Anda di halaman 1dari 21

115

BAB V

KEGIATAN INTERVENSI

A. Rencana Kegiatan (Plan of Action) Intervensi

Berdasarkan prioritas masalah kesehatan di Desa Dalampagar

yang sudah didapatkan, maka akan dibuat sebuah rencana kegiatan

intervensi untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan

tersebut. Berikut merupakan langkah-langkah untuk membuat

rencana kegiatan intervensi (plan of action):

1. Pendahuluan

Desa Dalampagar masih berupa pemukiman masyarakat

yang berada tidak jauh dari pusat kota Martapura dan memiliki

berbagai macam permasalahan kesehatan yang dialami

penduduknya. Salah satu permasalahan yang terjadi pada

penduduk Desa Dalampagar adalah kurangnya pengetahuan ibu

terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif tanpa disertai

asupan pendamping selama 0-6 bulan. Berdasarkan hasil survei

diagnosa komunitas melalui wawancara, pengamatan terhadap

kondisi lingkungan, serta musyawarah dengan warga bahwa ibu

selalu memberikan asupan pendamping disamping memberikan

ASI. Hal ini dipengaruhi oleh kejadian bayi yang sakit atau panas

karena dehidrasi dan tidak mendapatkan asupan selama 3 hari

97
98

pertama karena ASI yang tidak keluar dari puting payudara ibu.

Sehingga diambil kebijakan, 3 hari dapat diberikan asupan

khususnya susu formula namun tidak diberikan dengan dot bayi

agar bayi tidak salah membedakan dan membiasakan dengan

tekstur puting payudara ibu.

Alasan lain ibu yang memberikan asupan pendamping ASI

adalah tradisi Desa Dalampagar secara turun temurun

memberikan makanan agar dikecapnya, menurut warga hal ini

bertujuan agar merangsang indera pengecap dan penglihatan

berfungsi dengan sempurna. Namun hal ini justru dapat

memberikan risiko buruk terhadap kesehatan bayi. Pada usia di

bawah 6 bulan, daya imunitas bayi belum sempurna. Dengan

memberikan makanan sebelum usia 6 bulan, berarti membuka

kesempatan bagi kuman-kuman untuk masuk ke dalam tubuh

bayi. Apalagi bila makanan yang diberikan tidak terjamin

kebersihannya. Kemudian Sel-sel di sekitar usus pada bayi berusia

di bawah 6 bulan belum siap untuk menghadapi unsur-unsur atau

zat makanan yang dikonsumsinya. Akibatnya, makanan tersebut

dapat menimbulkan reaksi imun, sehingga dapat terjadi alergi

akibat makanan yang dikonsumsinya.


99

Dampak dari tidak tepatnya pemberian ASI Eksklusif

memang tidak secara signifikan muncul, dan jika memberikan

makanan lain secara terus menerus akan berdampak kurangnya

fungsi fisiologis, psikologis sampai kondisi terburuk pada bayi

yaitu kematian bayi. Riset terbaru WHO pada tahun 2005

menyebutkan bahwa 42 persen penyebab kematian balita di dunia

adalah akibat penyakit, yang terbesar adalah pneumonia (20

persen), selebihnya (58 persen) terkait dengan malnutrisi yang

seringkali terkait dengan asupan ASI (Siswono, 2006). Dan

berdasarkan hasil penelitian Ridwan Amirudin 2007, anak yang

tidak diberi ASI ekslusif lebih cepat terserang penyakit kronis

seperti kanker, jantung, hipertensi, dan diabetes setelah dewasa,

kemungkinan anak menderita kekurangan gizi dan obesitas

(Amiruddin, 2007).

Berdasarkan kejadian tersebut maka dibuatlah rencana

kegiatan intevensi (plan of action) untuk Desa Dalampagar antara

lain adalah penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan pelatihan kader

posyandu dalam membentuk kelompok sasaran yakni wanita usia

subur (WUS), pasangan usia subur (PUS), dan ibu hamil dengan

tema “Kelompok Ibu Sadar ASI” disingkat KIS-ASI sebagai

kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan ini melibatkan masyarakat


100

setempat khususnya sasaran , mahasiswa PBL, dan pihak terkait

lainnya dalam penyuluhan tersebut.

Perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan terlebih dulu

melakukan pendekatan terhadap aparat desa setempat dan

masyarakat, serta melihat kondisi desa untuk mengetahui tingkat

pengetahuan warga desa khususnya ibu akan pentingnya

pengetahuan terhadap ASI Eksklusif. Serta melakukan advokasi

terhadap pejabat setempat yakni tokoh-tokoh desa yang berperan

penting dalam memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI

Eksklusif bagi bayi.

Pihak-pihak yang dilibatkan adalah mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat, dosen-dosen pengajar, aparat desa,

pejabat desa setempat, instansi kesehatan setempat, dan

masyarakat Desa Dalampagar. Kegiatan ini akan dilaksanakan

pada saat Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I.

2. Analisa Situasi (Keadaan dan Masalah)

a. Keadaan Daerah

Desa Dalampagar merupakan salah satu dari beberapa

desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Martapura

Timur Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Desa

Dalampagar terdiri dari 3 rukun tetangga dengan luas daerah


101

luas sekitar 68,045 Ha/m2. Jarak Desa Dalampagar dengan Ibu

Kota Kabupaten atau Kota sekitar 4 kilometer (km).

b. Sarana Upaya Kesehatan yang Ada

Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Desa

Dalampagar berupa 1 Posyandu. Posyandu diadakan setiap 1

kali 1 bulan. Posyandu tersebut memiliki 6 tenaga kesehatan

yaitu seorang bidan dan 5 orang kader.

c. Masalah Kesehatan

Setelah dilakukan analisa permasalahan, ditemukan

permasalahan yaitu:

1) Terjadinya bayi lahir mati.

2) Kurangnya kesadaran ibu membawa balita untuk kunjungan

ke Posyandu

3) Riwayat imunisasi yang tidak lengkap.

4) Masih kurangnya pengetahuan tentang Jampersal.

5) Ibu yang belum mengetahui pentingnya pemberian ASI

Eksklusif pada bayi yang berumur 0-6 bulan memberikan

asupan pendamping ASI kepada bayi yang berumur

sebelum 6 bulan.

3. Tujuan dan Masalah

Masalah yang terjadi di Desa Dalampagar seperti yang

disebutkan di atas dan yang menjadi prioritas masalah adalah ibu


102

yang belum mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif

pada bayi yang berumur 0-6 bulan dan memberikan asupan

pendamping ASI kepada bayi yang berumur sebelum 6 bulan.

Salah satu cara pemecahan masalah tersebut adalah dengan

memberikan pengetahuan mengenai ASI Eksklusif. Tujuan dari

kegiatan ini antara lain adalah:

a. Tujuan umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa

Dalampagar dengan melakukan upaya promotif dan preventif

serta dengan perlahan merubah paradigma masyarakat

mengenai KIA-KB.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah:

1) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya

ibu pengertian ASI Eksklusif.

2) Melakukan pendekatan edukatif kepada sasaran sekunder

dan tersier dalam hal ini keluarga dan tokoh masyarakat

maupun kader yang berperan penting dalam pemantauan

terhadap pemberian ASI Eksklusif.

3) Mengurangi risiko angka kejadian penyakit pada bayi yang

timbul akibat asupan disamping pemberian ASI sebelum 6

bulan.
103

4) Memberikan pengetahuan pada ibu bagaimana perawatan

payudara ketika hamil.

5) Merubah persepsi masyarakat tentang pemberian asupan

sebelum 6 bulan.

6) Meningkatkan status gizi bayi.

4. Kebijaksanaan Pelaksanaan dan Pokok-pokok Kegiatan

a. Pokok-pokok kebijaksanaan yang ada atau yang akan

dilakukan

Kebijaksanaan pelaksanaan dari kegiatan ini adalah

koordinasi antara para aparat desa, kader posyandu, dan

keluarga untuk terus memantau perilaku ibu hamil dan

menyusui agar berdampak baik bagi ASI yang diberikan.

b. Kegiatan Pokok

Kegiatan yang akan dilakukan berupa:

1) Melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) untuk mendiskusikan rencana

kegiatan pemecahan masalah (pra intervensi).

2) Melakukan penyuluhan kepada warga desa khususnya ibu

hamil dan menyusui tentang pengetahuan ASI Eksklusif.

3) Pelatihan kader posyandu untuk membentuk kelompok

sadar ASI Eksklusif dari sasaran dengan nama kelompok ibu

sadar ASI (KIS ASI).


104

4) Penempelan stiker di depan rumah sasaran dan poster

tentang ASI Eksklusif di Posyandu.

5) Pemilihan duta ASI.

6) Upgrading kader posyandu mengenai perkembangan

kesadaran ibu akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

7) Quiz Refreshing kepada kelompok ibu sadar ASI (KIS ASI)

tentang ASI Eksklusif.

8) Pemantauan kader posyandu terhadap KIS ASI.

9) Membuat mading tentang ASI oleh KIS ASI.

c. Pengaturan Sumber Daya

Pengaturan sumber daya pada kegiatan ini adalah

pengaturan terhadap tenaga pelaksana kegiatan dan dana yang

diperlukan untuk realisasi kegiatan intervensi. Tenaga

pelaksana adalah mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat, aparat desa,

serta bantuan dari masyarakat setempat khususnya kader

dalam hal pemantauan kesadaran ibu akan ASI. Sumber dana

yaitu iuran mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Lambung Mangkurat dan dana donatur pengajuan

proposal.
105

d. Pengaturan Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat khususnya kader sangat

dibutuhkan dalam pengawasan dan pemantauan, serta

membina bumil, buteki, PUS dan WUS agar memberikan

kesadaran dan menambah pengetahuan sasaran terhadap

pentingnya pemberian ASI terutama ASI Eksklusif.

e. Pengaturan Kerjasama Lintas Sektoral

Kerjasama lintas sektoral yaitu antara mahasiswa, aparat

desa, puskesmas, bidan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat

sehingga rencana kegiatan yang ingin dilaksanakan bisa

berjalan optimal dan lancar tanpa hambatan yang berarti.

f. Penyesuaian Waktu

Waktu kegiatan akan dilaksanakan pada saat Pengalaman

Belajar Lapangan (PBL) I.

5. Organisasi dan Penggerakkan Pelaksanaan

a. Organisasi Pelaksanaan

Bagan Organisasi dan Pergerakan Pelaksanaan Kegiatan

Program Intervensi Masalah Kesehatan di Desa Dalampagar


106

Penanggung Jawab
Lenie Marlinae, SKM, MKL
Camat Martapura Timur
Kepala Desa Dalampagar

Pembimbing
Lenie Marlinae, SKM, MKL
Ketua-Ketua RT
Kepala Puskesmas

Ketua
Husda Oktaviannoor

Sekretaris Bendahara
Renny Ismaya Lourensia Ester

Sekbid. Pemberdayaan Sekbid. Perlengkapan Sekbid. Humas dan


dan Kegiatan dan Logistik Dana Usaha
Rezki Agustina Satria muhtadi Yusuf Junaidi

Masyarakat
Kader

Gambar 3. Bagan Organisasi Program Intervensi KIS ASI

b. Koordinasi Organisasi dalam Pelaksanaan Program

Intervensi Masalah Kesehatan di Desa Dalampagar

Koordinasi organisasi dalam pelaksanaan program

intervensi masalah kesehatan di Desa Takuti yaitu ketua

kelompok melakukan konsultasi kepada pembimbing

mengenai program intervensi yang telah dipilih. Jika

pembimbing menyetujui program intervensi yang telah dipilih,


107

pembimbing akan mengarahkan kelompok untuk melanjutkan

dan melaksanakan program intervensi tersebut.

