Anda di halaman 1dari 20

PERBEDAAN KETERBACAAN POLA SIDIK IBU JARI

TANGAN KANAN PADA KARTU SIM DI YOGYAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Memenuhi Derajat Sarjana Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter

oleh:

Januar Rezky Winarto Putra


12711006

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
DIFFERENCES READIBILITY PATTERN ON THUMB
FINGERPRINT OF RIGHT HAND ON THE SIM CARD IN
YOGYAKARTA

A Publication Script

Submitted in Partial Fulfillment of Requirement


for the Bachelor’s Degree of Medicine

Medical Doctor Study Program

By:

Januar Rezky Winarto Putra


12711006

MEDICAL FACULTY
ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
PERBEDAAN KETERBACAAN POLA SIDIK IBU JARI TANGAN
KANAN PADA KARTU SIM DI YOGYAKARTA

Januar Rezky Winarto Putra, Handayani Dwi Utami, Zainuri Sabta


Nugraha

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia


Departemen Anatomi Universitas Islam Indonesia

INTISARI

Latar Belakang: Kartu SIM memiliki data identitas dari pemilik salah satunya
gambaran sidik jari pemilik. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan
keterbacaan sidik jari yang tercetak pada kartu SIM. Metode Penelitian:
Penelitian bersifat observational deskriptif yang dilakukan secara cross sectional
dengan jumlah subyek 98 mahasiwa kedokteran angkatan 2015 dan angkatan
2016 di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Data yang diperoleh
dianalisis dengan uji t-test. Hasil Penelitian: Dari 98 sidik jari yang terbaca, 66
(67.35%) pola sidik jari yang terbaca dan 23(23,47%) jumlah sulur sidik jari yang
terbaca pada kartu SIM dibandingkan dengan sidik jari yang asli (nilai p=1,00).
Pola loop memiliki persentase terbesar sebesar 59,3%, pola arch (5,1%),dan pola
whorl (33,7%) dengan persentase perempuan lebih besar sebesar 35,7%.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan keterbacaan pola sidik ibu jari tangan
kanan yang tercap dengan sidik ibu jari tangan kanan pada kartu SIM
Kata Kunci : Sidik Jari, Kartu SIM, Ibu Jari Tangan Kanan
DIFFERENCES READIBILITY PATTERN ON THUMB FINGERPRINT OF
RIGHT HAND ON THE SIM CARD IN YOGYAKARTA

