Anda di halaman 1dari 2

Siap Dukung Jokowi Tanpa Kursi Menteri

PDIP menilai pernyataan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal siap mendukung Presiden
Joko Widodo (Jokowi) tanpa kursi menteri sebagai pernyataan yang tentatif atau belum
pasti. PDIP lebih menunggu sikap PAN secara resmi.

"Ya sebetulnya itu masih pernyataan yang tentatif ya karena kita juga harus menunggu
pernyataan resmi di acara atau di forum resmi dari PAN," ujar Sekretaris Bidang
Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari saat dikonfirmasi, Minggu
(18/8/2019).

Eva pun tidak yakin kalau Zulkifli rela mendukung Jokowi meski tidak mendapat kursi
menteri. Hal ini karena PAN sangat kritis ke Jokowi saat mendukung Prabowo Subianto
di Pilpres 2019.

"Saya sih paham kalau Pak Zul tidak mengharap di kabinet karena memang sejak
pilpres ditetapkan beliau ada di kubu sebelah, dan selama pilpres juga kan sikapnya
paling kritis lah terutama Pak Amien Rais. Jadi sebaiknya kita tunggu saja pernyataan
resmi organisasi di forum yang resmi juga oleh PAN," ucapnya.Soal rencana pemindahan
ibu kota negara ke Kalimantan itu sempat disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam
sidang tahunan DPR-DPD hari ini. Ia meminta izin kepada para anggota Dewan untuk
memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan. Rencana pemindahan ibu kota negara ini sudah
beberapa kali dibahas.

"Dengan memohon ridho Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak-Ibu
anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa, terutama dari seluruh rakyat
Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau
Kalimantan," kata Jokowi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).Zul juga
mengapresiasi pidato Jokowi dalam pembacaan nota keuangan. Zul mendukung inisiatif Jokowi
yang optimis terhadap kondisi ekonomi.

"Ya justru kita dukung ya inisiatif Bapak Presiden untuk optimis mengenai ekonomi kita. Juga
diharapkan bahwa kita bisa tumbuh jauh lebih tinggi dari apa yang ada dengan melakukan
terobosan-terobosan mengembangkan kreativitas ya," ucapnya.
Zul mengatakan pemindahan ibu kota perlu berbagai pertimbangan. Pertimbangan itu berkaitan
dengan lokasi dan sumber daya alam di daerah yang baru.
"Tapi saya kira mereka juga sudah tahu mungkin, saya nggak tahu juga ya apa mereka sudah
tahu apa belum, mungkin karena mereka sudah tahu itu keputusan Presiden walaupun belum
diumumkan secara jelas," lanjutnya.Spanduk bertuliskan ucapan terimakasih kepada
Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena Kalimantan Timur (Kaltim) ditunjuk sebagai Ibu Kota
RI yang baru sempat ramai di media sosial. Apa kata Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran
Noor?

"Itu salah satu wujud daripada kegembiraan semangat dan harapan dari masyarakat
Kalimantan Timur, mudah-mudahan Ibu Kota itu dipindahkan ke Kalimantan Timur. Adalah
sebuah semangat yang menurut saya perlu kita hormati dan kita hargai," kata Isran saat
dihubungi, Minggu (18/8/2019).Desa Yongsu Sparai, Distrik Navenirara, Kabupaten Jayapura
ini baru pertama kali merayakan HUT Kemerdekaan RI sejak tahun 1945. Bukan tidak cinta
NKRI, akses mereka ke kota saja sulit karena infrastruktur yang rusak parah.

Tepat pada Sabtu, 17 Agustus 2019 pukul 08.00 WIT upacara pengibaran bendera Merah Putih
dilaksanakan dengan inspektur upacara kepala Kampung, Welson Sorondanya. Upacara ini
pun dihadiri sejumlah tokoh desa, warga desa hingga anak-anak sebagai peserta upacara.

Welson Sorondanya dalam pidato upacaranya, mengatakan 17 Agustus merupakan hari


bersejarah bangsa Indonesia dan hari ini sudah 74 tahun merdeka. Namun, dirinya sedih
sekaligus bangga karena tahun ini di kampungnya baru pertama kali melakukan upacara.
"Baru kali ini kita mengadakan upacara di kampung kita ini yang sudah lama merdeka," ujar
Welson saat memberikan pidato kemerdekaan, Sabtu (17/8/2019).

Welson berharap melalui momentum 17 Agustus ini pemerintah daerah bisa memperhatikan
permasalahan di kampung Yongsu, sehingga ke depannya bisa maju seperti kampung lain. Dia
juga bercerita, daerahnya baru dapat aliran listrik pada tahun ini.

"Saat ini jalan menuju kampung kita sangat memprihatinkan, di saat musim hujan jalan tidak
bisa dilewati oleh kendaraan. Juga sarana pendidikan sangat kurangnya tenaga pengajar guru
PNS cuma satu, sementara lainnya hanya Honorer, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak
bisa maksimal," ungkap Welson saat menyampaikan amanatnya.

Anda mungkin juga menyukai