Anda di halaman 1dari 4

DEMAM TIPOID

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggalterbit : 1 Oktober 2018

Halaman : 1-6

Klinik Diana Dr.Fachrudiana F.A


Permata Medika Pimpinan Klinik

1. Pengertian Demam tifoid dan paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus
yang disebabkan oleh Salmonella typhi, salmonella paratyphi A, B
dan C. Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam
bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Penularan kuman
melalui mulut oleh makanan yang tercemar.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi Dokter atau petugas dalam menangani
demam tifoid
3. Kebijakan SK Pimpinan Klinik No 28a/KDPM-IN/SK/IX/2018 tentang Layanan
Klinis

4. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit


sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat
Langkah-
penyakit keluarga), apakah demam naik turun terutama sore hari,
langkah sakit kepala, nyeri otot, tidak nafsu makan, mual, muntah, sulit
BAB, diare, nyeri perut
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan : lidah kotor
(coated tongue), ujung dan tepi lidah kemerahan, tremor, nyeri
tekan region epigastrik, hepatosplenomegali, bibir kering, pecah-
pecah
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang : Widal
5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential.
Diagnosa berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan) :
gejala demam, gangguan saluran cerna, gangguan kesadaran,
leukopeni (<5000/mm3), limfositosis relatif, monositosis,
trombositopenia ringan, serologi widal titer O > 1/320
6. Petugas memberikan terapi simptomatik untuk menurunkan
demam (antipiretik) dan mengurangi keluhan gastro intestinal
7. Petugas memberikan antibiotik Kloramfenikol, dosis dewasa 4 x
500 mg selama 10 hari, dosis anak 50-100 mg/kgBB selama 10-14
hari dibagi dalam 4 dosis
8. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga
pasien untuk istirahat tirah baring dan mengatur tahapan
mobilisasi, diet tinggi kalori dan protein, konsumsi obat-obatan
secara rutin dan tuntas, tanda-tanda kegawatan, hygiene
perorangan, makanan dan minuman.
9. Jika ada indikasi (tanda-tanda kedaruratan) atau pasien telah
mendapat terapi 5 hari belum tampak perbaikan, petugas

1
melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
(rumah sakit).
10. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
unit farmasi.
11. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien
12. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan
terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus.

5. Bagan Alir

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang praktek


kedokteran
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 Tentang
Rekam Medis
3. Undang-Undang Nomor. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
6. Referensi
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
klinik.
5. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi
dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
1. Rekam Medis
7. Dokumen 2. Form rujukan
terkait 3. Informed concent
4. Resep
1. Ruang Pendaftaran
2. Ruang Pemeriksaan Umum
8. Unit terkait
3. Ruang Pemeriksaan Apotik
4. Rekam medis

9. Riwayat Perubahan Dokumen

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Terbit

2
DEMAM TIPOID

No. Dokumen :

DAFTAR No. Revisi :


TILIK
Tanggal terbit : 1 Oktober 2018
Halaman : 1-6

Klinik Diana Dr. Fachrudiana F.A


Permata Medika Pimpinan Klinik

NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK

10

11

12

13

14

15

16

17

18

3
4

Anda mungkin juga menyukai