T
DENGAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO GRADE III)
RUANG KENANGA
RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO PURWKERTO
DISUSUN OLEH :
NAMA : Ananda Apriliani
NIM : P1337420217091
3C
Pathway
Masalah Keperawatan:
Biologis LUKA BAKAR Psikologis
Gangguan Citra Tubuh
Defisiensi pengetahuan
Anxietas
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit
Cairan intravaskuler
menurun
Masalah Keperawatan:
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi Kekurangan volume cairan
Gangguan sirkulasi
makro
F. Manifestasi Klinis
Kedalaman dan Penyebab Luka Bagian Kulit Gejala Penampilan Perjalanan
Bakar Yang terkena Luka Kesembuhan
Derajat Satu Epidermis - Kesemutan Memerah;menjadi Kesembuhan
Tersengat matahari - Hiperestesia putih jika ditekan lengkap
Terkena Api (super Minimal atau dalam waktu
dengan intensitas sensitive) tanpa edema satu minggu
rendah - Rasa nyeri Pengelupasan
mereda jika kulit
didinginkan
Derajat Dua Epidermis dan - Nyeri Melepuh, dasar -Kesembuhan
Tersiram air mendidih Bagian Dermis - Hiperestesia luka berbintik – luka dalam
Terbakar oleh nyala api (Sensitif bintik waktu 2 – 3
terhadap udara merah,epidermis minggu
yang dingin) retak, permukaan -Pembentukan
luka basah parut dan
Edema depigmentasi
- Infeksi dapat
mengubahnya
menjadi
derajat tiga
Derajat Tiga Epidermis, - Tidak terasa - Kering : luka -Pembentukan
Terbakar nyala api Keseluruhan nyeri bakar berwarna eskar
Terkena cairan Dermis dan - Syok putih seperti - Diperlukan
mendidihdalam waktu yang kadang kadang - Hematuri dan badan kulit atau pencangkokan
lama jaringan kemungkinan berwarna -Pembentukan
Tersengat arus listrik subkutan hemolisis gosong. parut dan
- Kemungkin - Kulit retak hilangnya
terdapat luka dengan bagian kountur serta
masuk dan kulit yang fungsi kulit.
keluar (pada tampak - Hilangnya
luka bakar edema jari tangan
listrik) atau
ekstermitas
dapat terjadi
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
a. Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak
sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera
b. Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan
sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang
diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.
c. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau
inflamasi
d. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera
inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon
dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.
e. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan
cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin
menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi
ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
f. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
g. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema
cairan.
h. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi
ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.
i. Ureum
j. Protein
k. Hapusan Luka
l. Urine Lengkap, dllRontgen : Foto Thorax, dll
2. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
3. CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih dari 30%
dewasa dan lebih dari 20% pada anak
Untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan salah satu metode yang ada,
yaitu metode “rule of nine” atau metode “Lund dan Browder”
Kedalaman luka bakar dapat dikelompokan menjadi 4 macam, yaitu luka bakar
derajat I, derajat II, derajat III dan IV, dengan ciri-ciri seperti telah diuraikan
dimuka.
2) Lokasi/area luka
Luka bakar yang mengenai tempat-tempat tertentu memerlukan perhatian khusus,
oleh karena akibatnya yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Seperti, jika
luka bakar mengenai derah wajah, leher dan dada dapat mengganggu jalan nafas
dan ekspansi dada yang diantaranya disebabkan karena edema pada laring .
Sedangkan jika mengenai ekstremitas maka dapat menyebabkan penurunan
sirkulasi ke daerah ekstremitas karena terbentuknya edema dan jaringan scar. Oleh
karena itu pengkajian terhadap jalan nafas (airway) dan pernafasan (breathing)
serta sirkulasi (circulation) sangat diperlukan. Luka bakar yang mengenai mata
dapat menyebabkan terjadinya laserasi kornea, kerusakan retina dan menurunnya
tajam penglihatan.
Genetalia 1% 1% 1%
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute abnormal
luka.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan terganggunya respons
imun.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka.
4. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan
penanganan luka bakar.
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan deformitas dinding dada, keletihan otot-
otot pernafasan, hiperventilasi.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Cetakan II. Jakarta : Salemba
Mahardika.
Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. 2005. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu
bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Amin & Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
Jogjakarata : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media
Erick Chandowo. 2011. Laporan Pendahuluan Luka Bakar 3. Available.on
http://www.academia.edu/7710988/LAPORAN_PENDAHULUAN_LUKA_ BAKAR_3 diakses
tanggal 25 Oktober 2015
https://www.academia.edu/8542579/Askep_Luka_Bakar_Combustio_,diakses tanggal 6 Oktober
2015
Huddak & Gallo. 2006. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Moenadjat Y. 2003. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.
Nanda International. 2013.Aplikasi Asuhan Keperawata Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-
NOC Jilid 1 & 2. Jakarata:
Sjamsudiningrat, R & Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. T
DENGAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO GRADE III)
RUANG KENANGA
RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO PURWKERTO
DISUSUN OLEH :
NAMA : Ananda Apriliani
NIM : P1337420217091
3C
1. Identitas Pasien
No RM : 02104005
Nama : Sdr. T
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 01 Agustus 1999
Agama : Islam
Alamat : Binangun 001/001, Mrebet Purbalingga, Kab. Purbalingga
Suku bangsa : WNI
Tanggal masuk : 03 Juli 2019
Diagnosa medis : Combustio Grade III
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Hubungan : ibu pasien
Alamat : Binangun 001/001, Mrebet Purbalingga, Kab. Purbalingga
Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : WNI
Agama : Islam
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien merintih kesakitan (nyeri) karena luka bakar yang dialami.
P: nyeri akibat trauma luka bakar
Q : nyeri terasa panas
R : rasa nyeri terasa diseluruh tubuh.
S : Skala nyeri 7 dari 10
T: Hilang timbul
b. Keluhan tambahan
Pasien mengatakan cemas akan keadaannya
c. Riwayat Penyakit Sekarang
d. Pasien datang ke RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO
PURWKERTO Ny T menderita luka bakar karena terkena minyak panas.TD:
123/73 mmHg ,RR: 20 x/mnt,Suhu: 37 0c,Nadi : 88 x/mnt,BB : 91 kg ,TB:
160 cm.Kesadaran composmentis, pasien mengeluh nyeri dan cemas di daerah
yang terbakar.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien dibantu keluarga mengatakan belum pernah mengalami penyakit yang
sama seperti yang pasien sekarang hadapi
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien dibantu keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai riwayat penyakit menular atau menurun
4. Pola Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi Kesehatan
DS : Pasien mengatakan kesehatan itu penting
DO: Pasien datang dengan keluarga untuk berobat ke RSUD
DS : Pasien mengatakan nyeri pada seluruh tubuh, tubuh sulit digerakan.
DO: Pasien terlihat dibantu keluarganya untuk beraktivitas
b. Pola latihan dan aktifitas
DS : Pasien mengatakan sebelum sakit paien dapat melakukan aktivitas secara
mandiri dan saat sakit pasien dibantu oleh keluarga untuk beraktivitas
DO: Pasien tampak dibantu oleh keluarganya
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Mandi
Minum
Toileting
Ambulasi
Berpindah
Mobilisasi di tempat tidur
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Tergantung total
c. Pola Istirahat Tidur
DS : Pasien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak seperti saat sebelum
sakit
DO: pasien terlihat mata sembab dan mengeluh tidak bisa tidur akibat
menahan rasa sakit
d. Pola Perspektif Kognitif
DS : Pasien mengatakan semua panca indranya normal.
DO: pasien kurang kooperatif dengan tindakan yang dilakukan dan bibantu
keluargannya untuk mengikuti tindakan medis
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri
DS : Pasien mengatakan optimis dapat sembuh dan kembali normal seperti
biasanya
DO: Pasien terlihat kooperatif saat dilakukan pengkajian
f. Pola Sex dan Reproduksi
DS : pasien mengatakan belum dikaruniai seorang anak.
DO: Pasien adalah seorang perempuan dan datang ke rumah sakit bersama
keluarganya
g. Pola Koping dan Toleransi Stress
DS : Pasien mengatakan cemas terhadap penyakitnya namun pasien
mengatakan harus tetap berusaha untuk sembuh dengan cara berobat
DO: Pasien tampak gelisah dan selalu ditemani keluargannya
h. Pola Peran dan Hubungan
DS : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarganya baik
DO: Pasien nampak ditemani oleh keluarganya
i. Pola Nilai dan Keyakinan
DS : Pasien mengatakan beragama islam dan teratur dalam beribadah
DO: Pasien nampak menjawab salam dan berdoa
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum : cukup
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda Tanda Vital TD : 123/73 mmHg RR : 20 x/mnt
Suhu : 37 0c Nadi : 88 x/mnt
BB : 91 kg TB : 160 cm
d. Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala : mesochepal
Mata : simetris tidak ada kelainan, tidak anemis
Telinga : tidak tampak kelainan
Mulut : bentuk simetris,menyeringai menahatn sakit
e. Pemeriksaan Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
f. Pemeriksaan dada :
Paru : vesikuler dan simetris
Jantung : tidak ada kelainan
g. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : tidak ada kelainan, simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran
Auskultasi : normal
Perkusi : tidak ada suara tambahan
h. Pemeriksaan kulit
Tidak ada kelainan, terdapat luka bakaar
i. Ekstremitas
Kaki kiri terpasang infus
6. Pemeriksaan Penunjang
Nama : Ny. T No RM : 02104005
Umur : 19 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Binangun Mreber pbg Tanggal order : 03 Juli 2019 (13:13)
Bangsal : Kenanga
Dokter : Ahmad Fawzi Mahud, Dr, SpBP
Info Klinik : Combustio Gr III 50%
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 15.2 g/dL 11. 7 – 15.5
Leukosit H 18970u/l 3600 - 11000
Hematokrit H 48 % 35 - 47
Eritrosit 5.5 10^6/ul 3.8 – 5.2
Trombosit 366.000/ul 154.000 – 386.000
MCV 86.1 fL 80 - 100
MCH 27.4 pg/cell 26 - 34
MCHC L 31.9 % 32 - 36
RDW 14.3 % 11.5 – 14.5
MPV 9.6 fL 9.4 - 12.3
Hitung Hasil
Basofil 0.4 % 0–1
Eosinofil L 0.5 % 2–2
Batang L 0.4 % 3-5
Segmen 61.5 50 - 70
Limfosit 30.1 25 - 40
Monosit 7.1 2-8
Granulosit H 11750.0 /uL
Monosit L 96.6 mg/dL 9.9 11.8
Granulosit H 11750.0/uL 26.4 – 37.5
PT 9.9 Detik
APTT 29.1 detik 14.98 – 38.52
Kimia Klinik 0.55 – 1.02
Ureum Darah 21.09 mg/dL < = 200
Kreatunin darah 0.79 mg/dL
Glukosa sewaktu 98 mg/gL
7. Program Terapi
- infus RL 20 tpm : untuk mengganti cairan
- Injeksi IV Metronidazole 500mg
- Injeksi IV Ranitidine 50mg
- Injeksi Ketorolak
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1. DS : Pasien mengatakan nyeri Agen cedera fisik Nyeri Akut
karena luka bakar (00132 : 469)
DO : pasien tampak menahan
nyeri (meringis kesakitan)
P: nyeri akibat trauma luka bakar
Q : nyeri terasa panas
R : rasa nyeri terasa diseluruh
tubuh.
S : Skala nyeri 7 dari 10
T: Hilang timbul
TD : 123/73 mmHg
RR : 20 x/mnt
Suhu : 37 0c
Nadi : 88 x/mnt
BB : 91 kg
TB : 160 cm
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan
penanganan luka bakar
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Cedera kimiawi kulit (luka bakar)
(nanda 00046)
3. Ansietas berhubungan dengan Stresor (penyakit luka bakar) (nanda 00146)
D. INTERVENSI
Hari/Tanggal Dx NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan Nyeri akut : pemberian analgesik
keperawatan selama 3x24 jam (2210 : 247)
diharapkan nyeri dapat - Tentukan lokasi, karakteristik,
berkurang/hilang dengan criteria kualita dan keparahan nyeri
hasil : sebelum mengobati pasien
Tingkat Ketidaknyaman (2109 : - Cek perintah pengobatan
576) meliputi obat , dosis,
Indikator Awal Tujuan frekuensi, obat analgesik yang
Nyeri 1 5 diresepkan
Cemas 2 5 - Tentukan pilihan obat
Menderita 2 5 analgesik berdasarkan tipe dan
Rasa Takut 2 5 keparahan nyeri
Tidak dapat 3 5 - Berikan kebutuhan
Istirahat kenyamanan dan aktivitas lain
Meringis 2 5 yang dapat dapat membantu
Nyeri lepas 2 5 relaksasi untuk memfasilitasi
Keterangan penurunan nyeri
1. Berat - Berikan analgesik sesuai
2. Cukup berat waktu parahnya terutama pada
3. Sedang nyeri yang berat
4. Ringan - Berikan analgesik tambahan
5. Tidak ada atau pengobatan jika
diperlukan untuk menguatkan
efek pengurangan nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam.
II Setelah dilakukan tindakan Integritas kulit , Kerusakan (525) :
keperawatan selama 3x24 jam Perawatan luka bakar
diharapkan rasa perih dan sakit - Dinginkan luka bakar dengan
pada kulit pada pasien dapat air hangat (20 derajat C) atau
berkurang dengan kriteria hasil: cairan normal saline padaa
Risiko gangguan integritas kulit saat cedera terjadi
(675) : Keparahan infeksi (145) - Pertahankan jalan napas
Indikator Awal Tujuan terbuka untuk memastikan
Kemerahan 1 5 ventilasi
Cairan luka 3 5 - Monitor tingkat kesadaran
yang berbau pasien yang mengalami luka
busuk bakar luas
Hipotermia 2 5 - Evaluasi luka kaji kedalaman
Nyeri 1 5 luka pelebaran lokalisasi nyeri
Malaise 2 5 angen,penyebab,eksudat,jaring
an granulasi atau
Keterangan nekrosis,epitelisasi dan tanda
1. Berat tanda infeksi
2. Cukup berat - Berikan tindakan kenyamanan
3. Sedang sebelum dilakukan perawatan
4. Ringan luka
5. Tidak ada - Lepaskan balutan bagian luar
dengan cara menggunting dan
membasahi dengan cairan
saline atau air
- Lakukan debridemen luka
sesuai kondisi
- Berikan balutan oklusif tanpa
melakukan tekanan
- Brikan pengntrol nyeri yang
adekuat dengan
mengaplikasikan tindakan
farmakologi dan nn
farmakologi
- Pastikan keadekuatan asupan
nutrisi dan cairan
- Berikan dukungan selama
perawatan luka
3 Setelah dilakukan tindakan Ansietas (498) : Pengurangan
keperawatan selama 3x24 jam kecemasan (319)
diharapkan rasa cemas pada - Gunakan pendekatan yang
pasien dapat hilang dengan tenang dan meyakinkan
kriteria hasil : - Jelaskan semua prosedur
Ansietas (597) : Tingkat termasuk sensasi yang akan
Kecemasan (572) dirasakan yang mungkin akan
Indikator Awal Tujuan dialami klien selama posedur
Tidak dapat 2 5 dilakukan
beristirahat - Berikan informasi faktual
Perasaan 2 5 terkait diagnosis perawatan
gelisah dan prgnesis
Wajah tegang 2 5 - Berada disisi klien untuk
Tidak bisa meningkatkan rasa aman dan
mengambil 2 5 mengurangi ketakutan
keputusan - Dorong keluarga untuk
Serangan panik mendampingi klie dengan cara
Rasa cemas 2 5 yang tepat
yang - Puji atau kuatkan perilaku
disampaikan yang baik secara tepat
secara lisan - Bantu klien mengidentifikasi
Menarik diri 2 5 situasi yang memicu
Gangguan 2 5 kecemasan
tidur - Dukung dengan penggunaan
Pusing 2 5 mekanisme kping yang sesuai
- Atur penggunaan obat obatan
Keterangan : untuk mengurangi kecemasan
1. Berat secara tepat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
E. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Dx Implementasi Catatan Paraf
Perkembangan
09 Juli 2019
09.00 I,II,III, Mengkaji keadaan umum DO : KU pasien
pasien composmenthis
Injeksi Metronidazole
Kolaborasi medis
10.55 I,II,III 500mg, Ranitidine
memberikan injeksi
50mg,
Motivasi pasien untuk
11.30 I,II,III Pasien kooperatif
istirahat
Rabu, 10 Juli
2019
07.45 I,II,III Mengkaji keluhan pasien DS :Pasien
dan nyeri pasien mengatakan nyeri
sudah berkurang
DO:
P: nyeri akibat trauma
luka bakar
Q : nyeri terasa panas
R : rasa nyeri terasa
diseluruh tubuh.
S : Skala nyeri 4 dari
10
T: Hilang timbul
08.15 I,II,III Anjurkan pasien untuk Pasien kooperatif
latian aktif dan pasif
F. EVALUASI
Hari/Tanggal Dx Catatan Perkembangan Paraf
Selasaa 09, I S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
11 Juli 2018 P: nyeri akibat trauma luka bakar
Q : nyeri terasa panas
R : rasa nyeri terasa diseluruh tubuh.
S : Skala nyeri 4 dari 10
T: Hilang timbul
O : TTV :
TD : 123/73 mmHg
RR : 20 x/mnnt
BB : 91 kg
TB : 160 cm
RR : 20x/menit
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 37 derajat C
A : masalah nyeri teratasi sebagian
Indikator Awal Tujuan akhir
Nyeri 1 5 4
Cemas 2 5 5
Menderita 2 5 4
Rasa Takut 2 5 5
Tidak dapat 3 5 4
Istirahat
Meringis 2 5 4
Nyeri lepas 2 5 4
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur Tanda-tanda vital pasien
2. Peratawan luka
3. Mengkaji keluhan pasien dan Mengkaji nyeri
pasien
4. Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas
dalam
5.Kolaborasi medis memberikan injeksi
Rabu, 10 Juli II S: Pasien mengeluh perih, dan sakit pada tubuhnya
2019 terutama kulit sudah berkurang
O: Pasien tampak lebih tenang dan tidak meringis
menahan sakit
A:
Indikator Awal Tujuan Akhir
Kemerahan 1 5 4
Cairan luka 3 5 5
yang berbau
busuk
Hipotermia 2 5 4
Nyeri 1 5 4
Malaise 2 5 5
P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengukur Tanda-tanda vital pasien
2. Peratawan luka
Jumat 12 IV 3. Mengkaji keluhan pasien dan Mengkaji nyeri
juli 2019 pasien
4. Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas
dalam
5. Kolaborasi medis memberikan injeksi
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur Tanda-tanda vital pasien
2. Peratawan luka
3. Mengkaji keluhan pasien dan Mengkaji nyeri
pasien
4.Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam
5. Kolaborasi medis memberikan injeksi