatan Laboratorium Kimia

G. Sumber Belajar
1. Buku Peserta didik Kimia untuk Kelas X SMA Penerbit PT Wangsa Jatra Lestari
2. Internet
3. Buku/sumber lain yang relevan
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (1 x 45 menit)
Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 10
2. Mengecek kehadiran peserta didik. menit
3. Mereview materi bab sebelumnya tentang konfigurasi
elektron.
4. Memberikan motivasi dengan demonstrasi sederhana
mengenai perubahan garam dan gula akibat pemanasan.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
berkaitan dengan kecenderungan suatu unsur mencapai
kestabilan.
Kegiatan Inti 1. Guru menyajikan peta konsep ikatan kimia dan 30
menjelaskan garis besar materi yang akan dipelajari. menit
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi
konfigurasi elektron gas mulia.
3. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan konfigurasi
elektron beberapa unsur di papan tulis.(HOTS)
4. Peserta didik menuliskan konfigurasi elektron beberapa
unsur di papan tulis.
5. Guru menjelaskan tentang cara menggambarkan struktur
lewis molekul.
6. Peserta didik menggambarkan struktur lewis dari beberapa
molekul di papan tulis.
Penutup 1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang 5 menit
dipelajari.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik dan meminta
peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dihahas
di pertemuan berikutnya.
3. Guru menutup pelajaran dan memberi salam.

Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 10
2. Mengecek kehadiran peserta didik. menit
3. Guru memberikan pertanyaan mengenai apa yang peserta
didik pelajari sebelum memasuki kelas(Literasi)
4. Guru mereview materi minggu lalu mengenai
kecenderungan suatu unsur mencapai kesetabilan.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
berkaitan dengan ikatan ion.
6. Guru memberikan motivasi dengan menampilkan video
yang menganalogikan ikatan ion dengan kehidupan sehari-
hari.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan pembentukan ion positif dan ion negatif 70
dengan memberikan contoh-contoh. menit
2. Guru menjelaskan tentang pembentukan ikatan ion pada
senyawa NaCl.
3. Guru menampilkan video ilustrasi pembentukan ikatan ion.
4. Peserta didik memperhatikan penjelasan dan video yang
diberikan oleh guru.
5. Peserta didik mengerjakan contoh-contoh soal tentang
pembentukan ikatan ion pada beberapa senyawa.(HOTS)
6. Peserta didik menuliskan hasil jawabannya didepan kelas.
7. Guru menjelaskan tentang sifat senyawa ion.
Penutup 1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi ikatan 10
ion.(Berpikir kritis) menit
2. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dihahas di pertemuan berikutnya yaitu ikatan
kovalen.
3. Guru memberi salam.

Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 10
2. Mengecek kehadiran peserta didik. menit
3. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai berkaitan dengan ikatan kovalen.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan pembentukan ikatan kovalen tunggal 70
dan ikatan kovalen rankap dengan memberikan contoh- menit
contoh.
2. Guru menjelaskan tentang pembentukan ikatan kovalen
pada suatu senyawa.
3. Guru menampilkan video ilustrasi pembentukan ikatan
kovalen.
4. Peserta didik memperhatikan penjelasan dan video yang
diberikan oleh guru.
5. Peserta didik mengerjakan contoh-contoh soal tentang
pembentukan ikatan kovalen pada beberapa senyawa.
(Berpikir kritis)
6. Peserta didik menuliskan hasil jawabannya didepan kelas.
7. Guru menjelaskan tentang sifat senyawa kovalen.
Penutup 1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi ikatan 10
kovalen. menit
2. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dihahas di pertemuan berikutnya.
3. Guru memberi salam.

Pertemuan ke-4 (1 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. 7 menit
2. Guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran
siswa.
3. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan materi di
pertemuan sebelumnya.
4. Guru menampilkan gambar garam dapurdan balon udara
yang berisi gas H2pada slide yang merupakan fenomena,
dan untuk memotivasi dengan memberikan pertanyaan
pada siswa
Fase 1 : Menyampai tujuan dan mengatur setting
1. Guru menginformasikan pada siswa bahwa hari ini kita
akan berdiskusi mengenai jenis-jenis ikatan kimia
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pembelajaran tersebut secara lisan.
3. Siswa membentuk posisi tempat duduk setengah
lingkaran (model U) seperti yang diperintahkan guru.
Fase 2 : Memfokuskan diskusi
1. Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan
aturan-aturan dasar berdasarkan tipe TPS (Think-Pair-
Share).
Aturannya :
1) Tahap pertama diskusi adalah think (berfikir) yaitu
siswa diminta membaca pertanyaan dan
memahaminya.
2) Tahapan kedua adalah pair (berdiskusi berpasangan)
siswa berdiskusi secara pasangan terdekat untuk
menjawab pertanyaan
3) Tahap ketiga adalah share (berdiskusi sekelas) siswa
berdiskusi untuk memecahkan soal bersama-sama
setelah saling tukar argumen untuk menemukan
jawabannya.
4) Mengangkat tangan saat mau berpendapat atau
bertanya.
5) Berbicara setelah diberi kesempatan kepada guru.
2. Guru menjelaskan definisi ikatan kimia secara umum dan
menyebutkan jenis-jenis ikatan kimia
3. Guru mengajukan pertanyaan awal :
Apaperbedaanantaraikatan ion dankovalen(Berpikir
kritis)
Kegiatan Inti Fase3 : Menyelenggarakan Diskusi 35
1. Perwakilan siswa membagikan LKS ke siswa lainnya. menit
2. Siswa mengerjakansoal nomer 1A-1C pada LKS-nya
masing-masing sesuai dengan petunjuk yang telah
diberikan guru(Think)
3. Siswa bergabung dengan teman terdekat, kemudian
melakukan diskusi dengan pasangannya untuk
menyelesaikan soal pada LKS (Pair)
4. Siswa mempresentasikanhasil diskusinya didepan
kelas (share)
 Siswa dari kelompok laindapat mengajukan
pendapatnya dengan cara mengacungkan tangan
 Setelah siswa mengutarakan pendapatnya,
kelompok lain untuk memberikan tanggapan
sesuai dengan persetujuan guru
 Siswa yang kurang aktif akan ditunjuk guru untuk
pendalaman konsep atas pendapat yang telah
diutarakan siswa sebelumnya
5. Guru memberikan penajaman pengetahuan dengan
memberikan klarifikasi terhadap konsep-konsep penting
pada ikatan ion dan ikatan kovalen
Fase 4. Mengakhiri diskusi
Guru menyampaikan kesimpulan dari hasil pembelajaran
hari ini.
Fase 5. Debriefing
Siswa memberikan tanggapan terhadap proses diskusi
kelas tipe TPS yang telah dilakukan sesuai perintah guru
Penutup 1. Guru memberikan tugas lanjutan untuk membaca ikatan 3 menit
kovelen koordinasi dan ikatan logam
2. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam

Pertemuan ke-5 (2 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 15
2. Mengecek kehadiran peserta didik. menit
3. Mereview materi sub bab sebelumnya tentang jenis ikatan
pada senyawa.
4. Peserta didik mengumpulkan tugas yang telah diberikan
oleh guru pada pertemuan sebelumnya.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
berkaitan dengan ikatan koordinasi dan ikatan logam.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskanpembentukan ikatan koordinasi dan 65
ikatan logam denganmemberikancontoh-contoh. menit
2. Guru menjelaskan tentang pembentukan ikatan koordinasi
pada suatu senyawa.
3. Guru menjelaskan tentang pembentukan ikatan logam pada
suatu senyawa.
4. Guru meminta peserta didik menyebutkan perbedaan
antara ikatan logam dan ikatan koordinasi..(Berpikir kritis,
HOTS)
5. Peserta didik mengerjakan contoh-contoh soal tentang
pembentukan ikatan kovalen pada beberapa senyawa.
6. Peserta didik menuliskan hasil jawabannya didepan kelas.
7. Peserta didik memberikan contoh ikatan logam dan ikatan
koordinasi dalam kehidupan sehari-hari.(Berpikir kritis,
HOTS)
Penutup 1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang 10
dipelajari. menit
2. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dihahas di pertemuan berikutnya.
3. Guru menutup pelajaran dan memberi salam.

Pertemuan ke-6 (1 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 10
2. Mengecek kehadiran peserta didik. menit
3. Mereview materi bab sebelumnya tentang ikatan
koordinasi dan ikatan logam.
4. Memberikan motivasi dengan menampilkan gambar
contoh dari bentuk molekul suatu senyawa.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
berkaitan dengan bentuk molekul.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi teori tolakan pasangan elektron 30
valensi dan hibridisasi orbital atom. menit
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan materi teori tolakan
pasangan elektron valensi dan hibridisasi orbital atom.
3. Guru meminta peserta didik untuk membuka laptop dan
menginstal aplikasi chemoffice
4. Guru mendemonstrasikan cara penggunaan aplikasi
chemofficeterkait dengan model atom.
5. Peserta didik mempraktikkan cara penggunaan aplikasi
chemofficeterkait dengan model atom.
6. Guru meminta peserta didik menggambarkan model atom
suatu unsur menggunakan aplikasi chemoffice.
7. Peserta didik mengerjakan soal-soal pada materi model
atom.
8. Guru membimbing peserta didik untuk membahas soal
yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Penutup 1. Peserta didikmembuatkesimpulantentangmateri yang 10
dipelajari. menit
2. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dihahas di pertemuan berikutnya.
3. Guru menutup pelajaran dan memberi salam.

Pertemuan ke-7 (2 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta 10
didik menit
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru menciptakan suasana religius dengan meminta ketua
kelas untuk memimpindoa.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru melakukan apersepsi kepada peserta didik dengan
memberikan pertanyaan terkait materi sebelumnya yang
relevan, yaitu tentang “ikatan kovalen”(Berpikir kritis,
HOTS)
5. Guru memotivasi peserta didik dengan melakukan
demonstrasi mengenai peristiwa pencampuran minyak
dengan air dan pencampuran larutan etanol dengan air
(Mengamati)
6. Berdasarkan gambar di atas, diharapkan peserta didik
bertanya: (Menanya)
“mengapa minyak dan air tidak dapat bercampur sedangkan
etanol dan air?”(Berpikir kritis, HOTS)
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran melaui media
powerpoint

Kegiatan Inti Fase 2: Menyajikan informasi 70


1. Guru menjelaskan secara garis besar mengenai sub materi menit
ikatan kovalen polar dan nonpolar melalui peta konsep
(dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together)
Fase 3: Mengorganisasikan peserta didik ke dalam
kelompok belajar
Langkah 1: Penomoran
1. Guru membagipeserta didik ke dalam 3 kelompok
heterogen, tiap kelompok beranggotakan 3 orang peserta
didik yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda.
2. Guru memberikan nomor setiap anggota kelompok dengan
nomor 1-3 kepada setiap anggota masing-masing
kelompok.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Langkah 2: Mengajukan pertanyaan
1. Guru meminta salah satu peserta didik untuk membagikan
LKS kepada masing-masing kelompok.
2. Peserta didik diminta untukberdiskusi tentang materi
ikatan kovalen polar dan nonpolar yang ada dalam
LKS.(Literasi)
3. Guru memintapeserta didikmengerjakan soal-soal di
dalam LKS (mengumpulkan data).
4. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
peserta didik mengerjakan LKS (Guru mengecek proses
berjalannya diskusi pada setiap kelompok).
Langkah 3 : Berfikir bersama
1. Peserta didik diminta untuk mengolah dan menganalisis
senyawa-senyawa kovalen yang akan digolongkan pada
senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen non polar
(mengasosasi).
Fase 5 : Evaluasi
Langkah 4: Menjawab
1. Guru memanggil salah satu nomor yang berlaku untuk
semua kelompok, kemudian masing-masing anggota
kelompok yang disebut nomornya berebut dengan
mengancungkan tangan untuk
mengkomunikasikanjawaban pertanyaan yang ada di
LKS.
2. Guru mengevaluasi jawaban peserta didik dan meminta
peserta didik serta menanggapi hasil diskusinya serta
mengklarifikasi jika terdapat kesalahan, menuntut peserta
didik lain memberikan pendapatnya.

Penutup Fase 6: Memberi Penghargaan 10


1. Guru melakukan penskoran total dalam kelompok dan menit
memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
skor yang lebih tinggi.
2. Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan
pembelajaran dengan bimbingan guru.
3. Guru mengkonfirmasi pemahaman peserta didik dengan
mengajukan beberapa pertanyaan agar peserta didik berani
untuk mengemukakan pendapatnya.
4. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas
individu yang harus dikerjakan dirumah.
5. Guru menciptakan suasana religious dengan meminta
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran
diakhiri.
6. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan ke-8 (1 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 10
2. Mengecek kehadiran peserta didik. menit
3. Mereview materi bab sebelumnya tentang kepolaran
molekul.
4. Memberikan motivasi dengan demonstrasi yang
menunjukkan pengaruh interaksi antar molekul, misalnya
perbedaan bentuk tetesan air di atas kaca dan di atas kaca
yang dilapisi lilin.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
berkaitan dengan gaya antar molekul.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tentang perbedaan gaya intramolekul 30
dan gaya antarmolekul. menit
2. Guru menjelaskan tentang gaya van der waals dengan
memberikan ilustrasi gambar.
3. Guru menjelaskan tentang ikatan hidrogen melalui ilustrasi
gambar.
4. Peserta didik memilih senyawa yang memiliki ikatan
hidrogen dari contoh-contoh senyawa yang diberikan oleh
guru.
Penutup 1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang 5 menit
dipelajari.
2. Guru mengaitkan materi dengan demonstrasi yang
dilakukan di awal pembelajaran.
3. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dihahas di pertemuan berikutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan memberi salam.

