Anda di halaman 1dari 5

DIARE

Subject : Pasien datang ke dokter karena buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat
bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah
serta tenesmus. Setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan volume yang besar (asal
dari usus kecil) atau volume yang kecil (asal dari usus besar). Bila diare disertai
demam maka diduga erat terjadi infeksi..Riwayat pengobatan, riwayat penyakit
sebelumnya
Objective : Pemeriksaan fisik yaitu :
 Berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah.
 Mencari tanda-tanda utama dehidrasi.
 Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia.
 Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan
derajat dehidrasi yang terjadi.
Assesment : Diare Akut
Planning : Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan sendirinya
melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih
lanjut.
Terapi dapat diberikan dengan
 Memberikan cairan dan diet adekuat
 Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat antidiare untuk
mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif.
 Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga
mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan imunosupresi.
Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik atau antiparasit, atau
antijamur tergantung penyebabnya. Antimikroba, antara lain:
o Golongan kuinolon yaitu Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari, atau
o Trimetroprim/Sulfametoksazol 160/800 2x 1 tablet/hari.
o Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, Metronidazol dapat digunakan
dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
o Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.
 Obat antidiare, antara lain: Turunan opioid: Loperamid, Difenoksilat atropin,
Tinktur opium. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau
smectite 3x1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop. Obat anti
sekretorik atau anti enkefalinase: Racecadotril 3x1

PNEUMONIA
Subject : Gambaran klinik biasanya ditandai dengan :
 Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40°C

 Batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah


 Sesak napas
 Nyeri dada
Objective : Pemeriksaan fisik
 Berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah.
 Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru.
o Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
o Palpasi : fremitus dapat mengeras pada bagian yang sakit
o Perkusi : redup di bagian yang sakit
o Auskultasi : terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium resolusi.
Assesment : Pneumonia
Planning : Peenatalaksanaan yaitu :
 Pengobatan suportif / simptomatik
o Istirahat di tempat tidur
o Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
o Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
o Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
 Terapi definitif dengan pemberian antibiotik yang harus diberikan kurang dari 8 jam.
 Pasien Rawat Jalan
o Makrolid: azitromisin, klaritromisin atau eritromisin (rekomendasi kuat)
o Doksisiklin (rekomendasi lemah)
 Terdapat komorbid seperti penyakit jantung kronik, paru, hati atau penyakit ginjal,
diabetes mellitus, alkoholisme, keganasan, kondisi imunosupresif atau penggunaan
obat imunosupresif, antibiotik lebih dari 3 bulan atau faktor risiko lain infeksi
pneumonia :
o Florokuinolon respirasi : moksifloksasisn, gemfloksasin atau levofloksasin (750
mg) (rekomendasi kuat)
o β-lactam + makrolid : Amoksisilin dosis tinggi (1 gram, 3x1/hari) atau amoksisilin-
klavulanat (2 gram, 2x1/hari) (rekomendasi kuat)
o Alternatif obat lainnya termasuk ceftriakson, cefpodoxime dan cefuroxime (500
mg, 2x1/hari), doksisiklin
 Pasien perawatan, tanpa rawat ICU
o Florokuinolon respirasi (rekomendasi kuat)
o β-laktam+makrolid (rekomendasi kuat)
o Agen β-laktam termasuk sefotaksim, seftriakson, dan ampisilin; ertapenem untuk
pasien tertentu; dengan doksisiklin sebagai alternatif untuk makrolid. Florokuinolon
respirasi sebaikanya digunakan untuk pasien alergi penisilin.
 Konseling dan Edukasi
Edukasi diberikan kepada individu dan keluarga mengenai pencegahan infeksi berulang,
pola hidup sehat termasuk tidak merokok dan sanitasi lingkungan. Vaksinasi influenza
dan pneumokokal, terutama bagi golongan risiko tinggi (orang usia lanjut atau penderita
penyakit kronis).

GAGAL JANTUNG

Subject : Keluhan yang biasa terjadi


 Sesak pada saat beraktifitas (dyspneu d’effort)
 Gangguan napas pada perubahan posisi (ortopneu)
 Sesak napas malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)
 Keluhan tambahan: lemas, mual, muntah dan gangguan mental pada orangtua
 Faktor Risiko
o Hipertensi
o Dislipidemia
o Obesitas
o Merokok
o Diabetes melitus
o Riwayat gangguan jantung sebelumnya
o Riwayat infark miokard
Objective : Pemeriksaan fisik yaitu :
 Berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan
darah.
 Peningkatan tekanan vena jugular
 Frekuensi pernapasan meningkat
 Kardiomegali
 Gangguan bunyi jantung (gallop)
 Ronki pada pemeriksaan paru

 Hepatomegali
 Asites
 Edema perifer
Assesment : Congestive Heart Failure
Planning : Penatalaksanaan dengan CHF yaitu :
 Modifikasi gaya hidup
o Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan), maksimal 1 liter (berat)
o Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
 Aktivitas fisik
o Pada kondisi akut berat: tirah baring
o Pada kondisi sedang atau ringan: batasi beban kerja sampai 60% hingga 80% dari
denyut nadi maksimal (220/umur)
 Penatalaksanaan farmakologi
Pada gagal jantung akut:
o Terapi oksigen 2-4 liter per menit
o Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian furosemid injeksi
20 s/d 40 mg bolus dapat diulang tiap jam sampai dosis maksimal 600 mg/hari.
o Segera rujuk.
Pada gagal jantung kronik:
o Diuretik: diutamakan loop diuretic (furosemid) bila perlu dapat dikombinasikan
Thiazid, bila dalam 24 jam tidak ada respon rujuk ke layanan sekunder.
o ACE Inhibitor (ACE-I) atau Angiotensine II receptor blocker (ARB) mulai dari
dosis terkecil dan titrasi dosis sampai tercapai dosis yang efektif dalam beberapa
minggu. Bila pengobatan sudah mencapai dosis maksimal dan target tidak tercapai
segera dirujuk.
o Digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk menjaga denyut nadi tidak
terlalu cepat.
 Konseling dan Edukasi
o Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit gagal jantung kronik
misalnya tidak terkontrolnya tekanan darah, kadar lemak atau kadar gula darah.
o Pasien dan keluarga perlu diberitahu tanda-tanda kegawatan kardiovaskular dan
pentingnya untuk kontrol kembali setelah pengobatan di rumah sakit.
o Patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan.
o Menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk pasien beraktivitas dan berinteraksi.
o Melakukan screening keluarga untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat penatalaksanaan pasien, serta menyepakati bersama peran
keluarga pada masalah kesehatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai