Anda di halaman 1dari 4

Ibrani 12:1 : Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita

menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Ayat di atas diawali dengan kata “karena kita” (struktur dalam bahasa Yunani terlihat sebagai suatu penekanan).
Penulis Ibrani melakukan peralihan fokus perhatian dari para pahlawan iman dalam Ibrani 11 (berbicara tentang
iman Henokh, iman Abraham, iman Musa, dll.) kepada orang-orang percaya Perjanjian Baru (“kita”) dalam Ibrani
12. Dan sekarang fokusnya ialah tentang kita.

Di sini kita melihat hubungan yang begitu erat antara tokoh-tokoh PL yaitu para pahlawan iman dan kita. Kita
diberi kedudukan/posisi yang begitu mulia. Siapakah kita sehingga boleh dijadikan berbagian dengan para
pahlawan iman yang agung itu. Ini adalah karunia Tuhan di mana kita boleh dijadikan berbagian dalam rencana
keselamatan Allah, kita memiliki kaitan dengan para pahlawan iman tersebut diatas, dan kita diberi suatu
kedudukan yang sangat luar biasa.

Para pahlawan iman itu disebut sebagai “saksi” yang sangat banyak, bagaikan awan yang mengelilingi kita, dan
kita digambarkan sebagai orang yang berlomba. Kita dibicarakan dalam Ibrani 12 sebagai fokus perhatian, yang
pada saat ini sedang melakoni peran kita, dengan para pahlawan iman itu sebagai saksi. Gambaran perlombaan
ini mengingatkan kita tentang perlombaan olahraga Romawi, di amphitheater dengan orang yang sedang
berlomba di dalamnya. “Saksi” di sini bukan saksi di pengadilan tetapi orang yang menyaksikan apa yang
sedang terjadi, yaitu para pahlawan iman, orang yang telah menang.

Leon Morris menjelaskan perlombaan yang dimaksud seperti lari estafet (Alkitab Yunani dan terjemahan Inggris
memakai kata “lari”, dalam bahasa Indonesia tertulis kata “lomba”). Pelari-pelari yang lain telah menyelesaikan
estafet mereka, lalu diteruskan oleh kita. Seperti dalam lari estafet, tongkat itu diberikan kepada kita, mereka
telah mendahului kita sebagai pemenang, tetapi belumlah selesai, sekarang ini adalah giliran kita. Kita mesti
berlari. Inilah posisi kita.

Ibrani 11:39-40: Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah
memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih
baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Ayat ini menunjukkan bahwa orang percaya Perjanjian Baru, termasuk kita, ditempatkan di posisi yang begitu
mulia. Bahkan Tuhan Yesus juga pernah berkata bahwa yang pernah lahir dari rahim wanita, tidak pernah ada
yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis, tetapi yang terkecil dalam Kerajaan Allah adalah lebih besar. Nelayan
yang tidak berarti dan pemungut cukai yang dianggap najis, ketika dipilih dan dipanggil Tuhan menjadi rasul-Nya
menjadi orang-orang yang mulia. Paulus dari seorang penganiaya jemaat Tuhan menjadi seorang rasul yang
besar. Kita adalah orang yang terpilih, orang yang terpanggil, orang yang diberi karunia yang melampaui apa
yang bisa kita bayangkan, kita bukanlah orang biasa, kita diberi posisi yang begitu penting. Kita dimasukkan
dalam bagian dari rencana keselamatan Allah, bahkan tanpa kita, orang-orang seperti Abraham, Musa, dll tidak
dapat sampai kepada kesempurnaan. Orang lain mungkin menghina kita, tetapi di mata Tuhan kita begitu
penting, Dia mencurahkan darah Anak-Nya sendiri untuk menebus kita.

Ketika orang tidak memiliki perspektif, visi, doktrin, dan iman yang sejati di dalam Kristus, dia akan kehilangan
gambaran tentang bagaimana seharusnya hidup yang direncanakan Tuhan, lalu dengan konsep diri yang
remeh, dia hidup secara rendah. Kita bukanlah mau mencari kemuliaan diri, kita menolak keinginan untuk
mencari kebesaran diri, tetapi Allah yang memberikan anugerah-Nya kepada kita, Allah yang memuliakan.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa siapa yang melayani Aku, maka Bapa akan memuliakan dia. Kita ini adalah
hamba yang tidak layak, kita menerima apa yang tidak pernah kita pikirkan dan bayangkan. Kita harus hidup
oleh iman, beriman yang benar berarti juga menghidupi apa yang Tuhan tentukan bagi kita, sehingga kita bisa
mewujudkan hidup mulia yang ditentukannya bagi kita.