Pertemuan ke-9 (2 x 45 menit)


Kegiatan Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 10
2. Mengecek kehadiran peserta didik. menit
3. Mereview materi bab sebelumnya tentang gaya antar
molekul.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
berkaitan dengan sifat fisik zat.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tentang sifat fisik zat yang dipengaruhi 70
oleh gaya tarik antar molekulnya yaitu, kompresibilitas, menit
difusi, volume, tegangan permukaan, titik didih.
2. Guru menyajikan beberapa contoh dalam kehidupan
sehari-hari sifat fisik zat yang dipengaruhi oleh gaya
antarmolekulnya.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan latihan
soal evaluasi pada buku.
4. Peserta didik mengerjakan soal latihan evaluasi pada buku
secara mandiri.
5. Peserta didik bersama dengan guru mengoreksi jawaban
latihan soal evaluasi pada buku.
Penutup 1. Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang 10
dipelajari. menit
2. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari seluruh
materi tentang ikatan kimia untuk mempersiapkan ujian
akhir semester.
3. Guru menutup pelajaran dan memberi salam.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian:
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan praktikum dan - Lembar
diskusi kelompok Observasi/Jurnal
2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Uraian pada
LKS
3. Keterampilan - Lembar Kerja Siswa - Instrumen Presentasi

2. Remedial dan Pengayaan


No. Aspek Teknik
1. Remedial a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang
capaian KD nya belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya atau tugas dan diakhiri
dengan tes.
c. Tes remedial dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3
kali tes remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial
dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
2. Pengayaan a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan
diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
- Siswa yang mencapai nilai n (ketuntasan) <n < n
(maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
- Siswa yang mencapai nilai n>n(maksimum) diberikan
materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.

Surabaya, Juli 2017


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 19 Surabaya Guru Mata Pelajaran

Drs. Moh. Zainuri, M.Si. Nanik Handayati Saleh, S.Pd.


NIP. 19690713 199401 1 005 NIP. 19611128 198512 2 002
Lampiran 1
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan pendidikan : SMAN 19 Surabaya
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester :X/I
Mata Pelajaran : Kimia
N WAKT KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK
NAMA
O U PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Surabaya, Juli 2017


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 19 Surabaya Guru Mata Pelajaran

Drs. Moh. Zainuri, M.Si. Nanik Handayati Saleh, S.Pd.


NIP. 19690713 199401 1 005 NIP. 19611128 198512 2 002
Lampiran 2

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI


Nama Satuan pendidikan : SMAN 19 Surabaya
Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X/ I
Mata Pelajaran : Kimia
Kelengkapan Penulisan Kemampuan
Total Nilai
No Nama Peserta didik Materi Materi Presentasi
Skor Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1

10

11

12

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor maksimal
PEDOMAN PENSKORAN:

SKOR
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
MAKS

Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi
dan Daftar Pustaka
 Presentasi sistematis sesuai materi
4
 Menuliskan rumusan masalah
1 Kelengkapan Materi  Dilengkapi gambar / hal yang menarik
yang sesuai dengan materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Materi dibuat dalam bentuk charta /
Power Point
 Tulisan terbaca dengan jelas
4
 Isi materi ringkas dan berbobot
2 Penulisan Materi  Bahasa yang digunakan sesuai dengan
materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Percaya diri, antusias dan bahasa yang
lugas
 Seluruh anggota berperan serta aktif
4
 Dapat mengemukanan ide dan
3 Kemampuan presentasi berargumentasi dengan baik
 Manajemen waktu yang baik
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
SKOR MAKSIMAL 12
Surabaya, Juli 2017
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 19 Surabaya Guru Mata Pelajaran

Drs. Moh. Zainuri, M.Si. Nanik Handayati Saleh, S.Pd.


NIP. 19690713 199401 1 005 NIP. 19611128 198512 2 002

Anda mungkin juga menyukai