Anda di halaman 1dari 11

Di era industrialisasi yang semakin ketat dan kompetitif seperti sekarang ini, menurut Gaspersz

(2008:3) setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi/pertandingan dalam dunia
industri akan memberikan perhatian penuh terhadap mutu. Nasution (2005:21) menegaskan hanya
perusahaan yang dapat menghasilkan mutu barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pelanggan
dapat memenangkan persaingan tersebut. Cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam
persaingan global menurut Tjiptono dan Diana (2003:10) yaitu dengan melakukan upaya/usaha
perbaikan yang berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, serta lingkungan,
melalui penerapan manajemen mutu. Berdasarkan hasil studi mengenai keberhasilan perusahaan-
perusahaan industri kelas dunia yang berhasil mengembangkan konsep mutu dalam perusahaan,
menurut Gaspersz (2008:4) lahirlah apa yang disebut sebagai Manajemen Mutu Terpadu (Total
Quality Management, TQM).

Sedangkan Purnama (2006:51) mengemukakan TQM ( Management Mutu) ialah sistem


terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didesain untuk menciptakan budaya
perusahaan yang memiliki fokus terhadap konsumen, melibatkan partisipasi aktif para pekerja, dan
perbaikan kualitas yang berkesinambungan yang menunjang tercapainya kepuasan konsumen
secara total dan terus-menerus. Gaspersz (2008:266) mengemukakan TQM ( Management
Mutu) ialah pendekatan manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan, dan
pasar melalui kombinasi antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna
menciptakan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktivitas, dan kinerja lain dari
perusahaan.

Rabu, 07 Desember 2011


Pengertian Quality Management
(Vibizmanagement - Quality) - Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen
keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.
Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang
hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas.

Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :


• Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
• Proses management proyek itu sendiri.
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal
yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem
dan realisasinya dalam proyek di lapangan.

Continuous Quality Management


Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk
meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin
mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industrisasi yang cepat.
Syarat Penggunaan dalam Quality Management
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi
beberapa akan di jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah
standard spesifikasi udah di capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu
tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem
yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk
mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari
suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter
produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya.

1. Quality By Inspection

Tujuan :
1. Mencegah defect atau non-conforming product masuk pasar atau sampai pada customer. Hal ini
yang dilakukan oleh suatu bagian diluar produksi yang disebut Quality Assurance. Ia langsung
bertanggung jawab kepada pimpinan organisasi.
2. Mencegah bahan baku yang buruk masuk proses produksi
Kadang-kadang bagian produksi juga melakukan inspeksi sendiri yang hasilnya di cek ulang oleh
QA.

Simbol I adalah Inspeksi.

Kelemahan
1. Kesalahan baru diketahui pada akhir produksi
2. Umpan balik yang diperlukan untuk analisis persoalan dan pencegahan sering terlambat sampai
pada bagian yang membuat kesalahan dan harus membetulkannya
3. Operator (pekerja) tidak peduli terhadap kesalahan yang terjadi karena sudah ada bagian yang
menanganinya
4. Pekerjaan ulang kadang-kadang dilakukan tanpa sepengetahuan bagian yang bertanggung-jawab
akan kesalahan yang terjadi

II. Quality Control

Para inspektur ditempatkan pada awal dan akhir tiap proses

Kerugian
- Membutuhkan lebih banyak inspektur
- Para operator hanya bergantung pada hasil evaluasi inspektur

III. Built-in Quality Control

Inspeksi dilakukan oleh para operator sendiri., Mereka diberdayakan untuk mencek pekerjaannya
sendiri. Pada awal proses ditempatkan inspektur. Dengan cara ini setiap pekerja dimotivasi untuk
melakukan pekerjaannya secar abenar sejak awal dan bertanggung jawab penuh untuk menceah
defects pada proses atau operator berikutnya yang bergfungsi sebagai internal customer. Untuk
melakukan cara ini secara berhasil maka kecakapan tentang kualitas harus dilatih terlebih dahulu
dan juga ditanamkan sikap kualitas.

