Anda di halaman 1dari 15

DUNIA KEPERAWATAN

Sunday, February 24, 2013

Askep Gastroenteritis (Diare) Pada Anak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DIARE (GASTROENTERITIS)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA

BANDUNG

Jl. Terusan Jakarta. No 73-75, Antapani Bandung

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN DIARE.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas terstruktur mata ajaran Keperawatan
Anak.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami beberapa hambatan dan kesulitan, namun atas
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari di dalam makalah ini mungkin terdapat kesalahan-kesalahan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun, guna penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.

Bandung, juni 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................1

C. Metode Penulisan ........................................................................... 2

D. Sistematika Penulisan ......................................................................2

BAB II. TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik

1. Definisi ......................................................................................... 3
2. Anatomi Fisiologi ............................................................................3

3. Etiologi ..........................................................................................5

4. Patofisiologi .................................................................................. 6

5. Tanda dan Gejala .......................................................................... .7

6. Test Diagnostik ............................................................................. 7

7. Therapy ........................................................................................8

8. Komplikasi ....................................................................................8

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian .....................................................................................9

2. Diagnosa Keperawatan ................................................................. ..9

3. Perencanaan ................................................................................. 10

BAB III. KESIMPULAN ...................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semakin tinggi kemajuan teknologi yang telah dicapai semakin tinggi pula derajat kesehatan yang
diperoleh sesuai dengan kemajuan zaman, timbul berbagai macam penyakit yang menyerang seluruh
kehidupan tanpa mengenal tempat, waktu dan usia.

Menurut WHO (1980), Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut
adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam atau hari.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah
padat), dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal : 100-200 ml/jam
tinja) (Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga, Penerbit FKUI, Jakarta, 1998).

Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang
praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena
infeksi (gastroenteritis) terdapat pada peringkat pertama sampai dengan keempat pasien yang datang
berobat ke rumah sakit (Koppadi VI, Jakarta, 1984).

Oleh karena itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah yang dihadapi pasien
dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pasien, menjaga kebersihan
lingkungan, perawat juga berkolaborasi dengan dokter dalam memberi terapi dan juga memberikan
beberapa informasi yang penting.

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini agar penulis mampu memahami dan memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan diare secara benar, tepat dan cepat dan dapat memberikan
penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit diare. Dan sebagai calon perawat profesional
pemula, dapat:

1. Memperoleh pengalaman yang nyata dalam merawat pasien diare dan menerapkan konsep
keperawatan yang didapati di bangku perkuliahan.

Membandingkan keadaan nyata dengan teori yang tersedia.

C. METODE PENULISAN

Dalam penulisan ini penulis menggunakan sistematika penulisan berdasarkan teori.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini, penulis membagi dalam beberapa bab, yaitu Bab I Pendahuluan meliputi:
latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan, Bab II Tinjauan Teoritis
mencakup: konsep medik yang berisi definisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,
test diagnostik, terapi, komplikasi, discharge planning, patoflodiagram dan konsep dasar keperawatan
yang berisi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan. Bab III Kesimpulan dan diakhiri
Daftar Pustaka.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIK

Definisi

- Diare adalah satu dari gejala yang lebih sering terjadi pada anak yang mengganggu motilitas usus
dan mengganggu absorbsi air dan elektrolit serta mempercepat ekskresi dari isi usus yaitu dengan buang
air besar yang frekuensinya dan bertambah (Scipien Chard Hawe Barnard, 1993).

- Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3x pada
anak, konsistensi faeses encer, dapat berwarna hijau, dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir
saja (Ngastiah, 1997).

- Diare adalah suatu keadaan atau masalah yang biasanya terjadi pada anak yang dapat terjadi
secara akut dan kronik, dengan buang air besar yang sering dan dapat lebih cepat menjadi dehidrasi.
(Janeball dan Ruth Bindler, 1995).

Anatomi Fisiologi

Lambung terletak dari kiri ke kanan menyilang di bawah diafragma. Secara anatomis lambung terbagi
atas fundus uterian, corpus dan antrum, pilorikum/pylorus. Sebelah kanan atas lambung terdapat
cekungan kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor. Spincter pada
kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Spincter cardiac atau spincter esofagus
bawah, mengalirkan makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki
esophagus kembali. Lambung terdiri dari 4 lapisan. Tunika serosa atau lapisan luar merupakan bagian
dari peritoneum viseralis. Dua lapisan peritoneum viseralis menyatu pada kurvatura minor lambung dan
lambung terus memanjang ke arah hati membentuk omentum minus.

Fungsi lambung terdiri dari: menampung makanan, menghancurkan.

Getah cerna lambung dihasilkan oleh:

1. Pepsin, fungsinya : memecah putih telur menjadi asam amino.


2. HCl, fungsinya : mengasamkan makanan, antiseptik, desinfektan.

3. Renin, fungsinya : sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari karsinogen.

Usus Halus (Intestinum Minor)

Usus halus merupakan tabung kompleks berlipat-lipat yang membentang dari pilorus sampai katup
ileosekal. Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Usus halus dibagi menjadi:
duodenum, yeyunum, dan ileum. Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari pylorus sampai
yeyunum. Yeyunum dan ileum panjangnya masing-masing sekitar 3 meter. Dinding usus halus terdiri atas
4 lapisan dasar, yang paling luar atau lapisan serosa dibentuk oleh peritoneum. Peritoneum mempunyai
lapisan viseral dan parietal, ruang yang terletak di antara lapisan-lapisan ini dinamakan rongga
peritoneum, otot yang meliputi usus halus mempunyai 2 lapisan :

1. Lapisan luar terdiri atas: serabut longitudinal yang telah tipis.

2. Lapisan dalam terdiri atas: serabut-serabut sirkuler yang membantu gerakan peristaltik usus.

Usus halus mempunyai dua fungsi utama : pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air. Proses
pencernaan disampaikan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus anterikus).

Dua hormon penting dalam pengaturan pencernaan usus, lemak yang bersentuhan dengan mukosa
duodenum menyebabkan kandung empedu yang dirantai oleh kerja kolesistokinin.

Fungsi usus halus:

1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap oleh kapiler-kapiler dan saluran-
saluran limfe.

2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.

Fungsi usus besar:

1. Menyerap air dan makanan.

2. Tempat tinggal bakteri koli.

3. Tempat faeces.

Etiologi

Dapat dibagi beberapa faktor, yaitu:


a) Infeksi : - Virus (Ratovirus, Adenovirus, Norwalk)

- Bakteri (Shigelia, Salmonella, E. Coli, Vibrio)

- Parasit (Protozoa, E. Histolitica, G. Lamblia, Balantidium Coli, Cacing perut, Ascaris, Trichiuris,
Strongilucdes).

b) Malabsorbsi : Karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein.

c) Makanan : makanan basi, beracun, alergi atau protein.

d) Imunodefisiensi

e) Psikologis : rasa takut dan cemas.

Tanda dan Gejala

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.

2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya
asam laktat.

5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata
cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat,
pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat
hipovokanik.

7. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).

Test Diagnostik

a. Pemeriksaan tinja

· Makroscopis dan microscopis

· PH dan kadar gula dalam tinja kental lakmus dan tablet clinitest bila diduga terdapat intoleransi
gula.

· Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.


b. Pemeriksaan darah

· Darah perifer lengkap dan elektrolit terutama Na, K, Ca

· Darah serum pada diare.

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal

d. Pemeriksaan analisa gas darah.

Therapy

a. Pemberian cairan (rehidrasi)

Contoh : Ringer Lactat (RL)

NaCl

b. Pemberian makanan (bubur)

c. Obat-obatan

· Obat anti sekresi

· Obat anti diare

· Antibiotika

· Obat anti spasmolitik.

d. Istirahat

e. Diet.

Komplikasi

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)

b. Renjatan hipovolemik

c. hipokalemia

d. Hipoglikemia

e. Kejang

f. Malnutrisi energi protein


g. Sepsis.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Pengkajian

a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

- Kebiasaan makan dan minum

- Cara pengolahan

- Jenis makanan/minuman yang diberikan.

b. Pola nutrisi metabolik

- Nafsu makan/minum

- Perut kembung

- Perubahan berat badan

- Status hidrasi dan turgor kulit.

c. Pola eliminasi

- Frekuensi BAB, jumlah, warna, konsistensi, bau

- Hiperperistaltik usus.

d. Pola aktivitas dan latihan

- Kemampuan beraktivitas sehari-hari.

e. Pola tidur dan istirahat

- Rewel bila terkena sakit perut dan BAB yang sering.

f. Pola kognitif dan persepsi sensori

- Kurang pengetahuan orang tua tentang hygiene makanan dan lingkungan.

Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan
dan intake yang kurang.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare.

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

Rencana keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan Skunder
terhadap diare

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

· Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <25x/menit>

· Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.

· Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.

Intervensi :

· Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi
dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

· Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme.

· Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

· Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

· Kolaborasi :

- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)


R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk
proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan
out put

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

Nafsu makan meningkat

BB meningkat atau normal sesuai umur

Intrvensi :

Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu
panas atau dingin).

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.

Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam
keadaan hangat.

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan.

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

Monitor intake dan out put dalam 24 jam.

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu.


obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari
diare

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi peningkatan suhu tubuh

Kriteria hasil :

Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :

Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

Kolaborasi pemberian antipirektik

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu.

Kriteria hasil :

Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi

Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur


R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian
bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces

Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan iritasi .

BAB III

KESIMPULAN

Diare merupakan suatu gejala dari bermacam-macam penyakit. Penyebab pasti dari diare ini tidak dapat
diketahui secara pasti, tetapi haruslah dengan melakukan berbagai macam pemeriksaan dan riwayat
penyakit sekarang, serta apa saja yang dilakukan oleh penderita diare terakhir sekali. Barulah diketahui
klien itu menderita penyakit apa.

Dengan munculnya diare pada anak, terutama yang masih bayi tidak dapat dianggap remeh walaupun
hanya diare beberapa kali dalam sehari (diare ringan). Karena 80% lebih tubuh bayi terdiri dari air. Yang
bila terjadi diare berarti cairan dan elektrolit dalam tubuh bayi keluar, sehingga bayi rentan untuk
kekurangan cairan dan elektrolit. Apalagi bila diare berat maka dehidrasi tidak dapat dihindari lagi dan
dapat terjadi hipovolemik shock.

Oleh karena itu sebagai perawat perlu dan penting sekali untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat
terutama kepada orang tua yang mempunyai anak dan bayi. Agar selalu memelihara kesehatan dan
mencegah timbulnya diare, dengan jalan menjaga kebersihan baik fisik dan psikologis. Karena bila bayi
stress juga dapat terjadi diare. Memperhatikan gizi makanan juga sangat penting. Bila terjadi diare maka
segeralah beri minum yang banyak atau dengan memberikan oralit (larutan gula garam) untuk
pertolongan pertama, kemudian segeralah bawa kepada tenaga kesehatan atau rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ball Jane dan Bindler Ruth, Pediatric Nursing, Appleton and Lange, 1995.

2. Donna L. Wong, Clinical Manual of Pediatric Nursing, Mosby Company, 1996.

3. Barnard Scipien Chard Howe, Pediatric Nursing Care, The C.V. Mosby Company, 1993.

4. Sunoto dan kawan-kawan, Pendidikan Medik Pemberantasan Diare, Departemen Kesehatan RI


Ditjen PPM & PLP, 1990.

5. Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit EGC. Jakarta, 2005.

DOWNLOAD FILE NYA DI SINI

Kapevi Hatake di 5:51 PM

Share

No comments:

Post a Comment

Link ke posting ini

Create a Link

Home

View web version


Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai