1.1 Latarbelakang
1
pohon-pohon tumbang) yang berasal dari arah hulu sungai (Pelly et al. 2013).
Banjir bandang ini dapat berkisar 3 – 6 meter terjadi dengan cepat melanda
daerah-daerah rendah permukaan bumi, di lembah sungai, cekungan dan
biasanya membawa debris yang sangat berbahaya yang akan melanda hampir
semua yang dilewatinya (Pelly et al. 2013). Banjir disebabkan oleh dua kategori,
yaitu banjir akibat alami dan banjir akibat aktivitas manusia (Ulum 2013). Salah
satu banjir akibat alami adalah banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut.
Bencana ini terjadi pada Rabu, 21 September 2016 silam. Akumulasi curah
hujan dari tanggal 18 – 20 September 2016 merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya banjir bandang Garut pada tanggal 20 September 2016
(LAPAN 2016). Hal ini terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi
menyebabkan meluapnya sungai-sungai karena tidak mampu menampung air
(Suprapto 2011). Akibatnya banjir terjadi di mana-mana,
1.2 Tujuan Penelitian
2
orang). Jumlah sarana fasilitas kesehatan tercatat hanya terdapat 1 puskesmas
didukung dengan 19 posyandu, 5 tempat praktek dokter, 6 tempat praktek bidan,
1 apotik dan 6 toko khusus obat/jamu. Terdapat 20 mesjid dan 18 musholla.
Secara spesifik, lokasi penelitian terletak di Kampung Bojong Sudika (RW 014)
dan Kampung Lame (RW 010) yang terletak di sebelah sungai Cimanuk. Posisi
Geografis 1070 48' 18.13" BT dan 7o 17' 14.33" LS, teramati adanya bekas
luapan air yang melimpasi sisi sungai.
3
1.4 Permasalahan
Pada permasalahan kali ini dapat diketahui bahwa bencana banjir
bandang ini disebabkan karena debit air hujan yang tinggi sehingga sungai
cimanuk tidak bisa menahan besar nya volume air sehingga menimbulkan banjir
yang berdampak besar di kawasan padat penduduk itu diketahui sebanyak 160
rumah porak poranda, 22 korban meninggal ditemukan dan 8 orang hilang
sampai Rabu (21/9/2016) malam. Hal ini terjadi karena kerusakan akibat banjir
paling terasa di daerah perkotaan, di mana kepadatan orang, aset, dan
infrastruktur yang tinggi terjadi (Svetlana et al. 2015). Maka dari itu, perlu
dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersinergi antara pemerintah,
masyarakat sipil, dan dunia usaha agar dapat memperingan beban masyarakat
Garut pasca bencana (BNPB 2016).
Pada permasalahan kali ini dapat dikumpulkan data – data berupa data
sebaran bencana, korban jiwa, dan kerugian material. Hal ini dapat di minimalisir
dengan membuat peta zona daerah yang terkena dampak bencana tersebut dan
membuat jalur evakuasi jika terjadi bencana.