Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia, dalam hal ini kaitanya dengan pekerjaan, secara
umum di Indonesia terjadi kesenjangan antara jumlah lowongan pekerjaan yang
ada dengan jumlah pencari kerja. Jumlah pencari kerja selalu lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah lowongan pekerjaan yang ada. Hal ini
menunjukan bahwa pentingnya wirausaha dalam masa pembangunan. Jiwa
wirausaha sebagai salah satu modal untuk berwirausaha perlu ditanamkan pada
setiap individu, termasuk mahamahasiswa.
Agar mahasiswa ini memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu berwirausaha,
maka yang perlu didorong pertama kali adalah intensi mahamahasiswa untuk
berwirausaha itu sendiri. Dengan adanya intensi maka akan menumbuhkan
sikap dan perilaku mahamahasiswa dalam berwirausaha.
Untuk menumbuhkan perilaku dalam berwirausaha pada mahamahasiswa
tersebut maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai kontributor
untuk mempengaruhinya. Ajzen dalam Andika (2012, h. 3) mengemukakan
faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (pengetahuan), faktor
eksternal seperti keluarga (lingkungan keluarga), teman, tetangga dan lain
sebagainya.
Berdasarkan hal itu maka, yang pertama yaitu bahwa untuk menumbuhkan
perilaku dalam berwirausaha adalah berasal dari kampus itu sendiri, maka kami
menulis makalah ini sebagai bentuk perwujudan dari upaya menumbuhkan jiwa
wirausaha mahasiswa itu sendiri.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana sistem manajeman dan pengelolaan suatu
wirausaha yang dirintis sendiri .
1.2.2 Tujuan khusus

1
berdasarkan tujuan umum diatas, maka tujuan khusus dari laporan ini
adalah untuk mengetahui :
1. Hal yang dibutuhkan dalam suatu wirausaha
2. Sumber modal usaha
3. Laporan keuangan suatu wirausaha
4. Permodalan awal usaha
5. Cara memanajemen wirausaha

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan baru dalam mengubah pola
pikir dalam berwirausaha
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan sistem manajemen yang baik dan
benar dalam berwirausaha
1.3.2 Bagi perusahaan
Dapat menambah wawasan baru dan dapat menjadi masukan bagi
perusahaan dalam mengelola perusahaannya

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan
1. Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam
bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata
entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Prancis yaitu
“entreprende” yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah
ini diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (1755).
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Definisi
tersebut secara lebih luas dikemukakan oleh Hisrich dalam Suryana, yang
mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha,
diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas
jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Sementara itu,
Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni
1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan: “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan
produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar”.

2. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

3
Plato menyatakan bahwa pengetahuan adalah keyakinan
yang dibenarkan. Namun terdapat definisi yang disepakatai secara
tunggal, bahwa pengetahuan melibatkan proses kognitif yang
kompleks, persepsi, pembelajaran, komunikasi, asosiasi, dan
penalaran Kuntowicaksono dalam Apriliani (2015, h. 12)..
Selanjutnya pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut :

a. Tahu (know)
Kemampuan untuk mengingat materi yang telah dipelajari
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima.
b. Memahami (comperhensip)
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat mempresentasikan materi
tersebut.
c. Aplikasi (aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
dalam suatu komponen-komponen dalam struktur
organisasi dengan yang lainnya.
e. Sintesis (sinthesis)
Kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formolasi yang
ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap materi
atau suatu objek. (Natoatmodjo, 2003:47

Terdapat penjelasan mengenai sumber pengetahuan, menurut Suhartono


Kuntowicaksono (2012, h. 47):

a. Sumber pertama yaitu berasal dari kepercayaan tradisi, adat, dan


agama, berupa nilai-nilai warisan nenek moyang, biasanya

4
berbentuk norma dan kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan
sehari-hari, kemudian pengetahuan yang bersumber dari
kepercayaan cenderung bersifat tetap tetapi subjektif.

5
b. Sumber kedua yaitu pengetahuan berdasarkan kepada otoritas
kesaksian orang lain, biasanya bersumber dari orang tua, guru,
ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. Jadi apapun yang
mereka katakan benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau
jelek pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tampa
kritik.
c. Sumber ketiga yaitu pengalaman indriawi. Dengan mata, telingan,
hidung, lidah, dan kulit orang mampu melakukan kegiatan hidup.
d. Sumber keempat yaitu akal pikiran yang berbeda dengan indera,
akal pikiran memiliki sifat lebih rohani, karena itu lingkup
kemampuaannya melebihi panca indera yang menembus batas-batas
fisis sampi kepada yang bersifat metafisis.
e. Sumber kelima yaitu intuisi dimanasumber ini berupa gerak hati
yang paling dalam, jadi sangat bersifat spiritual lampaui ambang
batas ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman.
Pengetahuan intuitif itu kebenarannya tidak dapat diuji baik menurut
ukuran pengalaman indriawi maupun akal pikiran.
Difinisi pengetahuan telah dijabarkan jelas oleh beberapa ahli,
kemudian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu hal
yang dapat diketahui, dipahami dan diperoleh dari hasil pengamatan melalui
indera dan pengalaman.

Pengetahuan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, dan


perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur)
sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai
pilihan karir (Retno dan Trisnadi, 2012, h. 113). Pengetahuan
kewirausahaan didefinisikan oleh Kuntowicaksono (2012, h. 47) sebagai :
Pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai
karakter positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-
peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntukan dirinya
dan masyarakat atau konsumennya.
Sedangkan menurut Nurbaya dan Moerdiyanto (2012, h. 10).
Pengetahuan kewirausahaan didefinisikan sebagai berikut :

