Anda di halaman 1dari 40

Pengembangan Sekolah

PENGEMBANGAN SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2009 – 2010

SDN KETINTANG I / 409


JL. KETINTANG MADYA NO. 146
KECAMATAN GAYUNGAN
KOTA SURABAYA

_______________________________________________________

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
RahmatNya sehingga penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah ini dapat
terselesaikan.

Harapan kami semoga Rencana Pengembangan Sekolah ini dapat menjadi acuan bagi
jalannya proses pendidikan di SDN Ketintang I/409 selama tahun pelajaran 2009-
2010.

Rencana Pengembangan Sekolah adalah penjabaran Undang-undang Republik


Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menekankan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan. Oleh karena itu dengan adanya pedoman
kerja yang jelas, maka perjalanan roda pendidikan akan lebih lancar, berdaya guna dan
berhasil guna.

Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan dan
penyempurnaan Rencana Pengembangan Sekolah ini. Sebab kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam proses penyusunannya.

Akhirnya kami mohon doa restu agar Rencana Pengembangan Sekolah ini dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang kita susun bersama.

Surabaya, 20 Juli 2009


Kepala Sekolah,

SUNYOTO, S.Pd
NIP. 19630102 198504 1 006

___________________________________________________

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. LANDASAN
C. TUJUAN
D. PENGERTIAN

BAB II. RENCANA STRATEGIS (5 TAHUN)


A. ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN
1. Kondisi Sosial Masyarakat
2. Kondisi Ekonomi
3. Geografis
B. ANALISI KONDISI PENDIDIKAN SEKOLAH SAAT INI
1. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Isi
2. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Proses
3. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Kompetensi Lulusan
4. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
5. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Kompetensi Sarana dan Prasarana
6. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Pengelolaan
7. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Pembiayaan
8. Kondisi Sekolah Ditinjau Dari Standar Penilaian Pendidikan
C. KONDISI PENDIDIKAN 5 TAHUN KE DEPAN
D. IDENTIFIKASI TANTANGAN NYATA ANTARA PENDIDIKAN 5 TAHUN KE DEPAN DENGAN PENDIDIKAN SAAT
INI
E. VISI SEKOLAH
F. MISI SEKOLAH
G. TUJUAN SEKOLAH 5 TAHUN KE DEPAN
H. STRATEGI PENCAPAIAN
I. HASIL YANG DIHARAPKAN
J. TONGGAK-TONGGAK KUNCI KEBERHASILAN
K. MONITORING DAN EVALUASI

BAB III. RENCANA OPERASIONAL SEKOLAH TAHUN 2009-2010


A. ANALISIS LINGKUNGAN OPERASIONAL
B. ANALISIS PENDIDIKAN SAAT INI
C. ANALISIS KONDISI PENDIDIKAN 1 TAHUN KE DEPAN
D. IDENTIFIKASI TANTANGAN NYATA 1 TAHUN KE DEPAN
E. TUJUAN SITUASIONAL / SASARAN
F. IDENTIFIKASI FUNGSI
G. ANALISIS SWOT
H. ALTERNATIF LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
I. PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN
J. RAPBS (Uraian Kegiatan dan Pembiayaan / Rencana Anggaran Pengembangan Sekolah)
K. RENCANA KEGIATAN (Action Plan)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia tanpa memandang
status sosial, ras, etnis, agama, dan gender berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai
dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Pendidikan yang bermutu merupakan prasyarat adanya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu warga negara yang unggul secara intelektual,
anggun dalam moral, kompeten dalam Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Senii (IPTEKS), produktif dalam
karya dan memiliki komitmen yang tinggi untuk berbagai peran sosial, serta berdaya saing terhadap
bangsa lain di era global.

Dengan demikian, pembangunan pendidikan nasional perlu diarahkan pada peningkatan martabat
manusia secara holistik, yang memungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan paling elementer di atas
dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, lembaga pendidikan seyogyanya menjadi wahana
strategis bagi upaya pengembangan segenap potensi individu, termasuk membangun karakter dan
wawasan kebangsaan bagi peserta didik, yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negawa Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga
cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai.

Sekolah sebagai pemegang peran penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu,
sekolah dituntut membuat perencanaan, pengelolaan program, implementasi, monitoring dan evaluasi
yang baik, terstruktur, dan terukur. Dengan perencanaan yang matang, diharapkan pengelolaan
program dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien. Agar implementasi perencanaan dan
pengelolaan program senantiasa berlangsung secara transparan dan akuntabel, maka perlu adanya
monitoring dan evaluasi secara berkala dan konsisten.

Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) pada satuan pendidikan diharapkan mampu
mengakomodir semua harapan warga sekolah dan seluruh stakeholder untuk masa sekarang dan yang
akan datang. Di dalam Rencana Pengembangan Sekolah seluruh warga sekolah dan stakeholder dapat
mengetahui arah kebijakan sekolah untuk masa 1 sampai 5 tahun ke depan. Pada Rencana
Pengembangan Sekolah pula masyarakat dapat mengetahui secara jelas tentang Visi, Misi, Indikator,
Tujuan, Tantangan Nyata, Sasaran Pengembangan, serta Identifikasi fungsi-fungsi yang penting bagi
sekolah, sehingga gambaran sekolah ideal seperti harapan pemerintah dapat diketahui secara eksplisit.

Dengan disusunnya Rencana Pengembangan Sekolah SDN Ketintang I/409 Kecamatan Gayungan Kota
Surabaya akan memandu semua warga sekolah bagaimana mengembangkan sekolah, ke mana sekolah
akan dikembangkan dan langkah apa yang harus ditempuh untuk melaksanakannya. Keterlibatan semua
pihak dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah mendorong masyarakat untuk merasa
“memiliki” sekolah.
B. LANDASAN / DASAR HUKUM
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
5. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Pemerintah Pusat
dan Daerah.
6. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
7. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2004-2009.
8. Keputusan Mendiknas RI No. 44/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah.
9. Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
10. Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
11. Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Kepmendiknas No. 22 dan 23 Tahun
2006.
12. Peraturan Mendiknas No. 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas No. 24 Tahun 2006.
13. Peraturan Mendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
14. Peraturan Mendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Guru.
15. Peraturan Mendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
16. Peraturan Mendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
17. Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk SD/MI.
18. Rencana Strategis Depdiknas Tahun 2005-2009.
19. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Tahun
2005-2009.

C. TUJUAN PENYUSUNAN

1. Menjamin agar tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian
yang tinggi dan resiko yang kecil.
2. Mendukung koordinasi antar stakeholder sekolah.
3. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi yang baik antar pelaku sekolah,
antar sekolah dan pembina pendidikan, dan antar waktu.
4. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan.
5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
7. Agar sekolah membelanjakan anggaran secara bijaksana.
8. Merespon seluruh tuntutan partisipasi masyarakat.
9. Meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas.
10. Sebagai acuan untuk mencapai target peningkatan mutu pendidikan.
11. Sebagai tolak ukur bagi keberhasilan implementasi program peningkatan mutu pendidikan.

D. PENGERTIAN
Rencana Pengembangan Sekolah merupakan rencana yang komprehensif untuk mengoptimalkan
pemanfaatan segala sumber daya yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang
diinginkan di masa datang. Rencana Pengembangan Sekolah harus berorientasi ke depan dan secara
jelas bagaimana menjembatani antara kondisi saat ini dan harapan yang ingin dicapai di masa depan.

Rencana Pengembangan Sekolah merupakan rencana yang secara komprehensif memperhatikan


peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan kekuatan dan kelemhana internal, dan
kemudian mencari dan menemukan strategi dan program-program untuk memanfaatkan peluang dan
kekuatan yang dimiliki, mengatasi tantangan dan kelemahan yang ada, guna mencapai visi yang
diinginkan.

___________________________________________

BAB II
RENCANA STRATEGIS

A. ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN


1. KONDISI SOSIAL MASYARAKAT
SDN Ketintang I/409 berada di kawasan perkuliahan dan perumahan di Surabaya Selatan. Sudah menjadi
karakteristik masyarakat yang berdomisili di kawasan tersebut adalah penduduk musiman yang tingkat
mutasinya sangat tinggi. Kondisi sosial masyarakatnya sangat beragam antara budaya masyarakat asli
dan masyarakat pendatang sering kali menimbulkan permasalahan sosial. Disparitas sangat tinggi, baik
dari segi kepedulian lingkungan, pendidikan, kesehatan, maupun kultur/budaya.
Dari segi keamanan dan kerawanan sosial sangat tidak kondusif bagi perkembangan mental dan moral
anak-anak. Mereka juga tumbuh di tengah-tengah masyarakat yang tidak stabil antara budaya
tradisional dan modern, antara gaya hidup masyarakat pedesaan dan gaya hidup metropolis. Tingkat
polusi yang tinggi mengakibatkan rentannya anak-anak terhadap suatu penyakit.
2. KONDISI EKONOMI
Pekerjaan orang tua / wali murid SDN Ketintang I/409 terdiri dari :
PNS : 20%
TNI/POLRI : 5%
Swasta : 30%
Wiraswasta : 25%
Buruh Pabrik : 20%
Beragamnya pekerjaan orang tua / wali murid menyebabkan kendala dalam partisipasi masyarakat
terhadap kemajuan pendidikan. Terbatasnya penghasilan orang tua / wali murid menyebabkan mereka
harus memenuhi kebutuhan hidup meski harus meninggalkan anak-anak tanpa asuhan dan bimbingan
sesuai kebutuhan.

3. GEOGRAFIS
SDN Ketintang I/409 termasuk wilayah Kecamatan Gayungan. Secara geografis berada di kawasan
Surabaya Selatan. Lokasi SDN Ketintang I/409 yang berada di Kelurahan Ketintang berbatasan dengan
Kecamatan Wonokromo dan Karang Pilang. Wilayah Kecamatan Gayungan juga berada di perbatasan
antara Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Wilayah Ketintang terdiri dari tanah pertanian dan areal
pabrik.

B. ANALISIS KONDISI PENDIDIKAN SEKOLAH SAAT INI


KONDISI SEKOLAH DITINJAU DARI :

1. Standar Isi
Standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.
a. Kelompok Mata Pelajaran dan Kedalaman Isi
Standar isi pendidikan mengatur kerangka dasar kurikulum, beban belajar, kalender akademik, dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Standar isi mencakup lingkup dan kedalaman materi pembelajaran
untuk memenuhi standar kompetensi lulusan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN
Ketintang I/409 terdiri dari: kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan. Setiap kelompok mata pelajaran sebagian masih dilaksanakan secara terpisah kecuali untuk
kelas 1, 2 dan 3 karena telah menggunakan pendekatan tematik. Sehingga pembelajaran masing-masing
kelompok mata pelajaran belum mewarnai pemahaman dan penghayatan peserta didik.

b. Beban Belajar
Beban belajar SDN Ketintang I/409 belum diperhitungkan secara maksimal dan terinci dengan
menggunakan jam pembelajaran per minggu per semester dengan sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan ciri khas masing-
masing.

c. Kurikulum Kecakapan Hidup


Kurikulum di SDN Ketintang I/409 telah memasukkan pendidikan kecakapan hidup, namun pendidikan
kecakapan hidup yang telah dijalankan baru mencakup kecakapan pribadi dan kecapakan sosial
sedangkan kecakapan akademik dan kecakapan vokasional belum dikembangkan. Seharusnya
pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok kewarganegaraan,
keimanan dan ketakwaan, pendidikan akhlak mulia dan kepribadian, pendidikan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pendidikan estetika, atau pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

d. Kurikulum Muatan Lokal


Kurikulum untuk SDN Ketintang I/409 seharusnya dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan
lokal, namun dengan terbatasnya kemampuan sumber daya manusia sehingga kurikulum muatan lokal
hanya mengacu pada keputusan hasil rapat kerja kepala sekolah. Akibat dari penyeragaman tersebut
maka keunggulan lokal menjadi tidak tereksplorasi. Kurikulum muatan lokal mengacu pada referensi
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur yang terdiri dari Bahasa Jawa, Bahasa Inggris dan Komputer.

e. Kalender Pendidikan
Waktu pembelajaran yang dituangkan dalam kalender pendidikan atau kalender akademik mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Untuk setiap
satuan pendidikan harus mengacu pada peraturan meteri, khususnya sekolah dasar negeri.

2. Standar Proses
Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien seharusnya setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran, dan pengawasan yang baik.
Perencanaan di SDN Ketintang I/409 telah dibuat secara rutin dan konsisten namun sebenarnya harus
didukung oleh sekurang-kurangnya dokumen kurikulum, silabus untuk setiap mata pelajaran, rencana
pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, pedoman penilaian, dan alat/media pembelajaran.
Melalui KKG, silabus dan RPP dibuat secara kelompok dalam satuan gugus sekolah karena terbatasnya
kemampuan guru. Pelaksanaan proses pembelajaran sementara ini belum memungkinkan
memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik
karena faktor kebutuhan ruang yang tidak memenuhi syarat. Rasio maksimal buku teks pelajaran per
peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik juga belum terealisasi.

Penilaian proses pembelajaran di SDN Ketintang I/409 untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi seharusnya menggunakan berbagia teknik penilaian, termasuk ulangan dan
atau penugasan, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam satu tahun. Penilaian
proses pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi belum
mencakup observasi dan evaluasi harian secara individual terhadap peserta didik, serta observasi dan
evaluasi harian secara individual yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.
Penilaian proses pembelajaran baru dalam tahap mencakup aspek kognitif sedangkan aspek
psikomotorik, dan afektif sering diabaikan. Pengawasan baru mencakup pemantauan, supervisi,
evaluasi, sedangkan pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan belum secara
konsisten dilakukan.

3. Standar Kompetensi Lulusan


Standar kompetensi lulusan seharusnya meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran, termasuk kompetensi membaca dan menulis. Kompetensi lulusan juga
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Namun
jika standar kompetensi lulusan di SDN Ketintang I/409 mengacu pada standar ketuntasan belajar yang
tinggi, maka angka mengulang di kelas VI akan melebihi 5% disebabkan input siswa kelas I yang beragam
(tidak semua melalui TK). Oleh karena itu Standar Kompetensi Lulusan di SDN Ketintang I/409 diarahkan
secara bertahap untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Standar pendidik di SDN Ketintang I/409 ditinjau dari :
pedagogik : dalam hal perencangan dan pelaksanaan pembelajaran para pendidik masih konvensional.
Pengembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan diri belum maksimal.
kepribadian : rendahnya konsep diri dan pencitraan diri seorang pendidik menyebabkan para pendidik
memiliki kepribadian yang labil.
sosial : rasa humanisme yang terbangun kadangkala mengurangi derajat profesionalisme sehingga para pendidik
cenderung bersifat subyektif.

5. Standar Prasarana dan Sarana


SDN Ketintang I/409 dalam hal standar prasarana pendidikan yang mencakup persyaratan minimal dan
wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan telah memenuhi syarat yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang kepala sekolah, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang kantin, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, dan tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Standar sarana pendidikan mencakup persyaratan
minimal tentang perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan pengadaannya telah dilakukan secara bertahap sesuai skala prioritas.

6. Standar Pengelolaan
SDN Ketintang I/409 dikelola atas dasar Rencana Pengembangan Sekolah dan Rencana Kerja Tahunan
meskipun masih sangat jauh dari sempurna. Selama ini rencana kerja tahunan merupakan penjabaran
rinci dari RPS ang merupakan rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang melipuri masa 4
(empat) tahun. Rencana kerja meliputi sekurang-kurangnya jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,
kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur; mata pelajaran yang ditawarkan pada semester gasal, semester
genap, penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan lainnya; buku teks pelajaran yang dipakai
pada masing-masing mata pelajaran; jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pelajaran, pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai; program peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta dan
penyelenggara program, jadwal rapat Dewan pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang
tua/wali murid, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah; rencana anggaran pendapatan dan
belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan
kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir. Rencana kerja juga harus disetujui rapat dewan
pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah.

7. Standar Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan pendidikan di SDN Ketintang I/409 selama ini hanya mengandalkan bantuan dari
Pemerintah Pusat ( BOSNA ) dan Pemerintah Kota Surabaya ( BOPDA ), Untuk kegiatan yang bersifat
insidental sekolah menggalang sumbangan sukarela.

8. Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan di SDN Ketintang I/409 telah sesuai dengan standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri No. 20
tahun 2007.

C. KONDISI PENDIDIKAN LIMA TAHUN KE DEPAN

1. Standar Isi
Standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.
a. Kelompok Mata Pelajaran dan Kedalaman Isi
Standar isi pendidikan mengatur kerangka dasar kurikulum, beban belajar, kalender akademik, dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Standar isi mencakup lingkup dan kedalaman materi pembelajaran
untuk memenuhi standar kompetensi lulusan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN
Ketintang I/409 terdiri dari: kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan. Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran masing-
masing kelompok mata pelajaran ikut mewarnai pemahaman dan penghayatan peserta didik. Semua
kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik. Pelaksanaan
semua kelompok mata pelajaran disesuaikan dengan perkembangan fisik dan psikis peserta didik.

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia di SDN Ketintang I/409 dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan spiritual dan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian di SDN Ketintang I/409 dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi di SDN Ketintang I/409 dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitifitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan di SDN Ketintang I/409
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan budi pekerti/kepribadian di SDN Ketintang I/409 diamalkan sehari-hari oleh
peserta didik di dalam dan di luar sekolah, dengan contoh pengalaman yang diberikan oleh setiap
pendidik dalam interaksi sosialnya di dalam dan di luar sekolah, dengan contoh pengalaman yang
diberikan oleh setiap pendidik dalam interaksi sosialnya di dalam dan di luar sekolah, serta
dikembangkan menjadi bagian dari budaya sekolah. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
budi pekerti/kepribadian di SDN Ketintang I/409 dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
kewarganegaraan, agama, akhlak mulia, budi pekerti, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi di SDN Ketintang I/409 dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam keterampilan/kejujuran,
dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. Kelompok mata
pelajaran estetika di SDN Ketintang I/409 dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni
dan budaya, dan muatan lokal yang relevan. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
di SDN Ketintang I/409 dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga,
pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam,, dan muatan lokal yang relevan.

b. Beban Belajar
Beban belajar untuk SDN Ketintang I/409 diperhitungkan dengan menggunakan jam pembelajaran per
minggu per semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan ciri khas masing-masing.

c. Kurikulum Kecakapan Hidup


Kurikulum untuk SDN Ketintang I/409 dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan
kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan
vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok
kewarganegaraan, keimanan dan ketakwaan, pendidikan akhlak mulia dan kepribadian, pendidikan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendidikan estetika, atau pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari sekolah melalui tugas pembiasaan atau
terintegrasi di dalam seluruh kelompok mata pelajaran.

d. Kurikulum Muatan Lokal


Kurikulum untuk SDN Ketintang I/409 dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok keimanan dan
ketakwaan, pendidikan akhlak mulia dan kepribadian, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan estetika, atau pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan. Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dapat diperoleh peserta didik melalui kegiatan ko kurikuler, dan penguatan pada ekstra kurikuler.

e. Kalender Pendidikan
Waktu pembelajaran yang dituangkan dalam kalender pendidikan atau kalender akademik mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Untuk setiap
satuan pendidikan harus mengacu pada peraturan menteri.

