Kriteria-kriteria diatas dalam penggunaan sehari-hari harus didasarkan pada akal sehat atau
”common sense”. Sebab belum tentu suatu kenaikan dua kali atau lebih merupakan KLB.
Sebaliknya suatu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani seperti
penyakit : poliomyelitis dan tetanus neonatorum, kasus dianggap KLB dan perlu penanganan
khusus.
2. Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau mempunyai mortalitas
tinggi, dan penyakit yang telah masuk program eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan
segera:
Malaria
Frambosia
Influenza
Anthrax
Hepatitis
Typhus abdominalis
Meningitis
Keracunan
Encephalitis
Tetanus
4. Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi menimbulkan wabah dan KLB tetapi
diprogramkan, ditingkat kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR terpadu Puskesmas
ke Kabupaten, dan seterusnya secara berjenjang sampai ke tingkat pusat. Penyakit-penyakit
tersebut meliputi : Cacing, Lepra, Tuberculosa, Syphilis, Gonorhoe, Filariasis & AIDS, dll.
Sehingga petugas Poskesdes diharapkan melaporkan kejadian-kejadian penyakit ini ke
tingkat Kecamatan/Puskesmas jika.
Dari penyakit-penyakit diatas, pada keadaan tidak ada wabah/KLB secara rutin hanya yang
termasuk kelompok 1 dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan secara mingguan. Bagi penyakit
kelompok 3 dan kelompok 4 bersama-sama penyakit kelompok 1 dan 2 secara rutin
dilaporkan bulanan ke Puskesmas.
Jika peristiwa KLB atau wabah dari penyakit yang bersangkutan sudah berhenti (incidence
penyakit sudah kembali pada keadaan normal), maka penyakit tersebut tidak perlu dilaporkan
secara mingguan lagi. Sementara itu, laporan penyakit setiap bulan perlu dilaporkan ke
Puskesmas oleh Bidan desa/petugas di Poskesdes.
Laporan kewaspadaan disampaikan kepada Lurah atau Kepala Desa dan atau Poskesdes/unit
pelayanan kesehatan terdekat selambat-lambatnya 24 jam sejak mengetahui adanya penderita
atau tersangka penderita atau tersangka penderita (KLB), baik dengan cara lisan maupun
tertulis. Kemudian laporan kewaspadaan tersebut harus diteruskan kepada Poskesdes untuk
diteruskan ke Puskesmas setempat.
Diharapkan setelah adanya laporan kewaspadaan dari desa ke Puskesmas maka pihak
Puskesmas dapat segera merespon dengan melaporkan ke Dinkes Kabupaten/Kota dengan
menggunakan format W1 (laporan KLB) selama kurang dari 24 jam dan ditindaklanjuti
dengan melakukan penyelidikan epidemiologi. Penyelidikan Epidemiologi dapat dilakukan
oleh Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas bekerjasama TGC Desa dan TGC Kabupaten.
Bersamaan Penyelidikan Epidemiologi dilakukan juga upaya-upaya penanggulangan dengan
melibatkan masyarakat setempat.
Tugas online-3 :