1 Anatomi Ginjal
Ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks pada bagian luar dan
medula yang merupakan bagian dalam ginjal. Bagian medulla ginjal terdiri
atas 8 sampai 10 massa jaringan berbentuk kerucut dengan sebutan piramida
ginjal. Bagian dasar dari setiap piramida dimulai dari perbatasan antara
korteks dan medulla lalu berakhir di papila yang menonjol kedalam ruang
pelvis ginjal. Pelvis ginjal tersebut merupakan persambungan dari ujung
bagian atas ureter yang berbentuk seperti corong dan pada batas luar pelvis
terbagi menjadi dua atau tiga kantong-kantng dengan ujung terbuka yang
disebut kalies mayor yang masing masing akan bercabang dan meluas kearah
bawah menjadi dua atau tiga kalies minor yang memiliki peran
mengumpulkan urin dari setiap papila pada tubulus. Kalies, pelvis, dan ureter
berfungsi untuk mendorong urin menuju kandung kemih, hal ini dapat
dilakukan dikarenakan kalies, pelvis, dan ureter memiliki dinding yang terdiri
atas bagian kontraktil yang dapat mendorong urin. (Guyton & Hall, 2011;
Silverthorn, 2013).
Gambar 2.1 Glomerulus dalam bentuk normal
(Harrison, 2012)
Ginjal yang normal memiliki proporsi aliran darah sekitar 22% dari
curah jantung atau 1.100 ml/menit yang mengalirke kedua ginjal melalui arteri
renalis yang mamasuki ginjal melalui hilum yang kemudian bercabang-cabang
membentuk arteri interlobaris, arteri arkuata, arteri interlobularis, , arteriol
aferen, dan kapiler glomerulus yang merupakan tempat sejumlah besar zat
terlarut (keciali protein plasma) dan cairan difiltrasi dalam proses
pembentukan urin. Setiap kapiler glomerulus pada ujung distalnya akan
bergabung membentuk arteriol eferen yang kemudian menuju ke kapiler
peritubular yang mengelilingi tubulus ginjal. Kapiler glomerulus dan kaliper
peritubular tersusun secara seri dan dipisahkan oleh arteriol eferen yang
berguna untuk membantu mengatur tekanan hidrostatik dalam kedua
perangkat kapiler tersebut. (Guyton & Hall,2011).
2.2 Fisiologi Ginjal
Selain fungsi utama yang telah disebutkan, ginjal juga berperan dalam
banyak fungsi homeostatik penting lainnya seperti :
Bersama dengan paru dan sistem penyangga cairan tubuh, ginjal juga
berperan dalam mengatur keseimbangan asam-basa tubuh. (Guyton & Hall,
2011). Dalam keseimbangan asam-basa tubuh ginjal berperan dengan cara
menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- di urin agar pH tubuh tetap
terpelihara dalam keadaan yang optimal. (Sherwood, 2011)
Selain hati dan cadangan lemak pada adiposa, ginjal juga memiliki
kemampuan untuk menyediakan glukosa tambahan kedalam aliran darah
selama masa puasa yang panjang dengan cara menyintesis glukosa dari asam
amino dan prekursor lainnya, kemampuan ini disebut juga dengan
glukoneogenesis. (Guyton & Hall, 2011).