Modul memperbaiki kerusakan pada Penggerak Aksel dan Defferensial ini terdiri dari
beberapa kegiatan belajar, yang masing masing kegiatan belajar berisi tujuan pembelajaran,
lembar informasi, alat yang digunakan serta bahannya, waktu yang diperlukan, pada hal-hal
tertentu terdapat keselamatan kerja yang memberi petunjuk cara untuk menghindari kecelakaan
selama belajar, latihan atau melakukan percobaan.
Modul ini khususnya untuk mengkonsumsi SMK, mengingat modul – modul tentang
pengetahuan dan ketrampilan pada SMK relatif belum memadai.
Jika ditemui kesulitan kesulitan atau salah dalam menafsirkan suatu kegiatan belajar,
pembaca dipersilahkan juga untuk membuka buku pedoman perbaikan (manual) suatu
kendaraan sehingga muncul satu kesamaan.
KEGIATAN BELAJAR 1
Bila roda-roda bergerak pada rpm yang sama, maka salah satu roda akan slip, ban akan cepat aus
dan cenderung berakibat pada kemampuan pengendaraan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan
differensial dengan tujuan agar dapat membedakan rpm untuk menghasilkan momen yang sebanding.
Prinsip dasar Unit roda gigi differensial
Prinsip dasar unit roda gigi differensial dapat dipahami dengan menggunakan peralatan yang terdiri dari
pinion gear dan dua rack seperti diperlihatkan gambar 8 kedua rack dapat menggelincir dengan bebas
pada arah vertikal sejauh guide (berat rack dan tahanan gelincir terangkat secara bersamaan). Pinion
gear diletakkan diantara dua rack, pinion dihubungkan ke lengan / tuas dan dapat digerakkan oleh tuas
(T).
Bila beban (W) yang sama diletakkan pada setiap rack kemudian tuas (T) ditarik ke atas, maka kedua
rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh tuas (T) ditarik ke atas, selama tahanan gelincir yang
terdapat pada kedua sisi pinion sama, hal ini akan mencegah agar pinion tidak berputar
Tetapi bila beban yang diletakkan pada rack tidak sama, beban yang lebih besar diletakkan pada rack
sebelah kiri dan tuas (T) ditarik ke atas seperti pada gambar (9), maka pinion akan berputar sepanjang
gigi rack yang mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan yang diberikan pada
pinion, dan ini mengakibatkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat, jarak rack yang
terangkat sebanding dengan jumlah putaran pinion.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rack yang mendapat tahanan lebih besar tidak akan
bergerak, sedangkan rack yang mendapat tahanan lebih kecil akan bergerak.
Prinsip gerakkan rack dan pinion ini digunakan pada perencanaan roda-roda gigi differensial.
Konstruksi dasar unit roda gigi differensial
Jika mesin hidup poros engkol akan berputar, dan putaran poros engkol yang diteruskan ke propeler
shaft dan oleh propeler shaft putarannya diperkecil sesuai dengan tenaga yang diteruskan gigi pinion
(drive pinion) ke gigi korona (ring gear).
Sebaliknya momen bertambah dan arah putaran transmisi berubah tegak lurus terhadap arah asal
putarannya.
Seperti diperlihatkan pada gambar 10 diatas, dua atau empat pada beberapa kendaraan differensial
pinion (roda gigi satelit) dan dua roda gigi sisi (side gear) terletak di dalam rumah differensial yang
menjadi satu dengan ring gear.
Bila rumah differensial berputar, roda gigi satelit yang terikat pada rumah differensial melalui poros roda
gigi satelit ikut berputar menyebabkan roda gigi samping berputar.
Roda gigi samping dihubungkan ke poros belakang (rear axle shaft) dan memindahkan tenaga ke roda.
Fungsi Dasar Unit Roda Gigi
1. Jalan lurus
Pada jalan datar dan kendaraan berjalan lurus, tahanan gelinding (rolling resistance) pada kedua
roda penggerak (drive gear) hampir sama. Oleh karena itu kedua roda gigi samping (side gear)
berputar sebanding dengan putaran gigi satelit dan semua komponen berputar dalam satu unit.
Bila tekanan
Gb. 11 & 12. Gaya putar pada aksel kiri & kanan sama
Bila tekanan dan putaran kedua poros aksel belakang sama (A&B) seperti gambar 11 & 12 diatas,
roda gigi satelit tidak berputar sendiri tetapi berputar bersama roda gigi samping, rumah
differensial, dan poros gigi satelit. Dengan demikian roda gigi satelit hanya berfungsi untuk
menghubungkan roda gigi samping bagian kiri dan kanan. Dengan demikian roda gigi samping
berputar merupakan satu unit dengan putaran roda gigi satelit menyebabkan kedua roda berputar
pada rpm yang sama.
2. Jalan belok
Pada saat kendaraan membelok, jarak tempuh roda bagian dalam lebih kecil (busurnya lebih
pendek) daripada roda bagian luar. Bila dibanding dengan kendaraan pada saat jalan lurus.
Pada saat roda gigi samping bagian kiri ditekan seperti gambar 13 & 14 di bawah, tiap roda gigi
satelit berputar mengelilingi porosnya masing-masing dan juga bergerak mengelilingi aksel
belakang.
Akibatnya putaran roda gigi samping bagian kanan bertambah.
Gb. 13 & 14 Gaya putar aksel kiri dan kanan yang berbeda
Dengan kata lain, pada saat roda gigi satelit berputar mengelilingi salah satu roda gigi samping dan
bergerak bersama-sama dengan yang lainnya (tergantung pada tahanan yang diberikan pada
roda), jumlah putaran roda gigi samping satunya adalah dua kali dari putaran roda gigi korona.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi samping adalah sebanding
dengan putaran roda gigi korona.
Untuk itu hubungan antara rpm roda penggerak dengan roda gigi korona dapat diuraikan sbb:
Rpm roda penggerak kanan + Rpm roda penggerak kiri
Rpm ring gear =
2
Apabila salah satu roda berada pada permukaan jalan yang berlumpur, maka akan terjadi slip bila
pedal gas ditekan. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah dari permukaan
lumpur.
Ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari lumpur karena lebih banyak terjadi slip (putaran
dua kali lebih banyak daripada ring gear/roda gigi korona) daripada bergerak.
PENGGERAK AKSEL
PRAKTIK
Peserta dapat:
Membongkar penggerak aksel dengan benar
Memeriksa penggerak aksel dengan benar
Memasang penggerak aksel dengan benar
Menyetel penggerak aksel dengan benar
ALAT: BAHAN:
Set kotak alat Penggerak aksel
Palu luncur
Kunci sok
Dongkrak
Tripot stand
Dial indikator
Kunci momen
Pengukur momen putar
Mistar baja
Lampu kerja
Keselamatan kerja
Hati-hati bekerja dibawah mobil, pemasangan penyangga/tripot harus baik.
Saat menurunkan penggerak aksel jangan sampai jatuh.
Saat membongkar komponen penggerak aksel jangan sampai tertukar kiri & kanan
Bagian – bagian penggerak aksel biasa
Langkah kerja
Pembongkaran:
Angkat kendaraan
Mengeluarkan oli pelumas aksel
Melepas poros penggerak
Melepas roda dan tromol
Melepas poros penggerak aksel:
Perhatikan ! baut penyetel, cincin bantalan kiri dan kanan tidak boleh tertukar / beri tanda
Melepas bantalan rumah differensial dan beri tanda / bantalan tidak boleh tertukar!
Beri tanda, lepas baut pengikat gigi krona sedikit demi sedikit dan menyilang
Melepas gigi krona (jangan memukul disatu tempat hingga lepas!)
Bebaskan pasak pengunci, lepas mur pengikat poros kemudian gunakan baller untuk melepas sil poros
pinion.
Melepas bantalan poros pinion, perhatikan kedudukan poros harus tegak lurus terhadap alat pres.
Poros pinion:
Memasang cincin luar bantalan poros pinion
Memasang sil poros pinion
Differensial
Perhatikan pemasangan ring pembatas bagian
yang terdapat alur oli menghadap ke gigi
planet dan satelit
Memasang gigi krona dengan dipanaskan terlebih dahulu, momen pengencangan 70 – 80 Nm.
Perhatikan! Jangan lupa, pengunci baut harus terpasang.
Sebelum dipasang tutup bantalan, baut
penyetel harus dapat berputar dengan
baik
Pasang tutup bantalan dan keraskan baut
pengikat 2/3 dari momen pengerasan
Menyetel celah kebebasan antara gigi krona dengan gigi pinion 0,5 – 0,20 mm atau lihat buku data.
Mengontrol sekali lagi celah kebebasan antara gigi pinion dan gigi krona
Memasang plat pengunci baut penyetel
Memasang penggerak aksel
Bersihkan permukaan dudukan penggerak aksel
Bersihkan aksel biasanya pada bagian bawah terdapat bram
Pasang penggerak aksel, jangan lupa paking momen pengerasan 16 – 22 Nm
Pasang poros aksel
Pasang poros penggerak aksel dan memeriksa kebebasan aksial poros
Mengisi oli penggerak SAE 90 (Hipoid – oil).
LEMBAR EVALUASI
SOAL