Anda di halaman 1dari 3

Elvania Andisa

1201730
Kelompok 4 A 2012

Clostridium tetani

Clostridium tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat
membentuk spora, dan berbentuk drumstick. Spora yang dibentuk oleh Clostridium tetani ini
sangat resisten terhadap panas dan antiseptik. Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf (1210C,
10-15 menit) dan juga resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya.

Clostridium tetani adalah bakteri yang menyebabkan penyakit tetanus. Tetanus ditandai
dengan kekakuan dan kejang-kejang pada otot rangka. Spora Clostridium tetani terdapat di
mana-mana dan ditemukan di tanah, debu, usus hewan, dan kotoran hewan (termasuk manusia).
Kejadian ini terjadi di seluruh dunia, tetapi paling sering ditemukan di daerah padat penduduk di
tempat yang panas, iklim lembab dengan tanah kaya bahan organik.

Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan
dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah,
lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan
atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.

Adapun factor virulensi Clostridium tetani adalah toksin. Suatu mikroorganisme


mempunyai kemampuan untuk menghasilkan suatu toksin sebagai bahan yang memiliki efek
merusak pada sel dan jaringan inang, dan potensi toksin merupakan factor penting dalam
kemampuan mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit. Toksin yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dapat berupa eksotoxin yaitu toksin yang dikeluarkan kesekeliling medium;
atau endotoksin, toksin yang berada dalam sel sebagai bagian dari sel. Pada clostridium tetani
toksin yang dihasilkan adalah eksotoxin.

Clostridium tetani aktif dalam kondisi anaerob, dan suatu media yang ideal adalah luka
dengan sel-sel mati. Ketika kondisi memungkinkan, mereka akan hidup dan menghasilkan dua
racun: tetanolysin dan tetanospasmin. Tetanolysin mempunyai efek hemolisin dan protease,
pada dosis tinggi berefek kardiotoksik dan neurotoksik. Sampai saat ini peran tetanolisin pada
tetanus manusia belum diketahui pasti. Sedangkan tetanopasmin mempunyai efek neurotoksik,
penelitian mengenai patogenesis penyakit tetanus terutama dihubungkan dengan toksik tersebut.

Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui
peredaran darah dan sistem limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat-tempat tertentu
seperti system saraf termasuk otak. Gejala kronis yang ditimbulkan dari toksin tersebut adalah
dengan memblok pelepasan dari neurotransmitter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak
terkontrol. Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak)
pada voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena
biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan wajah.

Protein toksin tetanus memiliki berat molekul 150 kDa yang diterjemahkan dari gen TetX
sebagai salah satu protein yang kemudian dibelah menjadi dua bagian: rantai berat 100 kDa atau
rantai-B dan rantai ringan 50 kDa atau rantai-A. Rantai tersebut terhubung oleh ikatan disulfida.
Rantai-B mengikat disialoganglioside (GD2 dan GD1b) pada membran neuronal dan berisi
domain translokasi yang membantu pergerakan protein di membran itu dan ke neuron. Rantai-A,
seng endopeptidase, menyerang protein membran vesikel-terkait (VAMP). Pengkodean Gen
TetX ini terletak di plasmid PE88.

Gambar 1. Struktur Tetanospasmin


(Rana, 1996)
Toksin tetanus menyebabkan kelumpuhan dengan menghalangi pelepasan
neurotransmitter inhibisi seperti glisin, γ-aminobutyric acid (GABA), dopamin, dan
noradrenalin. GABA adalah neuroinhibitor utama pada susunan saraf pusat, yang berfungsi
mencegah pelepasan impuls saraf yang eksesif. Toksin tetanus tidak mencegah sintesis atau
penyimpnan glisin maupun GABA, namun secara spesifik menghambat pelepasan kedua
neurotransmitter tersebut di daerah sinaps dengan cara mempengaruhi sensitifitas terhadap
kalsium dan proses eksosiosis.
Gambar 2. Mekanisme kerja Tetanospasmin
(Rana, 1996)

Sumber :

Brennen. 2008. Clostridium tetani. [Online]. Tersedia:


http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2008/unrein_bren/ [14 November 2014].

CDC. 2002. Clostridium tetani (tetanus). [Online]. Tersedia:


http://microbes.historique.net/tetani.html [14 November 2014].

Madigan MT, Martinko JM. 2006. Brock Biology of Microorganisms 11th ed. New
Jersey : Pearson Education.Hal. 233-245

Perlstein D. 2010. Tetanus (Lockjaw & Tetanus Vaccinations). [Online].


Tersedia: http://www.medicinenet.com/tetanus/article.htm [14 November 2014 ].

Anda mungkin juga menyukai