Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn.

NS
DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DI IGD RSUD SANJIWANI, GIANYAR
PADA TANGGAL 07 DESEMBER 2016

OLEH :

PUTU EPRILIANI
NIM. PO7120214010
D-IV KEPERAWATAN
TINGKAT III SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn.NS
DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
DI IGD RSUD SANJIWANI, GIANYAR
PADA TANGGAL 07 DESEMBER 2016

Identitas Pasien
Nama : Ny.NS
Umur : 76 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswata
Agama : Hindu
Tanggal Masuk RS : 07 Desember 2016
Alasan Masuk : Pasien mengeluh sesak
Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure (CHF)
Initial Survey
A (alertness) :-
V (verbal) :-
P (pain) :-
U (unrespons) :
Warna triage : Merah Kuning Hijau
Hitam

Survey Primer dan Resusitasi


A. AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
1. Keadaan Jalan Nafas
Tingkat Kesadaran : Kesadaran pasien saat sampai di
IGD
yaitu CM (compos Mentis)
dengan GCS (E4V5M6).
Pernafasan : Pernafasan pasien tidak adekuat
Upaya Bernafas : Pasien bernafas secara spontan
Benda asing di jalan Nafas : Terdapat secret pada jalan napas
Bunyi Nafas : Ronkhi
Hembusan Nafas : Ada
2. Masalah Keperawatan : -
3. Intervensi / Implementasi :
B. BREATHING
1. Fungsi Pernafasan
Jenis Pernafasan : Pasien bernapas secara spontan
dengan suport O2 3 lpm
Frekwensi Pernafasan : Respirasi 32 x/menit
Retraksi Otot Bantu Nafas : + (sternocleidomastoidius dan
intercosta)
Kelainan Dingding Thoraks : Simetris, perlukaan (-), jejas (-),
trauma (-)
Bunyi Nafas : Ronkhi
Hembusan Nafas : + (Dangkal)
2. Diagnosa Keperawatan : -
3. Intervensi/ Implementasi Keperawatan : -
NOC:

Respiratory status : Airway Patency

□ Respirasi dalam batas normal


□ Irama pernafasan teratur
□ Kedalaman pernafasan normal
□ Tidak ada akumulasi sputum
□ Batuk berkurang/hilang

NIC

Airway Management

□ Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi


□ Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
□ Kolaborasi pemberian oksigen
□ Monitor RR dan status oksigenasi (frekuensi, irama, kedalaman
dan usaha dalam bernapas)

4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan masih merasakan sesak
O: Pasien tampak lemas, terpasang O2 3lpm, adanya retraksi otot
bantu pernafasan : + (sternocleidomastoidius dan intercosta),
tidak ada napas cuping hidung, suara napas tambahan ronkhi.
TD : 100/60mmHg, Nadi : 84 x/menit, RR : 32 x/menit , Suhu :
360C
A : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
P : Lanjutkan Intervensi
□ Monitor RR dan status oksigenasi klien
□ Auskultasi bunyi napas dan adanya suara napas tambahan
(ronchi, wheezing, krekels, dll)
□ Kolaborasi pemberian oksigen,

C. CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
Tingkat Kesadaran : CM (Compos Mentis)
Perdarahan (internal/eksternal): Tidak ada perdarahan
Nadi Radial/carotis : Teraba
Akral Perifer : Hangat
Kapilari Refill : <2 detik
Edema pada ekstremitas dan asites pada abdomen.
2. Masalah Keperawatan
a. Risiko Penurunan Curah Jantung
b. Kelebihan Volume Cairan
3. Intervensi / Implementasi
a. NOC
Cardiac Pump Effectiveness
□ Tekanan darah sistolik dalam batas normal
□ Tekanan darah diastolik dalam batas normal
□ Heart rate dalam batas normal
□ Peningkatan fraksi ejeksi
□ Peningkatan nadi perifer
□ Tekanan vena sentral (Central venous pressure) dalam batas
normal
□ Edema perifer berkurang
□ Tidak mengeluh dispnea saat istirahat
□ Tidak terjadi sianosis
NIC
□ Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
□ Monitor EKG untuk perubahan ST, jika diperlukan.
□ Lakukan penilaian komprehenif untuk sirkulasi perifer (Cek
nadi perifer, edema,CRT, serta warna dan temperatur
ekstremitas) secara rutin
□ Monitor status respirasi sebagai gejala dari gagal jantung.
□ Evaluasi perubahan tekanan darah
□ Evaluasi adanya nyeri dada

b. NOC
Electrolite & Acid Base Balanc
a. Denyut jantung (normal 80 – 100 x/menit)
b. Pernapasan (16 – 20 x/menit)
c. sensasi pada ekstremitas
Fluid Balance
a. Intake dan Output cairan selama 24 jam seimbang (balance)
b. Berat badan seimbang
c. Mukosa bibir lembab
d. Tidak terdapat edema perifer
e. Edema perifer distal
NIC
Acid Base Management
a. Monitor intake dan output
b. Monitor pengeluaran asam (muntahan, output NGT, diare, dan
diuresis)
Fluid Monitoring
a. Monitor berat badan
b. Monitor TD, Heart Rate, dan Respiration Rate
c. Catat secara akurat intake dan output
d. Monitor adanya distensi leher, odema perifer, ronchi, dan
penambahan BB
e. Monitor tanda dan gejala dari odema
Fluid Management
a. Pertahankan catatan intake dan output yang adekuat
b. Monitor status hidrasi
c. Monitor vital sign
d. Kolaborasikan pemberian cairan IV
e. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
4. Evaluasi
S : Pasien mengatakan kakinya terasa berat, merasa cepat lelah dan
mengeluh sesak
O : Tampak oedema pada kaki dan tangan, pasien mengalami dispnea,
adanya distensi vena jugularis.
A : Resiko penurunan curah jantung dan kelebihan volume cairan
P : lanjutkan intervensi
a. Monitor intake dan output
b. Monitor TD, Heart Rate, dan Respiration Rate
c. Monitor adanya distensi leher, odema perifer, ronchi, dan
penambahan BB
d. Monitor tanda dan gejala dari odema
e. Monitor vital sign
f. Kolaborasikan pemberian cairan IV

D. DISABILITY
1. Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4 V5 M6
Reflex Fisiologis :+
Reflex Patologis :-
Kekuatan Otot : 555 555
555 555
2. Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
3. Intervensi / Implementasi : -
4. Evaluasi : -
Pengkajian Sekunder / Survey Sekunder
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien mengatakan menderita gagal jantung semenja sejak 6 bulan
yang lalu, HD semenjak 4 tahun yang lalu.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pasien mengatakan sekarang sesak nafas sejak 3 hari yang lalu dan
batuk semenjak kemarin serta bengkak pada kaki dan tangan
semenjak 4 hari yang lalu. Pasien datang ke IGD diantar oleh
keluarganya pukul 10.30 Wita dengan keluhan sesak dan batuk.Di
IGD pasien kemudian di pasang kanul O2 3ltr dan dilakukan
pemasangan infuse NaCL 0,9% 8 tpm.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dari
keluarganya.
2. Riwayat dan Mekanisme Trauma : -
3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala
Kulit Kepala : Bentuk kepala normocephalic, rambut pasien
panjang lurus, penyebaran rambut merata, kulit
kepala bersih

Mata : Simetris, palpebrae tidak oedema, sclera non


ikterik, Konjungtiva non anemis, pupil isokor, tidak
ada nyeri tekan, refleks pupil terhadap cahaya baik

Telinga : Posisi daun telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada
serumen, tidak ada pengeluaran darah atau cairan,
canalis bersih, pendengaran baik, tidak memakai
alat bantu pendengaran.

Hidung : Hidung simetris, septum hidung tepat di tengah,


Tidak ada polip, secret (-), radang (-), benjolan (-),
mukosa hidung lembab, fungsi penciuman baik.

Mulut dan Gigi : Gigi bersih, karies gigi (-), peradangan (-),
membran mukosa bibir kering, Pada pemeriksaan
bibir, mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan,
mulut berbau. Keadaan gusi dan gigi kurang bersih,
lidah kotor dan pada orofaring tidak terdapat
peradangan dan pembesaran tonsil.

Wajah : Struktur wajah simetris dan lengkap, warna kulit


agak kecoklatan tidak ikterik dan sianosis.

Leher : Pada leher posisi trakhea berada di tengah,


simetris dan tidak ada penyimpangan. Tiroid tidak
ada pembesaran. Pasien dapat berbicara, vena
jugularis mengalami pembesaran . Pasien
menggunakan otot bantu pernapasan.

b. Dada/thoraks
Paru-paru

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan


bentuk, tidak terdapat jejas, terdapat
penggunaan alat bantu pernafasan yaitu otot
sternokleidomastoid dan otot pektoralis.
Irama pernafasan lebih dari normal dengan
frekuensi 32 x/menit.

Auskultasi : Terdengar bunyi nafas ronkhi

Perkusi : Sonor

Palpasi : Simetris, Tidak ada nyeri tekan, retraksi


dingding dada (+)

Jantung

Inspeksi : Ictus Cordis terlihat

Auskultasi : S1 dan S2 terdengar lemah , S3 gallop atau


mrmur (+)

Perkusi : Dullness

Palpasi : Ictus cordis teraba

c. Abdomen
Inspeksi : Datar pada empat kuadran

Auskultasi : Redup, bising usus 8 x/menit

Perkusi : Tanda ascites ada

Palpasi : Nyeri tekan tidak ada

d. Pelvis
1) Inspeksi: Tidak terlihat benjolan
2) Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
e. Perineum dan Rektum : Tidak dikaji
f. Genetalia: -

g. Ekstermitas
1) Status Sirkulasi: Nadi radialis teraba 84 x/menit, CRT <2 detik,
akral hangat
2) Keadaan Injury: terdapat edema pada ekstremitas bawah (kaki
kanan dan kiri).
h. Neurologis
a) Fungsi Sensorik: baik
b) Fungsi Motorik: fleksi menarik
4. Hasil Laboratorium-
5. Hasil Pemeriksaan Diagnostik : -
6. Terapi Dokter
a. Kolaborasi pemberian O2 (nasal kanul) 3 lpm
b. Furosemid 1 mg
c. Cairan infus NaCl 0,9 % 8 tpm
B. ANALISIS DATA
Data Fokus Analisis Masalah

Data Subjektif : Disfungsi Miokarditis Risiko Penurunan


Curah Jantung
 Keluarga pasien
mengatakan Kontraktilitas turun
tekanan darah
pasien menjadi Beban jantung meningkat
sangat rendah
yaitu 90/60 gagal pompa ventrikel kiri
mmHg.
Forward Failure
Data Objektif :

 Pasien tampak
sesak, pasien Risiko tinggi
menggunakan penurunan curah
posisi semi jantung
fowler, RR : 32
x/menit, tampak
napas dangkal,
penggunaan otot
pernapasan (+),
ada oedema pada
ektremitas, asites
pada abdomen
dan pitting
oedema.
 Vital sign:
 TD: 90/60
mmHG
 Suhu; 360C
 RR: 32x/menit
 Nadi: 84 x /menit
 Tidak ada
sianosis
 Tingkat
kesadaran
komposmentis.