Januar Rezky Winarto Putra, Handayani Dwi Utami, Zainuri Sabta Nugraha

Medical Student of Universitas Islam Indonesia


Anatomy Department of Medical School, Universitas Islam Indonesia

ABSTRACK

Background: The SIM card has the identity data of the owner one of which is the
fingerprint of the owner .Objective: to determine fingerprint readability accuracy
printed on SIM card. Method: The study was observational descriptive cross-
sectional done with the number of subjects 98 medical students class of 2015 and
force 2016 at the Faculty of Medicine, Islamic University of Indonesia. The data
obtained were analyzed by t-test. Result: Of the 98 printed fingerprints, 66
(67.35%) of the printed fingerprint patterns and 23 (23.47%) the number of
tendrils of fingerprints read on the SIM card compared to the original fingerprint
(p = 1.00) . The loop pattern has the largest percentage of 59.3%, arch pattern
(5.1%), and whorl pattern (33.7%) with the greater percentage of females 35.7%.
Conclusions: The legibility of the fingerprint pattern and the number of the
tendons of the SIM over the fingerprint are 66 for the pattern, and 23 for the
pattern and the number of tendrils
Keywords: Fingerprint, SIM Card, Thumb of Right Hand
PENDAHULUAN sidik jari tidak akan hilang sampai
seseorang meninggal dunia dan
Latar Belakang busuk, goresan-goresan atau luka
Dermatoglifi atau pola sidik biasanya pada waktu kulit berganti
jari merupakan gambaran guratan- akan membentuk pola yang sama.
guratan yang menonjol khas pada Kecuali kulit tersebut mengalami
ujung jari manusia, bersifat unik dan luka bakar yang parah. Pola
berbeda-beda bagi setiap individu. dermatoglifi merupakan salah satu
Adanya sulur yang paralel variasi biologis yang berbeda dari
membentuk suatu pola pada ujung orang yang satu dengan orang yang
jari, telapak tangan dan kaki. lain. Pembentukan pola dematoglifi
Gambaran tiap sulur dermal ini terjadi sebelum usia 12 minggu
ditentukan oleh banyaknya gen yang perkembangan embrio. Pola
saling mempengaruhi dan mungkin dermatoglifi tidak akan berubah
beberapa diantaranya bersifat setelah 12 minggu sehingga pola
dominan dan tidak dapat dipengaruhi dermatoglifi dapat digunakan sebagai
oleh faktor lingkungan sesudah lahir alat identifikasi personal
(Burns & Graham, 2005). Sidik jari (Chintamani, 2007).
telah digunakan untuk keperluan
identifikasi, hubungan keturunan, Terdapat media yang
maupun membantu diagnosis menggunakan sidik jari sebagai alat
(Suryadi, 1985) identifikasi personal seperti absensi
Menurut Supardi (2002) sidik jari, kartu identitas, dan
dalam Veneza (2013), Sidik jari dokumen lain seperti SKCK. Pada
berperan sangat penting dalam abad 20, sidik jari dikembangkan ke
proses identifikasi personal dan arah security system yang berfungsi
mengungkap pelaku suatu tindak sebagai data keamanan. Sebagai
pidana. Sidik jari adalah kulit yang contoh mesin absensi kartu identitas
menebal dan menipis membentuk yang terdapat sidik jari sebagai
suatu ”punggungan“ pada telapak identitas personal seperti SIM, KTP,
jari yang membentuk suatu pola, dan Ijazah. Penduduk baru yang
ingin membuat kartu KTP baru, di keadaan rusak dan tidak terbaca lagi
dalam salah satu prosedur pembuatan (Kepolisian Negara RI, 2012).
melalui proses pengambilan sidik jari Dalam ilmu daktiloskopi, sidik jari
sebagai identitas pribadi. dikatakan identik apabila mempunyai
Selain pada kartu KTP, minimal 12 titik yang sama dalam
pembuatan kartu SIM untuk satu ruas jari dan tidak perlu lengkap
pengendara bermotor baik yang semua, bisa kelingking atau ibu jari
beroda dua atau lebih pada salah satu (Supardi (2002) dalam Veneza
prosedurnya juga melalui proses (2013)).
pengambilan sidik jari sebagai
identitas pribadi. Perbedaannya Menurut Peraturan
adalah pada kartu KTP tidak KAPOLRI Nomor 9 tahun 2012
tercantumkan sidik jari dari pemilik Pasal 4, SIM berfungsi sebagai:
kartu, sedangkan pada kartu SIM a. Legitismasi Kompetensi
selain pada database juga Pengemudi merupakan
dicantumkan gambaan pola sidik jari bentuk pengakuan dan
dari pemilik kartu pada sisi depan penghargaan dari Negara
kartu sim disamping identitas Republik Indonesia kepada
pemilik. para peserta uji yang telah
Sidik jari yang terdapat di lulus Ujian Teori, Ujian
SIM nantinya akan dibandingkan Keterampilan melalui
dengan cap sidik jari yang dilakukan Simulator, dan Ujian
peneliti. Faktanya, Sidik jari yang Praktik.
terdapat di kartu sim memiliki b. Identitas Pengemudi
beberapa keterbatasan seperti pada memuat keterangan
cetakan pada kartu sim yang blur identitas lengkap
atau tidak jelas, terlalu tebal, teknik Pengemudi.
pengambilan atau penekanan jari c. Kontrol Kompetensi
yang tidak sesuai. Kartu SIM Pengemudi merupakan alat
dinyatakan tidak berlaku lagi apabila penegakan hukum dan
salah satunya kartu SIM dalam
bentuk akuntabilitas mempermudah dalam berpergian dari
Pengemudi. satu tempat ke tempat yang lain.
d. Forensik Kepolisian Sebagai contoh seseorang dapat
memuat identitas mengansur uang muka Rp. 500.000
pengemudi yang dapat untuk memiliki kendaraan
digunakan untuk bermotor.(Kompasiana, 2015).
mendukung kegiatan Berdasarkan data BPS (Badan
penyelidikan dan penyidik Pusat Statistik) D.I Yogyakarta tahun
pelanggaran dan 2012, populasi pengemudi kendaraan
kecelakaan lalu lintas serta bermotor berjumlah 1.537.534 buah
tindak pidana lain. dengan 1.531.006 buah kendaraan
Banyak Penduduk menjadi pribadi, 374 buah kendaraan umum,
lebih cepat mempunyai SIM dan 6.154 buah kendaraan
daripada KTP. Hal ini karena dalam pemerintah.
Pasal 77 ayat (1) UU Nomor 22
Tahun 2009 tentang lalu lintas dan Berdasarkan Peraturan
angkutan jalan menyatakan bahwa Kepala Kepolisian Negara Republik
setiap penduduk yang memiliki Indonesia Nomor 9 Tahun 2012
kendaraan bermotor wajib untuk pasal 25 ayat 1 dan UU No. 22
memiliki Surat Izin Mengemudi Tahun 2009 Pasal 81 ayat 2,
sesuai dengan jenis Kendaraan Persyaratan Umur yang berhak
Bermotor yang dikemudikan. memiliki SIM paling rendah yaitu:
Semakin mudahnya orang a. Berusia 17 tahun untuk
memperoleh kendaraan dan SIM A, SIM C, dan SIM
meningkatnya gaya hidup hedonisme D;
membuat kendaraan saat ini bukan b. Berusia 20 tahun untuk
lagi menjadi barang mewah. Dengan SIM B I ;
makin meningkatnya kegiatan c. Berusia 21 tahun untuk
manusia untuk memenuhi kehidupan SIM B II ;
sehari-hari, seseorang diharuskan d. Berusia 20 tahun untuk
memiliki kendaraan untuk SIM A Umum ;
e. Berusia 22 tahun untuk identifikasi yang digunakan dalam
SIM B I Umum ; dan berbagai kasus harus ilmiah, dapat
f. Berusia 23 tahun untuk diandalkan (Reliable), berlaku
SIM B II Umum. diberbagai kondisi lingkungan dan
mampu diimplementasikan dalam
Berdasarkan uraian latar jangka waktu yang lama. Identifikasi
belakang di atas, mendorong peneliti personal dibagi menjadi 2 yaitu:
untuk melakukan penelitian untuk a) Identifikasi Primer: pemeriksaan
mengetahui akurasi keterbacaan sidik DNA, sidik jari dan gigi
ibu jari tangan kanan pada kartu SIM b) Identifikasi Sekunder: deskripsi
dalam proses identifikasi personal. personal (tinggi badan dan berat
Rumusan Masalah badan), catatan medis, tato serta
Apakah pola sidik jari yang properti (pakaian dan perhiasan)
tercetak pada kartu SIM akurat yang ditemukan pada tubuh.
dibandingkan dengan sidik jari yang
sesungguhnya? METODE PENELITIAN
Tujuan Penelitian Penelitian ini merupakan
Untuk mengetahui akurasi penelitian observational deskriptif
keterbacaan sidik jari yang tercetak dengan desain penelitian cross
pada kartu SIM. sectional. Penelitian akan dilakukan
Syarat Identifikasi dikatakan tepat, pada Mahasiswa kedokteran
yaitu menentukan identitas seseorang angkatan 2015 sampai dengan
berdasarkan Identification Board angkatan 2016 yang masih berstatus
DVI Indonesia adalah didukung aktif di Universitas Islam Indonesia
minimal salah satu primary Fakultas Kedokteran dengan
identifiers positif, atau didukung pengambilan sampel dipilih secara
dengan minimal dua secondary acak berdasarkan total minimal
identifiers positif (Prawestiningtyas, kelompok individu yang diperoleh di
2009) Fakultas kedokteran (Total sampling)
Berdasarkan Protokol dengan mengambil cap sidik ibu jari
Interpol DVI (2014), Metode tangan kanan dan sampel foto sidik
jari pada kartu SIM kemudian Kriteria Inklusi
dibandingkan. Penelitian cross a. Mahasiswa kedokteran UII
sectional dilakukan dengan cara aktif angkatan 2015-2016
peneliti melakukan observasi atau yang memiliki kartu SIM.
pengukuran variabel pada satu saat b. Cetakan sidik jari pada
atau satu periode tertentu, yaitu tiap Kartu sim terlihat jelas atau
subjek hanya diobservasi satu kali tidak blur.
saja dan pengukuran variabel subjek Kriteria eksklusi
dilakukan pada saat pemeriksaan. a. Terdapat kelainan pada sidik
ibu jari tangan kanan.
Tempat dan Waktu Penelitian b. Kartu SIM rusak atau patah.
Tempat yang akan digunakan c. Subyek tidak bersedia atau
dalam melakukan penelitian dan menolak berpartisipasi
pengambilan subjek penelitian yaitu dalam penelitian.
di wilayah Kampus Universitas Besar Sampel
Islam Indonesia. Waktu pelaksanaan Penelitian Ini termasuk dalam
penelitian akan dilakukan pada bulan penelitian deskriptif kategorik
Juli 2016 – Maret 2017. sehingga rumus yang
digunakan untuk menghitung
Subyek Penelitian besar sampel minimal sebagai
Subjek penelitian pada berikut (Dahlan, 2016):
penelitian ini terdiri dari Mahasiswa 𝑍𝛼 2 ×𝑃×𝑄
n=
kedokteran UII angkatan 2015-2016 𝑑2
yang berstatus aktif. Pada subyek Keterangan :
penelitian yang digunakan yaitu Z α = statistik Z (jika α= 0,05,
memenuhi kriteria inklusi dan maka Zα= 1,96)
eksklusi di wilayah Universitas Islam P = perkiraan proporsi
Indonesia. (prevalensi) variabel
dependen pada populasi
(p= 0,58)
Q = 1 – P (1-p) = 1-0,58 = 0,42
d = delta; presisi absolut atau HASIL DAN PEMBAHASAN
margin of error yang Subyek penelitian pada
diinginkan (0,15) penelitian ini terdiri dari Mahasiswa
N = (1,96)2 x 0,58 x 0,42 kedokteran UII angkatan 2015-2016
(0,10) 2 berstatus aktif dengan jumlah
= 0,9358 responden yang didapat berjumlah
0,01 98 orang. Dengan total sidik ibu jari
= 93,58 tangan kanan tercap manual yang
(dibulatkan menjadi 94) terbaca pada laki-laki berjumlah 49
Instrumen Penelitian orang dan perempuan berjumlah 49
Alat dan bahan yang akan orang.
digunakan dalam penelitian
Tabel 1 Gambaran sidik ibu jari tangan
adalah tinta ungu, kertas F4 70 kanan berdasarkan pola
gr, tempat stempel tangan atau Gambaran
sidik jari
No Jumlah Persentase
bak tempat tangan, lap basah dan berdasarkan
Pola
lap kering dan kaca pembesar. Pola sidik ibu
jari tangan
98 100%
kanan yang
tercap manual
Analisis Data 1 Arch 5 5,1%
Data yang diperoleh adalah data 2 Loop Radial 1 1%
3 Loop Ulnar 55 56,1%
primer berupa sidik ibu jari tangan 4 Double Loop 4 4,1%
5 Whorl 33 33,7%
kanan yang dicap manual dan data Pola sidik jari
pada kartu 98 100%
sekunder berupa gambar sidik jari SIM
1 Arch 4 4,1%
pada kartu SIM. Data yang diperoleh
2 Loop Radial 2 2%
diuji normalitas dengan uji 3 Loop Ulnar 36 36,7%
4 Double Loop 1 1%
Kolmogorov-Smirnov. Hasil data 5 Whorl 23 23,5%
6 Total terbaca 66 67,3%
yang telah diuji normalitas kemudian 7 Tidak terbaca 32 32,7%
dilakukan uji chi-square bila hasil uji
menunjukkan data berdistribusi Berdasarkan tabel 1

normal dan uji alternatif Fisher bila didapatkan jumlah pola sidik ibu jari

data tidak berdistribusi normal. tangan kanan yang tercap manual


berjumlah 98 pola yang terdiri atas:
pola arch berjumlah 5(5,1%), pola 4(4,1%), pola loop ulnar berjumlah
loop ulnar berjumlah 55(56,1%), 36(36,7%), pola loop radilal
pola loop radial berjumlah 1(1%), berjumlah 2(2%), pola double loop
pola double loop berjumlah 4(4,1%) berjumlah 1(1%), dan pola whorl
dan pola whorl berjumlah berjumlah 23(23,5%) dengan pola
33(33,7%). Sedangkan jumlah pola yang tidak terbaca berjumlah
sidik jari yang terbaca pada kartu 32(32,7%)..
SIM berjumlah 66(67,3%) yang
terdiri atas: pola arch berjumlah

Tabel 2 Gambaran sidik jari berdasarkan jenis kelamin


Jenis Kelamin
Gambaran Laki-laki Perempuan Total
No
sidik jari terbaca Tidak terbaca Terbaca Tidak terbaca
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Sidik Ibu
jari tangan
1 kanan yang 49 50% 0 0% 49 50% 0 0% 98 100%
tercap
manual
Sidik ibu
jari tangan
2 15 15,3%% 34 34,7% 12 12,2% 37 37,8% 98 100%
kanan pada
kartu SIM
yang terbaca sebesar 12 responden.
Berdasarkan tabel 2 berdasarkan
Menurut Syamsulrizal (2016) Jumlah
jenis kelamin didapatkan jumlah
sulur pada ujung jari/Total ridge
responden pada sidik ibu jari tangan
count (TRC) dapat dihitung dari
kanan yang tercap manual berjumlah
sudut triradius kearah pusat, pada
98 responden dengan responden laki-
pola whorl dapat dihitung pada
laki berjumlah 49 responden dan
kedua sudut radius kemudian dibagi
perempuan berjumlah 49 responden.
dua,pada pola loop dapat dihitung
Sedangkan jumlah sidik jari pada
pada sudut radius dan pada pola arch
kartu SIM yang terbaca berjumlah 27
tidak dapat dihitung karena tidak
responden yang tidak terbaca
memiliki sudut radius. Selain tidak
berjumlah 71 responden dengan
memenuhi kriteria keterbacaan,
jumlah laki-laki yang terbaca sebesar
faktor lain yang mempengaruhi
15 responden dan jumlah perempuan
jumlah responden yang terbaca yaitu
cetakan pada kartu SIM terlalu tebal