6
Pengetahuan kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun prilaku, sifat,
ciri, dan watak seseorang yang mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara kreatif. Berpikir sesuatu yang baru (kreatifitas) dan
bertindak melakukan sesuatu yang baru (keinovasian) guna
menciptakan nilai tambah agar mampu bersaing dengan tujuan
menciptakan kemakmuran individu dan masyarakat.
Karya dari wirausaha dibangun berkelanjutan, dilembagakan agar
kelak berjalan dengan efektif ditangan orang lain. Dalam mempelajari
kewirausahaan, bagi mahasiswa selain mendapatkan pengetahuan
kewirausahaan juga akan memperoleh pengetahuan tentang nilai- nilai
kewirausahaan hal ini sesuai dengan pendapat Hasan (1996, h. 248)
menyatakan “jika suatu disiplin ilmu diajarkan kepada seseorang atau
sekelompok mahasiswa, kalaupun tidak dinyatakan secara tersurat,
tujuan yang berhubungan dengan nilai merupakan salah satu tujuan
pendidikan disiplin itu”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam
pembelajaran kewirausahaan, mahasiswa akan memperoleh
pengetahuan berwirausaha serta pengetahuan nilai-nilai kewirausahaan.
Dalam studinya jones et all (2008) menemukan “Seperempat dari
seluruh responden menyatakan bahwa karir kewirausahaan diperoleh
melalui aspek nilai”.
Pengetahuan kewirausahaan di sekolah menengah kejuruan
diperoleh melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung.
Pengetahuan secara langsung didapat melalui keterlibatan mahasiswa
dalam pelatihan kewirausahaan.
2.2 Fungsi Manajemen Kewirausahaan
Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen kewirausahaan
adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh


dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus
dilakukan, kapan dikerjakan/dimulai, bagaimana melakukannya,

7
dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan, dan siapa yang akan
melakukan pekerjaan tersebut. Proses tersebut itulah yang pada
akhirnya akan menghasilkan suatu rencana.
2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan berbagai kegiatan


atau pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata
dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta
hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-
masing. Hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya struktur
organisasi sesuai dengan rencana yang telah disusun.
3) Pelaksanaan (Actuating)

Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk


menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam
menjalankan organisasi para pemimpin atau manajer harus
menggerakkan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan
pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin , memberi
perintah,, memberi petunjuk dan memotivasi, pelaksanaan pekerjaan
dilakukan dengan berpedoman pada rencana yang telah disusun.
4) Pengawasan (Controlling)

Controlling (pengawasan) adalah proses untuk mengukur dan


menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika
dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera
dikendalikan sesuai dengan rencana yang disusun. Dengan adanya
pengendalian diharapkan tujuan dapat dicapai sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan ini juga dilaporkan faktorfaktor
pendukung dan penghambat kerja, sehingga memudahkan usaha
perbaikan. Jadi, pengawasan ini dilihat dari segi input, proses, output
bahkan outcomenya telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau
belum sesuai tujuan yang ditetapkan.
2.2 Indikator Pengetahuan Kewirausahaan

8
Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan sesuai dengan ungkapan
Michael Harris dalam Suryana (2014, h. 81)
wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta
tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
Beberapa bekal pengetahuan kewirausahaan yang perlu dimiliki
menurut Suryana (2014, h. 81) adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Dengan demikian pengetahuan kewirausahaan adalah pengetahuan


yang didapat dari proses pembelajaran kewirausahaan yang diperoleh
mahasiswa di sekolah maupun diluar sekolah mengenai bagaimana
memanfaatkan peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang
menguntungkan, bagaimana merintis usaha baru, menghasilkan tambah
baru dan menghasilkan produk dan jasa baru sebagai modal untuk
berwirausaha.

2.3 Perilaku Kewirausahaan


Suryana (2014, h. 14) berpendapat Perilaku adalah suatu fungsi dari
interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya. Menurut
pandangan psikologi wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan
kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka
bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan
orang lain. Perilaku menurut Zamroni (2010, h. 154):
Merupakan fungsi sikap, perilaku erat kaitanya dengan niat, sedangkan
niat akan ditentukan oleh sikap dan norma subjektif. Nilai seseorang untuk
melakukan sesuatu ditentukan oleh dua hal, pertama sesuatu yang datang
dirinya, yaitu sikap. Kedua, sesuatu yang datang dari luar, yakni persepsi

9
tentang pendapat orang lain terhadap dirinya dalam kaitannya dengan
perilaku yang diperbincangkan.
Karakteristik individu itu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-
nilai, sifat kepribadian, dan sikap saling berinteraksi satu sama lain dan
kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam
menentukan perilaku. Kemudian Azwar (2008, h. 27) dalam bukunya
menjelaskan bahwa perilaku sebagai reaksi bersifat sederhana maupun
kompleks dan merupakan ekspresi sikap seseorang.
Sikap itu sudah terbentuk dalam dirinya karena sebagai tekanan atau
hambatan dari luar maupun dalam dirinya, artinya potensi reaksi yang sudah
terbentuk dalam dirinya akan muncul berup perilaku aktual sesuai cerminan
dirinya. Jadi jelas bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor dalam diri
maupun faktor lingkungan yang ada disekitarnya.
Artur Korilof dan John M. Mempil (Suryana, 2014, h. 23)
mengemukakan karakteristik kewirausahaan adalah bentuk nilai-nilai dan
perilaku kewirausahaan

Tabel 2.2 Nilai-nilai dan Perilaku Kewirausahaan

10
Nilai Perilaku
Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai

Risiko Moderat Tidak melakukan spekulasi melainkan


berdasarkan perhitungan yang matang
Melihat Peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik
mungkin
Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata
untuk memperoleh kejelasan
Optimisme Menganalisis data kinerja waktu untuk
memandu kegiatan
Uang Melihat uang sebagai suatu sumberdaya
sebagai tujuan akhir
Manajemen Proaktif Mengelola berdasarkan perencanaan
masa depan

Sumber: Suryana, 2014, Kewirausahaan, h. 23


Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi,
sedangkan inovasi dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosilogi.
Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus
of control, toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan,
pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Faktor pemicu yang
berasal dari lingkungan adalah peluang, model peran, aktivitas, pesaing,
inkubator, sumber daya, dan pemerintah. Sedangkan faktor pemicu yang
berasal dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua, dan jaringan
kelompok. Berikut ini adalah bagan yang dikemukakan oleh Carol Noore
(Suryana, 2014, h. 101).
Orang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat
menggabungkan nilai, sifat, utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis. Jadi pedoman,
pengharapan, dan nilai, baik yang berasal dari pribadi maupun kelompok,
berpengaruh dalam membentuk perilaku kewirausahaan.
Tabel 2.3
Ciri-Ciri dan Watak Wirausaha

Ciri-Ciri Watak

11
Percaya diri  Kepercayaan (keteguhan)
 Ketidaktergantungan, kepribadian mantap
 Optimisme
Berorientasikan tugas dan  Kebutuhan atau haus akan prestasi
hasil  Berorientasi laba atau hasil
 Tekun dan tabah
 Tekad, kerja keras, motivasi
 Energik
 Penuh inisiatif
Pengambil resiko  Mampu mengambil resiko
 Suka pada tantangan

Kepemimpinan  Mampu memimpin


 Dapat bergaul dengan orang lain
 Menanggapi saran dan kritik
Keorisinilan  Inovatif (pembaharu)
 Kreatif
 Fleksibel
 Banyak sumber
 Serba bisa
 Mengetahui banyak
Berorientasi ke masa depan  Pandangan kedepan
 Perseptif
Sumber : Buchari Alma, 2014, Kewirausahaan, h.5

12
2.4 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
Individu-individu yang ingin menjadi wirausaha sekaligus wiraswasta
jelas akan mempertimbangkan matang-matang manfaat dan pengorbanannya
yang diperoleh atas pilihan tersebut. Berbagai macam analisa bisnis pasti
menyertai dalam pertimbangannya, serta faktor risiko, faktor kebebesan,
faktor pendapatan individu dan yang tidak kalah penting faktor dukungan
keluarga akan menjadi faktor penentu. Geoffrey G. Merideth mengemukakan
keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
1) Keuntungan
 Memberi kesempatan kepada tiap pribadi untuk mengontrol jalan
hidup sendiri dengan imbalan kepemilikan yang diperoleh dari
kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan risiko.
 Kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi pribadi secara
penuh dan aktualitas diri untuk mencapai cita-cita.
 Kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan
yang lebih baik dengan waktu yang relatife lebih singkat.
 Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat
dengan lapangan kerja dan pengabdian serta memperoleh pengakuan
kerugian

2) Kerugian
 Kepastian pendapatan membuka dan menjalankan usaha tidak
menjamin anda akan memperoleh uang yang cukup untuk hidup.
Tidak adanya keteraturan pendapatan jika seperti bekerja dengan
orang lain. Sang pemilik yang dibayar paling akhir.
 Risiko hilangnya modal/asset/investasi anda. Usaha kecil
mempunyai tingkat keberhasilan yang rendah.
 Kualitas hidup sebelum bisnis mapan, kerja 12-6 jam sehari36 .
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Sabtu, 20 April 2019
Pukul : 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Bank Sampah Hanasty Kota Solok

3.1.2 Bank Sampah Hanasty


1. Latar belakang Bank Sampah Hanasty
Bank Sampah Hanesty merupakan bank sampah yang terletak di
tanah garam, kota Solok. Bank sampah ini bersiri pada 1 Oktober 2015.
Bank Sampah Hanasty disebutuga sebagai Hanasty Plastic. Hal ini
dikarenakan bank sampah Hanasty menggunakan bahan baku pengolahan
sampah jenis plastic.
Bank sampah ini dikelola oleh Roni Syrbaini. Namun pada mulanya
bank sampah ini didirikan oleh Roni SY beserta 4 teman-temannya.
Namun seiring berjalannya waktu, bank sampah ini dikelola sendiri oleh
Roni Syarbaini. Bapak Rony Syarbaini hanya lulusan STM elektro di kota
Padang. Ia sering terlibat dalam organisasi salah satunya organisasi yang
mempunyai kepedulian bersih-bersih gunung.
Ide untuk mendirikan bank sampah Hanasty dimulai ketika Roni
beserta kawan-kawannya pergi mendaki gunung. Dimana saat mereka
mendaki gunung mereka menyadari bahwa banyaknya sampah yang
berserakan. Karena hal itulah mereka berinisiatif untuk melakukan
gerakan bersih gunung, dimana sampah yang dikumpulkan dibawa dan
dibuang ke TPA. Seiring berjalannya waktu, roni dkk menyadari bahwa
bagaimanan caranya sampah yang dikumpulkan menjadi uang. Dan saat
itulah roni dkk memiliki ide untuk membuat bank sampah Hanasty.
Sehingga kata “Hanasty” sendiri diambil dari singkatan para pelopor bank
sampah ini.
Usaha yang dijalan oleh Rony dan kawan-kawannya ini pernah
mengalami masa-masa kritis setelah satu tahun menjalankan usaha bank
sampah hanasty. Pada tahun 2016 akhir, pendiri usaha tinggal berjumlah
satu orang yaitu Rony Syarbaini. Kemudian Rony sebagai direktur utama
pergi ke notaris untuk membuat surat izin usaha di bidang LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) dengan jenis bidang LSM “sosial dan usaha”.
Akhir tahun 2017, Bank Sampah Hanasty menjadi salah satu bank sampah
yang ada di Solok dengan sistem Online (Mobile Banking) sehingga
membantu dalam penilaian adipura. Bulan Januari 2018, Bank sampah
Hanasty menjadi bank sampah induk di kota solok yang nasabahnya
mencapai 600-an nasabah dari berbagai kalangan.
Motivator yang menjadi pedoman bagi Rony Syarbaini untuk tetap
selalu teguh pendirian membuka usaha yaitu Bob Sadino, seorang tokoh
wirausahawan yang telah sukses dengan berbagai keberhasilan yang
dicapainya. Salah satu kalimat Bob Sadino yaitu “untuk menghasilkan
uang dari usaha jangan tanya punya modal apa” artinya jika ada niat, tanpa
modal pun kita bisa menjalankan usaha tersebut.
Keunggulan dari Bank Sampah Hanasty adalah bank sampah ini
mnggunakan sistem Online termasuk Base Online dimana bank ini
merupakan satu-satunya bank sampah yang menggunakan sistem tersebut.
Pada awalnya bank sampah Hanasty hanya dapat mengolah smapah
plastik 300 kg/hari. Dan saat ini telah mengalami kemajuan pesat dan
mampu mengolah sampah sebanyak 2 ton/hari.

2. Proses Pendirian Bank Sampah Hanasty


Proses pendirian bank smapah Hanasty bermula dari modal sendiri.
Lalu mendapatkan bantuan dari dinas Lingkungan Hidup. Pada bulan
Januari 2018 dapat bantuan dari dinas LH berupa mesin pencacahan agar
proses pencacahan plastik lebih maksimal dan dapat mencacah 80 ton
sampah plstik.
a. Organisasi lain yaitu dinas lingkungan hidup yang sebagai
pepanjangan tangan dari bank sampah hanasty
b. Cabang usaha bank sampah yang lain dibentuk pada tahun 2018
yaitu berada di kota sawahlunto yang hanya bertahan 4-6 bulan dan di
solok selatan yang sudah gulung tikar juga dikarenakan kekurangan
Sumber Daya Manusia. Sedangkan di kota solok tidak diizinkan untuk
membuka cabang atau kemitraan lainnya oleh dinas lingkungan hidup.
Karna tidak ada cabang, bank sampah hanasty membuka unit-unit yang
tersebar di kota solok yaitu dengan kemitraan dan pembinaan unit.
Keuntungan dari bisnis bank sampah sebagai berikut:
a. Sampah merupakan bahan baku yang mudah didapat, mudah
ditemukan dan mudah dicari
b. Resiko dari usaha ini terbilang kecil karena sampah plastik sulit
terurai, tidak memiliki masa kadaluarsa, tidak bisa basi dan dapat
disimpan dalam jangka waktu yang sangat lama
c. Hasil dari pengolahan sampah plastik bernilai tinggi
d. Pemberlakuan sistem tabungan juga mendidik masyarakat untuk
gemar menabung dari hal-hal kecil

3. Organisasi Bank Sampah Hanasty

PIMPINAN
RONNY SY

WAKIL PIMPINAN
ALOFS Amd,Komp

BENDAHARA

SARI

DIVISI OPERASIONAL DIVISI PEMILAHAN


1. ANDI A 2. NOKAF 1. OS
3. RISKI 2. ERA
Struktur Organisasi Bank Sampah Hanasty terdiri dari karyawan tetap
berjumlah 6-8 orang dan karyawan lepas berjumlah ± 10 orang :
1. Direktur Utama (Rony Syarbaini)
Tugas dari direktur bank sampah hanasty yaitu :
a. Mengawasi kegiatan masing-masing jabatan sesuai dengan
prosedur kerja bank sampah yang telah ditetapkan secara
keseluruhan
b. Merencanakan langkah kedepan dan terget yang ingin dicapai
masing-masing divisi
c. Memberikan solusi dalam pemecahan masalah dan kendala yang
ditemui dilapangan berdasarkan masukan masing-masing divisi
d. Evaluasi keuangan bank sampah berdasarkan hasil kerja yang
dilaksanakan masing-masing divisi
e. Bertanggung jawab atas pengeluaran keuangan kegiatan dari bank
sampah
f. Menentukan gaji dan insentif karyawan bank sampah

2. Supervisor (Alofis Amd, Kom)


Tugas dari supervisor bank sampah hanasty yaitu : melakukan
pengontrolan/ pengawasan uama terhadap seksi-seksi bank sampah
hanasty.
3. Administrasi/ teller dan bendahara (Sari)
Tugas dari Administrasi/ teller bank sampah hanasty yaitu :
a. Melayani tamu dan nasabah yang datang ke kantor bank sampah
b. Menerima telepon dari nasabah atau pelanggan
c. Memasukkan data pembelian berdasarkan penimbangan dari
petugas pengambilan dan divisi operasional ke dalam database di
komputer
d. Mencetak atau menulis pembelian maupun penjualan sampah
e. Mencatat nilai sampah dari penimbangan sampah buku tabungan
bagi yang ingin ditabung dan buku induk
f. Menulis dan merekap nota penimbangan maupun nota penjualan ke
buku induk dan laporan harian
g. Menerima formulis dari individu, kelompok/ instansi yang ingin
menjadi nasabah
h. Memberi tanda tangan atau stempel bukti pembayaran di buku
tabungan, nota penimbangan atau nota penjualan
i. Mengarsipkan surat keluar dan surat masuk
j. Melaporkan kegiatan administrasi/ teller pada direktur
k. Membuat laporan harian dan bulanan penerimaan dan pengeluaran
keuangan bank sampah beserta bukti-bukti dan pengarsipannya
l. Membuat laporan kesimpulan bulanan keuangan bank sampah
terkait keuntungan dan hasil kegiatan bank sampah
m. Memberikan gaji karyawan
n. Memberikan uang untuk kegiatan operasional bank sampah yang
diminta maing-masing divisi
o. Melaporkan penerimaan dan pengeluaran keuangan pada direktur.

4. Seksi Operasional (Andri)


Tugas dari seksi operasional bank sampah hanasty yaitu :
a. Menyiapkan lokasi pengambilan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk pengambilan (mobil, timbangan, terpal, tali, nota dan alat-
alat tulis lain)
b. Konfirmasi dengan waktu kesiapan nasabah yang akan diambil
sampahnya
c. Melakukan pengambilan sesuai jadwal yang telah disepakati
d. Mengambil sampah nasabah sesuai jenis sampah yang telah
ditetapkan
e. Melakukan penimbangan sampah
f. Mmberikan nota dua rangkap

5. Seksi Pemilahan ( Os dan Era)


Tugas seksi pemilahan adalah memilah sampah yang telah terkumpul
dan memilah sampah berdasarkan warnanya
6. Seksi Pengolahan
Tugas seksi pengolahan adalah mengambil sampah plastik dari seksi
pemilahan dan memasukkan sampah kedalam mesin pencacah. Seksi
pengolahan juga bertugas membersihkan mesin sesudah digunakkan.

Adapun Standar Operasional Prosedur yang harus ditaati di Bank


Hanasty Plastik adalah:
1. Jam kerja 08.00 – 17.00
2. Istirahat 12.00-13.00
3. Jum’at istirahat jam 11.45-13.15
4. Izin sakit wajib dengan surat keterangan dokter/bidan. Dilr ketentuan
tersebut dianggap alfa
5. Jumlah alfa dalam 1 bulan maksimal 4 kali dengan konsekuensi
bonus kehadiran tidak dibayarkan sekaligus akan diberikan SP1
6. Jika dalam 1 bulan 5 kali alfa tanpa keterangan maka akan diberikan
SP2
7. Jika dalam 1 bulan 6 kali alfa tanpa keterangan maka akan diberikan
SP3 (diberhentikan)
8. Penghapusan SP akan dilakukan juka 3 bulan berturut-turut tidak
pernah alfa
9. Absensi diisi sebelum dan sesudah kegiatan kerja
10. Keterlambatan lebih dari 5 menit setiap kegiatan kerja dianggap ½
alfa (perhitungan berlaku akumulasi)

4. Kebutuhan Usaha Bank Sampah Hanasty


Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kebutuhan usaha tersebut dimulai dari persiapan
perusahaan sampai beroperasi. Dalam mendirikan usaha bank sampah
Hanasty ini yang hal-hal yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini
sebagai berikut :
a. Lokasi

Lokasi dalam bisnis bank sampah sebaiknya lokasi yang tidak


dapat menjadi pencemar bagi lingkungan sekitar, baik dari aspek
estetika maupun aspek lingkungan. Lokasi Bank Sampah Hanasty
berada di ujung suatu gang kecil berdekatan dengan rumah penduduk
sekitar dan lokasi terbuka. Dimana lokasi tersebut memenuhi aspek
estetika dan lingkungan. Pada tahun 2016, bagian bangunan bank
sampah hanasty yang dibangun berasal donasi dari Dinas Lingkungan H.
idup kota Solok, dimana bangunan terdiri dari sekat-sekat yang terdiri
antara proses pengumpulan, pemilahan, pencacahan dan pencucian,
pengepressan, dan ruang kantor bank sampah hanasty.
b. Peralatan/ mesin

Pada tahun 2018, bank sampah hanasty mendapatkan bantuan


modal mesin cacahan dari Medan, dimana mesin pencacah yang lama
degan kapasitas 300 kg perhari diganti dengan mesin pencacah
kapasitas 1 ton perhari. Sedangkan untuk mesin-mesin dan peralatan
lain di beli menggunakan uang perusahaan sendiri dengan dana aset dan
pengembangan yang berasal dari tabungan nasabah.
c. Karyawan

Karyawan tetap yang dibutuhkan minimal berjumlah 6 orang


sesuai dengan jabatan organisasinya. Sedangkan karyawan tidak tetap
dibutuhkan sesuai dengan SDM yang mau bekerja di bank sampah
hanasty tersebut . hanya saja gaji karyawan tetap diperoleh setiap
bulan dan sedangkan gaji karyawan lepas/ tidak tetap diperoleh setiap
hari sesuai beban pekerjaannya.
d. Nasabah

Nasabah yang boleh menabung di bank sampah hanasty berasal dari


semua kalangan, baik itu ibu-ibu rumah tangga ataupun pengusaha-
pengusaha yang bersedia gabung. Lebih banyak nasabah yang
bergabung, maka lebih banyak keuntungan yang diperoleh oleh bank
sampah tersebut. Pada Maret 2019, jumlah nasabah aktif Sampah
Hanasty sudah mencapai 621 nasabah yang tersebar di kota solok
dengan 300 nasabah aktif. Serta sudah terdapt 3 unit tang dibina.

5. Modal Usaha Bank Sampah Hanasty


Modal awal untuk membuka usaha Bank Sampah Hanasty ini
diperlukan bahan mulai dari kebutuhan operasional seperti komputer st. 4
bekas milik sendiri dan membeli aplikasi untuk menjalankan usaha
sebesar 1.200.000 rupiah, motor becak bekas milik sendiri yang
dimodifikasi untuk penjemputan sampah di kolektor. Karyawan belum
ada, untuk setiap kegiatan operasional sampai dengan kegiatan
pengolahan sampah dilakukan oleh lima pendiri bank sampah tersebut.
Semakin lama usaha bank sapah semakin berkembang, hingga dinas
Lingkungan Hidup meberikan bantuan berupa tempat usaha dan mesin
produksi.
Untuk percobaan pembuatan produk baru, modal yang digunakan
adalah uang pribadi bukan uang perusahaan.

6. Transaksi Bank Sampah Hanasty


Bank sampah Hanasty menggunakan sistem online banking dimana
naabah dapat menguangkan hasil penjualan sampahnya dalam bentuk
rupiah, pulsa, token listik, pembayaran asuransi, pembayaran BPJS,
tagihan air dan lain-lain. Dengan sistem tersebut hasil penjuala sampah
nasabah akan masuk ke tabungan dan kemudian ke rupiah, lalu akan
masuk ke ekening masing-masing. Yang nantinya nasabah dapat menarik
tabungannya ke kantor Hanasty sendiri ataupun ke unit-unit yang telah
terbentuk.
Transaksi yang dilakukan di bank sampah hanasty yaitu proses
penyetoran sampah yang dilakukan oleh nasabah seperti berikut ini.
1. Pemilahan bank sampah oleh nasabah

Sampah yang diterima adalah sampah anorganik. Sampah akan semakin


bernilai tinggi jika sampah dipilah dan dibersihkan dan begitupun
sebaliknya. Harga dapat rendah jika nasabah tidak memiliah sampahnya
anorganik dan organik
2. Penyetoran bank sampah (diantar langsung atau dijemput seksi
operasional)

Penyetoran dapat dilakukan pada bank sampah itu sendiri ataupun pada
unit-unit yang telah dibentuk permasing-masing wilayah. Atau
penyetoran dapat dilakukan dengan menelfon seksi operasional yang
nantinya seksi operasional akan menjemput ke alamat.
3. Kolektor melakukan penimbangan sampah
4. Data sampah di input dan di acc nasabah
5. Sampah dipilah kembali berdasarkan jenisnya

Sampah dipilah berdasarkan warnanya seperti warna bening atau putih


dipisah dengan warna lain agar nantinya produk yang dihasilkan dapat
bernilai tinggi di pasaran.
6. Sampah diolah berdasarkan jenisnya
Sampah nantinya akan diolah sesuai dengan karakteristikya. Produk
yang dapat dihasilkan dari proses pengolahan tersebut seperti paving
block, bijih plastik, pres, dan lain-lain.
Jika nasabah menabung sampah, dana penarikan dibebaskan selama
jam kerja selagi nominal yang dikeluarkan cukup.
7. Pengelolaan Bank Sampah Hanasty
Pengelolaan bank sampah hanasty berdasarkan asal sampah yang
diperoleh, jenis sampah, cara pengangkutan sampah, dan teknik
pengolahannya. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pengelolaan
bank sampah hanasty.
a. Asal sampah

Sampah yang diperoleh dari kolektor terdiri dari sampah rumah


tangga dan sampah-sampah tempat umum.
b. Jenis sampah

Jenis sampah yang digunakan dalam transaksi bank sampah yaitu


sampah anorganik seperti sampah gelas-gelas plastik, botol plastik,
kantong plastik, barang elektronik, pipa dan lain-lain.
c. Cara pengangkutan sampah

Sampah diangkut menggunakan becak motor oleh seksi


operasional ke tempat kolektor. Sampah diangkut setiap hari dan setiap
ada panggilan melalui via telepon. Pengangkutan sampah juga diselingi
dengan penimbangan sampah ditempat dan dicatat.
d. Teknik Pengolahan sampah

Teknik pengolahan sampah yang dilakukan berdasarkan dua


sistem pengolahan :
a. Pencacahan
Jenis sampah yang akan dilakukan pencacahan yaitu terdiri dari
sampah gelas air mineral (type A1) dan sampah gelas-gelas plastik
berwarna (type PP sablon). Mesin yang digunakan untuk pencacahan
ada dua, tetapi hanya satu mesin yang dikapai dengan kapasitas
sebesar 1 ton. Setiap hari sampah yang dapat dicacah sebanyak 800
kg sampai 1 ton. Proses pencacahan yang dilakukan sebagai berikut :
- Pemilahan sampah (dipisah antara sampah type A1 dan PP
Sablon)
- Pencacahan berdasarkan warna sampah
- Pencucian sebanyak dua kali setelah dicacah
- Penjemuran dan pengeringan sampah dilakukan di bawah sinar
matahari
- Pembungkusan sampah yang teah dicacah
- Sampah siap didistribusikan

b. Press
Pengolahan dengan sistem press berguna untuk memadatkan
bahan plastik sehingga mudah untuk sisem pendistribusian. Jenis
sampah yang akan dilakukan pengolahan dengan sistem press
seperti, botol-botol plastik air mineral, kantong plastik, dan lain-lain.
Mesin yang digunakan dalam pengolahan sistem press ini berjumlah
satu buah. Hasil dari sistem press ini disebut pet.

8. Strategi Pemasaran
a. Hasil produk

Produk yang dihasilkan dari proses pengolahan bank sampah hanasty


yaitu cacahan plastik dalam bentuk kecil, pet pastik hasil proses sistem
press, paving block, dan minyak pirolisis.
Untuk pembuatan paving block dan minyak pirolisis sudah
dihentikan, dikarenakan persyaratan dalam pembuatan produk tersebut
tidak memenuhi persyaratan baik dari segi lingkungan maupun dari segi
kesehatan karyawan.
Untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas, perlu
dibutuhkan inovasi-inovasi terbaru dalam pengolahan sampah plastik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan bank sampah hanasty dapat mengolah
sampah plastik menjadi paving bock yang kuat dan tahan serta dapat
menghasilkan minyak dengan cara pirolisis dengan residu 0%.
b. Pendistribusian produk dan permintaan pasar
Untuk pendistribusian cacahan plastik, permintaan pasar lebih
banyak dari Kota Medan, Tanggerang, dan Pulau Jawa sekitarnya.
Kemudian pendistribusian yang lainnya dilakukan jika ada permintaan
pesanan. Pendistribusian tersebut melalui suplayer.
Untuk menghindari kerugian dari penjualan produk yang akan
dipasarkan, terlebih dahulu direktur melakukan percobaan untuk
memastikan bahwa produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan unggul
di pasaran.
Untuk mencapai permintaan pasar, bank sampah mengupayakan
untuk menambah kapsitas sampah yang disetor dengan cara mengimpor
sampah dari bank sampah lain ke bank sampah Hanasty. Upaya bank
sampah hanasty dalam mencapai permintaan pasar saat ini adalah dengan
mengusahakan sampah yang ada TPA solok diolah oleh bank sampah
Hanasty.

9. Laporan Keuangan
a. Proses laporan dari awal hingga akhir
Setiap bulannya terdapat laporan keuangan, laporan pencapaian,
laporan permintaan pasar, laporan nasabah, laporan keuangan nasabah.
b. Administrasi
Laporan keuangan di laporkan setiap bulan oleh bagian administrasi
mulai dari jumlah nasabah, jumlah produk yang dipasarkan,
permintaan pasar, dan lain-lain.

10. Kelayakan Usaha Bank Sampah berdasarkan Keuntungan dan


Kerugian
a. Dari segi modal

Modal yang dibutuhkan hanya usaha dan kemauan untuk


menjalankan bank sampah ini. Jadi jika dari segi keuntungannya, perlu
proses panjang agar dapat memperoleh keuntungan. Dari segi
kerugiannya, modal yang diperlukan untuk lokasi dan mesin mungkin
akan sangat banyak, tetapi dengan seiring berjalannya waktu modal
tersebut dapat tertimbun dengan keuntungan yang diperoleh.
b. Dari aspek lain
1) Sampah merupakan bahan baku yang mudah didapat, mudah
ditemukan dan mudah dicari
2) Resiko dari usaha ini terbilang kecil karena sampah plastik sulit
terurai, tidak memiliki masa kadaluarsa, tidak bisa basi dan dapat
disimpan dalam jangka waktu yang sangat lama
3) Hasil dari pengolahan sampah plastik bernilai tinggi
4) Pemberlakuan sistem tabungan juga mendidik masyarakat untuk
gemar menabung dari hal-hal kecil
5) Persaingan usaha terbilang rendah karena kebanyak orang kurang
tertarik menggeleluti bisnis ini sehingga peluang bisnis untuk
kedepannya masih bagus
6) Bahan baku (sampah plastik ) dalam bisnis tetap ada karena
sampah plastik sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat
7) Jumlah sampah berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah
penduduk maka dapat diperkirakan bisnis ini akan memiliki
prospek yang bagus di masa depan

Kekurangan
a. Dipermainkan dalam harga. harga tergantuk dari harga pasaran.
b. Harga dari produk yang dikuasai oleh konsumen tergantung dari
pasokan bahan baku konsumen, sehingga sewaktu-waktu harga produk
yang dihasilkan dapat jatuh di pasaran.
c. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah
yang benar
d. Era modernisasi saat ini, masyarakat masih kurang peduli terhadap
lingkungan disekitar mereka

11. Strategi Menghadapi Pesaing Lain


Dalam menghadapi pesaing lain, tidak sasaran khusus yang perlu
di persiapkan atau dihadapi. Pesaing yang mempunyai usaha sama
dibidang bank sampah dapat dijadikan partner atau tim kerjasama
sehingga memberikan keuntungan bagi kita jika bisa saling berbagi
informasi mengenai bank sampah dari segi banyak hal. Tidak perlu
menjadikan pesaing sebagai lawan, jika dijadikan lawan maka akan
menjadi suatu masalah bagi usaa yang kita jalani.

