PROGRAM
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
RUMAH SAKIT DANAU SALAK
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DANAU SALAK
NOMOR: …………………………………..
TENTANG
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
RUMAH SAKIT UMUM DANAU SALAK
drg.Floster Siahaan
3|Halaman
LEMBAR LEGALISASI
Disusun oleh
Nama dr. Shinta….
Jabatan Ketua MFK
Tanda Tangan
Diperiksa oleh
Nama Selamet Winarko
Jabatan K3 RS
Tanda Tangan
Disetujui oleh
Nama Drg. Floster Siahaan
Jabatan Direktur RS Danau Salak
Tanda Tangan
DAFTAR ISI
1|Halaman
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DANAU SALAK
NOMOR : ………………………………
TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN
KEAMANAN RUMAH SAKIT UMUM DANAU SALAK
Dalam pekerjaan sehari-hari, petugas rumah sakit selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya
tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun gelas yang
digunakan secara rutin. Secara garis besar, bahaya yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan di
rumah sakit dapat digolongkan dalam:
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/ bahan yang mudah terbakar atau meledak.
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik.
3. Bahan radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat gelas yang pecah dan benda tajam.
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain
dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Perlindungan bagi petugas dari
penularan penyakit yang berbahaya, penyakit akibat kerja (PAK), resiko yang mungkin timbul/
dampak dari kegiatan/ pekerjaan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemberi kerja/
manajemen. System perlindungan pekerja/ petugas juga diatur melalui UU Kesehatan Nomor 23
Tahun 1992 tentang kesehatan dan PP RI Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Rumah sakit adalah salah satu lembaga yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat,
rumah sakit merupakan tempat orang bekerja (karyawan), rumah sakit merupakan penyedia
layanan 24 jam tanpa henti. Kesiapan dan keadaan yang aman adalah sebuah harapan dari semua
pemakai jasa dan penyedia jasa. Oleh karena sifatnya yang memberikan pelayanan 24 jam maka
rumah sakit memerlukan keamanan baik bagi pengunjung, pasien, keluarga pasien dan karyawan
yang ada didalamnya.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa Upaya
Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
2|Halaman
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal diatas, maka
jelaslah bahwa rumah sakit termasuk dalam criteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung
yang bekerja di rumah sakit, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung rumah sakit.
A. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (prefentif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
Untuk mencapai keadaan lingkungan yang sehat dan layak untuk menjalankan aktivitas,
diperlukan lingkungan yang mendukung proses pekerjaan. RS Panti Rahayu saat ini sudah
mengupayakan untuk memenuhi standar lingkungan yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundangan (UU 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup; Kepmenkes RI No:
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri).
Upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi standar tersebut adalah pemantauan terhadap
faktor fisik, kimia dan biologis; sementara ergonomic belum jelas dilakukan. Beberapa
kegiatan yang sudah dilakukan secara rutin antara lain: Pemeriksaan Air Bersih,
Pemeriksaan Limbah (influent:effluent), Pemantauan Kelembaban Udara Ruangan,
Sterilisasi Ruangan dan Pengendalian Sampah dan Limbah.
Sebagai upaya untuk memberikan rasa aman bagi seluruh stakeholder, maka dibentuk
P2K3 “ Panitia Pembina Keselamatan Keamanan dan Kesehatan ” yang bertugas untuk
memberikan sosialisasi, edukasi serta memberikan pengertian dengan menggunakan
brosur dalam hal kesehatan dan memberikan informasi berupa papan petunjuk kepada
customer agar tidak terjadi kejadian tidak diharapkan (KTD).
Bagi karyawan dihimbau untuk menggunakan APD dalam melaksanakan tugasnya,
mentaati prosedur dan juknis yang telah ditetapkan, mematuhi rambu rambu K3, tanda dan
marka yang sudah terpasang, dengan harapan tidak akan terjadi Kecelakaan Kerja (KAK)
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
B. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Menciptakan situasi aman dan nyaman bagi customer, serta menjamin keselamatan
dan kesehatan dilingkungan rumah sakit .
