Juni 2017
Oktaviana Zahratul Putri1, Tengku Mohamed Ariff Bin Raja Hussin2, Heru
Subaris Kasjono3
1,2
Institute for Comunity Development and Quality Of Life, University Sultan Zainal
Abidin, Kampus Gong Badak 21300 Terengganu, Malaysia.
Email: oktavianazahraa@gmail.com, 2tg_mariff@unisza.edu.my 3Politeknik
1
ABSTRAK
Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat
1, bahwa salah satu persyaratan Rumah Sakit adalah harus memenuhi
unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Laporan National Safety
Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan terjadinya kecelakaan di RS
41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi
di antaranya tertusuk jarum atau needle stick injury (NSI), terkilir, sakit
pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, penyakit dan infeksi. Salah
satu upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan
melakukan analisis risiko. Tujuan dari studi adalah untuk melakukan
analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja petugas kesehatan dan
administrasi di Rumah Sakit Akademik UGM. Metode yang digunakan
yaitu observasi dan wawancara kepada petugas instalasi gawat darurat,
membuat job hazard analisis, kemudian dilakukan analisis risiko
dengan pendekatan AS/NZS 4360: 2004 dan menilai dengan tabel
W.T.Fine. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor bahaya di instalasi
gawat darurat terdiri dari bahaya fisik, biologi, ergonomi, perilaku, dan
psikologis. Faktor bahaya fisik merupakan yang dominan yaitu jarum
suntik (benda tajam) yang berdampak luka tusuk dan tertular penyakit
menular dari pasien. Nilai risiko tertinggi bahaya fisik dan biologi pada
proses pekerjaan pemasangan infus pada pasien sebesar 150 (tinggi)
mengharuskan adanya perbaikan secara teknis. Nilai risiko ini
didapatkan apabila telah melakukan rekomendasi pengendalian dari
peneliti.
ABSTRACT
Law No.44 of 2009 on Hospital Article 7 paragraph 1, that one of the
requirements of the Hospital is occupational safety and health. The
National Safety Council (NSC) report of 1988 showed an accident in
hospitals 41% larger than workers in other industries. Common cases
1
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
include needle stick injury or needle stick injury (NSI), sprains, back
pain, scratches/cuts, burns, disease, and infection. One of the
preventions of work accident is by doing risk analysis. The purpose of
the study was to analyze the occupational health and safety risk of
health and administration personnel at UGM Academic Hospital. The
method used was observation and interview to emergency department
officer, make job hazard analysis, then do risk analysis with the
approach of AS / NZS 4360: 2004 and assess with table W.T.Fine. The
results indicated that hazard factors in the emergency department were
physical, biological, ergonomic, behavioral, and psychological hazards.
The physical hazard factors were the dominant of the hypodermic
needle (sharps) that impact puncture wounds and contracting infectious
diseases from patients. The highest risk value of physical and biological
hazards was in the infusion process in patients, ie 150 (high category),
which requires technical improvement. This risk value was obtained if
it has done the recommendation of control from the researcher.
2
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
> 350 Sangat tinggi Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa dikurangi hingga mencapai
batasan yang dibolehkan atau diterima
dibandingkan dengan unit kerja lain. Kasus instalasi gawat darurat Rumah Sakit.
kecelakaan di Instalasi Gawat Darurat Validasi data dilakukan kepada petugas
Rumah Sakit Akademik UGM sebanyak 9 instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
orang dengan 4 jenis proses pekerjaan atau RSA UGM. Data sekunder diambil dari
tindakan. Sebagai Rumah rekap data kecelakaan yang pernah terjadi
Sakit yang menerapkan peduli keselamatan di RSA UGM. Pengumpulan data
dan kesehatan kerja petugas kesehatan dilakukan dengan cara observasi dan
maupun administrasi, peneliti tertarik wawancara kemudian dihitung
untuk mengambil tema Analisis Risiko menggunakan analisis semi-kuanitatif
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada sesuai dengan metode AS/NZS 4360:2004
Petugas Kesehatan Instalasi Gawat Darurat dan penilaian risiko W.T.Fine. dan
Rumah Sakit Akademik UGM dengan menentukan tingkat risiko menggunakan
pendekatan AS/NZS dan tabel penilaian Tabel 1.
W.T.Fine.
METODE PENELITIAN
Penilaian risiko dengan metode risiko yang ada. Pada tahap awal
AS/NZS 4360 dilakukan dengan menilai menggunakan job hazard analisis dari
3
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
Tabel 2. Kasus Kecelakaan Yang Berkaitan dengan Proses Pekerjaan Di Instalasi Gawat
Darurat
Jumlah kasus (orang) Persentase (%)
Jenis Proses Pekerjaan
Proses pengambilan sampel darah 2 22,2
Pemasangan infus pasien 3 33,4
Perjalanan pergi atau pulang kerja 1 11,1
Injeksi obat pada pasien 2 22,2
Proses menjahit luka 1 11,1
Jumlah 9 100
4
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
Nilai Risiko
Jenis
Bahaya
pekerjaan Existing
Basic Risk Residual Risk
Risk
Mengambil Fisik 500 300 60
darah pasien Biologi 500 300 45
Perilaku 450 135 30
Ergonomi 100 60 18
5
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
5.
Jenis pekerjaan Bahaya dan Dampak Pengendalian yang Rekomendasi pengendalian dari
ada di Peneliti
Rumah
Sakit
Penusukan Fisik menggunakan Alat Pelindung Diri 1. Menenangkan pasien agar tidak
jarum ke vena jarum suntik dan luka dan Standar bergerak saat akan
tusuk jarum suntik Prosedur dilakukan pemasangan jarum
Operasional (SPO). infus.
2. Memberi pengarahan agar
melakukan pekerjaan sesuai dengan
SPO yang telah tersedia.
3. Memberikan orientasi dan proses
kredensial kepada tenaga medis
tamu
Biologi Alat Pelindung Diri 1. Mengganti sarung tangan apabila
kontak dengan dan Standar terjadi sobek.
darah pasien dan Prosedur 2. Memberi pengarahan agar
tertular penyakit Operasional melakukan pekerjaan sesuai dengan
menular (Hepatitis, SPO yang telah tersedia.
HIV dan AIDS) 3. Mewajibkan membawa safety box
saat akan melakukan tindakan
6
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
7
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
6.
Ergonomi 100 60 18
8
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
9
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
Jenis pekerjaan Bahaya dan Pengendalian yang ada Rekomendasi pengendalian dari
Dampak di Rumah Sakit Peneliti
Menyiapkan Fisik menggunakan Alat Pelindung 1. Memotong ampulan
obat anastesi jarum suntik, Diri Sarung menggunakan alay pemotong
memecahkan Tangan dan khusus ampulan.
ampulan dan luka masker SPO Tindakan 2. Sosialisasi standar prosedur
tusuk jarum suntik operasional kepada pekerja
dan luka medis
gores
pecahan ampulan
Penjahitan luka Fisik menggunakan Alat Diri 1. Melakukan tindakan sesuai dan
jarum jahit luka dan Pelindu dengan SPO.
luka tusuk jarum ng Sarung 2. Memberikan pengawasan
dan instrumen tajam Tangan kepada pekerja medis
masker SPO 3. Sosialisasi SPO yang sudah
Tindakan tersedia
Biologi Alat Diri 1. Mengganti sarung tangan apabila
kontak dengan Pelindu dan terjadi sobek.
darah pasien dan ng Sarung 2. Memberi pengarahan agar
tertular penyakit Tangan melakukan pekerjaan sesuai
menular (Hepatitis, masker SPO dengan SPO yang telah tersedia.
HIV dan AIDS) Tindakan 3. Menyediakan Alat pelindung diri
kaca mata karena ada
kemungkinan darah memancar
terkena muka dan mata.
Perilaku, tidak Alat Diri 1 Memberikan sosialisai dampak dan
menggunakan APD Pelindu dari tidak menggunakan alat
dan luka tusuk dan ng Sarung pelindung diri
mudah tertular Tangan 2 Mewajibkan semua petugas
penyakit masker SPO medis memahami dan mentaati
menular Tindakan tahap-tahap pekerjaan yang ada di
SPO
Hepatitis,
3 Mewajibkan penggunaan APD
AIDS, dan
bagi petugas medis yang akan
HIV
melakukan tindakan ataupun
asisten yang membantu.
10
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
Jenis pekerjaan Bahaya dan Pengendalian yang ada Rekomendasi pengendalian dari
Dampak di Rumah Sakit Peneliti
4 Melakukan tindakan sesuai dengan
SPO yang tersedia
Ergonomi SPO Tindakan 1. Memberikan penyuluhan tentang
membungkuk saat bahaya low back pain.
pengambilan darah 2. Melakukan tindakan sesuai SPO
pasien (postur yang tersedia
janggal ) dan nyeri
otot atau low back
pain
Merapikan Alat fisik jarum suntik, SPO jahit luka 1. Melakukan tindakan
jarum jahit, gunting, Alat Pelindung Diri sesuai dengan SPO
benda tajam dan Safety Box 2. yang tersedia Memisahkan
luka tusuk dan luka peralatan benda tajam yang
sayat 3. telah digunakan.
Membiasakan membawa safety
box setiap akan melakukan
tindakan
4. Membuang jarum bekas pakai
langsung ke dalam safety box.
5. Memberikan sosialisasi tentang
penanganan benda tajam bekas
pakai kepada semua tenaga
medis.
Biologi Alat Diri 1 Mengganti sarung
kontak Pelindu dan tangan apabila terjadi
dengan darah pasien ng Sarung 2 sobek.
dan tertular penyakit Tangan Memberi pengarahan agar
menular (Hepatitis, masker SPO melakukan pekerjaan sesuai
HIV dan AIDS) Tindakan dengan SPO yang telah tersedia.
3 Memisahkan instrumen atau
alat yang telah digunakan dan
terkena darah.
11
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
Nilai risiko
Jenis Pekerjaan Bahaya
Basic Risk Existing Risk Residual Risk
Menyiapkan obat Fisik
540 180 90
anastesi
Penjahitan luka Fisik 540 180 90
Biologi 540 270 60
Perilaku 540 270 90
Ergonomi 500 300 60
Merapikan Alat Fisik 540 135 45
Biologi 540 150 100
Pada penjahitan luka pada pasien biologi dan perilaku apabila menerapkan
memiliki tiga tahap pekerjaan yaitu rekomendasi pengendalian dari peneliti
menyiapkan obat anastesi, penjahitan luka dapat menurunkan tingkat risiko menjadi
dan merapikan alat. Menyiapkan obat 60 dan 45 (prioritas 3) yaitu perlu diawasi
anastesi memiliki bahaya fisik dan diperhatikan secara
menggunakan jarum suntik dan berkesinambungan.
memecahkan ampulan. Dampaknya luka Bahaya ergonomi yaitu
tusuk jarum dan luka gores pecahan membungkuk pada saat menjahit luka
ampulan. Pada bahaya fisik apabila (postur janggal) yang berdampak nyeri otot
menerapkan rekomendasi pengendalian atau low back pain. Low back pain bisa
dari peneliti dapat menurunkan tingkat terjadi karena terlalu lama membungkuk
risiko menjadi 90 (Tinggi) yaitu pada saat melakukan penjahitan luka. Pada
mengharuskan adanya perbaikan secara bahaya ergonomi apabila menerapkan
teknis. rekomendasi pengendalian dari peneliti
Tahap pekerjaan ke dua yaitu dapat menurunkan tingkat risiko menjadi
penjahitan luka memiliki bahaya fisik yaitu 18 (prioritas 3) yaitu perlu diawasi dan
jarum jahit luka atau jarum hecting. diperhatikan secara berkesinambungan.
Dampaknya luka tusuk jarum hecting. pada Tahap selanjutnya dari pekerjaan
bahaya fisik apabila menerapkan penjahitan luka yaitu merapikan alat.
rekomendasi pengendalian dari peneliti Merapikan alat memiliki bahaya fisik
dapat menurunkan tingkat risiko menjadi jarum jahit luka (hecting) dan instrumen
90 (Tinggi) yaitu mengharuskan adanya tajam yang telah digunakan dalam proses
perbaikan secara teknis. penjahitan luka. Jarum hecting tidak
Bahaya biologi dan bahaya perilaku langsung di buang ke dalam safety box dan
yaitu kontak dengan darah pasien yang meletakkan jarum bekas pakai ke dalam
terjadi apabila tiba-tiba darah memancar ke tempat instrumen tajam. Dampak dari
arah wajah dan terkena mata, sedangkan bahaya tersebut bukan hanya luka tusuk
petugas medis tidak menggunakan alat jarum suntik tetapi ada juga bahaya tertular
pelindung diri. Dampaknya sangat penyakit menular yang di derita oleh
berbahaya apabila pasien memiliki riwayat pasien. Bahaya biologi dalam tahapan
penyakit menular. Petugas kesehatan merapikan alat pun sama dengan bahaya
memiliki kemungkinan tertular penyakit fisik yaitu kontak dengan darah pasien dan
12
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
Departemen Kesehatan RI., 2009, Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit (K3 RS), Jakarta Indonesia.
13
JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10, No. 1. Juni 2017
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Omrani, A., Raeissi, P., Khosravizadeh, O., Mousavi, M., Kakemam, E., Sokhanvar, M.,
Najafi, B., 2015, Occupational Accidents among Hospital Staff, Client Centered
Nursing Care, Vol. I, No. 2, pp. 97-101.
14