PENDAHULUAN
1
kejadian tidak diharapkan (adverse events) dan membangun strategi untuk melakukan
perbaikan (kualitas, perubahan). Morbidity and mortality meetings memberikan proses
peninjauan yang terbuka, kolaboratif dan transparan bagi para klinisi untuk mengevaluasi
praktik dan mengidentifikasi area perbaikan tanpa rasa takut disalahkan.
Secara historis, morbidity and mortality meetings biasanya dilakukan di
departemen bedah sebagai cara pendidikan klinis dan cara untuk meninjau dan
memperbaiki praktik. Walaupun morbidity and mortality meetings telah menjadi
pertemuan rutin terutama di departemen bedah pada institusi akademik, tetapi struktur,
format dan isi morbidity and mortality meetings masih sangat beragam (Dargon et al.,
2012). Karakteristik umum yang muncul dari morbidity and mortality meetings adalah
presentasi kasus dilakukan oleh klinisi (residen junior dan/atau senior) dilanjutkan dengan
diskusi. Peserta dapat beragam. Secara tradisional, morbidity and mortality meetings
adalah forum terbatas yang hanya dihadiri dokter di departemen atau unit terkait. Namun
kini morbidity and mortality meetings semakin berkembang. Selain residen dan spesialis
dari departemen tersebut, terkadang hadir undangan praktisi dari departemen lain.
Perkembangan terkini dalam pelaksanaan morbidity and mortality meetings lebih ke arah
pendekatan multidisiplin, termasuk keterlibatan staf perawat dan profesi kesehatan terkait
(seperti tenaga farmasi) (Travaglia dan Debono, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, sebagai residen atau peserta PPDS tentu perlu mengerti
dan memahami lebih lanjut tujuan dan manfaat yang dapat diambil dalam morbidity and
mortality meetings. Selain itu, residen yang berperan sebagai presenter dalam forum
tersebut perlu mengetahui bagaimana mempersiapkan dan melaksanakam morbidity and
mortality meetings. Walaupun dikatakan belum ada format baku tetapi residen perlu
mempelajari bagaimana menulis laporan untuk forum tersebut sehingga dapat memberikan
manfaat yang maksimal sebagai sarana edukasi.
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tujuan dan manfaat morbidity and mortality meetings.
2. Mengetahui cara mempersiapkan dan melaksanakan morbidity and mortality
meetings.
3. Mengetahui cara menulis laporan untuk morbidity and mortality meetings.
1.4 Manfaat
Memberikan informasi kepada dokter khususnya peserta PPDS atau residen
mengenai tujuan dan manfaat morbidity and mortality meetings, cara mempersiapkan dan
melaksanakan serta menulis laporan untuk morbidity and mortality meetings.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
4. Meningkatkan akuntabilitas data mortalitas dan meningkatkan metode belajar yang
profesional. (Healthcare Improvement Scotland, 2016)
Manfaat Morbidity and mortality meetings
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan patient safety.
2. Meningkatkan profesionalitas dalam hal pendidikan pembelajaran baik teknis
kedokteran atau non teknis seperti komunikasi, kepemimpinan, dan edukasi.
3. Sebagai sarana pemenuhan dalam standar layanan menurut akreditasi rumah sakit
dan JCI.
4. Sebagai sarana pembelajaran lebih jauh oleh organisasi profesi/rumah
sakit/pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan
patient safety. (Healthcare Improvement Scotland, 2016)
5
Gambar 2.1 Tabel SBAR
Semua presentasi kasus harus tetap dijaga kerahasiaan dan tidak mengidentifikasi pasien
6
atau anggota staf. Misalnya, gunakan pasien A, Dr X, perawat Y.
7
Petunjuk pertemuan berikut dapat digunakan selama proses diskusi :
Pemimpin menegaskan kembali bahwa jalannya diskusi harus terbuka, jujur serta
bebas dalam mengungkapkan pendapat atau umpan balik yang terkait tetapi harus
adil, konstruktif, praktis dan berguna.
Tetap objektif, hindari memberikan pendapat yang tidak beralasan atau berkolusi
dengan individu lain selama diskusi
Mencegah argumen, asumsi dan perilaku yang menyebabkan konflik.
Petunjuk bagi pemimpin untuk aktif melibatkan peserta dalam diskusi
Pengaturan waktu pertemuan untuk memaksimalkan kehadiran peserta
Penetapan peraturan dasar untuk mendorong partisipasi
Menjamin lingkungan diskusi yang nyaman
Mengajukan pertanyaan terbuka dan menantang untuk mendorong terjadinya
interaksi
Menggunakan audio visual untuk menunjukkan poin penting
Mempertahankan pertemuan tersebut agar berlangsung secara konsisten, singkat
dengan waktu yang cukup untuk pertanyaan dan umpan balik serta dapat menarik
sebuah kesimpulan dan perbaikan.
