Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TEPID SPONGE TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH ANAK


USIA PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH YANG MENGALAMI DEMAM DI RSUD
SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
KOTA PONTIANAK

RANA ASHSHAFA NUR AFRAH


NIM I1031131040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENGARUH TEPID SPONGE TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH
ANAK USIA PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH YANG MENGALAMI
DEMAM DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
KOTA PONTANAK

The Effect Of Tepid Sponge On Changes Of Body Temperature In Pre School


And School Age Children Who Have Fever At RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Pontianak City

Rana Ashshafa Nur Afrah1, Faisal Kholid Fahdi2, Suhaimi Fauzan2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
Email korespondensi: rana.ashshafa65@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal yang sering ditemui
pada anak. Hal ini menandakan adanya indikasi infeksi virus, bakteri atau penyakit serius lainnya.
Setiap tahun terdapat 100 bayi yang berusia kurang dari 12 bulan meninggal karena infeksi.
Jumlah tersebut dapat dikurangi jika dilakukan peningkatan pengetahuan dalam penanganan
demam. Penanganan demam pada anak dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi.
Salah satu intervensi non farmakologi adalah tepid sponge yang menggabungkan teknik blok dan
seka.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh tepid sponge terhadap perubahan
suhu tubuh pada anak usia pra sekolah dan sekolah yang mengalami demam di RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.
Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi experiment dengan rancangan
pre and post test without control group. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Sampel penelitian berjumlah 16 responden. Data dianalisis menggunakan uji T berpasangan.
Hasil : Responden penelitian terbanyak berjenis kelamin perempuan dengan 68,8%, usia
responden adalah usia pra sekolah yang berjumlah 25% dan usia sekolah sebanyak 75%. Hasil
analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik yaitu uji T berpasangan yang menunjukkan
terjadi perubahan suhu tubuh sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p = 0,001 (p<0,05).
Kesimpulan : Ada pengaruh tepid sponge terhadap perubahan suhu tubuh anak usia pra sekolah
dan sekolah yang mengalami demam di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.

Kata Kunci: Tepid Sponge, Suhu Tubuh, Demam


Referensi : 24 (2000-2017)

ABSTRACT

Background : Fever is an increase in body temperature about normal which often occurs to
children. This indicates the presence of viral infection, bacteria or other serious illnesses. Each
year there are 100 infants less than 12 months die caused infection. It can be reduced if there is an
increase in knowledge of hyperthermia treatment. Well treatment fever in children can be done
both pharmacologically an non pharmacologically. One of pharmacological interventions is tepid
sponge which combine block technic and wipe.
Aim : To find out the effects of tepid sponge on changes of body temperature in pre school and
school age children who have fever at RSUD Sultan Syarif Mohamad Al Kadri Pontianak city.
Method : Quantitative Research using a quasi experiment research design with a pre and costest
without control group design. Sampling methode was done using purposive sampling. The samples
where 16 respondents. The data were analized using paired T-test.

1
Result : Respondents of this research are mostly females. There are 68,8 % of them. There are 25
% pre school respondents and 75 % school respondents. The result of bivariate analysis using
statistical test namely paired T-test showed that the change of body temperature before and after
intervention obtained a value of p= 0,001 ( p<0,05 ).
Conclusion : There is an effect of tepid sponge on temperature changes in pre school and school
age who have fever in RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak city.

Keywords : Tepid Sponge, Body Temperature, Fever


References : 24 (2000-2017)