Tabel 3 Gambaran sidik jari berdasarkan jumlah sulur ibu jari tangan kanan
Gambaran sidik jari berdasar jumlah
No Jumlah Persentase
sulur ibu jari tangan kanan
Jumlah sulur ibu jari tangan kanan
98 100%
yang tercap manual
1 0-5 5 5,1%
2 6-10 5 5,1%
3 11-15 33 33,7%
4 16-20 51 52%
5 21-25 3 3,1%
6 26-30 1 1%
Jumlah sulur ibu jari tangan kanan
98 100%
pada kartu SIM
1 0-5 4 4,1%
2 6-10 3 3,1%
3 11-15 11 11,2%
4 16-20 9 9,1%
5 Terbaca 27 27,6%
6 Tidak terbaca 71 72,4%
3(3,1%), range jumlah sulur 26-30
Berdasarkan tabel 3
berjumlah 1(1%). Sedangkan jumlah
berdasarkan jumlah sulur ibu jari
sulur ibu jari tangan kanan pada
tangan kanan didapatkan hasil pada
kartu SIM yang terbaca berjumlah
sidik ibu jari tangan kanan yang
27(27,6%) sulur yang terdiri dari:
tercap manual berjumlah 98 sulur
range jumlah sulur 0-5 berjumlah
dengan range yang terdiri dari: range
4(4,1%), range jumlah sulur 6-10
jumlah sulur 0-5 berjumlah 5(5,1%),
berjumlah 3(3,1%), range jumlah
range jumlah sulur 6-10 berjumlah
sulur 11-15 berjumlah 11(11,2%),
5(5,1%), range jumlah sulur 11-15
range jumlah sulur 16-20 berjumlah
berjumlah 33(33,7%), range jumlah
9(9,1%), dan yang tidak terbaca
sulur 16-20 berjumlah 51(52%),
berjumlah 71(72,4%) sulur.
range jumlah sulur 21-25 berjumlah
Tabel 4.Distribusi keterbacaan sidik ibu jari tangan dengan sidik jari pada kartu
SIM.
Sidik ibu jari tangan kanan dengan
No Jumlah Persentase keterbacaan
sidik jari pada kartu SIM
1 Pola yang sama 64 65,3%
2 Pola dan jumlah sulur yang sama 27 27,6%
3 Total responden 98 100%
memiliki pola dan jumlah sulur yang
Berdasarkan tabel 4
sama berjumlah 27(27,6%).Hal ini
didapatkan hasil distribusi
dipengaruhi oleh faktor tidak terlihat
keterbacaan pola yang dapat terbaca
sudut triradius pada gambar sidik jari
sama pada sidik ibu jari yang tercap
di kartu SIM
manual dan pada sidik jari di kartu
SIM berjumlah 64(65,3%) dan yang
Tabel.5. Uji fisher perbandingan jumlah sulur ibu jari tangan kanan pada kartu SIM dengan jumlah
sulur ibu jari tangan kanan cap manual
Jumlah sulur ibu jari jumlah Nilai p
tanagan kanan pada kartu Berbeda 0 0,15
SIM – Jumlah sulur ibu jari Sama 27
tangan kanan cap manual Total 27
perbedaan jumlah sulur sidik jari
Dari tabel uji Fisher diatas
atau Total Ridge Count (TRC) pada
jumlah rigi ibu jari tangan kanan
kelompok hipertensi essensial
yang sama sebanyak 27 orang
dengan kelompok bukan hipertensi
dengan angka signifikasi (p>0,05)
essensial.hal ini juga dibuktikan
menunjukkan bahwa tidak terdapat
dalam penelitian Siburian (2010)
perbedaan yang bermakna antara
bahwa tidak ada perbedaan jumlah
jumlah sulur ibu jari tangan kanan
sulur antara kelompok DM dengan
pada kartu SIM dan jumlah sulur ibu
kelompok normal.
jari tangan kanan yang dicap manual.
Hal ini senada dengan
penelitian Jaya (2014) tidak terdapat
Tabel 6 Gambaran pola sidik ibu jari tangan kanan dan pola sidik jari pada kartu
SIM

Pola sidik ibu jari Pola sidik jari pada


jari tercap manual kartu SIM

6% 1% 3% 6%
Arch
Arch
loop ulnar
35% loop radial
35% loop radial
loop ulnar
double loop
55% Double loop 53%
Whorl
3% Whorl 2%
miss
1%