8
Beberapa contoh laporan MMM adalah sebagai berikut:
9
Gambar 2.3 Format Laporan MMM dan deskripsinya
Morbidity and mortality meetings yang merupakan suatu pertemuan para tenaga
kesehatan dalam membahas kasus tentang kesakitan dan kematian sangat penting
dilakukan di fasilitas kesehatan terutama institusi akademik. Kegiatan tersebut mempunyai
beberapa manfaat antara lain dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka
meningkatkan patient safety, meningkatkan profesionalitas dalam hal pendidikan, dan
sebagai sarana pemenuhan dalam standar layanan menurut akreditasi rumah sakit dan JCI
(Healthcare Improvement Scotland, 2016). Dalam pertemuan ini tenaga kesehatan
terutama peserta PPDS bisa mendapatkan banyak pembelajaran dari berbagai staf ahli
terkait agar dapat terhindar dari membuat kesalahan ataupun kejadian yang tidak
diinginkan di masa depan. Selain itu, para staf dokter juga dapat melakukan penilaian
terkait kinerja peserta PPDS baik dalam hal membuat keputusan maupun pemberian terapi
atau intervensi.
Berbagai macam kasus yang terjadi pada pasien dapat menjadi media pembelajaran
yang baik. Namun kasus yang sering dibahas dalam morbidity and mortality meetings
adalah kasus kematian, insiden yang mengakibatkan morbiditas pasien serta hal-hal yang
jarang terjadi dalam praktek sehari-hari. Setelah kasus yang akan dibahas dalam kegiatan
ini ditentukan, presenter, dalam hal ini PPDS, perlu membuat sebuah presentasi yang berisi
tentang antara lain nama presenter dan waktu (departemen, presenter dan tanggal), situasi
(diagnosis saat masuk, prosedur yang dilakukan, komplikasi), informasi klinis pasien
(riwayat pasien, indikasi intervensi, hasil laboratorium dan pencitraan, rincian prosedural
yang dilakukan, tanda komplikasi, dan manajemen komplikasi), asessmen dan analisis
(error analysis, dan analisis akar masalah), telaah pustaka (evidence bassed medicine) serta
rekomendasi (tindakan yang dianjurkan untuk menghindari masalah yang serupa di masa
depannya).
Saat ini morbidity and mortality meetings sudah sangat berkembang dan dilakukan
di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia dengan frekuensi yang berbeda-beda. Dengan
pemahaman akan pentingnya kegiatan ini dan tata cara pembuatan laporannya, diharapkan
11
seluruh tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta pembentukan
sistem kesehatan yang lebih baik ke depannya.
12
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Morbidity and mortality meetings merupakan pertemuan terdiri atas dokter
(klinisi) dan anggota tim tenaga kesehatan lain yang diselenggarakan dalam forum
rutin termasuk dalam memeriksa adanya adverse events, komplikasi, dan
kesalahan (errors) yang berakibat pada kesakitan atau kematian terhadap pasien.
2. Manfaat morbidity and mortality meetings yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan, profesionalitas tenaga medis, dan sarana pembelajaran bagi tenaga
medis.
3. Tahapan persiapan morbidity and mortality meetings terdiri dari pemilihan kasus
dan presentasi, salah satunya menggunakan metode SBAR (situation,
background, assessment & analysis, review of literature dan recommendations).
4. Penulisan laporan morbidity and mortality meetings meliputi 3 elemen yaitu
identifikasi resiko, intervensi, dan evaluasi efektif.
4.2 Saran
Morbidity and mortality meetings merupakan salah satu proses yang efektif dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dan profesionalitas. Bila peserta didik mengetahui tujuan
dan esensi dalam proses pembuatan laporan MMM, maka MMM akan menjadi sebuah hal
yang positif dan bermanfaat baik bagi tenaga medis dan pasien. Selain itu MMM juga
melatih peserta didik dalam komunikasi dan pembuatan laporan scientific, yang berguna
dalam kehidupan akademis maupun praktis. Sebaiknya, MMM rutin dilaksanakan pada
setiap departemen dengan dihadiri oleh tim tenaga medis yang terdiri dari dokter spesialis,
peserta didik, perawat, apoteker, dan staf pendukung lain sehingga diharapkan bisa terjalin
kerjasama yang baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dargon PT, et al., Morbidity & Mortality Conference Manual v. 1.1. London: Imperial
College London; 2012. Available from http://www.imperial.ac.uk/media/imperial-
college/medicine/surgery-cancer/pstrc/mmmanualv1.1dec2012rev.pdf [Accessed at 20
Agustus 2017]
Joseph, Corey., et al., Best Practice for Conducting Morbidity and Mortality Reviews: A
Literature Review. The Royal Australasian College of Medical Administrators; 2015.
Available from: http://www.racma.edu.au [Accessed at 21 Agustus 2017]
Health Improvement Scotland. Draft Practical Guide fot Mortality and Morbidity
Meetings. 2016. Available from www.healthcareimprovementscotland.org [Accessed at
21 Agustus 2017]
Kravet SJ, et al., Morbidity and Mortality Conference, Grand Rounds, and the ACGME’s
Core
National Services Scotland. Scottish Mortality and Morbidity Programme. 2015. Available
from: https://www.isdscotland.org/Health-Topics/Scottish-Healthcare-Audits/Scottish-
Morbidity-and-Mortality-
Programme/docs/Scottish_Morbidity_and_Mortality_National_Survey_V_15_final.pdf
[Accessed at 20 Agustus 2017]
14
NSW Health Government. Mortality review in NSW: The Way forward. Sydney South:
Clinical Excellence Commission; 2014. Available from:
http://www.cec.health.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0011/258248/mortality-review-
in-nsw-the-way-forward-27-6-2014.pdf [Accessed at 20 Agustus 2017]
15