Kita diandaikan sebagai orang yang sedang berlomba. Hidup Kristen adalah lebih daripada sekedar perlombaan.
Olahraga bukanlah sesuatu yang utama dan segala-galanya. Hidup adalah lebih kompleks.
Tetapi Alkitab memakai “perlombaan” untuk memberikan kepada kita pengajaran. Dalam perlombaan ada
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi agar kita dapat mencapai kemenangan. Marilah kita belajar menerapkannya
dalam hidup Kristen kita.
Untuk memenangkan perlombaan ada beberapa hal yang penting untuk kita perhatikan yaitu: disiplin diri yang
ketat, ketekunan, perjuangan, niat tidak mau menyerah, fokus, memacu diri untuk terus maju. Pete Sampras,
pemain tennis terkenal, sebelum makan pagi harus pukul bola sebanyak seribu kali pukulan, baru setelah itu
diizinkan sarapan oleh ayahnya.

Hidup Kristen adalah suatu perlombaan, kalau kita bercermin pada olahraga, maka untuk dapat mencapai hidup
Kristen yang berkemenangan maka kita harus: disiplin dalam hal baca Alkitab dan doa. Kalau kita seringkali
tidak teratur dalam hal baca Alkitab dan doa, maka kita akan memiliki kualitas kerohanian yang sangat rendah.
Kalau hidup Kristen kita lemah dan gagal, bagaimana bisa menjadi berkat bagi masyarakat dan berkenan
kepada Tuhan? Kalau kita sebagai orang Kristen tidak menjalankan hal-hal yang dituntut dalam olahraga seperti
tersebut diatas, kita akan menjadi orang Kristen yang tidak kuat, orang Kristen yang gagal. Itulah yang terjadi
saat ini. Di Barat, banyak gereja yang dijual untuk dijadikan masjid, museum. Kalau kita mencintai Tuhan, hati
kita akan teriris dan sedih melihat hal ini. Di Asia dan beberapa tempat di Afrika terjadi booming KKR, banyak
orang yang menjadi Kristen. Tetapi apakah Injil sejati yang diberitakan? Orang-orang mencari Allah yang Maha
Kuasa untuk melaksanakan keinginan diri, merupakan manipulasi Allah, bukan merupakan pertobatan yang
sejati.

Pertobatan yang sejati akan membawa kita tunduk kepada Tuhan, mempersilakan Dia mengatur hidup kita,
memperbaiki hidup kita, memimpin dan memperbarui kita, sampai kita menjadi orang yang belajar rela dibentuk,
selera kita diubahkan, hidup kita diubahkan sehingga melalui hidup kita boleh dihasilkan hidup Kristus, hidup
illahi, hidup rohani yang Tuhan inginkan, bukan orang spiritualitas tetapi tidak punya kerohanian yang berkenan
kepada Tuhan. Tuhan Yesus naik ke atas kayu salib untuk mengubah hati manusia, menjadikan manusia-
manusia yang rela mati bagi Dia, yang hidup dibentuk oleh Dia, menghasilkan kemuliaan bagi namaNya. Inilah
yang diinginkan Tuhan untuk terjadi.

Hidup ini adalah suatu perlombaan. Kita mesti berjuang, melakukan disiplin rohani, maka tanggalkanlah semua
beban dan dosa yang begitu merintangi. Di dalam olahraga, orang mesti menanggalkan semua beban seperti:
kalung, pakaian yang bagus, bahkan dalam olahraga Yunani orang telanjang dan hanya memakai kain yang
minim pada bagian tubuh tertentu saja, supaya setiap geraknya tidak terganggu, termasuk berat badan yang
berlebihanpun juga harus dikurangi agar gerak tidak menjadi lamban. Dalam hal rohanipun juga demikian, ada
banyak beban yang dapat menghalangi kerohanian kita, seperti: keduniaan, kesenangan, ketidak taatan, dll.
Benda-benda atau hal-hal tersebut mungkin bukanlah dosa pada dirinya tetapi telah membuat kita tidak dapat
fokus, tidak dapat maju, dan menjadi lamban.

Hidup Kristen kita harus selalu fokus, memandang pada satu tujuan dengan niat yang jelas dan setiap halangan,
setiap dosa yang begitu memikat dan menjerat juga harus kita tanggalkan. Biarlah kita yang dipanggil sebagai
orang Kristen dengan hidup yang begitu mulia, yang diserahi tongkat estafet ini untuk meneruskan sampai garis
akhir semua rencana Allah, kita boleh menyikapinya dengan serius, dan jangan sampai gagal dalam perlombaan
ini. Kalaupun kita gagal, rencana Allah tidaklah gagal, kita yang akan dilempar sebagai orang-orang yang
terlaknat, orang yang tidak bisa meresponi anugerah, orang-orang yang terkutuk, orang yang tidak
diselamatkan.

Hidup Kristen kita adalah hidup yang begitu penting. Biarlah kita boleh melihat segala tawaran dalam hidup ini
yang seringkali dianggap penting padahal sebenarnya tidaklah penting, mari kita ganti mengerjakan hal yang
lebih penting, seperti: membaca Alkitab, dll. Ada orang yang matanya menjadi merah karena kebanyakan main
game, alangkah indahnya kalau mata merah tersebut adalah karena banyak berlutut dan berdoa, menangisi
pekerjaan Tuhan, maka akan terjadi kebangunan kerohanian dalam diri kita, dalam gereja Tuhan, dan bagi
pekerjaan Tuhan.

Kita juga memasuki zaman relativisme, dimana orang tidak lagi memandang yang benar dan yang salah, orang
yang menyatakan kebenaran dianggap sebagai musuh dan dianggap sebagai orang yang paling sombong.
Tidak ada yang benar dan yang salah. Setiap orang bisa mengaku benar dan salah menurut dirinya sendiri
karena sudah kehilangan teladan yang benar. Ini adalah suatu kecelakaan. Dalam situasi yang demikian, masih
ada suatu harapan kalau orang mau menerima nasihat pada Ibrani 12:2 yang mengatakan: pandanglah pada
Yesus!

Orang Kristen yang hidupnya dipenuhi dengan ketamakan, kekotoran, kejahatan, perlu dipertanyakan: apakah
ada Kristus dalam hidupnya? Orang yang benci dengan hal yang tidak benar, ingin hidup meneladani Tuhan
Yesus, hidupnya akan terus diperbaharui. Hidup Kristen haruslah memiliki hati yang satu, komitmen yang tidak
bercabang, Yesus Kristus sebagai Tuhan yang sungguh-sungguh kita aminkan, dalam setiap aspek kita harus
berperang melawan diri kita yang sering digoda oleh keuntungan dan kemalasan untuk tidak setia. Biarlah ini
menjadi perjuangan kita. Kalau tidak, kita akan meniru yang lain dan akan jauh dari Kristus.
Kita bisa berseru Tuhan, Tuhan dan melakukan berbagai mujizat tetapi Tuhan berkata: enyahlah engkau pelaku
kejahatan, engkau tidak mirip Aku melainkan mirip setan.

Kalau kita memandang kepada manusia kita akan kecewa, kalau kita memandang kepada Yesus kita akan
mengalami suatu transformasi yang luar biasa.
Ibrani 12:2b : Yesus yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
...
Yesuslah yang menanamkan iman dari pencipta iman. Iman kita adalah iman yang dikaruniakan agar kita boleh
percaya sungguh dan Tuhan akan terus menggiring, menuntun, memelihara sampai kita mencapai akhir. Dia
adalah pencipta iman kita, yang memulai iman kita, yang membawa iman kita kepada kesempurnaan. Roma
11:36: Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamanya!

Setiap kemurnian iman kita, kesejahteraan kita bersumber pada Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah sumber
segala yang baik yang boleh kita miliki. Oleh karena itu, orang yang menyadari pentingnya Yesus, dan
bergantung kepada Yesus, akan mengatakan: Dia adalah segala-galanya bagiku! Dia lebih berharga daripada
apapun, Dia lebih berharga daripada uang, keuntungan, kesenangan, nyawaku. Dia memulai dengan yang baik,
Dia akan mengakhiri dengan yang baik pula. Yesus Kristus adalah arah pandang kita karena segala yang baik
berasal dari Dia.

Ibrani 12:2c: ... yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi
Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Ada 3 hal yang bisa kita lihat disini yaitu:

1. Theologia salib. Saat ini beredar theologi kemuliaan: Allah yang Maha Kuasa memberkati, menyembuhkan,
memberi kelancaran, memberikan kemegahan. Ini semua tidak mirip dengan theologi Kristus. Kristus memilih
jalan salib, memanggil orang untuk memikul salib. Setan menawar¬kan jalan kemuliaan yang mudah, tanpa
salib, tanpa kesulitan. Kita harus terus memandang kepada Yesus. Dengan memandang kepada Yesus, kita
akan memperoleh kekuatan, dan kemenangan hidup. Paulus mengatakan: aku tidak mau tahu yang lain kecuali
Yesus, Dia yang tersalib, dan aku mau berbagian di dalam salibNya. Jalan salib adalah jalan yang bersifat
paradoks. Kalau Tuhan kita menapaki jalan salib, memikul salib, sedangkan kita memikul emas dan berjalan
tidak pada jalan yang Dia tapaki, siapakah kita? Kita akan menjadi orang yang diusir, orang yang terlaknat.

2. Teladan Kristus yaitu mengabaikan kehinaan/ mencemooh cemooh/ menghina kehinaan. Secara
alamiah orang takut menderita, takut miskin, takut sakit, takut mati, dll, dan hal ini dipakai Iblis untuk menjadikan
orang kompromi sehingga bisa mengkhianati Tuhan. Orang yang rohani takut kalau tidak berkenan kepada
Allah, tidak melakukan kehendak Tuhan, takut melakukan yang tercela di mata Tuhan. Orang yang rohani juga
takut pada kematian, kemiskinan, kehinaan, dll., tetapi semua ini dikalahkan oleh hal yang lebih tinggi. Mereka
mencintai Tuhan, mereka mau menyenangkan Tuhan, mereka rindu melakukan kebenaran Tuhan, mereka mau
menjalankan hidup Kristen yang memuliakan Tuhan. Mereka tidak mau dikalahkan oleh ketakutan mereka. Itulah
yang membuat Yesus mencemooh cemooh, menghina kehinaan.
3. Ada sukacita sorga yang kekal. Orang Kristen yang mau pikul salib, menyangkali kesenangan diri, bukanlah
orang yang bodoh, karena mereka tahu bahwa di dalam setiap kesenangan ada kematian dan kerugian, tetapi di
dalam ikut Tuhan dan menyangkal diri, mereka melakukan hal yang baik, membahagiakan dan memberi
keuntungan yang kekal. Sukses, berkat dan baik bukan menurut tawaran dunia melainkan bagaimana Tuhan
melihat. Kesenangan, keuntungan, berkat yang bukan dari Tuhan adalah tidak baik karena berisi racun
didalamnya.

Ibrani 12:3: Ingatlah selalu akan Dia, ...


Pandanglah selalu kepada Dia, jangan lepaskan Dia. Konsep kita tentang Yesus, pandangan kita tentang Yesus
hendaklah makin lama makin bertambah, sehingga mengubahkan hidup kita. Pada diri Yesus terdapat
kesempurnaan. Seluruh riwayat-Nya, pengajaran-Nya, dan keteladanan¬Nya, biarlah menjadi inspirasi yang
mempengaruhi kita.

Ibrani 12:3b: ..., yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang
berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Yesus sudah dikhianati seluruh umat manusia, Israel menolak Dia, setiap orang melawan Dia, tapi tidak ada
bantahan dari diriNya. Dia menghadapi semuanya dengan menang. Biarlah kita menjadi kuat dengan setia
memandang kepada Yesus. Itulah panggilan mulia yang harus kita jalani.
Mari kita selesaikan bagian kita dalam lari estafet ini sebagai orang yang menang, dan biarlah Tuhan yang
menolong dan menguatkan kita untuk menjalankan panggilan yang penuh anugerah dan yang mulia ini. 

Anda mungkin juga menyukai