4
K3 ADALAH JAMINAN PERLINDUNGAN
TERHADAP TENAGA KERJA, ORANG LAIN
DITEMPAT KERJA, SERTA ALAT DAN
PROSES PRODUKSI DARI KECELAKAAN
KERJA MAUPUN PENYAKIT AKIBAT KERJA
6
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01 Tahun
1976, tentang Wajib Latihan Hiperkes bagi Dokter
Perusahaan.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01 Tahun
1978, tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja
Dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01 Tahun
1979, tentang Wajib Latihan Hiperkes bagi
Paramedis Perusahaan.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01 Tahun
1980, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02 Tahun
1980, tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.04
Tahun 1980, tentang syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01
Tahun 1981, tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.37
Tahun 2016, tentang K3 Bejana Tekanan
& Tangki Timbun
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02
Tahun 1982, tentang klasifikasi juru las .
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.03
Taahun 1982, tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja.
PERATURAN PELAKSANA
Angkut.
19
PERATURAN PELAKSANA
13. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Kep 245/Men/1990 tentang hari Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Nasional.
14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep
186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja.
15. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep
187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja.
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Kep 68/Men/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/Aids di Tempat kerja.
Teori Kecelakaan Kerja
Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
(INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN
KACAUNYA PROSES PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur
adanya korban manusia cidera atau
mati.
Penyakit akibat kerja adalah :
tidak terpenuhi
tidak terpenuhi
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances Flammable • Ergonomics
Explosive Accidental • Psychosocial
Combustible release
Corrosive
2. Konsekuensi Minor 2. Konsekuensi
• Accident Injuries Mayor • Terpapar kontak penyakit
Fatal mendadak, menahun, kanker dan
Assets Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
resiko
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana terdapat
energi, zat atau kondisi kerja yang
potensial dapat mengancam
keselamatan
ACCIDENT
32
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES
33
PERKEMBANGAN
1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KERUGIAN
35
36
JATUH DARI KETINGGIAN
37
KEBAKARAN
38
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
48
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
49
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
52
PENERAPAN
• Memeriksa,
•ZAT • Meneliti,
Pengawas • Menghitung,
/Ahli K3 •ENERGI SAFE
•PROSES • Mengukur
• Menguji
• Menganalisis,
DANGER
2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
HIRARKI PENGENDALIAN
ELIMINASI
1
2 SUBSTITUSI
3 REKAYASA/
ENGINEERING
PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF
5 APD
54
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
Proses menyapu diganti dengan vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis
55
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety Shoes
Ear plug/muff
Safety goggles
56
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt
kemajuan bid K3 sesuai perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan
& ketrampilan K3 bagi TK
PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3,
bukan melalui penerapan & pemaksaan
melalui sanksi-sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3
PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
Pelaksanaan Identifikasi Bahaya ,Penilaian Resiko dan
Pengendalian Risiko
Adalah suatu proses untuk:
Mengidentifikasi dan mengukur setiap
potensi bahaya (?) dari setiap tahapan
pekerjaan yang berdampak pada Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di lingkungan kerja;
Menilai besaran risiko, dan:
Mengendalikan risiko atas dasar prioritas
tertentu.
61
Mesin, Pesawat,
Alat Kerja dan
Bahan
Proses
Produksi Sifat
APA ITU POTENSI Pekerjaan
BAHAYA……….?
Lingkungan
Cara Kerja
Kerja
K Persiapan
o P
Identifikasi Bahaya
m e
n R
u i i
Evaluasi Risiko
n l s
a i
i i k
k Pengendalian Risiko a
n
o
a
s Pelaksanaan dan
i Pendokumentasian
Pengkajian Ulang
63
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
64
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
Evaluasi risiko
pada dasarnya adalah melakukan pengukuran.
Pengukuran dalam pedoman ini dilakukan dengan
metode semi-kuantitatif, yaitu dengan menilai
seberapa besar Peluang dan Konsekuensi
apabila suatu risiko benar-benar terjadi.
66
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
Pengukuran peluang:
Penentuan skala peluang dengan melihat jenis
kegiatan, yaitu:
kegiatan operasional rutin yang berulang setiap waktu atau
dengan hasil kegiatan yang sama atau hampir sama, atau
kegiatan operasional non-rutin yang tidak berulang yang
dilakukan untuk masa tertentu dengan hasil kegiatan yang
tidak-sama.
Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala
peluang berbeda, maka yang digunakan adalah
skala peluang yang paling tinggi.
Penentuan peluang kejadian dilakukan
menggunakan Tabel-1.
pei_2010 67
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
TABEL – 1: PELUANG
Skala Sifat
Rutin Non Rutin
1 Secara teori bisa terjadi, tetapi belum Secara teori bisa terjadi, tetapi yakin
pernah mengalami atau pernah tidak akan terjadi selama pekerjaan
mendengar terjadi. berlangsung
2 Pernah terjadi sekali pada suatu waktu Bisa terjadi, tetapi sangat kecil
yang tidak diketahui dengan pasti kemungkinan akan terjadi sekali selama
pekerjaan berlangsung
3 Pernah terjadi dalam waktu 5 (lima) Bisa terjadi paling banyak 1 kali selama
tahun terakhir pekerjaan berlangsung
4 Pernah terjadi dalam masa 3 (tiga) Bisa terjadi 1-3 kali selama pekerjaan
tahun terakhir berlangsung
5 Pernah terjadi dalam masa 1 (satu) Bisa terjadi lebih dari 3 kali selama
tahun terakhir pekerjaan berlangsung
68
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
Pengukuran konsekuensi:
Skala Konsekuensi ditentukan berdasarkan
penjumlahan terhadap 5 (lima) sub konsekuensi
yaitu dampak terhadap K3, Pendapatan,
Kerusakan Aset, dan Lingkungan Hidup serta
Gangguan Usaha,.
Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala
konsekuensi berbeda, maka yang digunakan adalah
skala konsekuensi yang paling tinggi;
Untuk skala sub konsekuensi pendapatan dan
kerusakan aset mengikuti skala K3, apabila belum
ditetapkan nilai dari suatu unit kerja oleh
pengurus;
Penentuan skala konsekuensi dilakukan
menggunakan Tabel-2.
pei_2010 69
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
TABEL – 2: KONSEKUENSI
Skala Kategori
K3 Pendapatan Kerusakan Lingkungan Hidup Gangguan Usaha
Aset
1 Tindakan < 5% < 5% nilai aset < Baku Mutu Lingkungan <5% < 2 X 24 jam
P3K
2 Perawatan 5-15% 5-15% nilai Dapat pulih dengan 5-15% > 2 X 24
medis aset sendirinya < setahun jam
3 Cacat 15-30% 15-30% nilai Dapat dipulihkan dengan 15-30% > 2 X 24
permanen 1 aset intervensi manusia dalam jam
orang waktu <12 bulan
4 Kematian 1 30-50% 30-50% nilai Dapat dipulihkan dengan 30-50% > 2 X 24
orang; cacat aset intervensi manusia dalam jam
permanen > 1 waktu lama >12 bulan
orang
5 Kematian > 1 >50% >50% nilai aset Tidak dapat dipulihkan >50% > 2 X 24
orang dengan cara apapun. jam
pei_2010 70
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
R = P X Σ (K1+K2+K3+K4+K5)
Rating Skala Keterangan
A 0-19 Risiko dapat diterima, langkah
pengendalian dinilai efektif
B 20– 39 Risiko belum dapat diterima, perlu
tindakan pengendalian
C 40– 69 Risiko tidak dapat diterima, harus
tindakan pengendalian
D 70– 99 Risiko sangat tidak dapat diterima,
harus tindakan pengendalian segera
E 100- 125 Risiko amat sangat tidak dapat
diterima, harus dilakukan tindakan
pengendalian segera
pei_2010 71
TABEL – 1: PELUANG TABEL – 2: KONSEKUENSI
Skala Sifat Skala Sub Konsekuensi
Rutin Non Rutin Manusia Pendapa Aset Lingkungan Gangguan
tan Usaha
1 Secara teori bisa terjadi, tetapi Secara teori bisa terjadi, tetapi
belum pernah mengalami atau yakin tidak akan terjadi selama 1 Tindakan < 5% < 5% nilai < BML <5% < 2 X 24
pernah mendengar terjadi. pekerjaan berlangsung P3K aset jam
2 Perawata 5-15% 5-15% nilai Dapat pulih dengan 5-15% > 2 X
2 Pernah terjadi sekali pada suatu Bisa terjadi, tetapi sangat kecil
n medis aset sendirinya < 24 jam
waktu yang tidak diketahui kemungkinan akan terjadi sekali
setahun
dengan pasti selama pekerjaan berlangsung
3 Cacat 15-30% 15-30% Dapat dipulihkan 15-30% > 2 X
3 Pernah terjadi dalam waktu 5 Bisa terjadi paling banyak 1 kali permanen nilai aset dengan intervensi 24 jam
(lima) tahun terakhir selama pekerjaan berlangsung 1 orang manusia dalam
waktu <12 bulan
4 Pernah terjadi dalam masa 3 Bisa terjadi 2-3 kali selama
(tiga) tahun terakhir pekerjaan berlangsung 4 Kematian 30-50% 30-50% Dapat dipulihkan 30-50% > 2 X
1 orang; nilai aset dengan intervensi 24 jam
5 Pernah terjadi dalam masa 1 Bisa terjadi lebih dari 3 kali selama cacat manusia dalam
(satu) tahun terakhir pekerjaan berlangsung permanen waktu lama >12
> 1 orang bulan
B 20– 39
C 40– 69
D 70– 99
R = P X Σ (K1+K2+K3+K4+K5)
E 100- 125
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
pei_2010 73
Identifikasi Evaluasi Pengendalian
1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko
Eliminasi
Substitusi
Rekayasa Teknis
Rekayasa Administratif
pei_2010 74
Risiko
Pokok Potensi Akibat Kecelakaan dan Rating
No Kendali Pelu Kon Skala
Kegiatan Bahaya Penyakit Akibat Kerja Risiko
ang sek
1 2 3 4 5 6 7 8 9
pei_2010 75
Risiko
Pokok Potensi Akibat Kecelakaan dan Rating
No Kendali Peluang Konse Skala
Kegiatan Bahaya Penyakit Akibat Kerja
k
Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persiapan Alat Pestisida Keracunan Akut/kronik Sarung tangan 3 16 48 C
dan Bahan ( K1: 4; K2: 4; K3:
4;K4: 2; K5=2)
Sprayer Cedera/Luka Memar Sepatu Boot 2 5 10 A
( K1: 1; K2:1; K3:
1;K4:1;K5:1)
Ember Cedera/Luka Memar Sepatu Boot 3 5 15 A
pei_2010 76
ALAT PELINDUNG DIRI
McYusuf_manajemenAPD@2011 78
Alat Pelindung Kepala
• Helm
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik
• Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran ,korosi ,panas / dingin
• Hats / Cap
Melindungi kepala dari kotoran dan debu
• Ada 3 jenis bahan untuk Helm
– 1. ABS
– 2. PE
– 3. PP
1. ABS (AcrylButylStyrene)
Bahan yang Keras dan Padat
Keunggulan : Tahan terhadap Benturan
Kelemahan : Kurang tahan terhadap panas
(80-90 Derajat Celcius)
2. Polyethelene ( P E )
Keunggulan : Tahan panas (110 Derajat C)
Kelemahan : Kurang tahan terhadap benturan
3. Polypropelene ( P P )
Minimum Standard
McYusuf_manajemenAPD@2011 82
Kaca Mata Safety
/ Safety Spectacles
Goggles
Face Shield
McYusuf_manajemenAPD@2011 84
Melindungi Dari Kebisingan di Lingkungan Kerja
Ear Plug dibuat dengan menggunakan 2 jenis material
Neoprene
PVC
SARUNG TANGAN
UNTUK PENGELASAN
Sarung Tangan Kulit
Biasanya terbuat dari
kulit lembu
Aplikasinya untuk
pekerjaan welding
Sarung Tangan Kombinasi
Tebuat dari bahan kulit yang dipadu dengan
kain kanvas / jeans
Aplikasinya digunakan
pada industri perikanan
dan cold storage lainnya
McYusuf_manajemenAPD@2011 99
10
McYusuf_manajemenAPD@2011 0
McYusuf_manajemenAPD@2011 101
McYusuf_manajemenAPD@2011
What are hazards in these picture ?
104