PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Praktikan dapat mengetahui pengaruh bentuk sediaan sulfadiazin
terhadap laju disolusi dan dapat membandingkan kecepatan laju
disolusi tablet furosemid generik dan sediaan dipasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Sulfadiazin
Sulfadiazin tidak larut dalam air,klorofom,dan eter agak sukar larut dalam
etanol dan aseton larut dalam larutan natrium hidroksida dan ammonium
hidroksida. Konstanta disosiasinya (pKa) sebesar 6,5 pada suhu 250C
(Galichet,2005;Depkes RI,1995).
Untuk bayi berumur lebih dari dua bualan sebanyak 500 mg sehari dan
untuk anak-anak 500mg dua kali sehari(Setiabudy & Mariana,2007)
2.2.2 Farmakologi
Dosis permulaan oral pada orang dewasa 2-4 g,dilanjutkan dengan 2-4 g dalam 3-
6 kali pemberian,lamanya pemberian tergantung dari keadaan penyakit. Anak-
anak berumur lebih dari 2 bulan diberikan dosis awal setengah dosis perhari
kemudian dilanjutkan dengan 60-150 mg/Kg BB dalam 4-6 kali
pemberian.sediaan biasanya terdapat dalam bentuk tablet 500 mg.
Pemerian sebuk, putih sampai agak kuning,tidak berbau atau hampir tidak
berbau,stabil diudara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan
menjadi hitam. (DEPKES RI.1995)
Indetifikasi Sulfadiazin bebas (bentuk utuhnya) dalam darah dan urin yang
dilakukan pada tahun 1939 oleh bratton
2.3 FEROSEMID
Melaporkan bahwa pembentukan dispersi padat antara bahan obat yang sukar
larut dalam air dapat meningkatkan disolusi dan ketersediaan hayati obat secara
bermakna polietilen glokol (PEG) merupakan bahan pembawak stabil yang dapat
menghambat pertumbuhan kristal dan fase transformasi serta dapat meningkatkan
laju disolusi obat, namun sangat sedikit produk kormelsial yang menggunakan
teknik dispersi padat dengan polietilen glokol sebagai bahan pembawa, padahal
harganya relatif murah karena disebabkan oleh hasil dispersinya yang lengket
sehingga sulit untuk di formulasi menjadi tablet. Untuk itu dilakukan usaha
dengan memodifikasi karakteristik laju disolusi furosemid lalu membentuk
dispersi padat dengan polietilen glokol, talk serta kombinasi polietilen glokol talk.
Talk berfungsi sebagai pengering dan diharapkan dapat memperbaiki sifat lengket
(tacky) dari polietilen glokol, talk secara luas telah digunakan sebagai bahan
tambahan dan telah di buktikan bahwa kombinasinya dengan polietilen glokol
memberikan hasil yang baik (Lo dan Law, 1996).
Dispersi pada furosemid dengan polietilen glokil talk dan kombinasi polietilen
glokil talk disipkan dengan metode kombinasi peleburan dan pelarut dengan
perbandingan berat (Tablet I), sedangkan untuk melihat pengaruh resiko pembawa
terhadap profil disolusi furosemid dilakukan dengan membuat perbadingan berat
furosemid dan pembawa (Tablet II). Serbuk hasil dispersi padat terlihat tekstur
fisikanya dan di uji sifat fisikanya meliputi uji sifat alir dan sudut diam. Uji sifat
alir dilakukan dengan metode corong, diukur waktu untuk mengakir dan sudut
diam dari timbunan yang terbentuk studi disolusi di lakukan pada sediaan kapsul
furosemid tunggal dan sedian dispersi padat setiap kapsul (setara dengan 40 mg)
purosemid, percobaan di lakukan dengan menggunakan metode keranjang
(basket) dengan alat uji disolusi dengan kecepatan 100 rpm sesuai Farmakope
Indonesia edisi IV (Save dan Venkitachalam, 1992).
Interaksi antara radiasi dan materi merupakan hal yang sangat menarik.
Kebanyakan molekul obat menyerap radiasi dalam darah ultraviolet spektrum
tersebut. Meskipun sebagian diwarnai oleh sehingga menyerap radikal pda daerah
merah spektrum tersebut. Serapan radiasi UV/visible terjadi melalui eksitasi
elektron-elektron didalam struktur molekuler menjadi keadaan energi yang lebih
tinggi(Watson,2010).
METODE PERCOBAAN
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Beaker Glass, Disolusi
Tester, Labu Tentukur, Neraca Analitik, Spektrofotometer UV, Stopwatch, Spuit,
dan Vial .
3.1.2 Bahan
3.2 Prosedur