TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pneumonia
2.1.1 Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh
hal-hal lain seperti aspirasi, radiasi dan lain-lain (Said, 2008).
2.1.3 Epidemiologi
Hampir 1,2 juta anak-anak yang kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahun akibat
pneumonia. Sebagian besar kematian ini terjadi di negara berkembang di mana akses
ke perawatan tidak lengkap dan intervensi yang telah meningkatkan perawatan di
negara maju termasuk pengobatan anti mikroba, vaksinasi rutin, perbaikan gizi dan
terapi oksigen yang efektif masih jarang (Izadnegahdar, 2013).
Pneumonia kadang-kadang disebut sebagai “the forgotten killer”.WHO
memperkirakan bahwa infeksi saluran pernapasan bawah adalah penyebab infeksi
paling umum kematian di dunia, dengan hampir 3,5 juta kematian per tahun
(Wunderink, 2014).
Ketika aspirasi terjadi di masyarakat, bakteri anaerob adalah penyebab infeksi
paru pada lebih dari 50% dari kasus, dan sisanya disebabkan oleh campuran
2.1.6 Gejala dan Tanda a. Anak umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun,
terjadinya Pneumonia berat ditandai, antara lain:
• Batuk atau (juga disertai kesulitan bernafas)
• Nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe
chest indrawing)
• Dahak berwarna kehijauan atau seperti karet
Pada kelompok usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat dengan gejala
batuk dan kesukaran bernafas karena tidak ada ruang tersisa untuk oksigen di
paru-paru.
2.1.9Derajat pneumonia
Bayi dan anak berusia 2 bulan-5 bulan :
• Pneumonia berat
- bilaada sesak nafas
- harus dirawat dan diberikan antibiotik
• Pneumonia
- bila tidak ada sesak nafas
- ada nafas cepat dengan laju nafas
o >50 x/menit untuk anak usia 2 bulan-1 tahun
o >40 x/menit untuk anak > 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral.
d) Uji Serologis
Uji serologik untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Akan tetapi, diagnosis infeksi
Streptokokus grup A dapat dikonfirmasi dengan peningkatan titer antibodi seperti
antistreptolisin O, streptozim, atau antiDnase B. Peningkatan titer dapat juga berarti
adanya infeksi terdahulu. Untuk konfirmasi diperlukan serum fase akut dan serum
fase konvalesen (paired sera).
e) Pemeriksaan mikrobiologis
Untuk pemeriksaan ini, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret
nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura atau aspirasi paru.Diagnosis
dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura atau aspirasi paru.
Kecuali pada masa neonatus, kejadian bakterimia sangat rendah sehingga kultur darah
jarang yang positif. Pada pneumonia anak dilaporkan hanya 10-30% ditemukan
bakteri pada kultur darah. Pada anak besar dan remaja, spesimen untuk pemeriksaan
mikrobiologik dapat berasal dari sputum, baik untuk pewarnaan Gram maupun untuk
kultur (Said, 2008).
2.1.11 Tatalaksana
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per
oral dan tetap tinggal di rumah.Penderita anak yang lebih besar dan penderita dengan
sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan
respons terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia community
base:
• Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
• Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
2.1.12 Komplikasi
Komplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta,
pneumotoraks, atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta.Empiema
torasis merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia bakteri.
Ilten F dkk.melaporkan mengenai komplikasi miokarditis (tekanan sistolik ventrikel
kanan meningkat, dan gagal jantung) yang cukup tinggi pada seri pneumonia anak
berusia 2-24 bulan. Oleh karena miokarditis merupakan keadaan yang fatal, maka
dianjurkan untuk melakukan deteksi dengan teknik non invasif seperti EKG,
ekokardiografi, dan pemeriksaan enzim (Said, 2008).
2.1.13 Pencegahan
Mengingat pneumonia adalah penyakit berisiko tinggi yang tanda awalnya sangat
miripnya dengan flu, alangkah baiknya para orangtua tetap waspada dengan
memperhatikan tips seperti :
• Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat
keramaian yang berpotensi penularan.
• Menghindarkan bayi (anak) dari kontak dengan penderita ISPA.
• Membiasakan pemberian ASI.
• Segera berobat jika mendapati anak mengalami panas, batuk, pilek. Terlebih
jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya tarikan pada otot di antara
rusuk (retraksi).
• Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan, dan
segera ke rumah sakit jika kondisi anak memburuk.
• Imunisasi Hib (untuk memberikan kekebalan terhadap Haemophilus
influenza, vaksin Pneumokokal Heptavalen (mencegah IPD = invasive
BAB 3