12. Customer Service


a. Sistem kerja pelayanan yang diberikan ke nasabah
Pelayanan yang diberikan oleh bank sampah hanasty kepada nasabah
yaitu;
1) Sampah yang akan ditabung oleh pelanggan/ nasabah bisa dijemput
langsung ke lokasi sehingga pelanggan/ nasabah tidak perlu
mengantarkan sampah ke bank sampah hanasty
2) Pelayanan mengambilan dana cair dapat langsung dilakukan di
lokasi sesuai dengan waktu pengambilan sampah langsung ke
lokasi.
3) Harga yang sesuai dengan nilai sampah yang diberikan sehingga
tidak akan membuat pelanggan/ nasabah kecewa dan kesal.
b. Kriteria nasabah dan syaratnya

Nasabah yang menabung di bank sampah hanasty mempunyai


syarat-syarat untuk mendaftar / register secara online ataupun
langsung ke bagian administrasi sebagai berikut :
1) Fotocopy KTP dan Nomor HP
2) Mengisis formulir pendaftaran
3) Pendaftaran di input oleh bagian administrasi
4) Nasabah sudah dapat bergabung di bank sampah hanasty
c. Sikap pelanggan / nasabah
Sikap nasabah yang datang untuk menabung sampah sangat
beragam, berikut ini merupakan beberapa sikap nasabah yang ditemui
di lapangan :
1) Nasabah yang kesal karena penjemputan sampah ke rumahnya
terlambat
2) Nasabah yang tidak sabar untuk mengambil dana tabungan
3) Nasabah yang sampahnya tidak dipilah sehingga harga sampah
menjadi turun dan membuat nasabah menjadi kesal
4) Harga sampah yang murah dikarenakan faktor pasar membuat
nasabah kesal

13. Perlindungan Usaha Dri Risiko Kerugian


Beban adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan hasil ekonomis. Pengeluaran biaya menyebabkan modal
menjadi berkurang. Beban terdiri atas dua macam, yaitu beban usaha dan
beban di luar usaha. Beban usaha, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk membiayai seluruh kegiatan utama perusahaan, antara
beban listrik, beban telepon, beban gaji, beban administrasi, dan beban
transportasi. Beban di luar usaha adalah biaya yang dikeluarkan
perusahaan guna membiayai kegiatan-kegiatan di luar kegiatan utama,
misalnya beban bunga.
Untuk menghindari risiko kerugian , direktur bank sampah Hanasty
menetapkan biaya beban maksimal tidak boleh lebih dari 60%. Artinya
biaya yang boleh dikeluarkan perusahaan maksimal hanya 60% dari rata-
rata penghasilan.

14. Tips dan Trick agar Nasabah tidak Kabur


Tips dan trik khusus yang dilakukan oleh direktur utama dari bank
sampah hanasty yaitu selau pegang komitmen terhadap konsep yang telah
ditetapkan sehingga nasabah merasa aman dan nyaman serta selalu dapat
menabung sampah dengan bank sampah hanasty. Contoh komitmen yang
telah ditetapkan yaitu :
a. Selalu memiliki terobosan inovasi agar dapat bersaing untuk
menhasilkan produk yang berkualitas dan dapat memenuhi permintaan
pasar.
b. Perusahaan menjamin keamanan dan kenyamanan nasabah
c. Perusahaan menetapkan harga minimal sampah yang dibeli dari
nasabah. Artinya, saat harga di pasaran stabil maka harga sampahpun
stabil atau bahkan dapat mahal. Namun jika harga produk di pasaran
jatuh, maka harga yang dipakai dalam transaksi dengan nasabah adalah
harga minimal. Misalnya harga minimal sampah yang telah dipilah
adalah 1.000. Saat harga dipasaran naik mencapai 1800, maka harga
sampah ke nasabah dapat 1500 atau 1800. Namun, saat harga produk
jatuh mencapai 800, harga sampah ke nasabah tetap 1.000. Hal itulah
sebagai jaminan kepada nasabah, bahwa nasabah tidak akan rugi dalam
bertransaksi.
d. Harga sampah yang ada merupakan harga yang layak untuk dilakukan
transakasi sehingga nasabah tidak merasa dirugikan
e. Keamanan dalam menabung terjamin sehingga nasabah tidak perlu
takut untuk kehilangan uang yang telah ditabungnya
f. Nasabah dipermudah dalam pengambilan uang/ dana cair dari
tabungannya dengan sistem ambil ditempat atau diantar ke alamat
nasabah.