Setelah melakukan konsultasi dengan pembimbing,

ketua meminta persetujuan kepada penanggung jawab untuk

melakukan program intervensi yang telah dipilih. Kemudian

jika mendapatkan izin maka ketua akan melaksanakan

program intervensi yang telah dibuat.

Ketua kemudian menggerakkan sekretaris, bendahara,

sekbid. pemberdayaan dan kegiatan, sekbid. perlengkapan dan

logistik, sekbid humas dan dana usaha, dan meminta

partisipasi masyarakat khususnya kader desa dalam

melaksanakan program intervensi tersebut.

6. Sumber Daya yang Dimanfaatkan

Sumber daya yang dimanfaatkan pada saat kegiatan antara

lain:

a. Tenaga

Tenaga yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan ini

adalah:

1) Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Lambung Mangkurat.

2) Camat Martapura Timur.

3) Instansi kesehatan seperti dinas kesehatan dan puskesmas.


108

4) Kepala Desa Dalampagar dan seluruh aparat desa.

5) Kader Desa Dalampagar.

b. Dana yang Tersedia

Dana yang tersedia yaitu dari iuran mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat

dan dana donatur pengajuan proposal.

7. Pengawasan Pengendalian dan Penilaian

Kegiatan intervensi yang akan dilaksanakan yaitu

memberikan penyuluhan sebagai wahana penambah wawasan

dan pengetahuan terhadap pentinganya pemberian ASI

Eksklusif pada bayi sejak kelahiran sampai umur 6 bulan.

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

a. Input seperti tenaga (sumber daya manusia) yang dapat

dikerahkan untuk kegiatan ini, sumber dana, dan bantuan

dari donatur.

b. Proses kegiatan pelaksanaan dari kegiatan baik dari

pelaksanaan penyuluhan sampai ke tahap pembinaan

kelompok sadar ASI dari sasaran oleh kader juga merupakan

indikator keberhasilan kegiatan, baik adanya hambatan atau

faktor penunjang kegiatan.

c. Segi output (hasil) dari kegiatan intervensi, dilihat dari

partisipasi masyarakat untuk menjalankan program intervensi


109

dengan baik sehingga mendapatkan outcome yang baik, seperti

meningkatkan kunjungan ke Posyandu, penignkatan

kesadaran pentingnya memberikan ASI Eksklusif dan

perawatan payudara selama kehamilan, meningkatkan status

gizi bayi dan balita, serta menerapkan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) pada masyarakat khususnya buteki, bumil,

PUS dan WUS Desa Dalampagar.

Setelah kegiatan dilakukan harus ada tindak lanjut seperti

pengawasan, pengendalian, dan penilaian untuk memantau

keberhasilan kegiatan intervensi yang kita laksanakan.

Beberapa tindakan penilaian antara lain adalah:

a. Pretest dan posttest pada saat penyuluhan berlangsung untuk

mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan.

b. Upgrading serta memantau setiap sebulan bulan sekali

terhadap kader untuk mem-follow up perkembangan KIS ASI

yang telah diterapkan serta mengetahui sejauh mana

pengetahuan KIS ASI terhadap ASI tersebut.

c. Melihat status gizi bayi dan balita Desa Dalampagar melalui

buku KMS atau data dari Bidan.


110

8. Penutup

Hal yang harus dipertimbangan yaitu waktu, sasaran,

tenaga, dana, dan lain-lain yang akan membantu dalam proses

pelaksaaan kegiatan. Di bawah ini merupakan tabel rencana

kegiatan intervensi (Plan Of Action) yang akan dilakukan.


