Jurnal D11109276 PDF
Jurnal D11109276 PDF
Prof. Dr. Ir. H. Muh. Saleh Pallu, M.Eng. Dr. Eng. Mukhsan Putra Hatta, ST. MT.
Pembimbing I Pembimbing II
Dosen Jurusan Teknik Sipil Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Sungai Way Ela merupakan salah satu sungai yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah, atau
tepatnya berada di Kecamatan Leihitu, Desa Negeri Lima. Sungai Way ela memiliki panjang sekitar 3,3 km
dari Natural DAM ke hilir dan 4.5 km dari Natural DAM ke hulu dengan luas DAS 11,49 𝐾𝑚2 luas genangan
pada Natural DAM 1,42 𝐾𝑚2 . Pada tahun 2013 terjadi banjir bandang akibat jebolnya Natural DAM. Untuk
mengkaji ulang kapasitas pengaliran sungai Way Ela pasca bencana banjir digunakan softwere HEC-RAS.
Tapi sebelumnya, simulasi hidrologi perlu dilakukan untuk mengetahui debit banjir rencana hingga kala
periode ulang 100 tahun dan metode yang digunakan adalah HSS Nakayasu. Berdasarkan hasil pengolahan
data dengan menggunakan HSS Nakayasu diperoleh hasil Q100 sebesar 301,538 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘. Debit yang
diperoleh selanjutnya diinput ke softwere HEC-RAS. Berdasarkan hasil simulasi dari 33 cross dengan
menggunakan HEC-RAS, sebagian besar penampang kondisi tanggulnya tidak memenuhi standar tinggi
jagaaan yaitu 0,8 m dari tinggi muka air berdasarkan besarnya debit yang melaluinya, bahkan ada sebagian
kecil yang meluap, atau elevasi tinggi muka air banjir melebihi elevasi tanggul yang ada. Untuk solusi
penanganan banjir berdasarkan permasalahan yang ada, dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu: perkuatan
tebing untuk area hulu dan normalisasi tanggul untuk area hilir.
Kata Kunci : HSS Nakayasu, HEC-RAS, Normalisasi Sungai
ABSTRACT
Way Ela river is one of a river located in Middle Maluku Regency, specifically located in Leihitu
Regency, Negeri Lima Village. It length’s around 3,3 km from Natural DAM to the lower course and 4,5 km
from Natural DAM to the upper course, width DAS about 11,49 𝐾𝑚2 and with the puddle area width to the
Natural DAM 1,42 𝐾𝑚2 . In 2013 there was flood accident caused by the broken down of Natural DAM. To
examine the capacity of water drift in way ela river after the flood accident, we used HEC-RAS software.
Before the examination held, first hidrology simulation need to be done to find out the discharge of flood plan
until 100 year and next and it used HSS Nakayasu method. According to the processing data by HSS Nakayasu
method the result of Q100 is about 301,538 𝑚3 /second. Next, the result added to HEC-RAS software.
According to the simulation from 33 cross using HEC-RAS , mostly the condition of longitudinal centre of the
dike not appropriate from the height of safety standart about 0,8 m from the high-water mark based on the
discharge volume that throught on it, moreover there are slightly amount that overflow, or elevation of the
high-water flood mark spill over the dike elevation. There are two kinds of solution to solve the flood accident
based on the case, first is strengthen the side of upper course and the second is normalization for the side of
lower course.
Key Words: HSS Nakayasu, HEC-RAS, River Normalization
PENDAHULUAN SR mengguncang Kabupaten Maluku
Sungai Way Ela merupakan Tengah. Namun, pada tahun 2013
salah satu sungai yang terletak di intensitas curah hujan yang tinggi
Kabupaten Maluku Tengah yang melanda pulau Ambon dan
wilayahnya masih berada dalam Pulau menyebabkan terjadinya banjir di
Ambon, yang secara geografis berada sebagian besar wilayah Ambon dan
pada koordinat 127ᵒ59’8,02” BT dan sekitarnya, tanpa terkecuali desa Negeri
3ᵒ39’6,72”LS atau tepatnya berada di Lima. Kondisi ini menyebabkan
Kecamatan Leihitu Desa Negeri Lima. jebolnya Natural Dam Way Ela, dan
Sungai Way ela memiliki panjang menimbulkan banjir bandang. Pasca
sekitar 3,3 km dari Natural DAM ke bencana banjir, kondisi alur sungai Way
hilir dan 4.5 km dari Natural DAM ke Ela menjadi sangat memprihatinkan.
hulu dengan luas DAS 11,49 𝐾𝑚2 dan Begitu banyak material tanah longsor
luas genangan pada Natural DAM 1,42 yang dibawa oleh banjir dan menutupi
𝐾𝑚2 . sebagian besar badan sungai.