2. Standar Proses
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dalam proses
pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi, menyenangkan, menantang,
mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologinya. Dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran, dan pengawasan yang baik. Perencanaan
harus didukung oleh sekurang-kurangnya dokumen kurikulum, silabus untuk setiap mata pelajaran,
rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik
per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran per peserta
didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik.

Penilaian proses pembelajaran di SDN Ketintang I/409 untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi harus menggunakan berbagai teknik penilaian, termasuk ulangan dan atau
penugasan, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam satu tahun. Penilaian proses
pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi harus mencakup
observasi dan evaluasi harian secara individual terhadap peserta didik, serta observasi dan evaluasi akhir
secara individual yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester. Penilaian proses
pembelajaran harus mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan efektif. Pengawasan mencakup
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

3. Standar Kompetensi Lulusan


Standar kompetensi lulusan pendidikan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, termasuk kompetensi
membaca dan menulis. Kompetensi lulusan mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan. Standar kompetensi lulusan di SDN Ketintang I/409 diarahkan
untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan pra jabatan dan kelayakan fisik
maupun mental serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang
relevan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Kompetensi adalah tingkat kemampuan minimal
yang harus dimiliki dan dipenuhi seorang pendidik untuk dapat berperan sebagai agen pembelajaran.
Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran di SDN Ketintang I/409 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial sesuai Standar
Nasional Pendidikan, yang dibuktikan dengan sertifikat profesi pendidik, yang diperoleh melalui
pendidikan profesi guru sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional merupakan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar. Seseorang yang
tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. Kualifikasi
akademik pendidikan minimum untuk pendidik SDN Ketintang I/409 adalah S1.

Tenaga kependidikan di SDN Ketintang I/409 sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah. Persyaratan
untuk menjadi kepala SDN Ketintang I/409 meliputi: berstatus guru SD, memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku;
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SD; dan memiliki kemampuan
kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.

5. Standar Prasarana dan Sarana


Standar prasarana dan sarana pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan
persyaratan minimal tentang lahan, ruang kelas, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media pendidikan,
buku, dan sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Standar prasarana pendidikan mencakup persyaratan minimal dan wajib dimiliki oleh setiap satuan
pendidikan lahan, ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi dan
jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Standar sarana
pendidikan mencakup persyaratan minimal tentang perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Lahan satuan pendidikan meliputi sekurang-kurangnya lahan untuk bangunan sekolah, lahan praktek,
lahan untuk sarana penunjang, dan lahan pertamanan untuk menjadikan satuan pendidikan suatu
lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat. Standar letak lahan satuan pendidikan sejenis dan
sejenjang serta letak lahan satuan pendidikan di dalam klaster satuan pendidikan yang menjadi
pengumpan masukan peserta didik. Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan jarak
tempuh maksimal yang harus dilalui oleh peserta didik untuk menjangkau satuan pendidikan tersebut.
Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan keamanan, kenyamanan, dan kesehatan
lingkungan. Standar rasio luas ruang kelas per peserta didik dirumuskan dengan mengacu pada standar
sarana dan prasarana yang telah ditetapkan oleh BSNP. Standar kualitas bangunan minimal di SDN
Ketintang I/409 adalah kelas B. Standar keragaman buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah minal
judul buku di perpustakaan satuan pendidikan. Standar jumlah buku tekspelajaran untuk masing-masing
mata pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan per peserta didik. Standar sumber belajar lainnya
untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio jumlah.

6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab kepala satuan pendidikan. Pengelolaan sekolah
di SDN Ketintang I/409 menuju penerapan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas dalam perencanaan program,
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kegiatan pembelajara, pendayagunaan tenaga
kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, penilaian kemajuan hasil belajar, dan
pengawasan.

SDN Ketintang I/409 dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang sebagai penanggung jawab pengelolaan
pendidikan. Keputusan akademis pada satuan pendidikan ditetapkan oleh rapat dewan pendidik/guru
dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada mutu, dan apabila
keputusan dengan prinsip musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan ditetapkan atas
dasar suara terbanyak. SDN Ketintang I/409 senantiasa melibatkan komite sekolah. Komite sekolah
kurang-kurangnya beranggotakan masyarakat yang mewakili orang tua/wali peserta didik, tokoh
masyarakat, praktisi pendidikan, dan pendidik, yang memiliki wawasan, kepedulian, komitmen terhadap
peningkatan mutu pendidikan.

SDN Ketintang I/409 memiliki pedoman atau aturan yang sekurang-kurangnya mengatur tentang;
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan silabus; kalender pendidikan selama satu tahun dan
dirinci secara semesteran, bulanan dan mingguan; struktur organisasi satuan pendidikan; peraturan
akademik; pembagian tugas diantara tenaga pendidik dan kependidikan dan peserta didik; serta
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; kode etik hubungan antara sesama warga di
antara lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat.

SDN Ketintang I/409 dikelola atas dasar Rencana Pengembangan Sekolah dan Rencana Kerja Tahunan
meskipun masih sangat jauh dari sempurna. Selama ini rencana kerja tahunan merupakan penjabaran
rinci dari RPS ang merupakan rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang melipuri masa 4
(empat) tahun. Rencana kerja meliputi sekurang-kurangnya jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,
kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur; mata pelajaran yang ditawarkan pada semester gasal, semester
genap, penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan lainnya; buku teks pelajaran yang dipakai
pada masing-masing mata pelajaran; jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pelajaran, pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai; program peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta dan
penyelenggara program, jadwal rapat Dewan pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang
tua/wali murid, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah; rencana anggaran pendapatan dan
belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan
kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir. Rencana kerja juga harus disetujui rapat dewan
pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah.

Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan berpedoman kepada rencana kerja tahunan dan rencana
jangka panjang dan menengah. Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara
mandiri, efisien, mendapat persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah. Pelaksanaan
kegiatan yang perlu atau mendesak tapi tidak diprogramkan di dalam rencana kerja tahunan
dilaksanakan secara ad-hoc dan pelaksanaan kegiatan tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah.

Pengawasan di SDN Ketintang I/409 meliputi pemantauan supervisi, evaluasi, pelaporan, pemeriksaan
dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh
kepala sekolah dan komite sekolah atau pihak lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan. Pemantauan dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas satuan
pendidikan.

Supervisi dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan
dan kepala sekolah. Supervisi meliputi supervisi manajerial dan akademik. Supervisi mengacu pada
standar yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Pelaporan dilakukan oleh pendidik,
tenaga kependidikan, kepala sekolah, dan pengawas atau penilik satuan pendidikan. Laporan oleh
pendidik SDN Ketintang I/409 ditujukan kepada sekolah dan orang tua/wali peserta didik, berisi hasil
evaluasi dan penilaian dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Laporan oleh tenaga
kependidikan ditujukan kepada kepala sekolah, berisi pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing dan
dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Laporan kepala sekolah SDN Ketintang I/409
ditujukan kepada komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan, dan Dinas Pendidikan Kota, berisi hasil evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya
setiap akhir semester. Setiap pihak yang menerima laporan wajib menindaklanjuti laporan tersebut
untuk meningkatkan mutu dan layanan pendidikan, termasuk memberikan sanksi atas pelanggaran yang
ditemukannya.

7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya operasional satuan pendidikan.
Pembiayaan di SDN Ketintang I/409 mencakup biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal satuan
pendidikan.
Biaya investasi di SDN Ketintang I/409 mencakup pembiayaan penyediaan sarana prasarana,
pengembangan SDM. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya
kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. Biaya
operasional satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan
yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak
langsung seperti daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

Biaya operasional dalam bentuk donatur di SDN Ketintang I/409 meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler
secara teratur dan berkelanjutan.

8. Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2007.

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran
dan kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan prilaku dan
sikap untuk menilai perkembangan afektif dan kepribadian peserta didik; serta ujian, ulangan dan/atau
penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ujian, ulangan, penugasan, dan/atau bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran
estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai hasil
belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta
didik, dan ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Untuk
mengikuti ujian akhir satuan pendidikan, peserta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau lebih
besar dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, pada kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika serta kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan.

SDN Ketintang I/409 melakukan penilaian akhir pada untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik dari penilaian akhir
mempertimbangkan hasil penilaian akhir satuan pendidikan. Penilaian akhir mempertimbangkan hasil
penilaian peserta didik sejak awal hingga akhir masa studi. Ujian sekolah dilakukan untuk semua mata
pelajaran kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional untuk
menentukan kelulusan peserta didik.

Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) merupakan penilaian bersifat nasional atas
pencapaian standar kompetensi lulusan oleh peserta didik hasilnya dapat dibandingkan baik antar
satuan pendidikan, antar daerah, maupun antar waktu. BSNP menyelenggarakan Ujian Sekolah
Berstandar Nasional yang diikuti peserta didik untuk mengukur kompetensi peserta didik dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional pendidikan oleh peserta didik, satuan pendidikan, dan/atau program pendidikan, rata-rata
tahunan hasil Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang diperoleh dalam program pendidikan dan/atau
satuan pendidikan dipertimbangkan dalam akreditasi satuan pendidikan dan/atau program pendidikan;
salah satu dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; bahan pertimbangan dalam menentukan
kelulusan peserta didik dari program pendidikan dan/atau satuan pendidikan; dan digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penilaian kompetensi peserta didik pada Ujian Sekolah
Berstandar Nasional dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip penilaian

D. IDENTIFIKASI TANTANGAN NYATA ANTARA PENDIDIKAN 5 TAHUN KE DEPAN DENGAN PENDIDIKAN


SAAT INI

BESARNYA
KONDISI YANG DIHARAPKAN (5 TAHUN
NO KONDISI SAAT INI TANTANGAN
KE DEPAN)
NYATA
1 Standar Isi
a. Kelompok Mata Pelajaran Setiap kelompok mata pelajaran 25%
dan Kedalaman Isi dilaksanakan secara holistik sehingga
masing-masing kelompok mata
pelajaran ikut mewarnai pemahaman
dan penghayatan peserta didik.
Pelaksanaan semua kelompok mata
pelajaran disesuaikan dengan
perkembangan fisik dan psikis.
b. Beban Belajar Beban belajar diperhitungkan secara 10%
rinci yang meliputi jam pembelajaran
per minggu dan per semester melalui
sistem tatap muka, penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
c. Kurikulum Kecakapan Hidup Kurikulum kecakapan hidup disusun 25%
dengan mengacu pada pengembangan
karakter peserta didik (karakter
building) yang mencakup kecakapan;
pribadi, sosial, akademik dan
vokasional.
d. Kurikulum Muatan Lokal Kurikulum muatan lokal lebih 25%
ditekankan pada keunggulan lokal
dengan tidak mengabaikan keunggulan
regional.
e. Kalender Pendidikan Waktu pembelajaran dalam kalender 5%
pendidikan meliputi permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, evaluasi dan hari
libur.
2 Standar Proses Proses pembelajaran diselenggarakan 25%
secara interaktif, inspiratif, memotivasi,
menantang, mendorong peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai
bakat dan minat.
3 Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan diarahkan 35%
untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanju.
4 Standar Pendidik dan Memiliki kualifikasi akademik S1 untuk 5%
Tenaga Kependidikan tenaga pendidik dan S2 untuk kepala
sekolah serta S1 atau SLTA untuk
tenaga tata usaha dan penjaga sekolah.
Para pendidik memenuhi kualifikasi
kompetensi pedagogik, kepribadian,
dan sosial sesuai yang ditetapkan oleh
BSNP.
5 Standar Sarana dan Terpenuhinya standar prasarana yang 25%
Prasarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang
kepala sekolah, tempat ibadah,
perpustakaan, ruang pendidik, kantin,
ruang tata usaha, tempat olah raga,
tempat bermain serta ruang lain yang
diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur, serta
terpenuhinya standar sarana yang
meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku
dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
6 Standar Pengelolaan Penerapan manajemen berbasis 25%
sekolah dengan indikator keberhasilan
meliputi kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan
akuntabilitas dalam perencanaan
program, penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kegiatan
pembelajaran, pendayagunaan tenaga
kependidikan, pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan, penilaian
kemajuan hasil belajar dan
pengawasan.
7 Standar Pembiayaan Standar pembiayaan mencakup 50%
pembiayaan penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumber
daya manusia, serta biaya operasional
sehingga kegiatan pendidikan dapat
memenuhi standar nasional
pendidikan.
8 Standar Penilaian Standar penilaian hasil belajar peserta 25%
didik mengacu pada peraturan menteri
nomor 20 tahun 2007, yakni meliputi:
mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian prestasi belajar peserta didik.

E. VISI SEKOLAH
- Terdepan Dalam Segala Kegiatan
- Santun Terhadap Pergaulan
- Cerdas Dan Berkwalitas Yang Di Dambakan

F. MISI SEKOLAH
1. Meningkatkan kualitas kerja kepala sekolah sebagai Leader,Maneger,Administrator ,
Supervikator dan Fasilitatator.
2. Meningkatkan kualitas Guru dan kinerja guru dalam berbudaya saing tinggi dan berdaya guna
dalam kegiatan Belajar Mengajar.
3. Meningkatkan kualitas siswa dan kecerdasan siswa dengan :
a. Menambah jam Extra Kurikuler dan menambah jam mata pelajaran.
b. Meningkatkan Extra Kurikuler : Kepramukaan, Drum Band , Samproht
Olah raga : Senam Artistik, Bola Voly, Takraw, Renang Serta Tari.
c. Melaksanakan program belajar Mulok : Bahasa Inggris , Komputer dan
Bahasa Jawa.
d. Mengikutsertakan siswa dalam :Lomba Mapel, Siswa Teladan, PORSD,
Pentas Seni, Olimpiade Olahraga.
e. Melaksanakan kegiatan Pondok Romadhon, Praktek sholat, praktek Wudhu, baca tulis Al-Quran,
Sholat Berjamaah dan Kegiatan agama lain serta mengadakan perayaan hari besar Agama dan
Nasional.
f. Membiasakan mengucapkan salam dan berjabat tangan bila berjumpa teman atau bapak / ibu
guru dimana saja.
g. Membiasakan berpakaian rapi, bersih, dan sopan dimanapun berada.
h. Membiasakan hudup sehat dan mencantai lingkungan yang bersih
i. Menumbuhkan rasa ikut handarbeni terhadap sekolah.

G. TUJUAN SEKOLAH 5 TAHUN KE DEPAN


1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu
sekolahnya,
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai,
5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam segala bidang serta komponen-komponen yang dimiliki oleh
siswa,
6. Meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh dari siswa, guru, pengelola sekolah, sarana
prasarana untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran,
7. Berupaya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

TUJUAN SEKOLAH 5 TAHUN KE DEPAN


1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu
sekolahnya,
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai,
5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam segala bidang serta komponen-komponen yang dimiliki oleh
siswa,
6. Meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh dari siswa, guru, pengelola sekolah, sarana
prasarana untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran,
7. Berupaya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

H. STRATEGI PENCAPAIAN
1. Persiapan
a. Merumuskan dan menetapkan panduan penyelenggaraan pendidikan di SDN Ketintang I/409.
b. Menyusun instrumen evaluasi dan supervisi sebagai bahan penilaian kelayakan proses belajar mengajar
dan layanan publik.
c. Melakukan penilaian kelayakan guru kelas, guru mata pelajaran dan pembimbing kegiatan ekstra
kurikuler,
d. Menetapkan kelayakan sesuai standar pelayanan minimal,
e. Menyusun program pembinaan.

2. Sosialisasi Program
Kegiatan sosialisasi SDN Ketintang I/409 bertujuan memberikan informasi pemahaman dan penjelasan
dan harapan keberadaan SDN Ketintang I/409. Materi sosialisasi antara lain :
a. Dasar/landasan yuridis.
b. Program sekolah.
c. Target dan indikator keberhasilan sekolah.
d. Peran serta masyarakat.
e. Sumber pembiayaan.

Pelaksanaan sosialisasi sedini mungkin agar menjadi perhatian dan pemahaman sejak awal. Sosialisasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara.
3. Penandatanganan MOU
Penandatanganan naskah kesepahaman dilaksanakan oleh pihak terkait dengan tujuan:
a. Sebagai ikatan moral dan pernyataan komitmen bersama untuk mewujudkan kesepahaman,
b. Menetapkan kejelasan tujuan yang akan dilaksanakan,
c. Menentukan tentang ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan,
d. Mempertegas tugas dan tanggung jawab masing-masing yang bersepakat,
e. Menentukan masa pemberlakuan MOU.
4. Penyusunan RPS
Program sekolah, baik jangka panjang, menengah, pendek, disusun dengan tujuan: (1) menjamin agar
tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang
kecil; (2) mendukung kordinasi antar stoke holder sekolah; (3) menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antar sekolah dan pembina pendidikan, dan antar
waktu; (4) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan; (5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat; dan (6) menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Dari sisi ketercakupan RPS harus mencakup tiga tema/pilar pembangunan pendidikan nasional, yaitu:
a. Pemerataan kesempatan: persamaan kesempatan, akses, dan keadilan atau kewajaran. Contoh-contoh
perencanaan pemerataan kesempatan misalnya: bea siswa untuk siswa miskin, peningkatan angka
melanjutkan, pengurangan angka putus sekolah, penarikan kembali anak putus sekolah.
b. Peningkatan mutu. Mutu pendidikan sekolah meliputi input, proses, dan output, dengan catatan bahwa
output sangat ditentukan oleh proses, dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input.
Contoh-contoh perencanaan mutu misalnya, pengembangan input siswa, pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah, pustakawan, tenaga administrasi), pengembangan sarana
dan pengembangan perpustakaan, pengembangan laboratorium, fasilitas sekolah, seperti:
pengembangan media pembelajaran, pengembangan ruang/kantor, rasio (siswa/guru, siswa/kelas,
siswa/sekolah), pengembangan bahan ajar, pengembangan model pembelajaran PAKEM, pembelajaran
yang kondusif, pengembangan komite sekolah, peningkatan kualitas siswa (UAS, ketrampilan kejuruan,
kesenian, olah raga, karya ilmiah, keagamaan, kedisiplinan, karakter, budi pekerti, dsb).
c. Peningkatan relevansi. Relevansi merujuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (need),
baik kebutuhan peserta didik, kebutuhan keluarga, dan kebutuhan pembangunan yang meliputi
berbagai sektor dan sub sektor. Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya: program pendidikan
kecakapan hidup yang meliputi kertakes, pendidikan karakter, calistung dan pendidikan teknologi dasar
(PTD).

5. Penyusunan RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) menjadi salah satu bagian Rencana
Pengembangan Sekolah yang cukup penting dan strategis dalam pengembangan sekolah pada
umumnya. RAPBS menjadi salah satu indikator utama pengembangan sekolah di masa yang akan
datang. Besar kecilnya RAPBS sangat ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola
sekolah dan menggali dana selain dana dari pemerintah. RAPBS disusun dengan tujuan untuk: (1)
memberikan arah yang jelas program sekolah; (2) merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah di masa
yang akan datang; (3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi pendanaan pada
kegiatan-kegiatan sekolah; (4) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; (5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan
masyarakat dalam hal dukungan finansial; dan (6) menjamin tercapainya penggunaan sumber dana
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

6. Pembentukan Tim Pengembang di Sekolah


SDN Ketintang I/409 melakukan langkah-langkah strategis sebagai persiapan menuju sekolah yang benar-
benar memenuhi Standar nasional Pendidikan. Sekolah dapat melakukan analisis SWOT untuk
mengetahui potensi kekuatan dan mengetahui kelemahan yang ada, serta untuk mengetahui ancaman
dari dalam dan dari luar, dan untuk mengetahui peluang yang ada bagi sekolah. Dari hasil analisis ini
sekolah dapat melakukan langkah-langkah untuk mengatasi berbagai kendala, kelemahan, dan ancaman
yang timbul, sehingga sekolah mampu menjalankan keseluruhan programnya secara baik dan
profesional menurut kemampuan dan kondisi masing-masing.

Pada tahap pertama, sekolah melakukan pengembangan berikut: (1) manajemen; (2) kurikulum; (3)
proses belajar mengajar; (4) lingkungan sekolah menuju komunitas belajar; (5) kinerja profesional guru;
(6) sarana prasarana seolah; (7) penggalangan partisipasi masyarakat.
a. Pengembangan Manajemen
Undang-undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa
pengelolaan satuan pendidikan dilakukan dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Dengan
demikian SDN Ketintang I/409 menerapkan MBS dengan beberapa aspek yang dikembangkan, yaitu:
1. Kemandirian/otonomi,
2. Kerjasama,
3. Keterbukaan,
4. Fleksibilitas,
5. Akuntabilitas,
6. Sustainabilitas.
Aspek lainnya yang perlu dikembangkan oleh SDN Ketintang I/409 adalah organisasi dan administrasi.
Pengembangan organisasi dan administrasi meliputi perumusan visi, misi dan tujuan sekolah,
penyempurnaan struktur organisasi sekolah, perumusan regulasi sekolah serta penataan administrasi
sekolah yang efektif dan efisien.

b. Pengembangan Kurikulum Tingkat Sekolah


Sejak dikeluarkannya Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Permendiknas 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan, setiap sekolah dituntut untuk mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum SDN Ketintang I/409 mencakup pengembangan standar
kompetensi, tujuan, KTSP, silabus, RPP dan bahan ajar.

c. Pengembangan Inovasi Proses Pembelajaran


Inovasi pembelajaran berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan. SDN Ketintang I/409 harus
mampu melakukan inovasi khususnya inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran dilakukan agar proses
belajar berjalan efektif.

SDN Ketintang I/409 harus melakukan inovasi tersebut, sehingga menemukan inovasi pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik (modalitas belajar) siswa serta kondisi lingkungan sekolah. Inovasi
pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, kegiatan kesiswaan seperti lomba karya tulis, lomba
olah raga, dan kesenian, kepramukaan, bakti sosial dapat merupakan inovasi pembelajaran. Namun
demikian inovasi tersebut harus tetap bermuara pada peningkatan hasil belajar, baik yang bersifat
akademik maupun non akademik.

Inovasi terutama ditujukan pada perubahan model pembelajaran, yaitu agar siswa senang belajar (joyful
learning) dan siswa mempelajari sesuatu kompetensi yang bermakna bagi dirinya saat ini dan
perkembanganya di masa datang (meaningful learning). Oleh karena itu SDN Ketintang I/409 perlu
mempelajari berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh sekolah inovatif dan kemudian merancang
inovasi pembelajaran yang diyakini sesuai dengan karakteristik siswanya maupun lingkungan sekolah.

Pengembangan inovasi pembelajaran meliputi antara lain :


1. Pengintegrasian Pendidikan Kecakapan Hidup
Pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup merupakan salah satu jawaban agar peserta didik mampu
menghadapi masalah-masalah keseharian, mandiri dan bersosialisasi dengan lingkungannya sesuai
dengan norma-norma yang dianut dalam masyarakatnya. Pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup
merupakan pendidikan yang memberi bekal kecakapan hidup yang sifatnya mendasar dan berbasis pada
kebutuhan masyarakat luas. Program pendidikan berorientasi kecakapan hidup pada SD/MI meliputi:
Program Pengembangan Kemampuan Baca-Tulis-Hitung (Calistung). Pendekatan kecakapan ini
diarahkan pada terutama kelas rendah 1, 2 dan 3. Program keterampilan/prakarya dan Kesenian.
Pendekatan ini ditujukan untuk terutama kelas 4, 5 dan 6 sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan
kebutuhan daerah, perkembangan dan pertumbuhan siswa serta tuntutan kurikulum yang berlaku.
Program kecakapan hidup yang bersifat generi (Generic Life Skill), dengan menitikberatkan pada
pengembangan kemandirian anak guna memenuhi kebutuhan hidupnya secara pribadi maupun sosial.
Program general life skill yang menitikberatkan pada pendidikan karakter dilaksanakan pada
pengembangan model.

2. Program Pendidikan Teknologi Dasar (Basic Technology Education)


Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) adalah suatu pendidikan tentang teknologi yang bertujuan
meningkatkan kecakapan hidup dalam area-area teknologi yang dilakukan secara sistematis, kreatif dan
inovatif serta membentuk pengetahuan yang menjadi dasar bagi pendidikan teknologi selanjutnya.
Pendidikan teknologi dasar bertujuan agar peserta didik dapat : (1) membuat karya teknologi sendiri
secara kritis dan kreatif melalui proses pemecahan masalah dan kerja tim; (2) menguji karya teknologi
yang ada di lingkungannya secara sitematis dan inovatif melalui proses analisis sistem dan kerja tim; (3)
menggunakan dan merawat alat, bahan, peerabot, bengkel workshop dan lingkungan kerja secara benar
dan bertanggungjawab; (4) menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

3. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (PAKEM)


Proses pembelajaran di umumnya pada penguasaan materi pelajaran melalui penghafalan fakta-fakta dan
proses, pembelajaran lebih berpusat pada guru dan siswa sangat sedikit terlibat secara aktif. Akibatnya,
ketika siswa lulus dari sekolah, mereka sangat kurang dalam keterampilan penguasaan bahasa dan
pemecahan masalah, disamping kurangnya kreatifitas mengatasi berbagai tantangan dalam hidup
sehari-hari. Pembelajaran yang aktif, kreatif, sehingga menjadi efektif namun tetap menyenangkan
(PAKEM) bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya dan bermakna yang mampu
memberikan siswa keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk hiudp. PAKEM merupakan istilah yang
diciptakan untuk merepresentasikan pembelajaran yang berpusat pada anak (student-centered
learning).

Ciri-ciri PAKEM sebagai berikut :


a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan dan pemahaman
dengan penekanan pada belajar dengan melakukan (learning by doing).
b. Guru menggunakan beragam stimulan dan alat bantu peraga, termasuk menggunakan lingkungan agar
pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan dan relevan.
c. Guru, Kepala Sekolah dan siswa mengatur ruang kelas unuk memajangkan buku-buku, bahan ajar, dan
karya siswa sebagai sumber belajar dan juga membuat sudut atau tempat membaca.
d. Guru dan siswa menerapkan cara pembelajaran yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
pembelajaran dengan menggunakan kelompok.
e. Guru mendorong siswa menemukan pemecahan sendiri terhadap maslah, mengungkapkan pikiran
mereka, dan mengajak siswa terlibat dalam menciptakan lingkungan sekolah sendiri.

d. Pengembangan Lingkungan Sekolah Menuju Komunitas Belajar


Pengembangan komunitas belajar di sekolah dapat dimulai dengan menata lingkungan fisik, misalnya
melalui program 7 K (kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, keamanan, kenyamanan dan
kekeluargaan), sehingga nyaman dan kondusif untuk belajar. Bersamaan dengan itu, kebiasaan belajar
ditumbuhkan melalui kegiatan membaca, membuat rangkuman, mendiskusikan hasil bacaan dan
bahkan membahas fenomena aktual yang terjadi di masyarakat dapat dikaitkan dengan inovasi
pembelajaran. Guru dapat menugasi siswa untuk membaca suatu buku yang relevan, kemudian
membuat rangkuman. Tugas itu dapat diberikan sebelum topik tersebut dibahas/diterangkan sebagai
pemanasan, sehingga saat pembahasan siswa telah siap. Dapat juga ditugaskan sesudah topik dibahas,
sebagai pendalaman. Tugas dapat diberikan secara individu maupun kelompok, karena yang
dipentingkan adalah membiasakan siswa untuk membaca, membuat rangkuman, berdiskusi dan
menampilkan hasil rangkuman kepada umum.