PENDAHULUAN kesehatan. Setiap tahun terdapat 100 bayi


Demam merupakan suatu indikasi
yang berusia kurang dari 12 bulan
terjadinya infeksi virus, bakteri atau
meninggal karena infeksi jika dilakukan
penyakit serius lainnya. Ketidakmampuan
peningkatan pengetahuan, evaluasi dan
mekanisme kehilangan panas untuk
penanganan demam yang tepat maka
mengimbangi produksi panas yang
jumlah tersebut dapat dikurangi.5 World
berlebih sehingga menyebabkan
Health Organization (WHO)
peningkatan suhu tubuh. Penentuan
memprediksikan pada tahun 2004-2005
demam juga ditentukan berdasarkan
anak yang dibawa ke fasilitas kesehatan
pembacaan suhu pada waktu yang berbeda
dengan kasus demam mencapai 57%,
dalam satu hari kemudian dibandingkan
kemudian meningkat pada tahun 2010
dengan nilai suhu normal individu.
sebesar 71%.4 Demam yang terjadi pada
Jaringan dan sel tubuh akan berfungsi
anak di Indonesia sering dikeluhkan oleh
secara optimal jika suhu tubuh dalam batas
orangtua mulai dari di tempat praktek
normal dimana berkisar dari 36,5–37,5°C.1
dokter hingga ke Unit Gawat Darurat
(UGD) yang mencapai 10-30% dari jumlah
Demam menyebabkan anak menjadi lebih
kunjungan.5
suka menangis, mengeluh nyeri kepala dan
rasa tidak nyaman di seluruh tubuh. Suhu
Kota pontianak merupakan daerah endemis
yang meningkat terlalu tinggi dapat
sehingga dapat menjadi tempat penyebaran
menimbulkan kekurangan cairan, letargi,
penyakit yang memiliki tanda dan gejala
penurunan nafsu makan sehingga asupan
berupa peningkatan suhu tubuh
nutrisi berkurang, dan kejang yang
diantaranya demam berdarah dengue,
mengancam kelangsungan hidup anak
demam dengue, campak dan influenza.
2
(Behrman, Kliegman dan Arvin, 2000).
Sepanjang tahun 2016 telah terjadi 2394
kasus yang bermanifestasikan demam pada
Peningkatan suhu tubuh di atas normal
anak yang berusia 5-14 tahun.6
sering ditemui pada anak oleh petugas
Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD

2
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie METODE
didapatkan data dalam 3 bulan terakhir Jenis penelitian ini adalah penelitian
(November, Desember 2016 dan Januari kuantitatif yang menggunakan desain
2017) demam yang terjadi pada anak penelitian quasi experiment dengan
berjumlah 163 kasus dengan diagnosa rancangan pre and post test without control
medis terbanyak yaitu diare, demam tifoid, group. Penelitian ini dilakukan di RSUD
bronkopneumonia, dan febris konvulsi. Sultan Syarif Mohamad Alkadie Kota
Pontianak yang dilaksanakan mulai tanggal
Perawat sebagai pemberi asuhan
28 April sampai 20 Mei 2017.
keperawatan perlu meningkatkan tindakan
mandiri, agar kasus demam yang sering di Jumlah sampel yang digunakan pada
alami oleh anak-anak dapat ditangani. penelitian ini sebesar 16 responden dengan
Salah satu tindakan mandiri perawat kriteria inklusi yaitu: anak yang berusia 3-
adalah kompres dengan metode tepid 10 tahun, anak yang mengalami demam
sponge. Kompres tepid sponge merupakan dengan suhu tubuh >37,5o C yang dirawat
kombinasi teknik blok dengan seka. di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Teknik tepid sponge ini menggunakan Kota Pontianak dan orangtua mengizinkan
kompres blok langsung dibeberapa tempat anak menjadi responden. Adapun yang
yang memiliki pembuluh darah besar menjadi kriteria eksklusi pada penelitian
seperti di leher, ketiak, dan lipatan paha. ini adalah anak yang mengalami
Selain itu teknik ini ditambah dengan termoregulasi atau kelainan pada
dengan memberikan seka dibeberapa area hipotalamus, anak yang mengalami luka di
tubuh sehingga perlakuan yang diterapkan dahi, aksila, lipatan paha, punggung dan
akan lebih kompleks. Kompres blok ekstremitas dan anak yang mendapatkan
langsung diberbagai tempat ini akan pemberian antipiretik kurang dari 4 jam.
menyampaikan sinyal ke hipotalamus Uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai p > 0,05
dengan lebih gencar dan pemberian seka sehingga analisa bivariat menggunakan uji
akan mempercepat vasodilatasi pembuluh statistik T berpasangan karena distribusi
darah perifer serta memfasilitasi data normal. Hasil uji T berpasangan
perpindahan panas di tubuh ke lingkungan adalah p = 0,001 (p<0,05).
sekitar sehingga terjadi penurunan suhu
tubu.7

