Anda di halaman 1dari 4

Presiden A: Ricky/bimanda

Sekretaris presiden A: Agung

Presiden B: Bimanda/ricky

Sekretaris presiden B: Rayung

Presiden C : Nandang

Sekretaris Presiden C : Afia

Narrator : Ratih

KISAH MATA RABUN PAK PRESIDEN

Seorang presiden dari sebuah Negara mendapati sebuah undangan untuk datang ke sebuah acara Lelang
lukisan yang di adakan dirumah presiden tetangga. Acara lelang lukisan tersebut bertujuan menjual
lukisan-lukisan yang hasilnya nanti akan di sumbangkan kepada Negara Negara miskin yang
membutuhkan.

Presiden tersebut bertekat untuk bisa membantu dengan memberikan komentar-komentar membangun
pada setiap lukisan agar bisa terjual dengan harga yang tinggi. Presiden tersebut berlatih semalaman
untuk dapat memberikan komentar terbaiknya.

Presiden A : “sekretaris!, kemarillah. Besok aku harus tampil dengan prima dan bisa membantu
agar bisa menjual lukisan sebanyak mungkin. Aku perlu tahu tema atau informasi
apapun tentang lukisan-lukisan yang di jual itu”
(presiden sedang di depan cermin dan sedang mengamati sisi kanan dan sisi kiri
wajahnya agar mendapatkan sisi yang terbaik dan agar terlihat lebih berwibawa)
Sang sekretaris dengan tergesa-gesa datang dengan membawa beberapa tumpukan
map dan membuka salah satu map dan mengambil salah satu kertas yang ada di
dalamnya dan segera mendekati sang presiden.

sekretaris “Permisi pak, ini adalah undangan serta informasi yang saya dapatkan tentang
Presiden A : tema lukisan yang di lelang besok di rumah presiden B”
(sekretaris A mendekat dan memberikan kertas dari map tersebut)
Sang presiden Memerlukan beberapa detik untuk bisa memahami undangan
tersebut, walau dengan ragu-ragu presiden lebih memilih memberikan kembali
kertas undangan tersebut ke sekretarisnya sembari berkata
“Ah… , aku sedang sibuk berlatih, kamu baca dan ingatkan aku besok tema lukisan,
aku ingin melatih cara bicaraku agar lebih lancar di depan presiden lainnya”
(Presiden A kembali melihat cermin dan menoleh kekiri dan kekanan sembari
berlatih vocal a..i…u…e…o…)
Sekretaris Presiden A hanya mengangguk dan kemudian menjawab “baik, baik pak
Presiden. Saya laksanakan” sang sekretaris Memberikan hormat dan kemudian
pergi meninggalkan sang presiden yang sedang berdiri didepan cermin.
Keesokan hari seperti biasa pak presiden bersiap-siap untuk menuju ke tempat lelang, namun
karena berlatih dengan sangat giat semalaman mata presiden memerah sehingga penglihatanya menjadi
rabun. Pak presiden mengajak sekretarisnya untuk datang ke acara tersebut.

Adegan di awali presiden yang masih di depan cermin sambil menggeleng-gelengkan


kepalanya dan mengucek mata kiri dan kanannya dengan gelisah
Sekretaris “selamat pagi pak presiden, bapak sedang apa didepan cermin harusnya bapak
presiden A sudah ada di mobil saat ini, saya sudah mempersiapkan mobilnya dan siap untuk
berangkat” (sekretaris mendekati presiden A)
Presiden A “celaka tiga belas! Karena terlalu giat berlatih didepan cermin semalaman, aku jadi
kurang tidur sekarang mataku terasa perih dan lelah, dan penglihatanku sedikit
rabun” (ekspresi cemas memperhatikan matanya yang berwarna merah)
Sekretaris “Waduh pak presiden, kalau kita tidak berangkat kita akan terlambat nantinya,
Presiden A Sebaiknya kita harus berangkat sekarang, akan saya ceritakan sebagian besar tema
dan informasi yang dibutuhkan pak presiden selama di perjalanan pak”
Presiden melihat kearah sekretaris, mengangguk dan kemudian berjalan bersama
dengan sekretarisnya dengan memegang pundak sang sekretaris.

Bersama dengan sekretarisnya presiden tiba di rumah presiden B tempat pameran Lelang lukisan berada
dan bertemu dengan presiden-presiden lain dari Negara tetangga. Dengan semangat A kemudian
mendekati para presiden yang lain dan satu persatu menjabat tangan masing-masing kepala Negara
tetangga tersebut sambil memberikan senyuman yang merekah.