Pola tersebut di atas mampu mendorong tumbuhnya komunitas belajar di sekolah. Guru harus menjadi
teladan bagi siswa dalam gemar membaca, mendiskusikan fenomena aktual dengan siswa, menulis
rangkuman atau artikel serta memberi komentar, khususnya pujian bagi siswa/kelompok siswa yang giat
belajar. Jika sekolah mampu menumbuhkan komunitas belajar di lingkungannya, maka tugas
pembelajaran selanjutnya akan mudah, karena semua warga sudah terbiasa untuk belajar.

e. Pengembangan sarana prasarana sekolah


Sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Pengembangan sarana prasaranna diarahkan pada pemenuhan standar sarana prasarana Standar
Nasional Pendidikan terutama yang terkait langsung dengan penyelenggaraan proses pembelajaran,
baik buku teks, referensi, modul, media belajar, dan alat peraga pendidikan lainnya.

Selain itu, pengembangan SDN Ketintang I/409 juga diarahkan pada pemenuhan sarana prasarana
sebagai berikut; luas tanah memadai, ruang belajar nyaman dengan rasio ruang : siswa = 1 : 35; fasilitas
ICT; ruang perpustakaan; ruang laboratorium; ruang serba guna; ruang administrasi; kantor, toilet untuk
siswa dan guru; tempat bermain (taman); dan tempat beribadah.

f. Pengembangan kinerja profesional guru


Komitmen kerja guru akan meningkat jika yang bersangkutan merasa dipercaya mendapat penghargaan
dari hasil kerjanya, merasa mendapatkan keadilan di tempat kerja dan mendapatkan tantangan untuk
menunjukkan kemampuannya. Oleh karena itu SDN Ketintang I/409 juga berupaya menciptakan situasi
kerja yang memberikan perasaan tersebut pada setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Pemberian dorongan untuk melakukan pembaruan atau inovasi, merupakan salah satu cara memberikan
kepercayaan, sekaligus tantangan untuk menunjukkan kemampuannya. Guru harus didorong untuk
tidak takut gagal. Guru yang bekerja keras atau berhasil harus mendapatkan penghargaan, sehingga
dapat membedakan siapa yang kerja keras dan siapa yang tidak, siapa yang berhasil membuat inovasi
dan siapa yang tidak. Sentuhan-sentuhan psikologi dan religius diharapkan mampu meningkatkan
komitmen kerja. Pelatihan yang bernuansa achievement motivation training (AMT) dan spiritual mampu
meningkatkan gairah kerja karyawan.

g. Penggalangan partisipasi masyarakat


Masyarakat merupakan salah satu potensi besar yang dapat mendukung kegiatan sekolah. Oleh karena
itu partisipasi masyarakat termasuk orang tua siswa dan alumni guru mendukung program sekolah harus
digabung.

Terkait dengan itu, Depdiknas telah menerbitkan Kepmendiknas No. 044/U/2002 yang memuat
pembentukan Komite Sekolah, yang diharapkan berperan sebagai representasi stakeholder sekolah dan
berfungsi untuk memberi saran/pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan program sekolah,
mendukung pelaksanaan program tersebut, menjadi mediator antara sekolah dengan pihak-pihak lain,
serta mengontrol pelaksanaan program sekolah.

Penguatan peran serta masyarakat di sekolah dapat ditempuh melalui strategi-strategi sebagai berikut:
1. Memberdayakan melalui berbagai media komunikasi (media tertulis, pertemuan, kontak langsung
secara individu, dan sebagainya).
2. Menciptakan dan melaksanakan visi, misi, tujuan, kebijakan, rencana, program, dan pengambilan
keputusan bersama.
3. Mengupayakan jaminan komitmen sekolah-masyarakat melalui kontak sosial.
4. Mengembangkan model-model partisipasi masyarakat sesuai tingkat kemajuan.

Sekolah yang bermutu lebih mudah menggalang partisipasi masyarakat, dibanding sekolah yang kurang
bermutu karena orang akan lebih terdorong berpartisipasi jika yakin bantuan itu akan memberikan hasil
nyata.

Partisipasi masyarakat akan mudah tumbuh, jika masyarakat ikut terlibat dalam membuat
kebijakan/keputusan tentang apa yang akan dikerjakan. Dengan demikian setiap pembuatan kebijakan
atau penyusunan program, SDN Ketintang I/409 perlu melibatkan komite sekolah, bahkan stakeholder
secara lebih luas. Dengan cara itu, dapat diharapkan masyarakat akan terdorong untuk berpartisipasi
karena merasa ikut memutuskan.

Termasuk dalam kelompok masyarakat yang perlu digalang partisipasinya adalah alumni. Dukungan dapat
berupa sumbangan dana, bantuan fasilitas tertentu, bantuan jejaring untuk menghubungkan sekolah
dengan instansi tertentu.

7. Pembinaan
Pembinaan SDN Ketintang I/409 dilaksanakan oleh berbagai pihak terkait dari Pemerintah Kota, Dinas
Pendidikan, dan UPTD-BPS Kecamatan dalam aspek akademik maupun non akademik, dalam kerangka
peningkatan pengelolaan dan kualitas lingkungan.

8. Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan pendidikan ditanggung oleh pemerintah pusat dan daerah secara
proporsional, juga oleh partisipasi masyarakat. Pembiayaan juga harus memperhatikan dan
mempertimbangkan konsistensi dari masyarakat agar keberhasilan pembiayaan dapat dijamin.
Dukungan pemerintah pusat berupa dana BOS dan Pemerintah Kota Surabaya berupa Bantuan Biaya
Skeolah Gratis terhadap SDN Ketintang I/409 hanya sebagai stimulan, selanjutnya dana tambahan untuk
penggalian potensi siswa menjadi tanggung jawab orang tua/wali peserta didik serta masyarakat yang
peduli pendidikan.

I. HASIL YANG DIHARAPKAN

Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan SDN Ketintang I/409 digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi. Secara umum indikator keberhassilan terkait hal :
1. Pengelolaan
a. Memiliki RPS dan RAPBS.
b. Memiliki dokumen kurikulum: (silabus, RPP dan bahan ajar) untuk semua mata pelajaran dan semua
tingkatan kelas.
c. Memiliki ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang administrasi, ruang ibadah, kamar kecil
yang cukup dan memadai.
d. Memiliki ruang perpustakaan, ruang laboratorium, dan sarana olah raga/kesenian.
e. Memiliki sarana pembelajaran yang memadai dan mencukupi kebutuhan jumlah siswa.
f. Rasio ruang kelas : siswa = 1 : 35.
g. Memiliki tenaga pendidik minimal 50% adalah S1.
h. Penguasaan kompetensi atau 50% guru memiliki sertifikasi kompetensi.
i. Memiliki tenaga kependidikan yang kompeten di bidangnya.

2. Proses Pembelajaran
a. Menerapkan MBS.
b. Menerapkan pendidikan kecakapan hidup, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM).
c. Menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.
d. Menerapkan sistem penilaian yang komprehensif.
e. Menyusun formatif TIK dalam pembelajaran.

3. OutPut
a. Standar ketuntasan belajar minimal 95% (SKBM).
b. Nilai UASBN 10 besar tingkat kecamatan.
c. Memiliki prestasi di tingkat kecamatan, kota dan propinsi.
d. 90% lulusan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

J. TONGGAK-TONGGAK KUNCI KEBERHASILAN

Kondisi
No. Program Strategis 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013
Saat Ini
1 Standar Isi
a. Kelompok Mata Pelajaran 75% 85% 95% 100% 100%
dan Kedalaman isi
b. Beban Belajar 90% 95% 100% 100% 100%
c. Kurikulum Kecakapan Hidup 75% 85% 95% 100% 100%
d. Kurikulum Muatan Lokal 75% 85% 90% 100% 100%
e. Kalender Pendidikan 95% 100% 100% 100% 100%
2 Standar Proses 75% 85% 95% 100% 100%
3 Standar Kompetensi Lulusan 50% 60% 75% 90% 100%
4 Standar Pendidik dan Tenaga 60% 70% 85% 95% 100%
Kependidikan
5 Standar Prasarana dan 75% 85% 90% 95% 100%
Sarana
6 Standar Pengelolaan 85% 90% 95% 100% 100%
7 Standar Pembiayaan 50% 60% 75% 85% 100%
8 Standar Penilaian 75% 80% 95% 100% 100%

K. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi


1. Tujuan
Monitoring dan evaluasi ditujukan untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara rencana yang
telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai berdasarkan program dan kegiatan. Secara spesifik
monitoring dilakukan untuk mencegah terjadi penyimpangan terhadap input dan proses. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui kesesuaian hasil nyata dengan hasil yang diharapkan sebagaimana tertulis
dalam program.

2. Prinsip-prinsip
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Kejelasan tujuan.
b. Dilakukan secara komprehensif (input, proses dan out put), objektif.
c. Transparan dan akuntabel.
d. Dilakukan oleh tenaga yang kompeten di bidang evaluasi.
e. Dilakukan secara partisipatif oleh pemangku kepentingan sekolah.
f. Berkala dan berkelanjutan.
g. Berbasis indikator kinerja sekolah.
h. Dilaporkan kepada semua pemangku kepentingan.

3. Komponen yang dimonitoring dan evaluasi


Komponen monitoring dan evaluasi meliputi aspek-aspek; (1) perencanaan program, (2) pelaksanaan
program, dan (3) hasil yang dicapai. Masing-masing aspek terdiri dari:
a. Sumber Daya Manusia.
b. Sarana Prasarana Sekolah.
c. Manajemen dan Kelembagaan.
d. Kurikulum dan Bahan Ajar.
e. Proses Belajar Mengajar.
f. Penilaian Pembelajaran.
g. Prestasi Belajar Siswa.
h. Lingkungan dan Budaya Sekolah.
i. Penguatan Peran Masyarakat.

4. Pelaksanaan
a. Waktu
Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan sesuai dengan rentang waktu tertentu/kebutuhan
(tengah semester, semester, tahunan).
b. Pelaksana
Pelaksana evaluasi dan monitoring adalah pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan sekolah
(pengawas TK/SD; UPTD/ Dinas Pendidikan Kota; Bawasko).

___________________________________________

BAB III
RENCANA OPERASIONAL SEKOLAH TAHUN 2009 – 2010

A. ANALISIS LINGKUNGAN OPERASIONAL

KEADAAN SISWA
Kelas Tahun Ajaran 2007/2008 Tahun Ajaran 2008/2009 Tahun Ajaran 2009/2010
Jml. Jml. Jml.
L P Jml L P Jml L P Jml
Kelas Kelas Kelas
I 48 32 80 2 35 40 75 2 40 39 79 2
II 42 33 75 2 49 32 81 2 35 39 74 2
III 20 41 61 2 40 31 71 2 46 33 79 2
IV 31 29 60 2 21 40 61 2 38 34 72 2
V 28 26 54 2 30 28 58 2 19 39 58 2
VI 30 37 67 2 27 26 53 2 29 30 59 2
Jml 199 198 397 12 202 197 399 12 207 214 421 12

PRESTASI SISWA
Tahun Ajaran
No Mata Pelajaran 2006/2007 2007/2008 2008/2009
TT TR RT TT TR RT TT TR RT
1 PPKn 9.83 6.04 12,57 9.00 6.00 7.49 9.43 6.69 7.10
2 Pendidikan Agama 7.00 9.00 7,86 9.45 7.40 8.62 9.50 5.00 7.85
3 Bahasa Indonesia 9.40 6.60 7,77 8.80 6.09 7.13 9.20 6.50 8.01
4 Matematika 9.50 6.20 7,47 8.30 6.00 6.82 9.25 4.50 7.55
5 IPA 9.30 6.70 7,67 8.89 6.00 6.87 9.50 6.00 8.42
6 IPS 9.00 6.00 7,31 7.46 6.00 6.56 8.87 6.00 7.64
7 Bahasa Jawa 9.00 6.20 7,30 7.19 6.00 6.35 9.70 6.04 7.90
8 Bahasa Inggris 9.00 6.00 7,55 8.00 6.00 6.75 9.10 6.40 7.37

ANGKA MENGULANG KELAS


Kelas
Tahun Ajaran Jumlah
I II III IV V VI
2006/2007 1 - - 2 - - 3
2007/2008 2 2 1 - 2 - 7
2008/2009 - - 1 - - - 1

DATA GURU
Kualifikasi Pendidikan
Kelas Kualifikasi Pendidikan Jumlah
SPG *) D1 D2 D3 S1 S2
I √ √ 2
II √ √ 2
III √ √ 2
IV √ √ 2
V √√ 2
VI √√ 2

*) SPG/PGA/KPG
Guru Mata Pelajaran
Mata Pelajaran
Kls Jml Nama Guru Kelas
B.Ind Mat IPS PPKn IPA B. Jw
Arni Apriliyantini,A.Ma √ √ √ √ √ √
I 2
Mala Susana ,S.Pd.i √ √ √ √ √ √
Suparni, S.Pd √ √ √ √ √ √
II 2
Indah Yulia Rofiqoh,A.Ma √ √ √ √ √ √
Henny Rachmawati,A.Ma √ √ √ √ √ √
III 2
Masruchilla, S.Pd √ √ √ √ √ √
Rostantina K, S.P √ √ √ √ √ √
IV 2
Achmad Syaiful B.A.Ma √ √ √ √ √ √
Partini, S.Pd √ √ √ √ √ √
V 2
Ruti Amiati, S.Pd √ √ √ √ √ √
Drs. Slamet √ √ √ √ √ √
VI 2
Dra. Wiwik Supratiwi √ √ √ √ √ √
Nama Guru Mata Pelajaran PAI PAK PJOK Kom. B.Igg SBK
A. Yulia Muji Rahayu,A.Ma √
Hj. Islamiyah, S.Pd.I √
Ngatini,A.Ma √
Yuyun Trimindarti, S.Pd √
Eny Trianawati, S.Pd √
Moch. Masrur, S.H.I √
Trinita Angesti W.N.W, S.S √
Hendri Dwi Cahyono, S.Pd √

RUANG
Kondisi
No Ruang Jml Keterangan
Baik Sedang Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah
2 Ruang Guru
3 Ruang Kepsek + Guru 1 √
4 Ruang Kelas 8 √
5 Ruang Perpustakaan 1 √

6 Ruang Laboratorium
7 Ruang Workshop
8 Aula
9 Ruang Komputer 1 √
10 Mushola 1 √
11 UKS 1 √
12
13
14

PENDIDIKAN ORANG TUA

Pendidikan Orang Tua Siswa


Pendidikan
Tdk Sekolah SD SMP SMA PT
Jumlah
Prosentase

PERKEMBANGAN NILAI KELAS VI (Semester I dan II)

Nilai Rata-rata Pada Tahun dan Semester


No Mata Pelajaran 2006/2007 2007/2008 2008/2009
I II I II I II
1 Agama 7,15 7,35 7,20 7,34 7,33 7,52
2 Bhs. Indonesia 7,10 7,70 7,50 7,75 7,20 8,01
3 Matematika 7,05 7,50 7,00 7,38 7,18 7,55
4 Kertakes 7,00 7,25 7,15 7,25 7,37 7,78
5 Penjaskes 7,01 7,18 7,04 7,27 7,07 7,19
6 IPA 7,04 7,70 7,50 7,60 7,81 8,42$
7 IPS 7,10 7,50 7,02 7,54 7,66 7,90
8 Bhs. Inggris 7,12 7,18 7,18 7,28 7,29 7,33

KEADAAN PARA GURU


Jumlah
Pendidikan Tertinggi
Guru Tetap Guru Tidak Tetap
SD
SLTP
SLTA 2
D-II 4 2
D-III
S1 5 7
S2
S3
Jumlah 11 9

PRASARANA SEKOLAH
Buku Siswa
Kelas
Prasarana Jumlah
I II III IV V VI
Buku Pokok 390 365 395 360 300 295 2105
Buku Penunjang 390 365 395 360 300 295 2105
Buku Bacaan

Alat Peraga / Media


Keadaan
No Mata Pelajaran Jenis Alat Jumlah Kelas Ket.
Baik Rusak
1 PKn Peraga
2 Bahasa Indonesia Peraga
3 Matematika Peraga
4 IPS Peraga
5 IPA Peraga
6 Kertakes Peraga
7 Penjaskes Peraga
8 PAI Peraga
9
10

KOMITE SEKOLAH
No Jabatan Nama Dari Unsur Pekerjaan
1 Ketua Ir.Djamal Seger Wali Murid Dosen
2 Sekretaris I
3 Sekretaris II
4 Bendahara Masruroh Masyarakat
5 Sie. Bid. Penggalian SD Sekolah
6 Sie. Bid. Pengelolahan SD Sekolah Drs.Slamet Pendidikan Guru
7 Sie. Bid. Pengend. Kual. Pel. Pend.
8 Sie. Bid. Jar. Kerj. Sm. & Sis. Inf.
9 Sie. Bid. Sarana Prasarana
10 Sie. Bid. Usaha

FORMASI KETENAGAAN KEPALA SEKOLAH/GURU/ADMINISTRASI


Nama Ijazah Jabatan Di Pangkat dan Masa
No Ket.
Nip Tertinggi Sekolah Kerja Gol.
1 Sunyoto, S.Pd S1 Kepala Sekolah Pembina IV a
19630102 198504 1 006 16 th, 0 bl
2 A. Yulia Muji Rahayu D2 Guru PAK Pembina IV a
130 986 260 20 th, 0 bl
3 Hj. Islamiyah, S.Pd.I S1 Guru PAI Pembina IV a
19580801 198201 2 005 20 th, 20 bl
4 Suparni, S.Pd S1 Guru Kelas II G. D. Tk. I III d
19620514 198803 2 007 15 th, 1 bl
5 Ngatini D2 Guru PJOK Pent Md Tk. I III b
19601225 198703 2 004 13 th, 7 bl
6 Dra. Wiwik Supratiwi S1 Guru Kelas V Pent Md Tk. I III b
132 101 877 10 th, 1 bl
7 Mala Susana, S.Pd.I S1 Guru Kelas I Pengt Md Tk. I II b
19710914 200902 2 001 15 th, 6 bl
8 Indah Yulia Rofiqoh D2 Guru Kelas II Pengt Md Tk. I II b
19860721 200902 2 003 3 th, 0 bl
9 Ruti Amiati, S.Pd S1 Guru Kelas V Pengat Muda II a
19690925 200604 2 009 14 th, 9 bl
10 Slamet SPG Guru Kelas VI Pengat Muda II a
19620423 200801 1 003 3 th, 0 bl
11 Arni Apriliyantini D2 Guru Kelas I Pengat Muda II a
510 223 458 4 th, 7 bl
12 Partini SPG Guru Kelas VI Pengat Muda II a
19680312 200801 2 015 4 th, 7 bl
13 Nyoniran SD Penjaga Sekolah Pengat Muda II a
130 963 380
14 Rostantina K, S.Pd S1 Guru Kelas IV
15 Henny Rachmawati,A.Ma D2 Guru Kelas III
16 Yuyun Trimindarti, S.Pd S1 Guru SBK

17 Masruchilla, S.Pd S1 Guru Kelas III

18 Eny Trianawati, S.Pd S1 Guru Komputer

19 Ach. Syaiful B. D2 Guru Kelas IV

20 Moch. Masrur, S.H.I S1 Guru PAI

21 Trinita Angesti W.N.W, S.S S1 Guru Bahasa


Inggris
22 Hendri Dwi Cahyono, S.Pd S1 Guru Olahraga

23 Waras Suhadi SLTA Tata Usaha

1. Strength/Kekuatan
a. 95% tenaga pendidik PNS.
b. 95% tenaga pendidik usia produktif.
c. 100% kualifikasi tenaga pendidik memenuhi syarat (D2 dan S1).

2. Weakness/Kelemahan
a. 50% wali murid penduduk musiman/urban.
b. 90% wali murid berpenghasilan tidak tetap.
c. 50% tempat tinggal tenaga pendidik jauh lebih dari 15 km dari sekolah.
d. 50% tempat tinggal siswa berada di rumah kontrakan/kos tidak memenuhi syarat kesehatan (kumuh
dan padat).
e. Masyarakat sekitar sekolah belum sepenuhnya mendukung terhadap keberadaan sekolah di
kampungnya.

3. Oportunity/Peluang
a. Jumlah siswa sesuai pagu yakni setiap rombongan belajar terdiri dari 30 s.d 40 siswa.
b. 90% guru memiliki standar ekonomi yang memadai (suami-istri PNS) memungkinkan kepastian
pendapatan keluarga.
4. Threat/Ancaman
a. Sering terjadi banjir.
b. Persaingan antar sekolah yang tidak sehat.
c. Pendidikan orang tua/wali murid rendah.
d. Lalu lintas yang padat.
e. Tingginya tingkat mutasi, baik masuk maupun keluar.

B. ANALISIS PENDIDIKAN SAAT INI


STANDAR INPUT
1. Kurikulum
a. Kurikulum yang telah disusun berdasarkan kompetensi dan tujuan akan dicapai secara lengkap baru
diperuntukkan kelas 1, 2, dan 3.
b. Pada kurikulum belum terlihat adanya hubungan/keterkaitan langsung dan jelas antara tujuan yang akan
dicapai dengan isi masing-masing komponen kurikulum (masing-masing mata pelajaran).
c. Kurikulum belum dikembangkan secara sistematis dan berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang
akan dicapai.
d. Kurikulum belum sepenuhnya disusun berdasarkan kemajuan IPTEK.
e. Belum dimilikinya dokumen kurikulum lengkap, yaitu standar kompetensi, tujuan, KTSP, silabus, RPP,
dan bahan ajar.
f. Belum terbentuknya tim pengembang kurikulum di sekolah yang anggota-anggotanya dapat
merefleksikan kelompok-kelompok keahlian yang terkait dengan setiap mata pelajaran.
2. Guru
a. Jumlah dan kualifikasi akademik telah sesuai dengan kebutuhan karena lebih dari 50% guru memiliki
tingkat pendidikan S1 dan lainnya D2.
b. Kemampuan yang dimiliki oleh guru belum sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
c. Hanya 25% guru yang memiliki sertifikasi profesi sebagai guru.
d. Baru 60% guru yang memiliki kesanggupan kerja yang tinggi.
e. Hanya 25% guru yang mampu menggunakan ICT sederhana.
3. Kepala Sekolah
a. Tingkat pendidikan S2.
b. Telah memiliki sertifikasi profesi sebagai kepala sekolah.
c. Belum sepenuhnya memiliki kemampuan menerapkan MBS.
d. Telah memiliki kemampuan visioner dan situasional.
e. Telah memiliki kemampuan di bidang manajerial organisasi dan administrasi namun belum maksimal.
f. Telah mampu menggunakan ICT sederhana.
4. Tenaga Kependidikan
a. Pustakawan
1. Tingkat pendidikan S1.
2. Bidang pendidikan : bukan berasal dari bidang perpustakaan namun memiliki integritas yang diasah
lewat pelatihan dan workshop.
3. Telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pustakawan.
b. Laboran
Belum adanya tenaga laboran, namun fungsi laboran untuk sementara dilakukan oleh guru kelas yang
memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai laboran.
c. Teknisi Komputer
1. Tingkat pendidikan S1.
2. Bidang pendidikan bukan berasal dari jurusan komputer/teknik informatika, tetapi memiliki kompetensi
untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai teknisi komputer karena perekrutan melalui uji kelayakan
dan kesetaraan.
d. Kepala TU
1. Tingkat pendidikan S1.
2. Bidang pendidikan bukan berasal dari jurusan administrasi pendidikan, tetapi memiliki kompetensi
untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai kepala TU.
3. Memiliki kemampuan dalam bidang komputer.
e. Tenaga administrasi kesekretariatan dan keuangan
1. Tingkat pendidikan SMA/SMK.
2. Bidang pendidikan administrasi keuangan dan kesekretariatan.
3. Memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai tenaga kesekretariatan dan
administrasi keuangan.
4. Memiliki kemampuan menggunakan komputer.
5. Sarana Prasarana
Dalam hal Prasarana Pendidikan yang telah memenuhi standar meliputi komponen: rombongan belajar,
ruang kelas, ruang pimpinan, ruang UKS, ruang sirkulasi dan ruang perpustakaan. Sedangkan komponen
yang belum memenuhi standar adalah terdiri atas: lahan, bangunan gedung, laboratorium, ruang guru,
tempat ibadah, jamban, gudang, tempat bermain dan olah raga.
Adapun sarana pendidikan yang telah memenuhi standar adalah komponen: sarana ruang kelas, sarana
ruang perpustakaan, sarana ruang pimpinan, sarana ruang guru, sarana tempat ibadah, sarana ruang
UKS, dan sarana jamban.
Untuk sarana yang belum memenuhi standar meliputi komponen: sarana ruang laboratorium, sarana
laboratorium multi media (ICT), sarana gudang, dan sarana tempat bermain dan olah raga.
6. Kesiswaan
a. Penerimaan siswa baru didasarkan atas kriteria yang jelas, tegas dan dipublikasikan.
b. Siswa memiliki tingkat kesiapan belajar yang memadai, baik mental maupun fisik.
c. Memiliki program yang jelas tentang pembinaan, pengembangan, dan pembimbingan siswa tetapi belum
maksimal.
d. Memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya
sekolah untuk peningkatan prestasi tetapi belum menyeluruh.
e. Melakukan evaluasi belajar tetapi belum sepenuhnya menggunakan cara-cara yang memenuhi
persyaratan evaluasi.
7. Pembiayaan
a. Belum tersedianya dana pendididkan yang cukup dan berkelanjutan untuk menyelenggarakan
pendidikan di sekolah.
b. Belum maksimalnya penghimpunan/penggalangan dana dari potensi sumber dana yang bervariasi.
c. Telah mengelola dana pendidikan secara transparan, efisien, dan akuntabel sesuai dengan prinsip MBS.
d. Dalam mengalokasikan dana pendidikan, sekolah tetap berpegang pada prinsip keadilan dan
pemerataan.
8. Hubungan masyarakat
a. Hubungan dengan masyarakat, baik menyangkut substansi maupun strategi pelaksanaannya, telah
ditulis dan dipublikasikan secara eksplisit dan jelas.
b. Belum terlibatnya masyarakat dalam pendidikan di sekolah melalui pengembangan model-model
partisipasi masyarakat sesuai tingkat kemajuan masyarakat.
9. Kultur sekolah
Sekolah telah menumbuhkan dan mengembangkan budaya/kultur yang kondusif bagi peningkatan
efektifitas sekolah pada umumnya dan efektifitas pembelajaran pada khususnya, yang dibuktikan oleh :
berpusat pada pengembangan peserta didik lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada
pembelajaran, profesionalisme, harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu warga
sekolah; keadilan; kepastian; budaya korporasi atau kebiasaan bekerja jadi masyarakat belajar; wawasan
masa secara kolaboratif/kolektif, kebiasaan mendepan yang sama, perencanaan bersama; kolegialitas,
tenaga kependidikan sebagai pembelajar.

Anda mungkin juga menyukai