dari pola arch, loop radial, double


Dari tabel .6 didapatkan
loop dan whorl dengan persentase
jumlah responden yang memiliki
53%. Hal ini senada dengan
gambaran pola yang sama sebesar 64
penelitian Jaya (2014) bahwa pada
pola sdidik jari responden dengan 34
kelompok tidak hipertensi essensial
pola tidak sama. Dari tabel 4.8 total
atau kelompok normal pola loop
responden gambaran pola sidik jari
ulnar memiliki jumlah terbanyak
yang dapat dibandingkan didapat
sebesar 62,3% dan pola loop radial
jumlah pola sebesar 64 pola yang
sebesar 6,6%. Hal ini juga senada
terdiri atas: pola yang tidak
dengan penelitian Ainur (2009)
sama(miss) sebesar 2, pola arch 4,
bahwa persentase pola yang lebih
pola loop radial 1, pola loop ulnar
dominan pada pola loop ulnar, pada
35,pola double loop 1 dan pola whorl
kelompok anak normal pola loop
adalah 23 dengan angka significancy
ulnar didapatkan persentase sebesar
menunjukkan angka signifikasi
53%, pola whorl sebesar 38%, pola
0,376.
arch sebesar 5 %.
Pada penelitian ini pola loop ulnar
memiliki jumlah yang lebih besar
.
Tabel 7 Distribusi perbandingan pola sidik ibu jari tercap manual dengan jenis
kelamin.

25 22
20
13 14
15
9
10
5 3
1 1 0 1 0
0
arch loop ulnar loop radial double loop whorl
Laki-laki Perempuan

Pada tabel 7 didapatkan pada dengan jenis kelamin adalah 64


pola arch total yang diperoleh responden dengan angka significancy
berjumlah 4 (6,3%) dengan pria menunjukkan angka signifikasi 0,054
berjumlah 3 (4,7%) dan wanita (p>0,05) menunjukkan bahwa tidak
berjumlah 1 (1,6%) , pada pola loop terdapat perbedaan antara pola sidik
radial total yang diperoleh berjumlah ibu jari yang sama dengan jenis
1 (1,6%) dengan pria berjumlah 1 kelamin
(1,6%) dan wanita berjumlah 0 (0%), Penelitian ini senada dengan
pola loop ulnar berjumlah 35 penelitian yang dilakukan Hidayati
(54,7%) dengan pria berjumlah 13 (2015) yang menyatakan bahwa
(20,3%) dan wanita berjumlah 22 persentase loop pada tangan kanan
(34,4%), pola double loop berjumlah dan tangan kiri perempuan tertinggi
1(1,6%) dengan pria berjumlah daripada pola arch dan whorl. Hal ini
1(1,6%) dan wanita 0(0%), pada pola diperkuat oleh penelitian yang
whorl total yang diperoleh berjumlah dilakukan Wang (2014) bahwa pola
23 (35,9 %) dengan pria berjumlah loop ulnar memiliki persentase
14 (21,9%) dan wanita berjumlah 9 95,53% yang besar dari pola yang
(14,1%). Total perbedaan sidik jari lain dan perempuan.
yang memiliki pola yang sama
Tabel 8 Distribusi keterbacaan pola dan sulur ibu jari tangan kanan pada kartu
SIM berdasarkan Polda yang mengesahkan

Yang bertanggungjawab
Keterbacaan sidik ibu jari tangan kanan pada kartu SIM
mengesahkan kartu SIM
Terbaca keduanya (pola dan
No
jumlah sulur ibu jari tangan Tidak terbaca keduanya
POLDA
kanan)
∑ % ∑ %
1 Jatim 2 7,4% 12 16,9%
2 Jateng 8 29,6% 21 29,6%
3 DIY 5 18,5% 11 15,5%
4 Jabar 4 14,8% 7 9,9%
5 Metro Jaya 0 0% 5 7,0%
6 Bali 0 0% 1 1,4%
7 Sumsel 1 3,7% 0 0%
8 Lampung 0 0% 1 1,4%
9 Riau 2 7,4% 1 1,4%
10 Bengkulu 0 0% 3 4,2%
11 Jambi 0 0% 1 1,4%
12 Sumut 0 0% 1 1,4%
13 Kalbar 1 3,7% 0 0%
14 Kalteng 0 0% 2 2,8%
15 Kalsel 1 3,7% 1 1,4%
16 Kaltim 1 3,7% 1 1,4%
17 Gorontalo 0 0% 1 1,4%
18 Sultra 0 0% 1 1,4%
19 NTB 1 3,7% 1 1,4%
20 Maluku Utara 1 3,7% 0 0%
Total 27 100% 71 100%
Total Sidik Jari SIM terbaca keduanya 27 (27,6%)
Total Sidik Ibu Jari Kartu SIM tidak terbaca keduanya 71 (72,4%)
Berdasarkan tabel 8 dari 27 sidik ibu
jari tangan kanan pada kartu SIM
yang terbaca sama antara pola dan
jumlah sulur jari, total polda Jateng
memiliki jumlah terbesar dengan
total 8 ,polda DIY berjumlah 5,
polda Jabar berjumlah 4, polda Riau
dan polda Jatim berjumlah 2, polda
Maluku Utara, polda Kaltim, polda
Kalsel, polda Sumsel, polda NTB
dan polda Kalbar berjumlah 1
Tabel 9 Faktor sidik jari tidak terbaca keduanya secara umum berdasarkan
polda/polres yang mengesahkan

