Anda di halaman 1dari 3

.

Diagram Fishbone Kejadian tidak diambilnya resep obat di farmasi RJ


Tidak ada sistem yg mencegah
aksesibiltas pengambilan resep
Faktor pasien
Faktor Metode di luar RS
Faktor Material
Merasa obat mahal Sistem antrian pengambilan
obat belum jelas
Ketersediaan obat sering Malas menunggu
kosong shg hrs UP keluar lama pelayanan obat Tidak ada pemisahan loket pasien
 px menunggu
swasta dan BPJS
Kurang nyaman menunggu
kr ruang tunggu penuh

Kejadian tidak
diambilnya resep obat
di farmasi RJ
system manajemen
Ruang tunggu tidak nyaman Kurang tenaga resiko
dan crowded, bersebelahan farmasi Komunikasi dokter dan
belum berjalan baik
dg pendaftaran perawat/asisten kurang
Tindak lanjut thd
Dokter
solusi yg diberikan Komunikasi perawat/asisten
memberi
Faktor Lingkungan msh dirasa lambat dan pasien kurang
langsung ke
pasien Faktor Komunikasi

Faktor SDM Faktor Organisasi


Saran Solusi :

1. Pemisahan antrian BPJS dan swasta (dalam proses)


2. Pemanfaatan trial Halo Doc
3. Koordinasi SDM tentang alur pengambilan resep
4. Electronic prescribing

Penambahan untuk pengajuan trial Halo doc :

Alur peresepan obat :

Pasien mendapat resep

Asisten mengecek kelengkapan


resep dan mendaftarkan kelayanan
halo doc (bila pasien berkenan)

asisten mengarahkan pasien ke


farmasi rawat jalan

Pasien pulang setelah resep disetor


ke farmasi rawat jalan

Trial dilakukan 3 bulan, tanpa ada ikatan harus melanjutkan kerjasama dengan Halo Doc

Tawaran dari Halo doc adalah 3 – 5 % dari total omzet obat rawat jalan (tergantung dari hasil trial
Halo doc)
Permasalahan terkait MLP

1. Pengganti MLP adalah staf yang baru yang masih belum bisa secara mandiri melakukan
supervisi ke pelayanan di rumah sakit.
2. Usulan penggantian MLP sudah pernah diajukan, belum ada keputusan.
3. MLP yang ada saat ini (4 orang) hanya mampu melakukan supervisi di pelayanan rawat inap.
Kekurangan tenaga supervisi dipelayanan rawat jalan sore.
4. Untuk mengatasi masalah ini, sementara diberlakukan kembali Case Manager untuk
supervisi rawat jalan, dimana tenaganya dihandle oleh kasubdiv. Dimulai sejak Senin,tanggal
18 Maret 2019 sampai dengan sekarang.
5. Belum semua divisi mendapatkan jadwal supervisi, sehingga menimbulkan suasana yang
tidak kondusif dimanajemen.
6. Alternatif yang ditawarkan untuk mengatur jadwal MLP secara bergantian pada staf
pelaksana tanpa ada jaminan menjadi MLP tetap. Hal ini belum dilakukan dengan
pertimbangan akan mengganggu pelayanan dan sirkulasi pengaturan jadwal dinasnya di unit
terkait.
7. Untuk sementara tetap menjadwal Case manager untuk supervisi rawat jalan sambil
menunggu keputusan dari kantor pusat.

Masalah sistem antrian JK Pasien

1. Proses pengembangan JK pasien masih dalam tahap 1 dari 3 tahap modul yang ada.
2. Tahap 1 hanya sampai di proses pendaftaran di front office, harapan kedepan dapat
dilanjutkan ke tahap 2 dan 3 yang akan lebih menambah value added kepelayana rumah
sakit.
3. Penambahan band wich RS untuk lebih support ke pelayanan IT, saat ini dikisaran 10.

Masalah tenaga IT

1. RS saat ini hanya ada 1 tenaga IT. 1 resign, saat ini belum ada pengganti
2. Cons Id BPJS belum bisa dilanjutkan prosesnya dikarenakan keterbatasan tenaga IT.
3. Problem di sistem informasi yang belum maksimal diback-up oleh IT RS saat ini.

Anda mungkin juga menyukai