UTM: Untuk itu, Berdasarkan
X : 387375,1215
permasalahan yang ada, peneliti
Y : 9596289,108
GEOGRAPHIC
mencoba menganalisis dampak yang
127o 59’ 8,02” BT ditimbulkan pasca bencana banjir
3o 39’ 6,72” LS
terhadap kondisi existing alur Sungai
Way Ela. Hal ini dirasa perlu untuk
studi efektifitas pengendalian banjir di
Gambar 1. Lokasi Geografis Sungai Way Ela sungai tersebut kedepannya. Adapun
metode analisis yang digunakan adalah
Pada tahun 2012 terjadi
metode analisis komputasi dengan
longsoran material yang berasal dari
bantuan softwere Hec-RAS dengan
Bukit Ulak Hatu. Longsoran material
periode ulang 100 tahun.
tersebut menutupi aliran sungai Way
Ela sehingga mengakibatkan
METODE PENELITIAN
terbentuknya Natural Dam Way Ela.
Longsor terjadi sehari setelah gempa 5,6
distribusi frekuensi curah hujan yang
sesuai. Distribusi frekuensi curah hujan
yang dimaksud dalam hal ini adalah
metode normal, log normal, log person
tipe III, dan gumbel tipe I.
Setelah diperoleh satu metode
distribusi frekuensi curah hujan yang
sesuai kriteria, langkah selanjutnya
adalah menguji keakuratan hasil dari
metode tersebut dengan menggunakan
metode smirnov-kolmogorov.
Setelah dilakukan analisis
keakuratan, Maka selanjutnya, hasil
tersebut digunakan untuk mencari debit
banjir rencana dengan metode HSS
Nakayasu. Sebelum mencari debit
banjir rencana, terlebih dahulu kita
Tabel 4. Intensitas hujan rata-rata dalam T jam hujan rancangan yang sebelumnya
Tabel 5. Nilai Rt yang didapat dari hasil Kemudian setelah hujan netto
perhitungan
= 0,45 Jam
100.0
Parameter Tp (Waktu Puncak)
50.0
Tp = Tg + 0.8 x Tr
0.0 = 0,6 + 0,8 x 0,45
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5
Waktu konsentrasi (jam) = 0,96 Jam
Gambar 5. Grafik intensitas hujan tiap jam Parameter T 0.3
T0.3 = 3 x Tg
Perhitungan Debit Q100 dengan = 1,81 Jam
Metode HSS Nakayusu Tp + T0.3 = 2,77 Jam
Tp + T.03 + 1.5T0.3 = 5,48 Jam
Untuk menentukan debit rencana Parameter Qp (Debit Puncak)
dengan menggunakan metode HSS Qp = A / 3,6 (0,3 Tp + T0.3)
Nakayusu, terlebih dahulu perlu = 1,52 m3/dtk
diketahui beberapa parameter yang Mencari ordinat hydrograph
Untuk mencari ordinat hydrograph,
maka yang harus dilakukan adalah
melakukan perhitungan sebagai
berikut.
0 < t < Tp -------- 0 < t < 0,96
Qt = Qmax (t / Tp) ^ 2,4
Gambar 7. Hidrograf banjir nakayasu tiap periode
Tp < t < (Tp + T0.3)------- 0,96 < t ulang
< 2,77
Qt = Qmax (0,3) ^ (t-Tp/(T0.3)) Berdasarkan Hidrograf Banjir Nakayasu
(Tp + T0.3) < t < (Tp + 2,5T0.3)------ di atas, dapat dilihat kondisi debit
2,77 < t < 5,48 puncak tiap kala periode ulang. Untuk
t > (Tp + 2,5 T0.3)------- t > 5,48 penampang sungai dengan bantuan
Ordinat HSS Nakayasu Tabel 9. Tabel debit banjir rencana sungai wayela
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Elevation (m)
3.5
Sebelumnya telah diketahui 3.0
Crit 100 Thn
Ground
2.5 Bank Sta
bahwa tiap zona terdapat sta. 2.0
1.5
penampang yang tidak memenuhi 0 10 20 30
Station (m)
40 50 60 70
Elevation (m)
4.0 Crit 100 Thn
Ground
adalah sebagai berikut: 3.5
Bank Sta
3.0
8.5
Crit 100 Thn
segi tinggi jagaannya, selebihnya 8.0
Ground
7.5 Bank Sta
6.5
0 10 20 30 40 50 60 70 80
beberapa yang kapasitasnya tidak Station (m)
11
Legend 5 dan sta. 7-11 pada periode ulang 100
10 WS 100 Thn
9 Ground
8
Bank Sta tahun adalah dengan menaikkan
7
6
4
5 elevasi tanggul hingga memenuhi
3 standar tinggi jagaan yaitu 0,8 m dari
2
1
tinggi muka air.
Gambar 8. 3D situasi zona hilir periode ulang
100 tahun
33
Legend
saja longsoran benar terjadi,
32 WS 100 Thn
Ground
Bank Sta
kemungkinannya adalah akan
30
108
Crit 100 Thn
106
Ground
104 Bank Sta (benching), kemudian dilanjutkan
102
100
0 10 20 30 40 50 60
dengan dilakukannya grouting atau
Station (m)
Gambar 13. Sta. 29 dengan lebar 20 m dan tinggi penyemprotan zat kimia yang
jagaan 71 cm kiri dan 73.1 kanan
bertujuan untuk memperkuat struktur
Berdasarkan gambar di atas
trap tersebut. Jadi perlu diketahui
dapat dilihat bahwa lebar sungai yang
bahwa, stabilisasi dengan merekayasa
berkisar 20 m. Pada bagian ini
kemiringan lereng dalam bentuk trap
memang terjadi penyempitan alur
bangku (benching) bertujuan untuk
sungai setelah jebolnya Natural DAM
mengurangi erosi dan menahan
Wayela.
gerakan turun debris pada longsoran
Terkhusus untuk area ini, analisis
kecil. Oleh adanya trap, laju aliran
kestabilan lereng perlu dilakukan
permukaan yang sering diikuti dengan
untuk pengendalian banjir karena
aliran debris menjadi terhambat.
daerah ini termasuk daerah rawan
Untuk stabilitas perkuatan di
longsor yang kondisi tanahnya masih
kaki lereng, usulan penulis adalah
labil pasca bencana.
sebaiknya dibuat bronjong.
Sebelumnya perlu diingat bahwa, pada 119,151 𝑚3 / dtk untuk
daerah ini alur sungai mengalami periode ulang 5 tahun
penyempitan, sehingga 156,200 𝑚3 / dtk untuk
kemungkinannya arus sungai sangat periode ulang 10 tahun
cepat. Hal tersebut bisa 199,576 𝑚3 / dtk untuk
mengakibatkan erosi pada kaki lereng periode ulang 20 tahun
akibat gerusan air sungai yang sangat 209,602 𝑚3 / dtk untuk
cepat. Untuk itu dengan adanya periode ulang 25 tahun
bronjong, dapat menjadi alternatif 253,979 𝑚3 / dtk untuk
untuk mengantisipasi terjadinya hal periode ulang 50 tahun
tersebut.
301,538 𝑚3 / dtk untuk
periode ulang 100 tahun
2. Hasil analisa HEC-RAS dengan
simulasi hingga kala periode
ulang 100 tahun terhadap 33 cross
section memberikan gambaran
bahwa ada beberapa bagian yang
Gambar 14. Permodelan perkuatan tebing untuk
pengendalian banjir mengalami banjir (luapan) serta
KESIMPULAN DAN SARAN beberapa bagian yang walaupun
Kesimpulan
tidak mengalami banji (luapan),
Kesimpulan yang dapat diambil
tetapi tinggi jagaan dari segi
dari kajian hidrologi dan analisis keamanan tidak memenuhi
kapasitas pengaliran penampang standar yaitu elevasinya berada di
bawah 0,8 m dari tinggi muka air
sungai wayela adalah sebagai berikut:
banjir.
1. Debit puncak di Sungai Wayela 3. Skenario pengendalian banjir,
berdasarkan hasil analisis dilakukan dengan cara
hidrologi dengan menggunakan normalisasi sungai, yaitu dengan
metode HSS Nakayasu adalah : menaikkan elevasi tanggul di
71,012 𝑚 3
/ dtk untuk beberapa bagian alur sungai,
periode ulang 2 tahun terutama di bagian hilir yang juga
mendapat pengaruh dari aktifitas (floodway), pembuatan retarding
pasang surut muka air laut, serta basin, dan waduk pengendali
melakukan perkuatan tebing banjir.
sungai di area hulu yang kondisi
DAFTAR PUSTAKA
lerengnya labil pasca jebolnya
natural Dam. Anonim, 2014, Laporan
Pendahuluan SID Penanganan
Saran
Pasca Bencana Negeri Lima Kab.
Saran yang dapat diberikan Maluku Tengah, PT. Buanatama
berdasarkan kajian hidrologi dan Dimensi Consultant, Ambon.