115

Tabel 72. Rangkaian perencanaan kegiatan intervensi

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Metode Pelak Tempat Alat Indikator Biaya Ket.
sana Peraga
Koordinasi Memperkenal Ketua-ketua - Capaian : 70% Tanya Maha Kantor - Peserta dapat -
dengan kan diri dan RT, Tokoh - Jumlah sasaran : Jawab siswa Kepala memberikan
masyarakat : mendapat Masyarakat, 10 orang Diskusi PBL Desa masukan
“membahas respon untuk Tokoh - Waktu tentang
PRAINTER
masalah program yang Agama, dan pelakasanaan : program
VENSI
program akan kader 26 Juli 2013 yang
yang akan dilaksanakan diajukan
dilaksanakan

Penyuluhan Masyarakat Masyarakat - Capaian : 75% CeramahT Maha Posyandu Leflet Peserta 300.000,0
Pengetahuan dapat Desa - Jumlah sasaran : anya siswa dan door to memperhatia 0
ASI Eksklusif memperoleh Dalampagar 37 Jawab PBL door ke kn dan
pengetahuan PUS, - Waktu dan rumah antusias
tentang Bumil/Bute pelaksanaan : 31 kader sasaran dalam
pentingnya ki, WUS Juli 2013 mengikuti
INTERVEN pemberian jalannya
SI ASI Eksklusif acara
penyuluhan

97
112
44

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Metode Pelaksan Tempat Alat Peraga Indikator Biaya Ket.
a
Penempela Agar WUS, - Capaian : 77% - Mahasis Setiap Stiker Memberikan
n stiker ASI penempelan Bumil - Jumlah sasaran : wa PBL Rumah tanda pada
Eksklusif stiker dan PUS 37 dan Sasaran tiap rumah
memberikan yang - Waktu kader bahwa mereka
kesadaran akan bersangk pelaksanaan : 31 sudah
pentingnya ASI utan dan Juli 2013 dilakukan
Eksklusif pada kader penyuluhan
bayi
Penempela Agar Para - Waktu - Mahasis Posyan Poster Meningkatkan
n Poster penempelan panitia pelaksanaan :31 wa du kunjungan ke
ASI poster Juli 2013 Posyandu dan 80.000
Eksklusif memberikan kesadaran ,-
kesadaran akan pada KIS ASI
pentingnya ASI agar selalu
Eksklusif pada memberikan
bayi ASI Eksklusif
Pemilihan Pemilihan duta KIS ASI - Capaian Mahasis Rumah Dengan 50.000
Duta ASI ASI sebagai 85%Jumlah Melalui wa PBL BPD dilakukan ,-
mitra kader sasaran : 2 orang nilai pemilihan
dalam dari sasaran / post Duta ASI,
mengawasi mitra kader test dapat menjadi
pelaksanaan - Waktu tertingg motivasi dan
oleh KIS ASI pelakasanaan : i semangat
Bulan Agustus untuk
memotivasi
113
45

Upgrading Follow Up Kader - Capaian : 87% Curah Maha Rumah - Mampu lebih 500.00
Kader kader mengenai - Jumlah sasaran : 5 pendap siswa Warga meningkatkan 0,-
perkembangan - Waktu at, PBL / pembinaan ke
pelaksanaan pelakasanaan : sharing Kantor KIS ASI
dan Monev atau Bulan September, pengala Pemba
masukan- November, Januari man kal
masukan saran
oleh kader
Quiz mengingat KIS ASI - Capaian : 75% Soal Mahasis Kantor - Kembali -
Refreshing kembali - Jumlah sasaran : wa PBL Kepala merefreshing
tentang ASI pengetahuan 37 Desa apa-apa saja
eksklusif tentang ASI - Waktu yang didapat
oleh KIS ekslusif oleh KIS pelakasanaan : dari
ASI ASI Bulan September, penyuluhan
November, Jan sebelumnya
Pemantaua memantau KIS ASI - Capaian : Maha Tiap Kader mampu
n Kader setiap bulan 75%Jumlah siswa rumah memonitoring
terhadap bagaimana sasaran : 37 PBL KIS ASI
KIS ASI perilaku PHBS - Waktu
oleh KIS ASI pelakasanaan :
setiap bulan
Membuat Media baca di Kader - Capaian : 90% Mading Mahasis Depan Mading Menambah 80.000
Mading Posyandu dan KIS - Jumlah sasaran : bebas wa PBL Posyan pengetahuan ,-
tentang ASI 42 dan du sasaran dan
ASI(kelomp - Waktu kader semangat
ok yang pelakasanaan : dalam
erbaik Bulan Oktober dan pelaksanaan
dapat Januari KIS ASI
46
114

eward)
EVALUASI Evaluasi Mengukur Bumil/B - Capaian : Pre Mahasis Rumah Besar
penyuluhan sejauh mana uteki, 90%Jumlah dan wa PBL BPD pengetahuan
“ASI sasaran tahu WUS, sasaran : 37 Post sasaran
Eksklusif” mengenai ASI PUS - Waktu test tentang ASI
Eksklusif pelakasanaan : -
Melihat Melihat KIS ASI - Capaian : 80% - Mahasis Posyan - Peningkatan -
data adanya - Waktu wa PBL du Status Gizi
Posyandu perkembangan pelakasanaan : Bayi
dan bidan status Gizi PBL 2
mengenai Bayi
status Gizi
Bayi
115

B. Persiapan Kegiatan Intervensi

Bentuk kegiatan intervensi yang dilakukan pada Pengalaman

Belajar Lapangan (PBL) 1 mengalami beberapa perubahan dari

rencana kegiatan (Plan Of Action) yang telah dirancang pada waktu

sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan diskusi

dengan masyarakat terdapat beberapa hambatan seperti susahnya

mengumpulkan masyarakat yang ada dikarenakan terbentur dengan

kegiatan puasa Ramadhan sehingga masyarakat memiliki kesibukan

lain. Persiapan yang dilakukan mulai dari perencanaan penyuluhan

serta penyusunan kepanitiaan dalam penyuluhan. Kegiatan yang

dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan intervensi

pada PBL 1 yaitu:

1. Persiapan Kegiatan Intervensi Fisik

Kegiatan intervensi fisik yang kami lakukan yaitu

Penempelan Stiker ASI Eksklusif di depan rumah sasaran.

Persiapan kegiatan intervensi fisik yang dilakukan yaitu:

a. Pembuatan stiker dan poster

Selain penyuluhan dan pelatihan, persiapan intervensi

selanjutnya ialah membuat stiker dan poster serta penyebaran

proposal bantuan pada CV dan dinas-dinas terkait.

97
116

b. Kerja sama lintas sektoral

Persiapan intervensi yang terakhir ialah melakukan kerja

sama dengan pihak dalam penyediaan buku modul untuk

kader tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan ASI.

2. Persiapan Kegiatan Intervensi Nonfisik

Kegiatan intervensi nonfisik yang kami lakukan yaitu

mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi serta pelatihan kader untuk me-

refreshing pengetahuan tentang ASI Eksklusif serta membuat

kelompok ibu sadar ASI (KIS ASI). Persiapan kegiatan intervensi

nonfisik yang dilakukan yaitu:

a. Menyiapkan Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan terdiri dari materi apa itu ASI

Eksklusif, keunggulan ASI Eksklusif, manfaat menyusui,

perawatan payudara saat hamil serta manfaat jika dilakukan

dan kerugian jika tidak dilakukan, langkah-langkah

menyusui. Materi penyuluhan melalui leaftlet diperbanyak

dan akan dibagikan kepada kader dan sasaran.

b. Menyiapkan kuisioner pre test dan post test

Kuisioner pre test dan post test berdasarkan materi apa

itu ASI Eksklusif, keunggulan ASI Eksklusif, manfaat

menyusui, perawatan payudara saat hamil serta manfaat jika


117

dilakukan dan kerugian jika tidak dilakukan, langkah-langkah

menyusui.

c. Menyiapkan Materi Pelatihan Kader

Materi pelatihan kader disampaikan langsung oleh

petugas dari Puskesmas Dalampagar tentang Posyandu karena

materi ini merupakan akar permasalahan dari berbagai

prioritas masalah yang terjadi, seperti kematian bayi,

jampersal, ASI Eksklusif dan riwayat imunisasi dan sangat

berkaitan erat satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai