Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun
Skripsi S1 Program Studi Manajemen
Diajukan oleh:
1506205068
PENDAHULUAN
pekerjaan profesional lainnya (Heizer dan Render, 2015). Sektor ini mendasari
masyarakat yang tidak hanya secara ekonomis namun juga secara sosial
keberlanjutan ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup dari komunitas yang
dilayani (Sutandi, 2015:22). Salah satu sektor jasa yang memberikan pelayanan
bangsa, serta menjunjung martabat bangsa (UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 3 (a)).
1
melewati batas-batas wilayah dengan cepat dan memanfaatkan teknologi yang
canggih.
dapat dilihat dari kenaikan jumlah penumpang pada transportasi ini khususnya
untuk pemanfaatan dalam wilayah Indonesia. Maka dari itu, pemanfaatan tersebut
udara untuk penerbangan domestik pada tahun 2013 hingga tahun 2018 seperti
Tabel 1.1
Jumlah Penumpang yang Berangkat pada Penerbangan Domestik di Bandar
Utama Indonesia Periode 2013-2018
Bandar 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Udara TW 1 s/d 4 TW 1 s/d 4 TW 1 s/d 4 TW 1 s/d 4 TW 1 s/d 4 TW 1
Polonia 264.519 261.178 268.891 304.021 306.477 325.444
Soekarno
1.721.609 1.688.808 1.594.283 1.714.665 1.827.607 1.793.551
Hatta
Juanda 605.366 582.308 571.475 668.303 660.366 649.251
I Gst Ngurah
353.693 376.347 343.515 410.466 427.391 426.021
Rai
Hasanudin 289.206 262.298 275.529 327.096 343.170 341.222
Sumber: bps.go.id, 2018 (data diolah)
No. 9 Tahun 2009 Pasal 3 (f)). Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka
2
Perlindungan dilakukan melalui regulasi yang dikeluarkan oleh
sejumlah isu dan kasus terkait kerugian yang dihadapi konsumen seperti jadwal
keberangkatan yang mengalami delay atau bahkan cancel akibat faktor eksternal
tercatat maupun tak tercatat di pengadilan (Laoli, 2014). Selain alasan tersebut,
al., 2017). Dalam melindungi konsumen dari segala bentuk kasus yang mungkin
memperluas pasar sesuai segmentasi dan targetnya. Upaya ini sering disebut
2013:3).
kinerja ini dapat didasarkan atas tiga penilaian yaitu: (1) kualitas, merupakan
3
pengukuran kualitas untuk mengetahui sejauh mana karyawan dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya, (2)
jurnal Firmanzah dkk, 2017). Penilaian kinerja yang efektif dalam jasa
memberikan pelayanan secara tepat yaitu melalui waktu keberangkatan yang tepat
pelayanan, serta tanggung jawab atas pemberian jasa tersebut apabila perusahaan
tidak mampu menepati janji yang diberikan kepada konsumen. Dalam menepati
penuhi yaitu dengan cara menawarkan jadwal yang telah dikelola dan
menjangkau wilayah atau daerah tujuan serta ketersediaan crew dan pesawat
agregat. Dalam hal ini, scheduling lebih difokuskan pada penentuan waktu-waktu
4
penerbangan dapat dikategorikan dalam tiga jenis keputusan, yaitu (1)
pemeliharaan pesawat, (2) daftar jam keberangkatan, dan (3) awak pesawat,
personel penyedia makanan, pintu gerbang, dan bagian tiket (Heizer dan Render,
2011). Hal ini berarti, penjadwalan akan lebih efektif ketika pemeliharaan
pesawat, daftar jam keberangkatan, serta awak pesawat dapat dikelola dengan
baik.
berkaitan dengan menjaga semua peralatan sistem agar dapat bekerja. Taktik
pemeliharaan rutin serta menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik. Hal ini
kegagalan.
waktu jadwal penerbangan (Zulaichah, 2014). Agar fasilitas bandar udara tersebut
oleh adanya fasilitas bandar udara yang memadai, dan untuk menjaga efektifitas
5
penelitian lain menghasilkan sebuah penemuan bahwa faktor keterlambatan
Atau dengan kata lain, penurunan kinerja terjadi ketika adanya kesalahan dalam
melainkan juga dapat membantu mengatasi kinerja maskapai yang masih belum
penerbangan?
6
1.3 Tujuan Penelitian
yang terkait baik secara langsung, maupun tidak langsung. Maka, penelitian ini
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna dan
2) Manfaat Praktis
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
2.1.1 Jasa
definisi lain yang dapat lebih menggambarkan definisi jasa adalah bahwa jasa
merupakan sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jadi, jasa
tidak pernah ada hanya hasilnya dapat dilihat setelah terjadi pemberian jasa
dan konsumsi merupakan perbedaan yang sangat penting dimana hal ini
operasi.
mencipatakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan atau mampu melayani
penilaian atas kinerja perusahaan tersebut dalam penyediaan jasa. Nilai bagi
antara apa yang didapatkannya dan apa yang ia berikan untuk kemungkinan yang
berbeda (Kotler dan Keller, 2009:136). Penilaian yang dilakukan oleh pelanggan
8
senang yang timbul karena telah membandingkan kinerja yang dipersepsikan
2009:139). Baik buruknya penilaian pelanggan terhadap kinerja jasa ini juga tidak
hanya disebabkan dari perasaan puas setelah merasakan jasa tersebut secara
langsung, namun juga dapat timbul dari hasil perbandingan penilaian dengan
penyedia jasa lainnya, ada atau tidaknya ketersediaan penyedia jasa lainnya, atau
dapat pula dipengaruhi dari penilaian pelanggan lainnya (Field et al., 2018:57).
1) Tangible Service, yaitu bentuk layanan jasa berupa layanan yang eksplisit
atau suatu pelayanan yang memiliki bentuk fisik dan dapat dinilai secara
meningkatkan nilai dari jasa itu sendiri (Kim and Youjae, 2017:801).
9
Menurut UU No. 9 Tahun 2009 Pasal 1 (1), penerbangan diartikan sebagai
suatu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,
lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Pada
keadaan teknologi tertentu, desain pesawat sipil dimulai dengan spesifikasi (1)
muatan penumpang, (2) kisaran pada muatan spesifik, (3) karakteristik mesin dan
jumlah mesin, serta (4) panjang landasan (Agarwal and Zheming, 2014:147).
angkutan udara niaga dan bukan niaga. Untuk angkutan udara niaga dikategorikan
menjadi angkutan udara niaga berjadwal dan tidak berjadwal. Berikut ini
hanya untuk satu tempat tujuan dan tidak dibenarkan untuk menaikkan
10
maupun menurunkannya di sepanjang rute penerbangan kecuali dengan
Bandar udara adalah lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan
lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan atau bongkar pasang muat
kargo dan atu pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan keselamatan
penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. Dalam hal
fasilitas dan fungsi bandar udara, sistem di bandar udara dapat dikelompokkan
1) Sisi Udara, yaitu fasilitas sisi udara baik konfigurasi maupun dimensinya
terbesar yang dilayani dan volume lalu lintas pergerakan pesawat udara
11
obstacle clearance-transational surface antara lain runaway dengan
untuk navigasi udara (meliputi manajemen lalu lintas udara yaitu Upper
2) Sisi Darat, yaitu fasilitas sisi darat yang meliputi gedung terminal
facilities maupun bounded area), curb side (batas interaksi moda darat
dengan terminal), dan akses bandara (meliputi jalan raya yang membantu
12
lainnya), serta catu daya listrik dan mekanikal (meliputi pusat daya listrik
diberikan kepada konsumen pada saat penawaran jasa. Janji tersebut meliputi
seperti pada lima dimensi jasa. Dalam hal ini, karyawan menjadi faktor penting
akar penyebab dari kualitas kinerja pada sebuah departemen jasa penerbangan.
waktu sesuai dengan waktu yang tertera pada tiket/bukti penawaran jasa yang
diperoleh oleh konsumen. Tolok ukur kinerja ketepatan waktu berupa persentase
yang tinggi akan menunjukkan kinerja maskapai yang baik, sedangkan OTP yang
13
Kinerja kesesuaian dan ketepatan lokasi diartikan sebagai hasil kerja dari
maskapai penerbangan baik dari udara, darat, dan penunjang, yang mampu
Ketepatan dari lokasi ini juga diartikan sebagai suatu kemampuan perusahaan
terjadi dimana besarnya tanggung jawab yang ditanggung perusahaan telah diatur
dapat dinilai dari lima dimensi kualitas jasa, yaitu(Parasuraman, Zeithaml, dan
dengan jasa penerbangan, dalam dimensi ini, bukti fisik yang dapat
14
dari maskapai tersebut, kenyamanan tempat duduk di pesawat, serta
konsep elemen dari bentuk jasa, dimensi ini berkaitan dengan tangible
melalui pegawai atau staf dalam merespon atau membantu keinginan dari
15
bawaan/bagasi (Mardoko, 2015:22). Dalam konsep elemen dari bentuk
city check in, sikap petugas dalam melayani check in, sikap
yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan. Dimensi ini juga
16
terhadap kinerja maskapai, perhatian maskapai pada saat transit/transfer,
(yang dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan) pada fasilitas yang ada.
Dua faktor yang penting dalam melakukan alokasi dan prioritas ini antara lain
17
kegiatan yang dilakukan dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan. Jenis
dipenuhi, sekalipun hal ini berarti batas waktunya tidak dapat dipenuhi.
satu demi satu dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi waktu tunggu
2) Kriteria Prioritas
18
tunggu pelanggan melalui evaluasi penentuan jumlah keterlambatan rata-
rata.
pusat kerja atau pusat pemrosesan. Para manajer menugaskan pekerjaan pada
pusat kerja untuk memperoleh biaya, waktu luang, dan waktu penyelesaian
menjadi minimal. Dimana pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalui
disaikan dalam dua pendekatan yaitu diagram Gantt dan metode penugasan
pemrograman linier.
memenuhi atau melebihi jaminan pembayaran kru. Jadwal yang biasanya dibuat
19
penyedia makanan, pintu gerbang, dan bagian tiket. Hal ini dikarenakan
operation disini berarti serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan otorisasi dan
membuat jadwal crew, tracking crew, mengatur port crew, memonitor radio
navigasi, membuat flight plan, mengisi load sheet, membaca peta meteorologi,
adanya permintaan khusus dari crew, terlambatnya awak kabin, kekurangan awak
kabin, permintaan khusus awak kabin, dan permintaan pilot in command untuk
dengan menjaga semua peralatan sistem agar tetap dan dapat bekerja (Heizer dan
Render,2011). Aktivitas ini tidak dapat dipisahkan dari industrial jasa oleh karena
(Stormi et al., 2017). Tujuan dari perawatan antara lain untuk memperpanjang
20
umur pakai fasilitas produksi, menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas
pemeliharaan yang dibagi dalam dua jenis yaitu menerapkan atau meningkatkan
dan pemeliharaan rutin serta menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik.
perancangana sistem teknis dan sistem manusia yang akan menjaga proses
21
2) Selain preventive maintenance, adapun pemeliharaan kerusakan setelah
Maintenance merupakan faktor krusial bagi jasa penerbangan oleh karena 30-
22
dibutuhkan utnuk mengevaluasi berbagi dampak dari kebijakan. Sedangkan sistem
peralatan dan permesinan sehingga kemudian alat-alat tersebut dapat diisolasi dan
kegiatan pemeliharaan yang dapat dikelompokkan dalam lima tugas pokok, yaitu
pengembangan tersebut.
23
4) Kegiatan administrasi (clericalwork), meliputi kegiatan administrasi
pemeliharaan.
dan parking stand area. Parking stand area penting untuk diperhatikan karena
dari jam keberangkatan oleh karena sistem pengendali parkir stand area atau yang
disebut dengan Apron Movement Control (AMC) yang memiliki fungsi untuk
mengkoordinasikan pesawat yang keluar dan masuk area parking stand, dan
2) Fasilitas terkait bongkar atau muat barang atau fasilitas yang terkait
24
3) Fasilitas terkait tempat perpindahan (interchange) antar moda
pengurusan dokumen.
baik untuk penerbangan sipil ataupun kegiatan militer antara lain yaitu (1) line
inspeksi ringan sebelum keberangkatan seperti routine task dengan low interval
yaitu servicing, cleaning, refueling serta melakukan non routine task yaitu
aorline’s station dan sifat pemeliharaannya adalah fixed oriented), (3) A-B-C-D
Check (A check dilakukan setiap 400-600 jam terbang atau 200-300 pergerakan
pemeliharaan yang dilakukan setiap 6-8 bulan, C check dilakukan kira-kira setiap
20-24 bulan, D check yaitu pemeriksaan atau pemeliharan setiap 6 tahun sekali).
konseptual yang dapat digambarkan adalah seperti pada Gambar 2.1 berikut ini.
25
Kinerja
Scheduling Maskapai
(X) Penerbangan
(Y)
Maintenance
(Mod)
penting untuk menjadwalkan penugasan dan aktivitas baik petugas, crew, maupun
staff.
Pada jasa penerbangan, scheduling meliputi penetapan jadwal crew hingga flight
26
kepuasan kerja karyawan ternyata mampu memberikan hasil yang baik bagi
kinerja perusahaan. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Ardana dkk (2009) dimana
efektifitas dan kesehatan suatu organisasi dapat terwujud melalui desain pekerjaan
karena desain ini berhubungan dengan tanggung jawab, signifikansi, dan otonomi
kegiatan dapat menurunkan hal-hal negatif antara struktur tugas dan keterlibatan
pekerjaan yang mampu meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Dengan kata lain,
yang terdapat dalam penjadwalan tersebut hingga pada keterlibatan pekerja yang
ruang bandar udara sehingga pesawat harus melakukan holding sebelum diijinkan
pada keterlambatan kedatangan pesawat maka dengan kata lain, kegagalan dalam
waktu seharusnya dapat ditingkatkan dengan salah satu cara yaitu melalui evaluasi
27
demikian akan membantu mengurangi keterlambatan penerbangan
meningkatkan kinerja dalam hal pemberian rasa aman dan kepastian jadwal
penerbangan seperti yang telah dijanjikan. Dengan kata lain, penelitian ini
mendukung penelitian sejenis yang memberikan saran bagi maskapai Lion Air
dalam meningkatkan kinerja dari sisi ketepatan waktu. Maka dari itu, berbagai
2017:699).
beberapa rute penerbangan paralel sehingga hal ini berkaitan langsung dengan
dalam hal parking stand area (Pratama, 2015:74). Hasil lainnya menemukan
2017:40). Melalui penelitian terdahulu dan kajian secara teoritis, dapat ditarik
28
2.3.2 Peran Maintenance dalam Memoderasi Pengaruh Scheduling Terhadap
Kinerja
atau dengan kata lain, maintenance yang baik akan mengurangi kegagalan internal
Namun disisi lain, dalam penelitian ini menyebutkan bahwa scheduling atau flight
total akumulasi jam terbang, jumlah take off pesawat, dan kapasitas tenaga kerja
29
sebelum digunakan kembali. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh
practices (SOP) yang dapat memoderasi kinerja. Melalui penelitian ini, flight
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1. Desain Penelitian
Lion Air di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada PT. Angkasa Pura. Kinerja
3. 2. Lokasi Penelitian
International Airport yang berlokasi di Jalan Raya Gusti Ngurah Rai, Tuban,
3. 3. Obyek Penelitian
penerbangan yang memiliki kinerja kurang optimal. Berikut ini disediakan tabel
31
hasil evaluasi OTP maskapai pada 15 maskapai penerbangan yang berjadwal
Tabel 1.2. Hasil Evaluasi OTP Maskapai Periode Juli s/d Desember 2015
No. Maskapai Jumlah Tepat Waktu Keterlambatan Pembatalan
Penerbangan (OTP) (Delay) (Canceled)
1. Batik Air 25.617 91,21% 7,30% 1,48%
2. Nam Air 9.103 90,61% 8,16% 0,54%
3. Garuda 90.831 85,82% 12,02% 2,16%
Indonesia
4. Sriwijaya Air 27.200 82,85% 16,76% 0,39%
5. Citilink 30.598 80,27% 18,66% 1,08%
6. Lion Air 86.043 70,06% 29,52% 0,42%
Total 269.392 83,47% 15,40% 1,01%
Sumber: dephub.go.id, 2016 (data diolah)
OTP yang dapat diraih. Sehingga obyek penelitian ini mengambil satu obyek
sampel yaitu maskapai dengan jumlah penerbangan yang terbanyak dengan OTP
yang rendah yaitu Lion Air. Obyek yang diteliti antara lain scheduling
dari persiapan pesawat hingga pada pesawat siap untuk lepas landas, crew/staff
dari pre flight hingga post flight, ketepatan waktu keberangkatan, serta kepuasan
3. 4. Identifikasi Variabel
2) Scheduling (X)
3) Maintenance (Mod/Moderasi)
32
3. 5. Definisi Operasional Variabel
berikut.
1) Kinerja Perusahaan
[1]On Time Performance (OTP), indikator pada dimensi ini antara lain:
cancel,
crew.
33
e. pramugara dan pramugari yang ramah, tanggap, dan mampu
2) Scheduling
flight operation yang ditentukan maskapai. Sehingga dimensi pada variabel ini
adalah:
34
e. penjadwalan dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan
3) Maintenance
terkait dengan perawatan dari mesin pesawat sebelum atau sesudah digunakan,
ditujuan (pre flight, on flight, dan post flight), serta corrective maintenance
tetapkan,
35
b. melakukan overhaul (pemeriksaan secara mendetail terhadap
3.6.1 Populasi
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dari pemilihan sampel yang tepat (Benoit et al., 2017). Sampel dalam penelitian
36
beberapa subpopulasi atau strata dan kemudian pengambilan sampel random
teknik ini dipilih oleh karena populasi telah diketahui jumlahnya melalui data
yang terlibat pada aktivitas pre flight dan post flight, serta crew sebagai pekerja
jumlah ketiga strata tersebut sangat heterogen dalam artian, jumlah salah satu
strata jauh lebih sedikit dibandingkan strata lainnya, maka dari itu pemilihan pada
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif.
maskapai.
37
2) Data kuantitatif, yakni berupa data waktu seluruh aktivitas dapat
time pengerjaan suatu aktivitas) dan data jumlah flight operation yang
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu:
1) Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik
informan dan responden. Sumber data primer berasal dari manajer, staff,
pesawat.
berikut.
1) Observasi
38
yang dilakukan sebelum pesawat take off terkait dengan keberangkatan
maskapai penerbangan.
2) Wawancara
dilakukan crew dan staff yang bekerja langsung sebelum pesawat take off,
3) Angket/Kuesioner
crew dan staff yang bertugas, manajer, serta responden sebagai sumber
39
SMA, serta (4) mengerti proses pemesanan tiket. Kuesioner yang di sebar
mempertahankan kinerjanya.
Uji interaksi ini digunakan untuk mengukur peran variabel moderasi apakah
variabel, maka variabel bebas tidak ada hubungan dengan variabel moderasi,
namun menjadi variabel independen yang ditunjukkan oleh perkalian dua atau
lebih variabel independen. Persamaam rumus MRA untuk menguji hipotesis atau
2009:200).
40
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 (𝑋1 𝑋2 ) + 𝜀………………………………………(1)
Keterangan:
a = Konstanta
X1 = Scheduling
X2 = Maintenance
𝜀 = Standar error.
moderasi, berikut ini beberapa jenis moderasi yang dilihat dari interaksi antar
Tabel 3.1
Jenis Peran Moderasi
No. Hasil Uji Jenis Moderasi
b2 non significant
1. Moderasi murni (pure moderator)
b3 significant
Moderasi semu (quasi moderator) yaitu
merupakan variabel yang memoderasi
b2 significant
2. hubungan antara variabel independen dengan
b3 significant
variabel dependen yang sekaligus menjadi
variabel independen.
Predikator moderasi (predicator moderation
variable), yaitu variabel moderasi hanya
b2 significant
3. berperan sebagai predikator (independen), dan
b3 non significant
bukan memoderasi dalam model hubungan
yang dibentuk.
4. b2 non significant Moderasi potensial (homologiser moderator),
41
b3 non significant yaitu variabel tersebut potensial menjadi
variabel moderasi.
Sumber: Suyana Utama, 2016
moderasi. Berikut ini adalah penjelasan dari hasil yang diperoleh dengan melihat
persamaan regresi, yaitu variasi dari variabel terikat yang mampu dijelaskan oleh
42
independen. Tetapi jika R2 = 1 maka persentase sumbangan pengaruh dari
diantara 0-1 berarti terdapat faktor-faktor lain yang berpengaruh diluar dari model
yang digunakan.
Uji F dapat dilihat dari nilai signifikansinya pada tabel anova dengan bantuan
program SPSS. Bila nilai signifikansi anova atau P value < = 0,05 maka
serta model regresi yang digunakan dianggap layak uji. Apabila nilai P value >
[1] Apabila perumusan hipotesis statistik H0:β1 = 0, maka tidak ada pengaruh
[2] Jika H1:β1≠ 0, maka ada pengaruh antar variabel terikat secara parsial
43
Alternatif lain untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel
bebas dengan variabel terikat yaitu dengan melihat hasil regresi melalui bantuan
diterima, sedangkan jika nilai signifikansi t > = 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak.
44
DAFTAR RUJUKAN
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati, dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009.
Perilaku Keorganisasian Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik yang dilansir dari halaman website www.bps.go.id (diakses
pada Kamis, 10 Mei 2018).
Benoit, Sabine and Katrin Scherschel, Zelal Ates, Linda Nasr, and Jay
Kandampully. 2017. Showcasing the Diversity of Service Research. Journal
of Service Management Emerald Publishing Limited 1757-5818.
Billing, Tejinder K., Rabi S. Bhagat, and Emin Babakus. 2013. Task Structure and
Work Outcomes (Exploring the Moderating Role of Emphasis on
Scheduling). Management Research Review Vol. 36 No. 2 (Emerald Group
Publishing Limited 2040-8269) pp. 136-152.
Daulay, Iwan Nauli., Sri Sitiani Nurutami, dan Dian Denisha Daniel. 2013.
Analisis Maintenance Reliability terhadap Mean Time Between Failures
(MTBF) Facilities pada Industri Pulp & Paper. Jurnal Ekonomi Vol. 21 No.
4 Desember (2013) 1-18.
Eltoukhy, Abdelrahman E.E., Felix T.S. Chan, S.H. Chung. 2017. Airline
Schedule Planning: a Review and Future Directions. Industrial Management
45
& Data Systems Vol. 117 Issues 6 (Emerald Group Publishing Limited
IMDS-09-2016-0358).
Field, Joy M., Liana Victorino, Ryan W. Buell, Michael J. Dixon, Susan Meyer
Goldstein, Larry J. Menor, Madeleine E. Pullman, Aleda V. Roth, Enrico
Secchi, Jie J. Zhang. 2018. Service Operation: What’s Next? Journal of
Service Management Vol. 29 No. 1 Emerald Publishing Limited 1757-5818
pp. 55-97.
Hasil Evaluasi OTP Maskapai Periode Juli s/d Desember 2015 (2016) (diakses
melalui situs dephub.go.id/post/read/on-time-performance-15-maskapai-
berjadwal-periode-juli-desember-2015-sebesar-77,16 pada 9 Mei 2018)
Heizer, Jay dan Barry Render. 2011. Manajemen Operasi Buku 2 Edisi 9. Jakarta:
Salemba Empat.
46
Kim, Seo Young and Youjae Yi. 2017. Embarrassed Customers: The Dark Side of
Receiving Help From Others. Journal of Service Management Vol. 28 No. 4
Emerald Publising Limited 1757-5818 pp. 788-806.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller (Penerjemah: Penerbit Erlangga). 2009.
Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller (Penerjemah: Penerbit Erlangga). 2009.
Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nachtmann, Heather, Terry Collins, Justin R. Chimka, and Jingjing Tong. 2015.
Development of a Balanced Scorecard for Flight Line Maintenance
Activities. Journal of Quality in Maintenance Engineering Vol. 21 No. 4
pp.436-455.
Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis Edisi Revisi 2017. Denpasar:
Udayana University Press.
47
Schepers, Jeroen and Edwin J. Nijssen. 2018. Brand Advocacy in The Frontline:
How Does it Affect Customer Satisfaction? Journal of Service Management
Vol. 29 No. 2 Emerald Publishing Limited 1757-5818 pp.230-252.
Stormi, Kati, Teemu Laine, and Petri Suomala. 2017. Forecasting Sales in
Industrial Services-Modeling Business Potential with Installed Base
Information. Journal of Service Management Emerald Publishing Group
1757-5818.
Taaffe, Kevin M. and Robert William Allen. 2014. Performance Metrics Analysis
for Aircraft Maintenance Process Control. Journal of Quality in
Maintenance Engineering Vol. 20 No. 2 pp. 122-134.
Tannady, Hendy., Billy Andrea, Filscha Nurprihatin, dan Mirna Lusiana. 2017.
Analisis Kualitas Jasa pada Maskapai Penerbangan Rute Domestik Tarif
Menengah Ke Bawah dengan Menggunakan Metode Servqual dan Metode
Importance dan Performance Analysis. Prosidang SNATIF Ke-4 Tahun
2017 693-699.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management (TQM)
Edisi Revisi. Yogyakarta: ANDI.
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Utama, Made Suyana. 2016. Buku Ajar Aplikasi Analisis Kuantitatif untuk
Ekonomi dan Bisnis. Denpasar: CV. Sastra Utama.
48
Wittmer, Jenell L.S., Agnieszka K. Shepard, and James E. Martin. 2015. Schedule
Preferences, Congruence, and Employee Outcomes in Unionized Shift
Workers. American Journal of Business Vol.30 No. 1 pp.92-110.
49
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN
PERAN MAINTENANCE DALAM MEMODERASI PENGARUH
SCHEDULING TERHADAP KINERJA MASKAPAI PENERBANGAN
Yang Terhormat,
Bapak/Ibu Manajer dan Crew Maskapai Lion Air
Di Tempat
Dengan hormat,
Berkenaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada maskapai penerbangan
Lion Air, saya:
Nama : Tri Satya Pradnyandari
NIM : 1506205068
Program Studi : Manajemen
Judul Penelitian : Peran Maintenance dalam Memoderasi Pengaruh
Scheduling terhadap Kinerja Maskapai
Penerbangan
akan melakukan beberapa kegiatan pengumpulan data dan informasi. Sehubungan
dengan hal tersebut, saya mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dalam memberikan
informasi yang saya perlukan untuk kepentingan penelitian. Data yang diperoleh
hanya akan digunakan untuk kepentingan ilmiah. Partisipasi Bapak/Ibu akan
sangat kami hargai karena berkontribusi baik bagi kepentingan pengetahuan
maupun kepentingan pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan proses
produksi.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.
50
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MANAJER DAN CREW
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka mengevaluasi kinerja maskapai penerbangan Lion Air serta
untuk kepentingan penelitian, mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana membuat form kuisioner untuk mengetahui
tanggapan dari para manajer, karyawan, staff dan crew yang menangani dan atau
terlibat dalam aktivitas preflight, in flight, dan post flight. Tujuan dari kuisioner
ini semata-mata hanya untuk mengevaluasi sebagai bahan penelitian dan bukan
untuk tujuan komersil. Terimakasih atas kesukarelaannya untuk berpartisipasi
dalam mengisi kuisioner ini.
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Usia :
4. Jabatan :
5. Pendidikan :
C. PENILAIAN RESPONDEN
Mohon menjawab dengan memberi tanda “centang” (√) pada kolom
jawaban yang tersedia.
Keterangan: 1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
51
Dimensi Skor
Indikator Pertanyaan
Variabel 1 2 3 4 5
1. KINERJA MASKAPAI PENERBANGAN
On Time Maskapai kami mampu melakukan
Performance penerbangan yang tepat waktu sesuai
(OTP) dengan yang dijanjikan kepada konsumen
melalui cetak bukti penjualan tiket.
Maskapai kami mampu melakukan
persiapan pre flight dengan cepat dan
sesuai dengan prosedur.
Maskapai kami mampu menyelesaikan
tugas penanganan bagasi sebelum
keberangkatan dengan cepat dan tanpa
merusak bagasi penumpang.
Maskapai kami mampu bertanggung
jawab apabila maskapai kami tidak
melaksanakan penerbangan sesuai
dengan yang dijadwalkan.
Seluruh aktivitas pre flight telah
dilakukan dengan tepat waktu oleh crew.
Pelayanan Maskapai kami mau dan mampu
kepada memberikan pelayanan yang responsif
Konsumen ketika penumpang membutuhkan
bantuan.
Maskapai kami memberikan ruang
seluas-luasnya kepada konsumen untuk
melakukan claim jika terjadi hal yang
kurang sesuai dengan keinginan
konsumen atau jika terjadi masalah yang
melibatkan maskapai kami.
Maskapai kami mampu menangani claim
penumpang dengan cepat dan
memberikan output atau solusi yang tepat
kepada konsumen.
Maskapai kami menyediakan fasilitas
yang nyaman untuk digunakan oleh
penumpang.
Maskapai kami menyuguhkan catering
yang memuaskan bagi konsumen pada
saat penerbangan berlangsung.
Maskapai kami memiliki pramugara dan
pramugari yang ramah, tanggap, dan
52
mampu membantu permasalahan
penumpang pada saat penerbangan
berlangsung.
Marketing Maskapai kami memiliki target market
Performances yang luas.
Maskapai kami mampu mencapai target
market yang ditentukan perusahaan.
Maskapai kami mengalami peningkatan
penumpang setiap tahunnya.
Maskapai kami memberikan informasi
yang benar dan tidak ambigu kepada
calon konsumen dan/ penumpang.
2. SCHEDULING (PENJADWALAN)
Flight Maskapai kami mampu menjadwalkan
Operation penerbangan keberangkatan dengan baik.
Maskapai kami mampu mengikuti
prosedur penjadwalan yang telah diatur
dalam Standar Operasional Perusahaan.
Maskapai kami mampu menjadwalkan
penugasan crew dengan baik.
Maskapai kami telah menginformasikan
jadwal penugasan kepada crew yang
bertugas dengan baik.
Maskapai kami mampu menjadwalkan
aktivitas penerbangan dengan melihat
kemampuan dan kapasitas sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan.
3. MAINTENANCE (PEMELIHARAAN)
Preventive Maskapai kami memiliki jadwal
Maintenance pemeliharaan berkala.
(Pemeliharaan
Berkala) Maskapai kami menginformasikan
jadwal pemeliharaan berkala tersebut
kepada seluruh crew.
Maskapai kami melakukan pembersihan
pesawat baik di bagian luar maupun
bagian dalam pesawat baik sebelum
maupun setelah penerbangan
berlangsung.
53
Maskapai kami selalu melakukan
pengecekan kesiapan mesin baik sebelum
maupun sesudah penerbangan
berlangsung.
Maskapai kami selalu melakukan
pemanasan mesin sebelum penerbangan
berlangsung.
Maskapai kami selalu menyetel peralatan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Maskapai kami selalu menggunakan
peralatan dan mesin-mesin sesuai dengan
standar dan prosedur yang berlaku.
Maskapai kami menggunakan peralatan
dan mesin-mesin yang telah di
standarisasi.
Maskapai kami selalu memastikan bahan
bakar telah terisi sesuai dengan standar
sebelum penerbangan dilakukan.
Corrective Maskapai kami mampu menemukan
Maintenance penyebab dari permasalahan kerusakan
(Korektif) pada peralatan atau mesin.
Maskapai kami mampu mengatasi
kerusakan pada peralatan atau mesin.
Maskapai kami akan melakukan
overhaul (pemeriksaan yang mendetail)
ketika menemukan kerusakan serius pada
peralatan atau mesin.
Maskapai kami bertanggung jawab
apabila terjadi claim terhadap kebersihan
dari cabin pesawat.
Maskapai kami memiliki jadwal
perbaikan khusus untuk peralatan atau
mesin yang mengalami kerusakan.
54