Presiden A “Selamat pagi teman-teman seperjuanganku dari Negara lain, saya sangat
senang bisa datang ke acara yang luar biasa ini, maafkan sedikit keterlambatan
saya, semoga kita bisa menjual banyak lukisan hari ini agar bisa membantu
Negara-negara tetangga kita yang sedang membutuhkan bantuan” (Presiden A
dengan semangat meraih satu persatu tangan orang-orang yang ada di
hadapannya). Presiden B, C dan sekretais masing-masing menerima jabatan
tangan yang mungkin terlalu keras.
Presiden B “Selamat datang di rumah saya pak presiden A, anda mungkin sedikit terlambat
tapi belum terlambat untuk acara lelang lukisannya, disini ada bermacam-macam
lukisan yang saya ingin anda melihatnya” (kata sang presiden B sambil
mengarahkan tangannya ke sebuah arah tempat lukisan tersebut di tampilkan.)
President C “ Selamat datang sahabatku, kami sudah menunggumu sejak tadi”
Sekretaris B “apalagi yang kita tunggu mari Silahkan masuk..!”
Sekretaris A memanggil presiden A namun presiden A sudah terlanjur masuk ke
sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat beberapa gambar yang dibingkai dan
berjejeran dengan rapih. Secepat kilat sekretaris A mendekati presiden A yang
sedang menggandeng tangan presiden B dan berdiri didepan salah satu bingkai
gambar tersebut.
Sekretaris A “Pak presiden, jangan tergesa-gesa saya belum memberitahu tema dari lukisan
yang di lelang hari ini” sekretaris A mendekat dan membisikkan didekat telinga
presiden A.
Presiden A “Ah sampai lupa, cepat beritahukan apa tema lukisan yang akan dilelang”
Sekretaris A “tema lukisanya adalah Hewan-hewan yang dilindungi pak presiden…, tapi…”
(Sebelum sektretaris menyelesaikan kata-katanya presiden A menarik tangan
presiden B dan mulai berkomentar tentang lukisan yang ada di depannya.
Presiden A “waah luar biasa, lukisan ini tentang buaya yang sangat besar dan usianya pasti
sudah ratusan tahun, buaya ini terlihat masih sangat buas!” (dengan semangat
dan percaya diri presiden A berkomentar tentang lukisan yang ada didepannya
tersebut. Namun sekretarisnya dengan cepat menarik tangan presiden dan
berbisik kearah telinga presiden. presiden B hanya tercengang dan tidak percaya
dengan apa yg dikatakan oleh presiden A sahabatnya)
Sekretaris A “Pak presiden, anda salah, itu bukan lukisan buaya buas tapi itu lukisan pak
presiden B dengan Istri muda yang baru dinikahi beberapa bulan yang lalu Pak!!”
Presiden A (Presiden A tersentak) “ maaf!! Maaf!! Saya salah lukisan y ternyata hahaha…!
Maafkan saya”. Berharap masih bisa mencairkan suasana yang kaku karena salah
lukisan, sang presiden A bergerak ke lukisan berikutnya dan kemudian
memberikan komentarnya lagi
Presiden A “Naaaaah… kalau ini baru lukisan yang luar biasa! Tentang Gajah yang
menaklukkan Singa, terlihat sepertinya sang singa tidak bisa berkutik dengan
tubuh besar sang gajah yang benar-benar penuh wibawa!” ( presiden A sekali lagi
menceritakan apa yang dilihat dari mata rabunnya dengan percaya diri).
Sekretaris A (dengan secepat kilat sekretaris A kembali menarik tangan sang presiden dan
membisikkan sesuatu ditelingan sang presiden A) “pak presiden anda salah lagi,
itu bukan lukisan gajah dan singa tapi itu adalah lukisan pak presiden B sedang
bersama Istri Pertamanya!!”, (tingkat kecemasan sekretaris sudah mencapai
puncaknya. Berharap sambil melihat ekspresi presiden B yang sudah melipat
tangannya dan meminta kejelasan kepada sahabatnya itu.)
Tanpa basa basi lagi presiden A bergeser kearah berikutnya dan sampai pada
sebuah bingkai didepan sang presiden A
Presiden A “kalau ini saya pasti tidak salah, gambar gorilla di depan saya ini benar-benar
persis seperti aslinya, dilihat dari anatomi dan ekspresinya benar-benar realistis
seperti melihat gorilla secara langsung…!!”
Mendengar komentar terakhir, seluruh orang yang berada di dalam ruangan
tersebut tertawa lepas , “Pffft hahahahahagh….” ( presiden B,C dan sekretarisnya
sama-sama tertawa keras sekali)
Tak terkecuali sang sekretaris A yang kemudian menarik lengan presiden untuk
ketiga kalinya kali ini dia tidak berbisik
Sekretaris A “Pak Presiden, itu bukan gorilla… itu sebuah cermin pak… dan itu bayangan bapak
sendiri…” tukasnya sambil tertawa kecil.
Sontak seluruh orang yang berada didalam ruang itu tertawa dengan keras “
Pfffttt…. Hahahahahagh”, para presiden dan sekretaris tertawa dengan terbahak-
bahak kecuali sang presiden A yang sedang kebingungan dengan apa yang terjadi.
Setelah sejenak berfikir kemudian presiden A pun ikt tertawa bersama sama.
Presiden C Melihat tingkah aneh sahabatnya, presiden C akhirnya berkata “Sahabatku
presiden A ada apa denganmu, sepertinya ada yang salah dengan penglihatanmu
hari ini….?” (sembari menyentuh pundak presiden A)
Satu kata dengan presiden C, Presiden B pun mulai khawatir dengan sahabatnya
itu
Presiden B “Benar, aku merasa agak aneh denganmu, sepertinya kamu kurang istirahat” Commented [N1]: em
Presiden A “Maafkan aku para sahabatku, mataku memang agak sedikit rabun karena
bergadang semalaman demi acara lelang lukisan hari ini, tapi kenapa lukisan
keluargamu sendiri engkau lelang?” (berbicara kearah Presiden B)
Sekretaris A berusaha menambahkan “Maafkan pak tadi saya berusaha
memberitahu bapak tentang tema lukisan hari ini, selain itu sebenarnya bapak
salah masuk ke ruangan lukisan keluarga Bapak Presiden B tapi bapak sudah..…”
“Ouh begitu…. “ presiden A akhirnya malu
Sekretaris C “maaf pak, Daripada kita berlama-lama disini bagaimana kalau kita ke ruangan
pameran yang sesungguhnya?” sambil menunjukkan arah ke luar ruangan.

Satu sama lain tersenyum dan kemudian mempersilahkan satu persatu untuk keluar dari ruangan.

End.

Anda mungkin juga menyukai