3|Halaman
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja (KAK) yang dapat mempengaruhi proses
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
b. Menjamin keamanan fasilitas, petugas, pengunjung dan harta benda milik pasien
selama berada di rumah sakit.
c. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja (PAK) yang dapat mempengaruhi
proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok
a. Melaksanakan Identifikasi daerah yang berisiko dari aspek gedung & fasilitas.
b. Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung dan vendor
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
d. Melengkapi persyaratan keamanan gedung dan fasilitas
e. Memastikan bahwa rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok
f. Melibatkan badan independen dalam sosialisasi prosedur terkait keselamatan dan
keamanan, bahan berbahaya, kedaruratan, pengamanan kebakaran
g. Memeriksa kesehatan karyawan
h. Melakukan monitoring Efek radiasi
i. Rumah sakit menyekolahkan dokter karyawan menjadi dokter hiperkes.
j. Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap Pencahayaan, kebisingan,
kualitas udara, dan sarana fisik penunjang kerja
k. Menyusun rencana perbaikan fasilitas fisik yang belum memenuhi ketentuan.
2. Rincian kegiatan
a. Melaksanakan Identifikasi daerah yang berisiko dari aspek gedung & fasilitas.
1) Melakukan survey area beresiko
2) Membuat list pemantaun klasifikasi dampak yang mungkin terjadi.
3) Mendapatkan area area beresiko yang ada dirumah sakit, sbb :
a) Ruang Radiologi, R. MRI, R. HD, R. Kohort ( Isolasi )
b) Ruang Instalasi Oksigen
c) Ruang Mesin Genset
d) Ruang Incenerator
e) Area IPAL
f) Ruang Laundry
b. Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung dan vendor
4|Halaman
1) Membuat kartu visitor
2) Memonitoring kepatuhan pemakaian kartu visitor
3) Melakukan evakuasi pemakaian kartu visitor.
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
1) Memasang tanda peringatan, sbb :
a) Awas lantai licin
b) Awas listrik tegangan tinggi
c) Awas Area beradiasi
d) Dilarang memasuki area kolam.
d. Melengkapi Fasilitas dan keamanan gedung.
1) Melakukan survey kelengkapan fasilitas dan keamanan gedung rumah sakit
2) Menindaklanjuti pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
e. Memastikan bahwa rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
1) Direktur menetapkan kebijakan larangan merokok di rumah sakit
2) Memasang spanduk atau himbauan larangan merokok di area rumah sakit
f. Melibatkan badan independen dalam sosialisasi prosedur terkait keselamatan dan
keamanan, bahan berbahaya, kedaruratan, pengamanan kebakaran.
1) Melakukan sosialisasi prosedur terkait keselamatan dan keamanan, bahan
berbahaya, kedaruratan, pengamanan kebakaran.
2) Menindaklanjuti pemenuhan persyaratan fasilitas
g. Pemeriksaan kesehatan karyawan
1) Mendapatkan daftar pemeriksaan kesehatan karyawan.
2) Menyerahkan tindak lanjut pada dokter hiperkes.
h. Melakukan monitoring Efek radiasi
1) Mengirim film bed ke Badan Tenaga Atom
2) Mendapatkan hasil pemeriksaan film bed dari Badan Tenaga Atom
3) Menindaklanjuti hasil pemeriksaan film bed.
4) Petugas mendapatkan TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein )
i. Rumah sakit menyekolahkan dokter karyawan menjadi dokter hiperkes.
1) Dokter karyawan disekolahkan oleh rumah sakit oleh memperoleh sertifikat
sebagai dokter hiperkes.
2) Dokter Hiperkes menindaklanjuti pengobatan lanjutan bagi karyawan yang
terkena penyakit PAK.
5|Halaman
j. Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap Pencahayaan, kebisingan,
kualitas udara, dan sarana fisik penunjang kerja.
1) Melengkapi kecukupan ventilasi sesuai luas ruangan
2) Menambah jenis jenis tanaman penghijauan untuk menghasilkan kualitas
udara yang bersih.
3) Melakukan pengukuran intesitas cahaya, kebisingan, kualitas udara,ditempat
kerja.
k. Menyusun rencana perbaikan fasilitas fisik yang belum memenuhi ketentuan.
1) Mengubah posisi pintu ( kamar mandi ) dibuka arah keluar.
2) Membuat jalur jalur evakuasi.
3) Memperbaiki atap yang bocor.
4) Melakukan pemeriksaan ulang fasilitas emergency, sbb :
a) Mesin genset
b) Instalasi Listrik
c) Alat pemadam kebakaran
d) Alat Komunikasi
D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Melakukan survey pada area beresiko
2. Menyerahkan kartu visitor kepada pengunjung
3. Memasang tanda peringatan pada area umum.
4. Mengusulkan pengadaan kebutuhan sarana dan prasaran terkait fasilitas dan
keamanan.
5. Memasang himbauan larangan merokok area rumah sakit
6. Memasang informasi jam kunjung
7. Memasang kamera cctv diarea yang rawan
8. Meningkatkan pengawasan satuan pengamanan (Satpam) di titik rawan.
9. Memasang tralis atau pintu pengaman di area yang bersiko tinggi.
10. Memasang pengaman pada bed pasien
11. Memasang rilling di jalur keluar masuk pengunjung.
12. Memasang alat komunikasi emergency dikamar mandi, kamar pasien, dan area yang
ditentukan.
13. Mengawasi pengunjung yang mencurigakan.
14. Melakukan emergency dril sebagai antisipasi penanganan kedaruratan , pencurian,
6|Halaman
perkelahian.
15. Melengkapi sarana di area badan independen.
16. Mengumpulkan daftar pemeriksaan kesehatan karyawan.
17. Mendapatkan hasil pemeriksaan film bed dari Badan Tenaga Atom
18. Dokter umum rumah sakit mengikuti pendidikan hiperkes.
19. Melakukan pengukuran kualitas pencahayaan, kebisingan, kualitas udara dan sarana
fisik.
20. Memperbaiki fasilitas fisik yang belum memenuhi ketentuan.
E. SASARAN
1. Sasaran Umum :
a. Menekan resiko terjasinya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja.
b. Melakukan proteksi pengamanan terhadap sarana dan fasilitas di rumah sakit.
c. Melakukan pengamanan barang hak milik pasien dan pemantauan keamanan
kamar bayi.
2. Sasaran Khusus :
a. 100 % area beresiko dirumah sakit teridentifikasi
b. Pengunjung menggunakan kartu visitor selama berada di area rumah sakit.
c. Tanda peringatan terpasang disemua area rumah sakit
d. Petunjuk arah evakuasi terpasang 100 %
e. Fasilitas dan keamanan gedung terpenuhi
f. Area rumah sakit bebas dari area merokok.
g. Badan independen memahami program keselamatan dan keamanan dirumah sakit.
h. Semua karyawan mendapatkan pemeriksaan kesehatan minimal 1 tahun sekali
i. Karyawan bebas dari paparan radiasi
j. Rumah sakit mempunyai dokter ahli hiperkes
k. Standar pencahayaan, kebisingan, kualitas udara dan sarana fisik sesuai baku mutu
F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
7|Halaman
b. Membuat list pemantauan
klasifikasi dampak yang mungkin
terjadi.
c. Mendapatkan area area beresiko
yang ada dirumah sakit, sbb :
1) Ruang Radiologi, R. Kohort
(Isolasi)
2) Ruang Penyimpannan
Oksigen
3) Ruang Mesin genset
4) Area IPAL
5) Ruang Laundry
b. Memonitoring kepatuhan
pemakaian kartu visitor
c. Melakukan evakuasi
pemakaian kartu visitor.
3 Melakukan pencegahan kejadian
cedera pada pasien, keluarga, staf dan
pengunjung
8|Halaman
a. Direktur menetapkan kebijakan
larangan merokok di rumah sakit
b. Memasang spanduk atau
himbauan larangan merokok di
area rumah sakit
6 Melibatkan badan independen dalam
sosialisasi prosedur terkait
keselamatan dan keamanan, bahan
berbahaya, kedaruratan, pengamanan
kebakaran.
9|Halaman
beresiko terhadap Pencahayaan,
kebisingan, kualitas udara, dan sarana
fisik penunjang kerja.
3) Instalasi Listrik
4) Instalasi Petir
6) Alat komunikasi
Direktur,
11 | H a l a m a n