Data Subjektif : Disfungsi Miokarditis Ketidakefektifan


bersihan jalan napas
 Pasien mengatakan
masih mengalami Kontraktilitas turun
sesak napas
semenjak 3 hari Beban jantung meningkat
yang lalu dan batuk
semenjak kemarin gagal pompa ventrikel kiri

Data Objektif :
Backward Failure

 Pasien tampak
sesak, pasien LVED meningkat
menggunakan
posisi semi Tek.Vena Pulmonalis
fowler, RR : 32 meningkat
x/menit, tampak
napas dangkal, Tek.Kapiler paru
penggunaan otot meningkat
pernapasan (+)
 Adanya suara Edema paru
ronkhi. mengakibatkan ronkhi
basah

iritasi mukosa paru


sehingga refleks batuk
turun
penumpukan secret

Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
Data Subyektif : Disfungsi Miokarditis Kelebihan Volume
cairan
 Pasien
mengatakan Kontraktilitas turun
bahwa kaki dan
tanganya mulai Beban jantung meningkat
bengkak
semenjak 4 hari gagal pompa ventrikel kiri
yang lalu.
Backward Failure

Data Obyektif : Renal flow turun

 Pasien tampak
RAA naik dan
lemas, berbaring
aldosteron naik
dengan posisi
.semi fowler.
ADH sehingga Retensi
Respiration : 32
Na + H2O lalu volume
x/menit
cairan ektrasel
 Oedema pada
meningkat
ekstremitas
bawah (kedua
Kelebihan Volume
kaki pasien)
cairan
,asites pada
abdomen, adanya
pitting oedema.

 Balance cairan :
BC = CM - CK
CM = parental +
oral = 50 + 210
cc= 260 cc
CK = IWL +
urine
IWL = 15xBB/
24 jam
= 15x100/ 24 jam
= 62.5cc
Iwl dalam 2jam =
125cc
 CK= IWL +
urine
= 125 + 75=
200cc
 BC = CM –CK
 = 260-200
 = +60 cc

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
penumpukan secret ditandai dengan adanya suara ronkhi.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi
glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH
dan retensi natrium/air ditandai dengan adanya edema pada ektremitas
bawah dan distensi abdomen (asites) serta edema (umum, dependen,
tekanan dn pitting).
D. PERENCANAAN
No.
Tujuan Intervensi Rasional
Dx

1 Cardiac Pump Cardiac Care Cardiac Care


Effectiveness
□ Monitor tanda-tanda vital
□ Untuk mengetahui
□ Tekanan darah secara teratur.
adanya perubahan
sistolik dalam batas □ Monitor EKG untuk
respon fisiologi
normal perubahan ST, jika
(terutama untuk
□ Tekanan darah diperlukan.
mengetahui HR
diastolik dalam □ Lakukan penilaian
dalam batas
batas normal komprehenif untuk
normal)
□ Heart rate dalam sirkulasi perifer (Cek nadi
□ Untuk mengetahui
batas normal perifer, edema,CRT, serta
elektrofisiologis
□ Peningkatan fraksi warna dan temperatur
jantung
ejeksi ekstremitas) secara rutin
□ Untuk mengetahui
□ Peningkatan nadi □ Monitor status respirasi
adanya tanda dan
perifer sebagai gejala dari gagal
gejala penurunan
□ Tekanan vena jantung.
curah jantung
sentral (Central □ Evaluasi perubahan
venous pressure) tekanan darah
dalam batas normal □ Evaluasi adanya nyeri
□ Edema perifer dada
berkurang
□ Tidak mengeluh
dispnea saat
istirahat
□ Tidak terjadi
sianosis

2 NOC: NIC Airway Management


Respiratory status : Airway Management □ Agar
Airway Patency □ Posisikan pasien untuk pernapasan

memaksimalkan ventilasi klien adekuat


□ Respirasi dalam
□ Auskultasi suara nafas, sehingga
batas normal
catat adanya suara mencegah
□ Irama pernafasan
tambahan terjadinya
teratur
□ Kolaborasi pemberian sianosis an
□ Kedalaman
oksigen penurunan
pernafasan normal
□ Monitor RR dan status kesadaran
□ Tidak ada
oksigenasi (frekuensi, □ Menghindari
akumulasi sputum
irama, kedalaman dan agar klien
□ Batuk
usaha dalam bernapas) tidak
berkurang/hilang
hiperventilasi
sehingga
pemberian
oksigen perlu
di
kolaborasikan
.
3 Fluid Management Fluid Management Fluid Management

