Anda di halaman 1dari 6

Pentingnya pendidikan karakter bagi masa depan generasi milenial revolusi

industri 4.0

MEMBANGUN KARAKTER ANAK BANGSA


DENGAN SEKOLAH BERBASIS PONDOK
PESANTREN DI ERA GENERASI MILENIAL
REVOLUSI INDUSTRI 4.0

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003). Pendidikan
merupakan bagian yang integral dalam kehidupan manusia, di mana manusia
dapat dibimbing dan dibina kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan setempat.
Pendidikan masih diyakini memiliki nilai strategis dan urgen dalam membentuk
karakter suatu bangsa, terutama berkaitan dengan tugas utamanya membentuk
karakter peserta didik. Karenanya mengawal dan merekonstruksi kualitas
pendidikan secara berkelanjutan adalah sebuah keharusan, sebab pada dasarnya
pendidikan secara umum memiliki tugas untuk memberdayakan manusia agar
mampu mengaktualisasikan dirinya secara penuh dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Selain itu pendidikan juga memegang tugas yang tidak
kalah penting yaitu mentransformasikan individu-individu menjadi sosok yang
berkepribadian baik, bermoral dan berakhlak mulia.

Dengan semakin maraknya fenomena revolusi industri 4.0 di Negara


Indonesia ini semakin banyak pula dampak yang di peroleh baik dari segi positif
maupun negatif. Dampak positif dari adanya hal tersebut sudah banyak dirasakan,
diantaranya; semakin mudahnya kita mengakses informasi-informasi yang kita
butuhkan dengan canggihnya teknologi. Namun, tidak bisa dipungkiri, dampak
negatif juga sangat memiliki pengaruh yang tidak kalah penting,dalam perubahan
sikap dan karakter anak bangsa. Pemuda bangsa yang lebih akrab disebut sebagai
generasi milenial sudah banyak mengalami degradasi moral.

Degradasi moral ini tidak hanya dialami oleh siswa yang berada di sekolah
umum (SMA,SMK,SMU, dll), namun disadari atau tidak sekolah yang notabene
peserta didiknya beragama islam seperti halnya di tingkat Madrasah Aliyah (MA)
juga banyak mengalami degredasi moral. Salah satu upaya pencegahan dan
meminimalisir degredasi moral tersebut adalah dengan memperhatikan dan
meningkatkan pendidikan karakter di sekolah.

Berbicara tentang pesantren bukanlah suatu hal yang asing ditelinga


masyarakat, karena hampir diseluruh pelosok tanah air mudah sekali untuk
menemukan pondok pesantren, apalagi di wilayah pulau Jawa. Pesantren terkenal
dengan lingkungan yang mengedepankan pendidikan karakter untuk membentuk
kepribadian yang baik dengan segala kegiatan yang terdapat di pondok pesntren.
Dengan adanya pendidikan atau sekolah berbasis pondok pesantren ini merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan karakter di era generasi milenial
revolusi industry 4.0 saat ini.

PEMBAHASAN

Pendidikan berasal dari dua kata yaitu pendidikan dan karakter.


Pendidikan dalam bahasa latin disebut educare yang memiliki konotasi melatih
atau menjinakkan. Jadi dapat diartikan pendidikan adalah sebuah proses yang
menumbuhkan dan mengembangkan. Pendidikan berarti pengembangan sebuah
potensi yang ada dalam setiap individu manusia. Istilah karakter berasal dari kata
character atau charassein yang artinya ’mengukir corak yang tetap dan tidak
terhapuskan’. Dr. Ratna Megawangi memberikan pengertian bahwa pendidikan
karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindak nyata seseorang,
yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,menghormati hak orang
lain. Mulyasa mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan penanaman
kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter merupakan salah satu wacana pendidikan yang dianggap
mampu memberikan jawaban atas buntunya dalam sistem pendidikan.

Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


(BKKBN) tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.67 juta jiwa, dan
populasi remaja adalah sekitar 26.67% dari jumlah tersebut. Usia yang
dikategorikan remaja menurut BKKBN adalah antara usia 10-24 tahun
(www.bkkbn.go.id) yang mengalami pertumbuhan menjadi dewasa.Tetapi,
pengertian remaja tidak hanya terbatas pada pengertian itu saja. Melainkan
mencakup kematangan emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992. Masa remaja
dianggap sebagai masa kritikal didalam fase kehidupan yang ditandai dengan
perubahan pesat. Perubahan ini mencakup kemandirian, emosi, dan pencarian
identitas diri. Namun, sangat disayangkan jika dalam proses pencarian jati diri ini
mereka harus salah arah dan terlibat dalam hal-hal yang tidak baik seperti
pergaulan bebas dan lain lain.

Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan


untuk mengatasi krisis moral atau degradasi moral generasi muda bangsa di
negara Indonesia ini. Peranan pendidikan karakter di sekolah harus ditegakkan
sebagai aspek pembentukan dan pembenahan kepribadian yang lebih baik
terhadap peserta didik. Generasi muda saat ini banyak tergerus dalam melesatnya
arus teknologi yang begitu cepat. Kecerdasan spiritual yang seharusnya menjadi
pondasi utama dikesampingkan, kecerdasan intelektual di nomor satukan. Dalam
lingkup kecil, tidak sedikit generasi muda yang mengacuhkan tata krama terhadap
orang yang lebih tua. Tidak hanya itu, kehidupan anak muda di era milenial saat
ini cenderung hidup bergolongan, suka mengikuti trend dengan gaya hidup
mewah dan berfoya-foya. Kenakalan remaja di lingkup sekolah manapun juga
bukan lagi merupakan hal yang asing,mulai dari bolos sekolah, mabuk, pergaulan
bebas, sudah sering terdengar dimana-mana. Bertolak belakang dengan kehidupan
pesantren yang lebih mnegedepankan kehidupan yang sederhana, dan terkenal
dengan akidah dan kebaikan kepribadiannya.
Dalam pondok pesantren terdapat banyak kegiatan-kegiatan bermanfaat
yang dapat membentuk pendidikan karakter yang baik, seperti; kajian kitab
kuning, ceramah, halaqoh, pembiasaan-pembiasaan dan lain lain. Pola
pembelajaran di pondok pesantren memiliki ciri khas dan menjadi pembeda
dengan lembaga pendidikan yang lainnya. Pola tersebut mennggambarkan bahwa
pendidikan di pesantren lebih menekankan pada etika,dan spiritual namun tidak
mengabaikan kecerdasan intelektual. Hal ini merupakan salah satu alasan
mengapa sekolah berbasis pondok pesantren merupakan salah satu bentuk
pedidikan karakter yang baik.

Pendidikan sekolah berbasis pondok pesantren ini bisa diterapkan di


sekolah madrasah meskipun di sekolah tersebut tidak terdapat pesantren. Sekolah
dapat mengadopsi beberapa kegiatan yang berada di pondok pesantren untuk
meningkatkan dan membina pendidikan karakter peserta didik di sekolah. Seperti
halnya adanya kultum pada hari-hari tertentu yang dikemas secara ringan dan
mengena serta menggunakan tema yang mampu menyesuaikan dengan peserta
didik untuk menimbulkan minat mereka. Selain itu, sekolah juga dapat
mengadakan kegiatan seminar tentang pendidikan karakter atau kegiatan-kegiatan
islami pondok pesantren lainnya yang dapat meningkatkan mutu pendidikan
karakter di sekolah. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut mampu
menciptakan habit atau kebiasaan yang baik bagi peserta didik. Selain itu, hal
tersebut juga mampu meningkatkan kesadaran peserta didik untuk berperilaku
positif dan mengevaluasi diri.

Pondok pesantren juga terkenal dengan ke khasan tauladan baik dari kyai
maupun asatidz nya. Dalam pondok pesantren seorang kyai dan seorang guru
diagungkan dan sangat disegani karena peringai baiknya. Dengan adanya
hubungan baik antara komponen pendidikan di pesantren mampu menciptakan
lingkungan yang harmonis di pondok pesantren. Mengenai hal tersebut, hubungan
yang baik antar komponen pendidikan guru dan peserta didik juga harus
diciptakan. Guru harus memberikan tauladan yang baik serta pendekatan-
pendekatan yang baik sebagai upaya penciptaan lingkungan yang baik.

PENUTUP
Pendidikan karaker merupakan pendidikan untuk membentuk kpribadian
seseorang melalui perbaikan tingkah laku, pembiasaan dan budi pekerti.
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang sangat relevan untuk diterapkan
dalam maraknya degredasi moral saat ini. Pesantren merupakan tempat yang
sudah dipercaya dan terbukti memiliki pendidikan karakter yang baik. Jadi, salah
satu upaya untuk meningkatkan pendidikan karakter generasi muda di era milenial
ini adalah dengan adanya sekolah berbasis pondok pesantren.

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam pondok pesantren dapat di adopsi oleh


sekolah untuk membentuk kebiasaan positif dan meningkatkan kesadaran peserta
didik akan pentingnya pendidikan karakter disamping kecerdasan intelektual.
Selain itu, guru juga harus siap menjadi model yang mampu dijadikan tauladan
atau contoh bagi peserta didiknya, guru juga harus berperan dalam membentuk
lingkungan yang baik dengan peserta didik.

Melalui sekolah berbasis pondok pesantren ini penulis berharap mampu


meningkatkan pendidikan karakter yang ada di Indonesia.

Sumber rujukan

Ulum, Miftachul. Pembentukan Karakter di Pondok Pesantren. Vol 2. No 2 (382-


397)

Tijan, Eko Handoyo. 2008. Model Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi.


Semarang: Widya karya

Riadi, Ahmad. Pendidikan Karakter di Madrasah/Sekolah. Vol 14. No. 26 (1-10)

Ningrum, Diah. Kemerosotan Moral di Kalangan Remaja. Vol XXXVII. No.82


(19-30)

Turmudi,Moh. Pengolaan Pendidikan Karakter. Vol 22. No 2 (117-130)


Biodata Penulis

Judul esai : Membangun karakter anak bangsa dengan sekolah


berbasis pondok pesantren di era generasi milenial
revolusi industry 4.0

Nama penulis : Khoiril Ilmiah

Tempat, tanggal lahir : Mojokerto, 03 April 1999

Pekerjaan : Mahasiswa

Domisili : Asrama Universitas Trunojoyo Madura PO BOX Telang,


Kamal, Madura

Alamat email : Khoirilalmusawwa@gmail.com

Telepon : 085823087374

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai