Gunung api di tengah samudera kebanyakan merupakan gunung api bawah laut
(submarine volcanoes); hanya sedikit yang muncul di atas muka laut sebagai pulau gunung
api, antara lain di Hawaii (Samudera Pacifik), Eslandia (Samudera Atlantik)
dan The Reunion Hot Spots di Samudera India. Gunung api yang muncul di tepi dan
mengelilingi Samudera Pacifik sering disebut sebagai Cincin Api Pacifik (The Ring of Fire
on Pacific Rims) (Gambar 2.15). Di Benua Afrika gunung api di jumpai di bagian baratdaya
(Negara Pantai Gading dan Kamerun) serta bagian timur (misalnya Ethiopia). Satu-satunya
gunung api di Benua Australia adalah Newer Volcanics Province, sebagai gunung api tameng
dan kegiatannya antara 5000 – 3000 tahun yang lalu.
2.2 Jumlah dan Sebaran Gunung Api Aktif di Indonesia
Gunung api itu tersebar luas mulai dari Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kepulauan Nusa
Tenggara, Kepulauan Banda, Kepuluan Halmahera dan Sulawesi Utara hingga Kepulauan
Sangir-Talaud. Gunung api tersebut ada yang terletak di daratan pulau, terutama di Sumatera
dan Jawa, berupa kelompok gunung api yang membentuk sebuah pulau, satu gunung api
membentuk satu pulau dan bahkan ada gunung api yang tidak muncul di atas muka air laut
atau gunung api bawah laut.
Berhubung bentuk sebaran gunung api dari Pulau Sumatera hingga Kepulauan Sangir-
Talaud tersebut melengkung seperti busur maka sering juga disebut busur gunung api. Di
Indonesia sebaran gunung api aktif dibagi menjadi empat busur gunung api (Gb. 2.16), yaitu:
1. Busur Gunung Api Sunda, meliputi sebaran gunung api mulai dari Pulau Sumatera, Pulau
Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Dari Pulau Sumatera ke arah baratlaut sebaran
gunung api berlanjut ke Kepulauan Andaman.
2. Busur Gunung Api Banda, merupakan kelompok gunung api yang terdapat di Kepulauan
Banda.
3. Busur Gunung Api Halmahera, mencakup gunung api-gunung api di Halmahera dan
Kepulauan Maluku.
4. Busur Gunung Api Sulawesi Utara – Kepulauan Sangihe, merupakan kelompok gunung
api yang terdapat di Sulawesi Utara ke arah utara hingga Kepulauan Sangir dan
Kepulauan Talaud, yang keduanya kadang dinamakan Kepulauan Sangihe. Busur gunung
api Halmahera dan Sangihe tersebut berlanjut lebih ke utara menuju Filipina.
Daftar gunung api aktif di Pulau Sumatra dan Selat Sunda (Neumann van Padang, 1951;
Simkin & Siebert, 1994).
Daftar gunung api aktif di Pulau Jawa (Neumann van Padang, 1951; Simkin & Siebert,
1994).
Daftar gunung api aktif di Nusa Tenggara (Neumann van Padang, 1951). Anak Ranakah,
nomor 8, dimasukkan ke dalam gunung api aktif tipe A karena meletus pada 1986 setelah
beristirahat selama 14.500 tahun (Abdulrachman dkk., 1988).
Daftar gunung api aktif di Laut Banda dan Kepulauan Maluku Utara (Neumann van Padang,
1951).
Daftar gunung api aktif di Sulawesi Utara dan Kepulauan Sangihe (Neumann van Padang,
1951).
Penampang pemunculan gunung api berdasarkan Teori Tektonik Lempeng. Gunung api
dapat terbentuk di daerah pemekaran kerak bumi (kerak samudera dan kerak benua), di
daerah penyempitan kerak samudera dan sebagian besar dapat terbentuk di daerah
penunjaman kerak samudera ke bawah kerak benua (Decker & Decker, 1981)
Penampang pergerakan lempeng kerak bumi. Kerak benua Afrika dan Amerika Selatan
dipisahkan oleh pemekaran dasar Samudera Atlantik yang mempunyai percepatan beberapa
inci per tahun. Kerak Samudera Pasifik Timur menunjam ke bawah benua Amerika
Selatan membentuk Pegunungan Andes (Decker & Decker, 1981).
MAGMA
Magma adalah cairan atau larutan slikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mobile
(cairan yang bergerak), bersuhu antara 900-1200oC atau lebih dan berasal dari kerak bumi
bagian bawah atau selubung bumi bagian atas. Komposisi kimiawi magma hasil analisa kimia
dari sampel batuan beku terdiri dari :
1. Senyawa-senyawa yang bersifat non-volatil dan merupakan unsur oksida dalam
magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma, sehingga merupakan mayor
element, yang terdiri dari oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O,
TiO2, dan P2O5.
2. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi
gas CH4, CO2, HCl, H2S, dan SO2.
3. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak dan merupakan minor element seperti Rb,
Ba, Sr, Ni, CO, V, Li, S, dan Pb
Bunsen mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis magma primer yaitu basalticdan granitic .
Sedangkan batuan beku merupakan campuran dari dua magma ini yang kemudian
mempunyai komposisi lain.
Pendapat lama mengenai pembentukan magma sebagai hasil warisan panasbumi semula
dan sebagai akibat adanya gradien geotermis sudah tidak diterima lagi oleh para ahli. Hal itu
disebabkan bahwa pembentukan magma berasal dari batas antara selubung dan kerak bumi
yang tidak berhubungan langsung dengan inti bumi. Kedua berdasarkan gradien geotermis
terjadi kenaikan temperatur bumi sebanyak 3 derajat untuk setiap turun 100 m. Sehingga
secara teori inti bumi mempunyai temperatur 193.0600 C. Namun hasil penyelidikan
menunjukkan bahwa temperatur di dalam inti bumi itu hanya berkisar antara 3500 – 40000 C.
Magma yang terbentuk sebagai hasil peleburan sebagian selubung bumi yang
berkomposisi perodotit disebut magma primer. Magma primer ini pada umumnya sangat sulit
untuk dapat keluar ke permukaan bumi tanpa mengalami perubahan komposisi. Magma
primer juga disebut magma primitif karena selalu berkomposisi pikrit atau basal yang
mengandung magnesium tinggi dan dicirikan oleh tingginya rasio Mg/(Mg + Fe), Ca/(Ca +
Na + K), serta banyak mengandung unsur nikel, kromit dan unsur-unsur kompatibel lainnya.
Magma primer atau magma primitif tersebut dapat juga disebut magma induk, karena sebagai
akibat proses diferensiasi magma induk itu dapat membentuk magma turunan. Sebagai
contoh magma induk berkomposisi basal magnesium tinggi mengalami diferensiasi menjadi
magma-magma turunan mulai dari magma basal magnesium rendah, magma andesit basal,
magma andesit, magma dasit dan magma riolit. Antara magma basa dengan magma asam,
apalagi dari sumber berbeda, dapat bertemu sehingga membentuk magma campuran (magma
mixing). Sedangkan magma yang terkontaminasi oleh batuan samping disebut magma hibrid.
Differensiasi Magma
Differensiasi magma adalah proses mengubahnya magma dari keadaan awal homogen
menjadi massa batuan beku.Gambar Skematik proses differensiasi magma pada fase
magmatik cair.
1. Vesiculation
Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2),
sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi,
unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih)
cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan
potasium.
2. Diffusion
Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan yang
mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak
seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian,
proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran
(convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa
unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
3. Flotation
Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya
magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.