□ Tekanan darah □ Monitor tanda-tanda yang


dalam batas sesuai dengan kelebihan □ Peningkatan CVP
normal cairan (rales, peningkatan menunjukkan
□ MAP dalam CVP, edema, distensi kelebihan cairan
batas normal vena jugularis, ascites) dan dapat
□ Denyut nadi □ Monitor tanda-tanda vital menunjukkan
dalam batas (tekanan darah dan nadi) terjadinya
normal □ Kolaborasikan terapi peningkatan
□ Edema cairan lewat infus kongesti paru, gagal
berkurang □ Kolaborasi pemberian jantung.
Tidak terjadi diuretik □ Tanda vital
ascites Fluid Monitoring membantu untuk
mengetahui respon
□ Monitor input dan output
fisiologi klien
cairan
terhadap intervensi
yang diberikan
□ Pemberian cairan
infus harus
dipantau agar
mencegah
kelebihan cairan.
□ Pemberian diuretik
dapat mengeluarkan
kelebihan cairan

E. PELAKSANAAN
Tanggal, Jam Implementasi Respon Paraf

Rabu 07 1. Memonitor tanda- DS:


Desember 2016 tanda yang sesuai Pasien mengatakan
dengan kelebihan merasa lebih nyaman
Pukul 10.35
cairan (rales, dengan posisi yang telah
wita
peningkatan CVP, diberikan (semifowler),
edema, distensi pasien masih merasakan
vena jugularis, sesak dan batuk.
ascites) DO:
2. Memonitor tanda- □ Pasien
tanda vital (tekanan kooperatif,
darah dan nadi) adanya suara
3. Berkolaborasikan nafas tambahan
terapi cairan lewat (ronkhi) dengan
infus adanya bantuan
4. Berkolaborasi otot pernapasan
pemberian diuretik retraksi dada.
(Furosemid 1 mg) □ Respirasi : 32
x/menit
□ TD: 90/60
mmHg
□ S : 36OC
□ N :84 x/menit
□ Kesadaran
compos mentis
□ Ada distensi
vena jugularis.
□ Pasien kooperatif
□ Terapi obat yang
diberikan yaitu,
□ Furosemid 1 mg
rute IV

Pukul 10.45 1. Memonitor tanda- DS:


wita tanda vital secara Pasien mengatakan tidak
teratur. ada nyeri dada.
2. Memonitor EKG DO:
untuk perubahan ST, □ EKG sudah
jika diperlukan. dilakukan dan
3. Melakukukan hasilnya ST
penilaian depresi dan
komprehenif untuk adanya iskemia,
sirkulasi perifer (Cek oedema masih
nadi perifer, ada pada
edema,CRT, serta ektremitas, asites
warna dan pada abdomen
temperatur masih ada,
ekstremitas) secara pitting oedema
rutin masih ada.
4. Memonitor status Respirasi cukup
respirasi sebagai pada pasien
gejala dari gagal dengan
jantung. pemberian 3 lpm
5. Mengevaluasi oksigen melalui
perubahan tekanan nasal kanul.
darah □ TD: 90/60
6. Mengevaluasi mmHg.
adanya nyeri dada □ RR: 30 x/menit

Pukul 12.15 1. Pertahankan DS :


wita kepatenan jalan Pasien mengatakan
nafas nyaman dengan posisi
2. Mempoosisikan tidur sekarang
pasien untuk (semifowler), pasien
mendapatkan menerima pemberian
ventilasi yang terapi oksigen, pasien
adekuat(mis., buka tidak merasakan cemas
jalan nafas dan saat menggunakan
tinggikan kepala oksigen.
dari tempat tidur) DO :
3. Memonitor □ Pasien
hemodinamika memperoleh
status (CVP & terapi oksigen
MAP) nasal canul
4. Memonitor tanda- dengan dosis 3
tanda gagal napas lpm
5. Memonitor status □ Pasien
pernapasan dan menghirup udara
status oksigenasi oksigen dengan
klien seefektifnya
6. Mengatur intake
cairan
7. Mengauskultasi
bunyi napas dan
adanya suara napas
tambahan (ronchi,
wheezing, krekels,
dll)
8. Berkolaborasi
pemberian oksigen.

Pukul 12.30 1. Memonitor tanda- DS:


wita tanda vital secara Pasien mengatakan
teratur kakinya terasaberat.
2. Memonitor status DO:
respirasi sebagai □ Pasien nampak
gejala dari gagal masih sesak, BB :
jantung. 100 Kg, TD :
3. Mengevaluasi 100/70 mmHg, S :
perubahan 360C , N : 80
tekanan darah x/menit, RR : 30x/
4. Mengevaluasi menit. Terdapat
adanya nyeri dada oedema pada
ekstremitas bawah
(kedua kaki)

Pukul 13.00 1. Memonitor status DS:


pernapasan dan Pasien mengatakan
wita status oksigenasi sudah merasa lebih
klien nyaman saat bernafas
2. Monitor tanda- DO:
tanda yang sesuai □ Masih ada
dengan kelebihan distensi vena
cairan (rales, jugularis
peningkatan □ Edema pada
CVP, edema, ektremitas
distensi vena □ Asites pada
jugularis, ascites) abdomen.
3. Monitor tanda- □ Tanda vital:
tanda vital nadi: 80
(tekanan darah x/menit,
dan nadi) respirasi : 28
x/menit
Suhu: 360C

F. EVALUASI
No
Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx.

1 07 Desember S:
2016 Pasien mengatakan kakinya masih bengkak,
masih merasa sesak.
Pukul 13.00
O:
wita
Pasien masih mengalami oedema
ektremitas,distensi vena jugularis, pasien
masih batuk, ada suara nafas tambahan yaitu
ronkhi.
Tanda vital: nadi: 80 x/menit, respirasi : 28
x/menit,Suhu: 360C
A:
Tujuan belum tercapai, masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan penilaian komprehenif
untuk sirkulasi perifer (Cek nadi
perifer, edema,CRT, serta warna dan
temperatur ekstremitas) secara rutin.
2. Monitor tanda-tanda vital secara
teratur.
3. Monitor disritmia jantung
4. Pasien MRS
2 Pukul 13.00 S:
wita Pasien mengatakan masih merasakan sesak
dan masih batuk.
O:
Ada retraksi otot dada, tidak adanya
pernafasan cuping hidung, respirasi
30x/menit, dada masih terasa berat,tidak ada
sianosis,kesadaran composmentis, masih
menggunakan nasal kanul 3 lpm.
A:
Tujuan belum tercapai, masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi adanya dispnea
2. Cegah pemberian oksigenasi berlebih
3. Pasien MRS

3 Pukul 13.00 S:
Wita Pasien mengatakan kakinya terasa berat.
O:
Pasien nampak berbaring dengen posisi
semifowler. Terdapat oedema pada
ekstremitas bawah pasien (kedua kaki),
asites pada abdomen dan pitting oedema.
Balance cairan selama 2 jam = 60cc
A:
Kelebihan volume cairan
P: lanjutkan intervensi
1. Pantau intake cairan pasien
2. Kurangi intake berlebih
3. Pasien MRS
LEMBAR PENGESAHAN

Gianyar, Desember 2016

Mengetahui
Clinical Instructure Mahasiswa

( ) ( Putu Epriliani)
NIP. NIM. P07120214010

Mengetahui
Clinical Teacher

( )
NIP.
LEMBAR PENGESAHAN

Gianyar, Desember 2016

Mengetahui
Clinical Instructure Mahasiswa

( ) ( Putu Epriliani)
NIP. NIM.
P07120214010

Mengetahui
Clinical Teacher

( )
NIP.

Anda mungkin juga menyukai