3.2 Pembahasan
Sistem manajemen yang diterapkan dalam bank sampah hanasty sudah bagus.
Namun ada beberapa hal yang dapat dijadikan masukan bagi perusahaan
dalam sistem manajemen perusahaan.
Bentuk organisasi yang diterapkan dalam bank sampah hanasty adalah bentuk
organisasi garis/lini. Bentuk organisasi lini/ garis merupakan bentuk
organisasi yang erskala kecil, dengan jumlah karyawan sedikit dan pucuk
pimpinan biasanya pemilik perusahaan. Kelemahan dari bentuk organisasi ini
adalah organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang sehingga
kalau pimpinan tidak mampu/berhalangan, seluruh organisasi terancam
kehancuran. Maka untuk itu, menurut kelompok untuk mengatasi hal tersebut
perlu adanya pelatihan tentang tata cara pengolahan sampah plastik kepada
semua karyawan agar saat pimpinan berhalangan, karyawan dapat
menjalankan perusahaan sementara. Namun tetap berada dalam pengawasan
pimpinan.
Untuk pengembangan perusahaan, diperlukan strategi dalam pengelolaan
modal. Pemodalan yang dapat digunakan untuk pengembangan bak sampah
hanasty dapat berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Dimana modal
sendiri dapat digunakan perusahaan untuk sementara waktu karena jumlahnya
terbatasserta keuntungannya adalah tidak adanya beban bunga sehingga
pemilik perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang bunga pinjaman. Modal
sendiri juga dapat diambil dari cadangan laba atau laba yang belum dibagi.
Keuntungan yang didapat selama operasional perusahaan dapat dijadikan
modal untuk mengembangkan usaha perusahaan.
Untuk pengembangan usaha untuk kepemilikan asset seperti mesin, lokasi
dan bangunan, pemodalan dapat diperoleh dari modal sumbangan atau hibah
dari pihak lainnya serta kerjasama dengan organisasi pemerintah. Untuk
modal asing dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya sebaiknya
dihindari karena pinjaman tersebut dikenakan biaya beban bunga, biaya
administrasi, biaya provinsi, komisi dan lain-lain. Sehingga hal tersebut dapat
memberatkan perusahaan dalam pembayaran jangka waktu tertentu.
Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, bank sampah hanasty dapat
membuka cabang perusahaan di berbagai daerah. Dalam pembukaan cabang
perusahaan, hal yang pertamakali dilakukan adalah pemilihan lokasi. Bank
sampah hanasty merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan
sampah palstik. Untuk itu diperlukan lokasi yang tidak dapat mencemari
lingkungan ataupun menimbukan gangguan estetika. Pemilihan lokasi
sebaiknya lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk, jauh dari sumber air
bersih untuk menghindari pencemaran. Serta diperluka lokasi yang cukup
luas yang dapat menampung semua peralatan. Material-material dan bahan
baku plastik.
Untuk dapat mengikuti arus pasar, sebaiknya pemilik perusahaan melakukan
riset perusahaan dengan cara survei/ terjun langsung ke pembeli, melakukan
wawancara dengan berbagai pihak yang berpengaruh terhadap harga pasar,
menyebarkan kuesioner ke calon pembeli untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhannya dan pemilik perusahaan dapat menawarkan produk dengan
keunggulan-keunggulan produk tersebut.
Dalam mempromosikan produk, sebaiknya perusahaan melakukan promosi
melalui media cetak dan dengan sales promotion agar penjualan produk dapat
meningkat. Dikarenakan produk yang dihasilkan bank sampah hanasty berupa
bijih plastik, paving blok dan press yang biasanya dipasarkan ke industri-
indusri, maka teknik promosi yang cocok adalah melalui media cetak seperti
koran, majalah dan dapat melalui sales promotion yang datang ke
perusahaan-perusahaan untuk memikat pemilik perusahaan membeli produk
tersebut.
Dalam penilaian aspek kelayakan usaha, untuk aspek pasar dan pemasaran
perlu dilakukan riset pasar dengan cara terjun langsung ke lapangan melalui
observasi, wawancara ataupun kuesioner serta dapat dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dri berbagai sumber.
Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, sebaiknya perusahaan terus
berinovasi dalam menciptakan produk yang berkualitas sehingga dengan
inovasi-inovasi tersebut memudahkan pengusaha dalam menyesuaikan
perubahan yang terjadi di masa sekarang dan masa mendatang
Agar para nasabah tidak kabur, maka perusahaan dapat meningkatkan
pelayanan nasabah, karyawan harus menarik baik dari segi gaya bicara
maupun gerak gerik dan cepat tanggap terhadap keinginan nasabah sehingga
nasabah merasa senang, puas, nyaman dan lebih bersemangat berhadapan
dengan kita.
Jumlah sampah yang dihasilkan berbanding lurus dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Semakin meningkatnya kuantitas sampah dikalangan
masyarakat tentu akan menimbulkan masalah baru jika tidak diatasi. Dengan
beroperasinya Bank Sampah Hanasty, diharapkan dapat membantu
pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia khususnya
kota Solok. Selain itu, dengan adanya bisnis bank sampah ini dapat dijadikan
tambahan penghasilan bagi ibu rumah tangga.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Bank Sampah Hanesty merupakan bank sampah yang terletak di tanah
garam, kota Solok. Bank sampah ini bersiri pada 1 Oktober 2015. Bank
Sampah Hanasty disebut juga sebagai Hanasty Plastic. Hal ini
dikarenakan bank sampah Hanasty menggunakan bahan baku pengolahan
sampah jenis plastic.
2. Sistem transaksi Bank sampah Hanasty menggunakan sistem online
banking dimana naabah dapat menguangkan hasil penjualan sampahnya
dalam bentuk rupiah, pulsa, token listik, pembayaran asuransi,
pembayaran BPJS, tagihan air dan lain-lain.
3. Produk hasil akhir dari bank sampah Hanasty adalah press an, pet plastik ,
paving blok dan minyak pirolisis. Namun, produksi yang aktif adalah
press plastik dan pet plastik.
4. Kebutuhan usaha dalam bank sampah Hanasty meliputi lokasi yang
strategis dan dapat mencegah pencemaran terhadap lingkungan,
peralatan/mesin yang mampu mengolah sampah plastik, karyawan serta
nasabah yang akan menyetorkan bahan baku berupa sampah plastik yang
telah dipilah.
5. Sistem manajemen yang diterapkan dalam bank smapah hanasty sudah
bagus. Namun ada beberapa hal yang dapat dijadikan masukan bagi
perusahaan dalam sistem manajemen perusahaan seperi bentuk organisasi,
sistem pemodalan
6. Untuk pengembangan perusahaan, diperlukan strategi dalam pengelolaan
modal. Pemodalan yang dapat digunakan untuk pengembangan bak
sampah hanasty dapat berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri juga dapat diambil dari cadangan laba atau laba yang
belum dibagi. Dan pemodalan lainnya dapat diperoleh dari modal
sumbangan atau hibah dari pihak lainnya serta kerjasama dengan lembaga
pemerintah.
7. Untuk dapat mengikuti arus pasar, sebaiknya pemilik perusahaan
melakukan riset perusahaan dengan cara survei/ terjun langsung ke
pembeli, melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang berpengaruh
terhadap harga pasar, menyebarkan kuesioner ke calon pembeli
8. Riset pasar dan pemasaran dengan cara terjun langsung ke lapangan
melalui observasi, wawancara ataupun kuesioner serta dapat dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber.
9. Jumlah sampah yang dihasilkan berbanding lurus dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Semakin meningkatnya kuantitas sampah dikalangan
masyarakat tentu akan menimbulkan masalah baru jika tidak diatasi..

4.2 Saran
1. Pemilihan lokasi sebaiknya lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk,
jauh dari sumber air bersih untuk menghindari pencemaran
2. Perlu adanya pelatihan tentang tata cara pengolahan sampah plastik
kepada semua karyawan
3. Sebaiknya perusahaan melakukan promosi melalui media cetak dan
dengan sales promotion
4. Perusahaan dapat meningkatkan pelayanan nasabah

Anda mungkin juga menyukai