IV. Total Quality

Disini seluruh inspektur ditiadakan, termasuk inspektur untuk bahan baku yang masuk. Hal ini
dimungkinkan karena ada supplier-customer partnership sehingga supplier dilatih oleh customer
tentang Quality Management. Ini merupakan modus yang paling ideal dan telah diterapkan oleh
Toyota. Dengan melatih supplier dan operator untuk melakukan pekerjaannya secara benar sejak
awal maka kualitas tinggi dapat dicapai pada seluruh tahap produksi. Dengan modus total quality
dan tanpa inspeksi maka akan menurunkan biaya operasi, memperpendek manufacturing lead time
dengan dapat mengendalikan inventories dengan baik.

Strategi
Strategi dalam implementasi TQM itu terdiri dari dua tahap, yaitu :
1. Perencanaan dan pelaksanaan upaya perbaikan awal serta menyediakan sumbe rdaya yang
dperlukan untuk mendukung pelaksanaan RQM, Isu yan gpentinf dalam tahap ini adalah
penjadwalan dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan.
2. Pelaksanaan perbaikan kualitas secara berkelanjutan dengna apabula perlu, mengadakan
modifikasi pada sisten budaya, sistyem teknis dan struktur kewenangan dalam organisasi.

Organisasi
Dalam upaya perbaikan kualitas, organisasi TQM secara simultan melakukan kegiatan-kegiatan :
1. Kegiatan rutin sehari-hari sesuai prosedur tetap yang dilakukan oleh struktur formal berdasarkan
SDCA (Standardize-Do-Check-Act) cycle, dan
2. Kegiatan untuk perbaikan kualitas secara kontinu yang dilakukan oleh struktur lintas fungsional
secara paralel dengan struktur formal, berdasarkan PDCA (Plan-Do-Check-Act) cycle. Struktur lintas
fungsional tersebut merupakan entiti cross functional team yang berbentuk sebagai Employee
Involvement Team (EIT).

sumber : http://vibizmanagement.com/journal/index/category/quality_management/127
Diposkan oleh universitas narotama di 20.04 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest

Kamis, 20 Oktober 2011


Project Management Institute Peroleh Akreditasi ISO 17024
NEWTOWN SQUARE, Philadelphia, 17 April (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- Project
Management Institute (PMI), asosiasi nirlaba terkemuka dunia untuk profesi manajemen proyek,
mengumumkan telah memperoleh akreditasi ISO/IEC 17024 bergengsi untuk program surat-surat
kepercayaan Profesional Manajemen Proyeknya dari Organisasi Standardisasi Internasional (ISO).

Akreditasi ISO 17024 dari sistem surat kepercayaan milik PMI untuk PMP lebih lanjut mengesahkan
pengakuan global penugasan ini oleh badan akreditasi independen yang tidak bias. ISO, yang
bermarkas di Jenewa, Swiss, meluncurkan ISO 17024 pada tahun 2002. Ia kini didukung oleh 85
negara, dan merupakan patokan yang diterima di seluruh dunia untuk sejumlah organisasi yang
mensertifikasi para individu di seluruh dunia.
PMI merupakan asosiasi manajemen proyek professional pertama di dunia yang meraih akreditasi
ini bagi sistemnya untuk mensertifikasi personil. Akreditasi ini mencakup sejumlah persyaratan
ketat untuk pengembangan uji coba dan pemeliharaan, dan bagi sistem manajemen kualitas untuk
jaminan mutu yang berkelanjutan. Sejumlah organisasi yang menggunakan jasa pemegang surat
kepercayaan PMP yang disertifikasi PMI dapat merujuk sertifikasi ISO 17024 sebagai penilai
persyaratan kompetensi dan kemampuan dalam manajemen proyek. Para profesional yang
mempertimbangkan untuk memperoleh surat kepercayaan PMP dapat diyakinkan kembali bahwa
sistem sertifikasi PMP diakui dalam komunitas bisnis global sebagai standar internasional untuk
mensertifikasi sejumlah badan. PMI menggunakan sistem pengembangan, pemeliharaan dan
manajemen mutu yang sama untuk seluruh surat kepercayaannya.

Surat-surat kepercayaan PMI diakui di seluruh dunia: Saat ini, terdapat lebih dari 218,000
pemegang surat kepercayaan PMP di lebih dari 160 negara. Akreditasi ISO 17024 menyediakan
validasi lebih jauh status PMP sebagai surat kepercayaan manajemen proyek yang paling dapat
ditansfer di seluruh dunia.

PMI menawarkan beragam surat kepercayaan untuk sejumlah praktisi dari tingkat pemula hingga
eksekutif senior:

--Project Management Profesional (PMP(R)), didirikan pada tahun 1984 untuk menunjukkan pada
para pemberi kerja, pelanggan dan mitra bahwa sejumlah pengelola proyek memiliki pengetahuan
manajemen proyek, pengalaman, keahlian dalam menangani proyek-proyek kepada penyelesaian
yang sukses

--Certified Associate in Project Management (CAPM (R)) untuk anggota tim proyek, para pengelola
proyek level pemula, dan siswa sarjana muda dan paska sarjana yang memenuhi kualifikasi,
mengakui kualitas mereka pada kinerja tim proyek;
--Program Management Professional (PgMPSM) untuk profesional yang memimpin manajemen
pada beragam proyek dan memastikan keberhasilan yang besar dari program tersebut
--Organizational Project Management Maturity Model (OPM3 (R)), Rangkaian Produk yang
menyediakan pelatihan, peralatan, dan sertifikasi bagi mereka yang membantu sejumlah organisasi
meraih nilai yang jauh lebih besar dari OPM3 (R).

Surat-surat kepercayaan profesional dari PMI tersedia bagi anggota dan non-anggota PMI, dan
diterima dan diakui secara luas di seluruh dunia sebagai bukti dari tingkat pendidikan, pengetahuan
dan pengalaman yang telah terbukti dalam proyek, program dan manajemen portofolio. PMI
menggunakan sistem pengembangan, pemeliharaan dan manajemen mutu yang sama untuk seluruh
surat-surat kepercayaannya. Informasi lebih lanjut mengenai surat-surat kepercayaan dari PMI
dapat ditemukan di www.pmi.org

Tentang PMI
Dengan lebih dari 232,000 anggota di lebih dari 160 negara, Project Management Institute (PMI)
adalah asosiasi keanggotaan yang terkemuka untuk manajemen profesi proyek. PMI secara aktif
terlibat dalam advokasi untuk profesi, menetapkan sejumlah standar profesional, melakukan
penelitian dan menyediakan akses pada informasi dan sumber-sumber yang melimpah. PMI juga
mempromosilkan karir dan pengembangan profesional dan menawarkan sertifikasi, jaringan dan
sejumlah peluang yang melibatkan komumitas.

Selama lebih dari 38 tahun, PMI telah meningkatkan karir sejumlah praktisi yang telah membuat
manejemen proyek tak terpisahkan dalam mencapai hasil-hasil bisnis. Untuk informasi lebih lanjut,
silakan kunjungi www.pmi.org

SUMBER: Project Management Institute (PMI)

sumber : http://www.antaranews.com/print/1176865225
Diposkan oleh universitas narotama di 01.21 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest

Mewujudkan Sistem Manajemen Mutu Proyek


Proyek Suramadu adalah proyek yang besar dan sarat dengan teknologi. Tentunya pikiran kita
adalah bagaimana amanah ini bisa dilaksanakan dengan berpijak pada kualitas sebagai suatu bentuk
tanggung jawab kepada masyarakat luas.

Di tahun 2005, Proyek Suramadu memulai awal yang baik dengan diperolehnya sertifikat ISO
9001:2000. Proyek Jembatan Suramadu merupakan proyek jembatan pertama di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum yang memperoleh sertifikat ISO. Penyerahan sertifikat ini dilakukan
28 Januari 2005 di kantor Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu, Jl. Tambak Wedi. Sertifikat
diterima langsung oleh Direktur Prasarana Wilayah Tengah Purnarrachman, dari wakil IKRCS
(Indah Karya Register Certificate Service) yang kemudian diserahterimakan ke Pimpro Induk Proyek
Pembangunan Jembatan Suramadu, A.G. Ismail.
Direktur Prasarana Wilayah Tengah, Purnarrachman mengucapkan selamat kepada Proyek
Jembatan Suramadu atas diperolehnya sertifikat ISO ini. " Proyek Suramadu ini melangkah lebih
awal dari Departemen PU yang baru mengeluarkan Keputusan Menteri tentang mutu, tetapi
ternyata proyek Jembatan Suramadu sudah melaksanakannya.
Ke depan Purnarrachman mengharapan agar Suramadu dapat menjadi pelopor di dalam
meningkatkan organisasi yang berbasis kinerja, karena lingkup kerjanya terkontrol dengan baik,
lokasi yang memudahkan untuk melakukan kontrol, dan rekanannya, yaitu kontraktor yang juga
sudah mempunyai sertifikat ISO.

Bagaimanapun juga sertifikat tersebut bukanlah tujuan akhir, tapi dengan diperolehnya sertifikat ini
menunjukkan bahwa proyek Jembatan Suramadu benar-benar serius dalam hal kualitas dan
komitmen. Melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu, diharapkan proyek memiliki sistem yang
mampu mendukung dan menjamin kualitas produk yang sesuai dengan spesifikasi sehingga mampu
memuaskan pelanggan dan stakeholders.

Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

Dalam memenuhi tuntutan kualitas serta antisipasi persaingan bebas yang sehat dan jujur bagi
perusahaan maupun tenaga, maka pelaksana di lingkungan Satuan Kerja Pembangunan Jembatan
Suramadu sejak Mei 2004 telah memulai mengembangkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-
2000 yang berlaku di lingkup pembangunan Jembatan Suramadu. Pelaksanaan SMM ini dimulai
dari pengenalan dan pelatihan bagi tenaga inti untuk penerbitan beberapa Prosedur Mutu, Panduan
Mutu dan Rencana Mutu, dan selanjutnya pembuatan. Prosedur- prosedur tersebut diterapkan,
diaudit, dimonitor, dievaluasi dan ditinjau secara keseluruhannya melalui Tinjauan Manajemen.
Dari hasil tes Assesmen (?) dari lembaga sertifikasi dinyatakan bahwa satker Pembangunan
Jembatan Suramadu layak untuk menerima Sertifikat ISO 9001-2000 pada tanggal 5 Januari 2005.

Selama pelaksanaan Sistem Mananajeman Mutu, prosedur-prosedur yang telah diterbitkan, antara
lain: Panduan Mutu, Rencana Mutu, Prosedur Pengendalian Dokumen, Pengendalian Bukti Kerja,
Audit Mutu Internal, Produk Tidak Sesuai (PTS), Tindakan Koreksi (TK), Tindakan Pencegahan
(TP), Pemantauan dan Pengukuran Proses dan Produk, Pengadaan Barang dan Jasa, Diklat Pegawai,
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dan Tinjauan (Review) Design.

Untuk mewujudkan itu perlu ditentukan kebijakan mutu dan sasaran mutu pembangunan Jembatan
Suramadu. Kebijakan Mutu Pembangunan Jembatan Suramadu adalah : Tujuan Kami Jelas,
Membangun Jembatan Suramadu dengan Sukses, Bermanfaat bagi Masyarakat Luas dan Dapat
Menjadi Kebanggaan Bangsa"

Sedangkan sasaran mutu Pembangunan Jembatan Suramadu pada periode 2004 adalah adalah:
Terbangunnya causeway sisi Surabaya dan sisi Madura sebesar 34% di akhir tahun 2004 Dinyatakan
layak oleh Lembaga Sertifikasi Sistem.
Manajemen Mutu untuk meraih Sertifikat ISO 9001-2000 dengan ruang lingkup Pembangunan
Jembatan Suramadu.
Terpenuhinya Persyaratan atau Spesifikasi Produk yang telah ditetapkan.

Quality Control vs Quality Assurance

Pengujian dan Pemeriksaan

Quality Control (QC), hanya merupakan tindakan pengujian (testing), dan pemeriksaan (inspection)
saja, apakah material tersebut telah memenuhi spesifikasi atau tidak. Sedangkan Quality Assurance
(QA) lebih berarti pada apa yang disebut "Program" dan "Prosedur" tersendiri, yang harus
digunakan dalam mengorganisasi pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan.

QA merupakan sistem yang menjamin dapat tercapainya persyaratan kualitas yang tersebut dalam
dokumen kontrak, setiap kesalahan langsung mendapat koreksi sebelum melanjut ke tahap
berikutnya.

Unsur dari "Program" dalam QA, yang dilakukan, terdiri dari:


Semua personel, terutama personil QC, harus mengetahui dan memahami kegiatan pelaksanaan
pembangunan sebelum mulai bekerja
Mengontrol secara "bersama-sama" tanpa kecuali terhadap semua bahan bangunan yang di bawah
masuk ke lokasi proyek sebelum penerimaannya Work Request (Pembahasan Persiapan Kerja)
Mengontrol secara rutin agar semua prosedur pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai
persyaratan spesifikasi dengan menerapkan SOP Work Request (Pembahasan Metode Kerja)
Membuat "instruksi tertulis" secara bersinambungan kepada pihak kontraktor, sebelum, selama dan
setelah masa pelaksanaana terhadap penyimpangan yang belum/ akan dan telah terjadi sekecil
apapun masalahnya (Site Instruction)
Membukukan semua "catatan hasil-hasil pengujian" di lapangan, laboratorium dan hasil-hasil
kontrol langsung di lapangan. Tujuan utamanya bila terjadi penyimpangan dapat segera dicarikan
jalan keluar
Dengan tahapan-tahapan pekerjaan dipersiapkan dengan baik, dipandu dengan prosedur
pelaksanaan, kontrol berkesinambungan, dan evaluasi yang tak pernah putus, membuat proyek
Jembatan Suramadu berharap mampu mencapai titik tertinggi kualitas yang diharapkan.
sumber : http://nawankcute.blogspot.com/2007/12/mewujudkan-sistem-manajemen-mutu-
proyek.html
Diposkan oleh universitas narotama di 01.10 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest

Manajemen Kualitas (Quality Management)


Pengertian Mutu ( Kualitas )

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari
suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter
produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya.

Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek
gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai.
Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan
bahan, keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada
kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu
penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.

Pengertian Manajemen Mutu

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan
menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan
pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager
proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang
menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :

· Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.

· Proses management proyek itu sendiri.


Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal
yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem
dan realisasinya dalam proyek di lapangan.

Management kualitas Proyek

Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari management proyek. Ada 2 model atau teknik yang
telah sukses di gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di konsultan konsultan konstruksi dalam
meningkatkan kinerja proses dari management proyek, antara lain : Continuous Quality Model dan
Process Quality Management Model.

Continuous Quality Management

Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk
meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin
mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industrisasi yang cepat.

Process Management Model

Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis . Ini
membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management Model meneruskan
mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses dalam meningkatkan dan
memanfaatkan kesempatan yang ada.

Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksi

Management kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan untuk
mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yang
khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.

Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :

· Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien

· Kualitas dari proses disain


· Kualitas Material dan komponen

· Kualitas dari kumpulan proyek

· Kualitas dari kegiatan management proyek

· Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek

Anda mungkin juga menyukai