Faktor Sidik Jari tidak terbaca keduanya secara umum


berdasarkan polda/polres yang mengesahkan
45
40
35
30
25
20
15 jumlah
10
5
0
cetakan sudut gambar gambar tidak pola tidak
tebal triradius rusak hilang terlihat pola terlihat
dan sudut
triradius

faktor terbesar yang (2,8%) dan gambar sidik jari


mempengaruhi tidak terbaca sama menghilang (2,8%).
pola dan jumlah sulur berdasarkan Keterbatasan yang ada pada
polda/ adalah pada cetakan sidik ibu penelitian ini adalah hanya
jari tangan kanan di kartu SIM tidak menghitung sulur dan pola ibu jari
terlihat sudut triradius (54,9%%) tangan kanan. Namun ternyata tidak
sehingga sulit untuk menghitung semua kartu SIM bisa terbaca dengan
jumlah sulur, selain itu faktor lain jelas jumlah sulur yang tercantum,
adalah cetakan sidik jari yang terlalu sehingga mempengaruhi hasil
tebal (25,4%)l, gambar sidik jari akurasi keterbacaan sidik jari pada
yang rusak (8,5%), pada cetakan kartu SIM. Hal ini disebabkan oleh
sidik jari tidak memperlihatkan beberapa faktor seperti kualitas
gambaran pola dan sudut triradius cetakan sidik jari yang kurang
(5,6%), gambar pola tidak terlihat memadai.
KESIMPULAN dan mencetak gambar sidik jari
Berdasarkan hasil dengan kualitas sufficient.
penelitian dapat disimpulkan tidak 4. Memperbesar ukuran diameter
terdapat perbedaan keterbacaan pola cetakan sidik jari pada kartu
sidik ibu jari tangan kanan yang SIM dengan memperlihatkan
tercap dengan sidik ibu jari tangan sudut triradius dan titik
kanan pada kartu SIM. pusat/central point serta
gambaran pola sidik jari
personal
SARAN
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut
UCAPAN TERIMA KASIH
tentang perbandingan
Ucapan terimakasih ditunjukan
kerterbacaan pola sidik jari
kepada Allah SWT, dr. Linda Rosita,
tangan kanan pada responden
M.Kes, Sp.PK, dr. Erlina Marfianti,
dengan sidik jari pada surat
M.Sc.,Sp.PD, dr. Handayani Dwi
SKCK atau Ijazah.
Utami, M.Sc., Sp.F, dr. Zainuri Sabta
2. Untuk pengelola INAFIS bisa
Nugraha, M.Sc, kedua orang tua,
mengambil dan mencetak
saudara, sahabat, dan semua pihak
gambar sidik jari dengan
yang baik secara langsung maupun
kualitas sufficient seperti:
tidak langsung telah menumbuhkan
cetakan sidik jari pada kartu
ide atau gagasan dalam pemikiran
SIM terlihat jelas pola dan
penulis sehingga dapat
guratan/rigi jari tangan kanan,
menyelesaikan penelitian ini.
terdapat sudut triradius pada
cetakan sidik ibu jari tangan
DAFTAR PUSTAKA
kanan pada kartu SIM.
3. Melakukan pelatihan kepada
petugas yang mengambil Ainur A., Hastuti J., Nugraha Z.S.,
2009. Pola Sidik Jari Anak-
cetakan sidik ibu jari tangan
Anak Sindrom Down di SLB
kanan mengenai pengambilan Bakhti Kencana dan Anak-
Anak Normal di SD Budi
Mulia Dua Yogyakarta. JKKI Stature. Didownload dari
1(1) www.galton.orgpada Juni
Alberink, I., Jongh, A., Rodriguez, 2016
C. 2014.Fingermark Graham, R., Brown, B. 2005.
Evidence Evaluation Based Lecture Notes Dermatologi
on Automated Fingerprint edisi 8. Jakarta: Erlangga.
Identification System Hal 8.
Matching Scores: The Effect Hidayati, F. 2015. Variasi Pola Sidik
of Different Types of Jari pada Populasi Jawa dan
Conditioning on Likelihood Papua. Jurnal Universitas
Ratios. Journal of Forensic Airlangga 4(1):30-41.
Science 59(1). Idries, A.M..,Tjiptomartono, A.L.
Babler, W.J. 1991. Embryologic 2011. Penerapan Ilmu
Development of Epidermal Kedokteran Forensik dalam
Ridges and Their Proses Penyidikan edisi
Configuraqtions. Baylor revisi 2. Jakarta: Sagung
College of Dentistry. Dallas. Seto.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. INTERPOL. 2014.
Data Jumlah Kendaraan INTERPOL:Disaster Victim
Bermotor Yogyakarta. Identification Guide, pdf.
Chastanti. I. 2009. Pola Multifaktor Jalali, E., Tilaki, K.W.H., 2002.
Sidik Jari PadaPenderita Dermatoglyphic patterns in
Obesitas Di Daerah Medan patients with myocardial
dan Sekitarnya, Skripsi, infarction. Acta Medical
Departemen Biologi Fakultas Irenics, 40(3): 187-191.
Matematika dan Ilmu Jaya, H., Triwani., Yasin, H.,
Pengetahuan Alam, Marwoto., Lukman., 2014.
Universitas Sumatera Utara. Hubungan Pola Dermatologi
Chintamani. 2007. Qualitative & Dengan Hipertensi Essensial.
quantitative dermatoglyphic: Jurnal Keperawatan
a prospective clinical study. Soedirman 9(2).
BMC 7:44. Kepolisian Negara RI. 2012.
Dahlan., S. 2016. Besar Sampel dan Peraturan Kepala Kepolisian
Cara Pengambilan Sampel Negara Republik Indonesia
dalam Penelitian Kedokteran Nomor 9 Tahun 2012
dan Kesehtan. Edisi 4. Tentang Surat Izin
Jakarta: Salemba Medika. Mengemudi. BN, (279).
Hal 36-41 Lahiri, A., Bandyopadhyay, S.,
Elvayandri. 2002. Sistem Keamanan Adhya, S., Ghosh, S.,
Akses Menggunakan Pola Goswami, S., Bhattacharya,
Sidik Jari Berbasis Jaringan P. 2013. A Study on
Saraf Tiruan. Relationship between
http://eva@itb.ac.id diakses Dermatoglyphics and
pada Januari 2015 Hypertension, IOSR Journal
Galton, F. 1886. Reggresion towards of Dental and medical
Mediocrity in Hereditary
Science (IOSR-JDMS) Sidik Jari Dan Total Ridge
7(6):62-65. Count KelompokResidivis Di
Lathif, N., Hidayatno, A., Isnanto, I ndonesia. Konas Biologi V
R.A. 2011. Aplikasi Sidik Semarang.
Jari untuk Sistem Presensi Syamsulrizal., 2016. Jumlah Sulur
Menggunakan Magic Secure sebagai penanda Diabetes
2500. Seminar Tugas Akhir. Melitus Tipe-2 Etnis
Universitas Diponegoro. Minangkabau. Biospecies
Mundijo, T. 2016. Gambaran Pola 9(2):18-23.
Sidik Jari pada Mahasiswa Umana., Uduak, E., Netete, B.V.,
Fakultas Kedokteran Timbuak, J.A., Ibegbu, A.O.,
Universitas Muhamadiyah Musa, S.A., Hamman, W.O.
Palembang Angkatan Tahun 2014. Dermatoglyphics and
2015. MEDIKA 6(2). Cheiloscopy Pattern in
Prawestiningtyas. E., Algozi. A.M. Hypertensive Patients; A
2009. Forensic Identification Study in Ahmadu Bello
Based on Both Primary and University Teaching
Secondary Examination Hospital, Zaria, Nigeria and
Priority In Victim Identifiers Environs. International
on Two Different Mass Journal of Scientific and
Disaster Cases. Jurnal Research Publication
Kedokteran Brawijaya 4(5):2250-3153.
25(2):87-92. Undang Undang Nomor 22 Tahun
Sadler, T. W. 2000. Embriologi 2009 Tentang Lalu Lintas
Kedokteran Langman. Edisi ke-7. dan Angkutan Jalan
Jakarta: EGC. Veneza, D.A. 2013. Fungsi Sidik Jari
Saha, S. 2003. Directional and Dalam Mengidentifikasi
fluctuating asymmetry in Korban dan Pelaku Tindak
finger and a-b ridge counts in Pidana, Skripsi, Fakultas
psychosis : a case control Hukum, Universitas
study. BMC Psychiatry. Hasanudin Makassar.
Siburian, J., Anggreini, E., Hayati, Yapari, D. 2013. Pengemudi
S.F., 2010. Analisis Pola Kendaraan tanpa SIM Siapa
Sidik Jari Tangan dan Jumlah yangSalah?.
Sulur Serta Besar Sudut ATD http://www.kompasiana.com/
Penderita Diabetes Melitus di dennyyapari/pengemudi-
Rumah Sakit Umum Daerah kendaraan-tanpa-sim-siapa-
Jambi. Biospecies 2(2):12-17. yang-
Soetarmono, A.N.D. 2012. salah_550da0e9813311c42ab
Identifikasi Sidik Jari Dengan 1e5d7 [diperbaharui tanggal
Menggunakan Struktur 25 Juni 2015, diakses tanggal
Minutia. Jurnal TEKNIKA 25 Juli 2016]
1(1):36-46.
Suryadi, R., Satmoko., Rafi’ah,
Rt.St., Syahrum, M.H.,
Ramelan, W. 1981. Pola

Anda mungkin juga menyukai