Anda di halaman 1dari 9

Gagal Jantung

Gagal jantung adalah suatu keadaan


Patofisiologis dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat utk kebutuhan tubuh
meskipun tekanan pengisian cukup.(1)

Definisi lain, gagal jantung adalah Gangguan pengosongan ventrikel dan/atau gangguan relaksasi
ventrikel yg mengakibatkan akumulasi darah dalam sirkulasi vena sehingga menurunkan volume
efektif arteri.(2)

Etiologi (2,3,4,5)

 Hipertensi (10-15%)
 Kardiomiopati
 Penyakit Katup Jantung
 Penyakit Kongenital
 Aritmia Persisten
 Alkohhol
 Obat-Obatan
 Konstriksi atau efusi Perikard

Tanda dan Gejala(1,2,3,4,5,6,9,10,11)

 Dispneu saat beraktivitas dan/atau saat Istirahat


 Orthopneu
 Edema Pulmonal Akut
 Nyeri dada/rasa tertekan di dada dan palpitasi
 Takikardia
 Lelah dan Lemas
 Nocturia dan Oligouria
 Anoreksia, Penurunan Berat Badan, Mual
 Eksoftalmus
 DVS
 Nadi yang lemah dan cepat.
 Ronchi dan Wheezing
 S3 Gallop dan/atau Pulsus Alternans
 Reflux Hepatojugular
 Ascites, Hepatomegaly, dan/atau Anasarca
 Sianosis Sentral atau Perifer
 Pucat

Kriteria Diagnosis(9,10,11)

Berdasarkan Kriteria Framingham, seorang penderita didiagnosis gagal jantung bila terdapat 2
kriteri Mayor atau 2 kriteria minor + 1 mayor) :

Kriteria Mayor :

 Paroxysmal Nocturnal Dispneu (PND)


 Peningkatan JVP
 Edema Pulmonal Akut
 Reflux Hepatojugular
 S3 Gallop
 CVP > 16 cmH2O)
 Cardiomegaly
 Ronchi
 Penurunan Berat Badan 4,5 Kg dalam 5 hari sebagai respon terhadap terapi. Harus
disingkirkan variable lain yang dapat membiaskan kondisi ini.
Kriteria Minor :

 Batuk pada Malam hari


 Sesak Napas saat beraktivitas
 Efusi Pleura
 Takikardia
 Ejection Fraction > 1/3 Normal
 Edema Tungkai Bilateral

Pemeriksaan

 Pemeriksaan Laboratorium Darah


 Radiografi Thoraks
 Elektrokardiografi
 Ekocardiografi
 Kateterisasi Jantung
 Tes Latihan Fisik

Penatalaksanaan

Sebelum membahas penatalaksaaan klinis, maka kita harus memahami dulu klasifikasi gangguan
gagal jantung. Ada 2 jenis klasifikasi yang dikenal, yaitu Klasifikasi fungsional berdasarkan
NYHA (New York Heart Association)dan Klasifikasi Berdasarkan ACC (American College
Cardiology)/ AHA (American Heart Association). (Sorry, belum ada klasifikasi asosiasi spesialis
jantung Indonesia)...

Klasifikasi Gagal Jantung(1,2,4,9,10,11) :

A. Berdasarkan NYHA :
I : Tidak ada batasan aktivitas fisik
II : Sedikit batasan pada aktivitas normal. Aktivitas sosial masih normal
III : Batasan aktivitas bermakna. (tidak bisa pergi berbelanja atau melakukan pekerjaan rumah).
IV : Gejala muncul walaupun dalam keadaan istirahat

B. Berdasarkan ACC/AHA :

A : Sangat beresiko mengalami Gagal jantung namun tidak memiliki penyakit jantung struktural
ataupun gejala gagal jantung
B : Mengalami penyakit jantung struktural namun tidak memiliki gejala gagal jantung
C : Mengalami penyakit jantung struktural dan memiliki gejala gagal jantung
D : Gagal Jantung Berat Yang membutuhkan penanganan khusus

Tatalaksananya sebagai berikut :

Berd. Klasifikasi NYHA(2) :

NYHA I :

Modulasi Neurohormonal untuk mencegah Remodelling Cardiac


Cth : ACE-I, B-Blocker, ARB

NYHA II-IV :

Menurunkan Retensi Cairan (Diuretik + Modulasi Neurohormonal).


Mengurangi disabilitas.
Menurunkan resiko progresivitas penyakit dan kematian
Berd. Staging ACC/AHA(10)

Berdasarkan Onset :

A. Gagal Jantung Aku(6)

B. Gagal Jantung Kronik dan/atau Congestive(6,10)


Keterangan Beberapa Terapi Farmakologis yang biasa digunakan :

ACE-Inhibitor(1,5)

Belum ditemukan evidence kontraindikasi absolut pada penggunaan ACE-Inhibitor, namun


beberapa kondisi perlu dimonitoring seperti pada Insufisiensi Renal Kronik. Berfungsi sebagai
vasodilator campuran (venodilator + dilator arteri). Fungsi Vasodilator untuk menurunkan
afterload dan tegangan dinding ventrikel sehingga menurunkan konsumsi oksigen miokard dan
meningkatkan curah jantung.

Betha Blocker(5,8)
Ditujukan terutama utk pasien Gagal Jantung Kronik dengan Left Ventricular Dysfunction.
Betha Blocker dapat meningkatkan densitas reseptor betha dan menghasilkan sensitivitas jantung
yang lebih tinggi terhadap stimulasi inotropik katekolamin dalm sirkulasi.

Allopurinol utk Gagal Jantung(7)

Untuk meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan menurunkan kebutuhan energi jantung.

Prognosis(2)

Secara Umum :

Mortalitas 1 tahun : 30-40 %


Mortalitas 5 tahun : 60-70 %
Khusus :

NYHA II : Mortalitas 1 tahun 5-10 %


NYHA IV : Mortalitas 1 tahun 30-70 %.

Referensi :

1. Gray, Huon H, etc. 2005. Lecture Notes : Kardiologi. Jakarta : Erlangga


2. Loscalzo, Joseph. 2010. Harrison’ Cardiology. New York : Mc Graw-Hill
3. Bonow, Robert O. Braunwald’ Heart Disease - A Textbook of Cardiovascular Medicine, 9th
Edition.2012.Philadelphia : Elsevier
4. Swanton, R.H. Pocket Consultant Cardiology, 5th Edition.2003. Massachusetts : Blackwell
Publishing
5. O’Rouke, Robert A, etc. Hurst The Heart–Manual Of Cardiology, 10th Edition. 2001. New
York : Mc Graw-Hill
6. Mc. Murray, John J.V (2012).”ESC Guidelines For The Diagnosis and Treatment Of Acute
and Chronic Heart Failure”.Journal Of 7. European Society of Cardiology.33, 1787-1847
7. Opie, Lionel H (2012).”Allopurinol For Heart Failure”. Journal of the American College of
Cardiology.59(9),809-812
8. Fiuzat, Mona, etc.” Relationship of Beta-Blocker Dose With Outcomes in Ambulatory Heart
Failure Patients With Systolic 9. Dysfunction”. Journal of the American College of Cardiology.
60(3), 209-2015
9. Dumitru, Ioana.(2014). Heart Failure.[Online]. Tersedia :
http://emedicine.medscape.com/article/163062 [7 Februari 2015]
10. Siswanto, Bambang B (2012).” Accurate Diagnoses, Evidence Based Drugs, and New
Devices (3 Ds) in Heart Failure”.Medical Journal Of Indonesia.21, 52-58
11. Karnath, Bernard, Muralikrishna Gopal.(2009).”Clinical Diagnosis of Heart
Failure”.Hospital Physician.9-15
12. Suastika, Ketut, dkk. Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus. Tersedia
: http://www.pbpapdi.org/papdi.php?pb=kesehatan&kd_penyakit=13 [12 Februari 2015]

Anda mungkin juga menyukai