Ada dua kategori saluran transmisi: saluran udara (overhead line) dan saluran
bawah tanah (uderground). Saluran udara menyalurkan tenaga listrik melalui kawat-
kawat yang digantung pada tiang-tiang transmisi dengan perantaraan-perantaraan
isolator-isolator, sedang saluran bawah tanah menyalurkan listrik melalui kabel-kabel
bawah tanah. Kedua cara penyaluran mempunyai untung ruginya sendiri-sendiri.
Dibandingakn dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh
cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya petir dan sebagainya. Saluran bawah tanah
lebih estetis (indah), karena tidak tampak. Karena alasan terakhir ini, saluran-saluran
bawah tanah lebih disukai di Indonesia, terutama untuk kota-kota besar. Namun biaya,
pembangunannya jauh lebih mahal daripada saluran udara, dan perbaikannya lebih
sukar bila terjadi gangguan hubung singkat dan kesukaran-kesukaran lainnya .
Menurut jenis arusnya, pada saluran transmisi dikenal sistem arus bolak- balik
(AC, atau alternating current) dan sistem arus searah (DC, atau direct current). Didalam
sistem AC, penaikan dan penurunan tegangan mudah dilakukan yaitu dengan
menggunakan transformator. Itulah sebabnya maka dewasa ini saluran transmisi di
dunia sebagian besar adalah saluran AC. Di dalam sistem AC ada sistem satu-fasa
dan sistem tiga-fasa.
Pada penyaluran tenaga listrik terdapat beberapa jenis konfigurasi yang secara garis
besar umumnya dibagi dalam 5 bentuk konfigurasi jaringan:
1. Sistem Radial
2. Sistem open loop / Tie Line
3. Sistem close loop
4. Sistem Cluster
5. Sistem Spindel
Sistem spindle merupakan sistem yang relatif handal karena disediakan satu
buah express feeder yang merupakan feeder/ penyulang tanpa beban dari gardu induk
sampai Gardu Hubung (GH) refleksi, banyak digunakan pada jaringan SKTM. Sistem ini
relatif mahal karena biasanya dalam pembangunannya sekaligus untuk mengatasi
perkembangan beban di masa yang akan datang, Proteksinya relatif sederhana hampir
sama dengan sistem Open Loop. Biasanya di tiap-tiap feeder dalam sistem spindle
disediakan gardu tengah (middle point) yang berfungsi untuk titik manuver apabila
terjadi gangguan pada jaringan tersebut. Sistem merupakan hampir mirip dengan
sistem spindle. Dalam sistem Cluster tersedia satu express feeder yang merupakan
feeder atau penyulang tanpa beban yang digunakan sebagai titik manuver beban oleh
feeder atau penyulang lain dalam sistem Cluster tersebut. Proteksi yang diperlukan
untuk sistem ini relatif sama dengan sistem Open Loop atau sistem Spindle.
Selain itu ada juga konfigurasi single phi dan double phi yang biasa digunakan
pada sistem transmisi tenaga listrik.
Dengan membuat topologi jaringan yang baik akan didapat performance jaringan
yang handal dan optimal dalam arti akan diperoleh kerugian energi jaringan yang lebih
kecil dan pelayanan ke pelanggan lebih baik dari sisi missal mutu tegangan ke
pelanggan.
Isolator-isolator
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
Menurut penggunaan dan konstruksinya dikenal tiga jenis isolator, yaitu : isolator jenis
pasak, isolator jenis pos saluran dan isolator gantung. Isolator jenis pasak dan pos
saluran digunakan pada saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang
dari 22 – 33 kV), sedang isolator gantung dapat digandeng menjadi rentangan isolator
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Kawat penghantar
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah
tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%), tembaga dengan konduktivitas 97,5
% (CU 97,5 %) atau alumunium dengan koduktivitas 61% (Al 61%). Kawat penghantar
alumunium dari berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut:
Kawat tanah
Kawat tanah atau “ground wire” juga disebut sebagai kawat pelindung (shield wires)
gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fasa terhadap
sambaran petir. Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa. Sebagai kawat tanah
umumnya dipakai kawat baja (steel wire) yang lebih murah, tetapi tidaklah jarang
digunakan ACSR.
Untuk keperluan analisa dan pehitungan maka diagram pengganti untuk klasifikasi
saluran transmisi biasanya dibagi dalam 3 kelas, yaitu:
Klasifikasi di atas sangat kabur dan sangat relatif. Klasifikasi saluran transmisi
harus didasarkan atas besar kecilnya kapasitansi ke tanah. Jadi bila kapasitansi kecil,
dengan demikian arus bocor ke tanah kecil terhadap beban, maka dalam hal ini
kapasitansi ke tanah dapat diabaikan dan dinamakan kawat pendek. Tetapi bila
kapasisatansi sudah mulai besar sehingga tidak dapat diabaikan, tetapi belum begitu
besar sekali sehingga masih dapat dianggap seperti kapasitansi terupsat (lumped
capacitance), dan ini dinamakan kawat menengah. Bila kapasitansi itu besar sekali
sehingga tidak mungkin lagi dianggap sebagai kapasistansi terpusat, dan harus
dianggap terbagi rata sepanjang saluran, maka dalam hal ini dinamakan kawat panjang.
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah transmisi
dengan tegangan sebesar 500kV. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena di Indonesia masih
menggunakan sistem 500 kV. Kategori yang kedua adalah transmisi dengan tegangan sebesar 150 kV.
Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kV. Untuk dibawah 75 kV selanjutnya dinamakan dengan distribusi
tenaga listrik.
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut tidak
merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem merasakan
gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat dapat diamankan. Sehingga sistem tidak
mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat
berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh manusia
2. Peralatan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :
a. Relay arus lebih
merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada Jaringan
Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator tenaga. Rele ini berfungsi
untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa.
b. Relay hubung tanah
Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada jaringan
Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator tenaga.
c. Relay Diferensial
Relay diferensial ini berfungsi untuk mengamankan transformator tenaga terhadap gangguan hubung
singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator, yang disambung ke instalasi trafo arus (
CT ) dikedua sisi
d. Relay jarak
a. Dapat menentukan arah letak gangguan
b. Gangguan didepan relai harus bekerja.
c. Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja
d. Dapat menentukan letak gangguan.
e. Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
f. Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
g. Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran petir. Kawat
ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena dianggap petir
menyambar diatas kawat. Pada umumnya ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan
kekuatan St 35 atauSt 50, tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian instalasi lain, baik
instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi
tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele jarak menggunakan
pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut
rele jarak, karena impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh
karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada
jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja
ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari relai, dengan
membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat
ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Zf=Vf/If
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur dengan
impedansi setting, dengan ketentuan:
a. Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka relai akan trip.
b. Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai maka relai akan tidak trip.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran petir. Kawat
ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena dianggap petir
menyambar diatas kawat. Kawat ini merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika
terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah. Sehingga sistem
transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika
lebih dari 4 ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau
terjadinya flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
f. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan menutup baik secara
otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan
transmisi dapat diputus sementara.
4. Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun, untuk
pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran masuk ke gardu induk dan
di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis terjadi gangguan, maka gardu induk tidak
mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat
tanah dipasang diatas kawat fasa yang berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir.
Sehingga pemasanggannya berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik.
Gambar pemasangan relai untuk memproteksi arus lebih pada jaringan transmisi disebuah gardu induk