3
HASIL DAN PEMBAHASAN 10 menit terjadi penurunan suhu tubuh
Hasil sebanyak 8 responden. Pada 20 menit
Berdasarkan penelitian yang telah terjadi peningkatan jumlah penurunan suhu
dilakukan di RSUD Sultan Syarif tubuh pada suhu normal sebanyak 9
Mohamad Alkadrie Kota Pontianak dengan responden, dan 30 menit setelah intervensi
jumlah sampel 16 responden dapat terdapat penurunan jumlah responden pada
diketahui karakteristik responden rentang suhu normal yaitu 9 responden.
berdasarkan jenis kelamin dan usia di
Tabel 4.3 Pengaruh tepid sponge terhadap
dalam tabel 4.1 perubahan suhu tubuh (n=16)
Variabel Mean±SD p
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan Pre 38,288±0,3263
jenis kelamin dan usia di RSUD Suhu 0,001
Post 37,763±0,4334
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji statistik T
Kota Pontianak
Karakteristik f % berpasangan nilai p adalah 0,001 (p<0,05)
Jenis Kelamin :
yang berarti ada perbedaan antara suhu
Laki-laki 5 31,3
Perempuan 11 68,8 tubuh sebelum intervensi tepid sponge dan
Usia : sesudah intervensi tepid sponge sehingga
Pra Sekolah 4 25
Sekolah 12 75 dapat disimpulkan bahwa terdapat
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui pengaruh pemberian tepid sponge terhadap
bahwa sebagian besar responden berjenis perubahan suhu tubuh pada anak usia pra
kelamin perempuan yang berjumlah sekolah dan sekolah yang mengalami
68,8%. Karakteristik responden demam di RSUD Sultan Syarif Mohamad
berdasarkan usia dapat diketahui bahwa Alkadrie Kota Pontianak.
usia terbanyak adalah usia sekolah yang
berjumlah 75%. PEMBAHASAN
Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Gambaran suhu tubuh sebelum dan Hasil penelitian di RSUD Sultan Syarif
sesudah tepid sponge
Waktu Pengukuran Mohamad Alkadrie Kota Pontianak dapat
Katagori
Post diketahui bahwa sebagian besar responden
Suhu (oC) Pre
10” 20” 30”
Normal : 36,5-37,5 0 8 9 7
pada penelitian ini berjenis kelamin
Hipertermi : 37,5- 40 16 8 7 9 perempuan. Peningkatan suhu tubuh pada
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui anak perempuan dipengaruhi oleh growth
bahwa pada saat pretest seluruh responden hormone (GH) yang dapat meningkatkan
mengalami hipertermi. Kemudian setelah metabolisme rate. Pada anak usia sekolah
dilakukan intervensi tepid sponge selama (6-12 tahun) pertumbuhan anak perempuan

4
lebih pesat dibandingkan anak laki-laki. responden (21%). Peningkatan suhu tubuh
Hal ini terjadi karena pelepasan homon yang lebih banyak terjadi pada laki-laki
pertumbuhan sehingga pertumbuhan diakibatkan oleh kegiatan metabolisme
kerangka pada anak perempuan usia tubuh.10
sekolah lebih menonjol dari anak laki-laki.
Usia
Selain itu pada anak perempuan juga
Hasil penelitian di RSUD Sultan Syarif
terjadi masa pubertas yang lebih cepat dari
Mohamad Alkadrie Kota Pontianak dari
laki-laki, sehingga terjadi pertumbuhan
total 16 responden didapatkan usia
hormon progesteron yang dapat
terbanyak pada usia sekolah sebanyak 12
memengaruhi suhu tubuh anak.
responden. Banyak faktor predisposisi
Hal ini sesuai dengan teori Potter dan yang menyebabkan peningkatan suhu
8
Perry jenis kelamin tidak memengaruhi tubuh terjadi pada usia sekolah.
suhu tubuh namun dapat dipengaruhi oleh Peningkatan kasus demam pada usia
kadar hormon. Pada perempuan terjadi sekolah dikarenakan anak-anak usia
fluktuasi suhu yang lebih bervariasi dari sekolah lebih sering berada diluar rumah
laki-laki. Wanita yang mengalami dan mudah terpapar polusi, terserang
peningkatan hormon progesteron pada saat bakteri dan virus sehingga terjadi
haid maka akan meningkatkan suhu tubuh peningkatan suhu tubuh.
di ambang batas bahkan di atas normal.
Penelitian Setiawati (2009) didapatkan
Pada saat ovulasi suhu tubuh perempuan
bahwa responden penelitian berumur 3-9
dapat meningkat 0,3-0,5oC.
tahun dan rata-rata umur anak berada pada
Penelitian Irnawati (2010) didapatkan usia sekolah yaitu 6 tahun.11 Penelitian
responden berjenis kelamin perempuan yang dilakukan di King Fahd Hospital
yang lebih besar dari laki-laki. Jumlah mengenai intervensi tepid sponge yang
responden perempuan sebanyak 19 diberikan pada responden yang berusia 1-
9
responden (64%). 12 tahun ditemukan hasil yang serupa
bahwa rata-rata responden berusia sekolah
Keliobas (2015) menjelaskan karakteristik
yaitu usia 6 tahun.12
responden berdasarkan jenis kelamin
dengan jumlah responden laki-laki lebih Usia merupakan salah satu faktor yang
besar dari responden perempuan. Jenis memengaruhi suhu tubuh. Dalam proses
kelamin laki-laki berjumlah 15 responden memberikan intervensi dalam penelitian ini
(79%) dan perempuan berjumlah 4 usia responden turut berpengaruh karena

5
pada responden yang berusia pra sekolah diantaranya terdapat virus dan bakteri yang
dan sekolah memilki sikap kooperatif merangsang respon pertahanan tubuh
sehingga sponge adalah intervensi yang sehingga menyebabkan demam.
memiliki teknik yang lebih kompleks
Guyton dan Hall (2007) menyatakan
karena menggabungkan teknik blok dan
beberapa penyebab demam diantaranya
seka yang membutuhkan lebih banyak
karena penyakit yang disebabkan oleh
waslap untuk ditempatkan pada bagian
bakteri dan virus yang terjadi relatif
tubuh anak yang mempermudah peneliti
singkat dan memiliki konsekuensi yang
melakan intevensi, mengingat bahwa tepid
terbatas.13 Peningkatan suhu tubuh
telah ditentukan.
merupakan salah satu gejala dari suatu
Anak-anak memiliki suhu tubuh yang penyakit yang dapat disebabkan oleh
imatur sehingga dapat naik dengan cepat. infeksi maupun non infeksi.14 Demam juga
Regulasi suhu tidak stabil sampai anak- berperan dalam meningkatkan
anak mencapai masa pubertas dan rentang perkembangan imunitas spesifik dan non
suhu normal turun secara berangsur pada spesifik dan dalam membantu pertahanan
8
masa lansia. terhadap infeksi.15

Pengaruh Tepid Sponge Terhadap Peningkatan suhu pada demam dapat


Perubahan Suhu Tubuh meningkatkan kerja fagosit melalui
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini peningkatan aliran darah. Demam karena
menggunakan uji T berpasangan yang infeksi virus dapat merangsang interferon
menunjukkan bahwa tepid sponge yang dapat membatasi perjalanan infeksi
berpengaruh pada perubahan suhu tubuh virus. Demam tidak dapat dibiarkan terlalu
pada anak usia pra sekolah dan sekolah tinggi karena demam dengan suhu tubuh
yang mengalami demam. yang terlalu tinggi dapat merusak sel,
terutama sel di susunan saraf pusat.16
Hasil pretest yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa rata-rata suhu tubuh Tepid sponge merupakan suatu metode
pada anak usia pra sekolah dan sekolah kompres hangat yang dapat menurunkan
adalah 38,288 yang menunjukkan terjadi suhu tubuh. Responden yang telah
demam pada anak. Peningkatan suhu tubuh diberikan intervensi memiliki penurunan
pada responden penelitian di RSUD suhu tubuh. Setelah dilakukan observasi
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie suhu baik pada 10 menit, 20 menit, dan 30
dikarenakan beberapa penyebab menit terjadi penurunan. Namun pada 30

6
menit posttest terdapat 2 responden yang biasanya.18 Penelitian Setiawati (2009)
mengalami peningkatan suhu tubuh juga mengatakan hal yang sama bahwa
melebihi hasil pretest setelah 30 menit manajemen cairan juga berperan penting
dilakukan tepid sponge. Hal ini disebabkan dalam menurunkan suhu tubuh anak.11
karena responden mengalami dehidrasi.
Berdasarkan penelitian dan teori yang telah
Berdasarkan ciri-ciri fisik yang tampak dijelaskan, peneliti berasumsi bahwa salah
dari kulit dan mukosa bibir yang kering, satu faktor yang memengaruhi peningkatan
mata cekung dan hasil wawancara peneliti suhu tubuh responden dalam penelitian ini
kepada orangtua responden yang adalah kondisi dehidrasi. Saat anak
mengatakan bahwa anaknya sulit untuk mengalami demam dianjurkan untuk
makan dan minum pada hari dimana memberikan cairan yang adekuat, baik itu
peneliti melakukan kompres tepid sponge via intravena maupun via oral dan
ditambah dengan data subjektif yang melakukan tepid sponge. Kedua tindakan
diberikan oleh orangtua responden bahwa ini dapat diaplikasikan dalam menurunkan
warna urin responden adalah kuning pekat. suhu tubuh anak karena kombinasi teknik
Hal ini menjadi tanda klinis dehidrasi. blok dan seka pada tepid sponge
membantu pengeluran panas dari perifer
Analisa peneliti di dukung oleh penelitian
dan kebutuhan cairan pada anak yang
Leksana (2015) yang mengatakan bahwa
demam terpenuhi dengan memberikan
demam menjadi salah satu faktor patologis
cairan yang tepat.
yang dapat menyebabkan dehidrasi dan
demam dapat menurunkan nafsu makan. Tepid sponge merupakan salah satu
Demam merupakan salah satu penyebab metode kompres hangat yang dapat
terjadinya peningkatan kebutuhan cairan dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh
tubuh. Setiap kenaikan 1oC kebutuhan anak yang demam. Intervensi yang
o 17
meningkat 12% jika suhu >37 C. dilakukan pada penelitian ini selama 15
menit. Setelah diberikan intervensi, suhu
Apabila anak mengalami demam
tubuh responden di observasi hingga 30
sebaiknya dilakukan tindakan seperti
menit dan menunjukkan penurunan suhu
memberikan kompres hangat, memberikan
tubuh. Rata-rata suhu tubuh responden
lingkungan yang nyaman bagi anak dengan
sebelum diberikan tepid sponge adalah
memberikan rasa aman dan nyaman,
38,288 dengan standar deviasi adalah
membatasi aktifitas fisik yang berat dan
memberikan minuman lebih banyak dari

7
0,3263 turun menjadi 37,763 dengan perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah
standar deviasi 0,4334. diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata, dibawah pengaruh hipotalamik
Penelitian yang dilakukan oleh Maling
bagian anterior sehingga terjadi
(2012) di RS Tugurejo Semarang yang
vasodilatasi. Proses ini menyebabkan
menunjukkan suhu tubuh sebelum
pengeluaran panas melalui kulit menjadi
intervensi adalah 38,5oC dengan standar
meningkat sehingga terjadi penurunan
deviasi 0,4 dan setelah dilakukan
suhu tubuh.21
o
intervensi turun menjadi 37,1 C dengan
standar deviasi 0,5 dengan p-value sebesar Peneliti memberikan intervensi tepid
0,0001 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan sponge pada responden yang belum
terjadi penurunan suhu tubuh setelah diberikan antipiretik. Setelah dilakukan
19
diberikan tepid sponge. intervensi dapat diketahui terjadi
penurunan suhu tubuh baik pada
Pemberian kompres hangat 15–30 menit
pengukuran suhu tubuh pada 10 menit
memiliki efek vasodilatasi pembuluh darah
pertama, 10 menit kedua maupun 10 menit
sehingga terjadi peningkatan aliran darah.
ketiga. Tepid sponge menjadi tindakan non
Peningkatan aliran darah akan menurunkan
farmakoterapi yang dapat digunakan dalam
viskositas darah dan metabolisme lokal
mengurangi penggunaan obat-obatan pada
karena aliran darah membawa oksigen ke
anak.
jaringan.20 Pemberian kompres hangat
dengan tepid sponge yang diletakkan pada Thomas (2009) menyatakan penurunan
pembuluh darah besar. Adapun letak suhu tubuh pada kelompok water tepid
kompres tepid sponge pada penelitian ini sponge secara signifikan lebih cepat
yaitu di dahi, aksila dan lipatan paha dibandingkan kelompok antipiretik.22
disertai dengan kegiatan menyeka pada Penelitian oleh Alves (2008)
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. mengemukakan bahwa kompres tepid
Pemberian kompres hangat pada area sponge dengan cara yang tepat dapat
tubuh akan memberikan sinyal ke menurunkan suhu tubuh anak yang demam
hipotalamus melalui sumsum tulang lebih cepat 15 menit dari pada hanya
belakang. Ketika termoreseptor yang peka diberikan obat antipiretik.23
terhadap panas di hipotalamus dirangsang,
Menurut pedoman NICE, antipiretik tidak
sistem afektor mengeluarkan sinyal untuk
bisa digunakan secara rutin pada
memulai berkeringat dan vasodilatasi
penanganan anak dengan demam, namun

8
dapat digunakan pada anak yang Alkadrie Kota Pontianak maka dapat
menunjukkan gejala ketidaknyamanan, ditarik simpulan sebagai berikut :
seperti menangis berkepanjangan, 1. Karakteristik responden pasien anak
iritabilitas, aktivitas yang berkurang, selera yang mengalami demam di RSUD
makan menurun, dan gangguan tidur. Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Sebaliknya pedoman WHO menganjurkan berdasarkan jenis kelamin dapat
penggunaan parasetamol apabila suhu diketahui bahwa sebagian besar
o
tubuh >39 C. Dokumen terbaru dari WHO responden berjenis kelamin perempuan
tidak menganjurkan penggunaan rutin yaitu sebanyak 68,8% dan usia
antipiretik pada anak karena keluarga responden terbanyak adalah usia
harus menanggung biaya pengobatan dan sekolah yang berjumlah 75%.
peran obat antipiretik pada anak dengan 2. Suhu tubuh sebelum diberikan
malaria, sepsis atau malnutrisi kronik intervensi tepid sponge memiliki nilai
masih belum ditetapkan.24 rata-rata 38,288. Suhu tubuh sesudah
diberikan intervensi tepid sponge
Tepid sponge merupakan tindakan mandiri
memiliki nilai rata-rata 37,763.
keperawatan yang memberi pengaruh
3. Adanya pengaruh yang signifikan
dalam menurunkan suhu tubuh anak usia
pemberian tepid sponge terhadap
pra sekolah dan sekolah yang mengalami
perubahan suhu tubuh pada anak usia
demam. Perawat juga dapat memberikan
pra sekolah dan sekolah yang
pendidikan kesehatan terkait metode
mengalami demam di RSUD Sultan
kompres tepid sponge pada orangtua
Syarif Mohamad Alkadrie.
responden dengan tujuan agar orangtua
responden dapat menerapkan intervensi Saran
tersebut sehingga demam pada anak dapat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
teratasi. dilakukan mengenai pengaruh tepid sponge
terhadap perubahan suhu tubuh pada anak
SIMPULAN DAN SARAN
usia pra sekolah dan sekolah yang
Simpulan
mengalami demam di RSUD Sultan Syarif
Berdasarkan penelitian dan pembahasan
Mohamad Alkadie Kota Pontianak., maka
mengenai pengaruh tepid sponge terhadap
peneliti ingin menyampaikan saran bahwa
perubahan suhu tubuh pada anak usia pra hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
sekolah dan sekolah yang mengalami rumah sakit dimana perawat pelaksana di
demam di RSUD Sultan Syarif Mohamad rumah sakit dapat mengetahui suatu metode

9
baru berupa tepid sponge yang efektif dalam 10. Keliobas, A.A., Supratman., Nur W,D.
Perbandingan Keefektifan Kompres Tepid
menurunkan suhu tubuh anak yang demam
Sponge dan Kompres Air Hangat Terhadap
sehingga diharapkan tepid sponge dapat Penurunan Suhu TubuhPada Anak Demam
Tifoid Dengan Hipertermi di RSUD
menjadi prosedur tetap di Rumah Sakit Sultan
Sukoharjo. Naskah Publikasi. 2015
Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. 11. Setiawati, T. Pengaruh Tepid Sponge
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan
Kenyamanan Pada Anak Usia Pra Sekolah
REFERENSI dan Sekolah Yang Mengalami Demam di
1. Potter, P.A, dan Perry, A.G. Fundamental Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit
Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba Muhammadiyah Bandung. Tesis.
Medika. 2009 Universitas Indonesia. 2009
2. Behrman, R.E., Robert M.K., dan 12. Alhamad, F., Mohamed E.G., Awatef, E.S.,
Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak, edisi: Abdulrahman, A.A., Adel, N.A.B., Sayed,
15 vol 1. Jakarta: EGC. 2000 I.A. Effectiveness of Head Mist versus
3. National Institute of Health and Clinical Tepid Sponging Among Febrile Children:
Excellence (NICE). Feverish Illnesh in A Comparative Study. International
Children: assessment and intitial Journal of Scientific Research, 2017.5(6):
management in children younger than 5 387-391
years of age. London: NICE (CG160), 13. Guyton, A.C., John E.Hall. Buku Ajar
2013. Diunduh pada 13 Maret 2017, dari Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:
www.nice.org.uk EGC. 2007
4. World Health Organization.. Performance 14. Riandita, A. Hubungan Antara Tingkat
of The Health Sector Strategic Plan III Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan
2009–2015. 2013. Diunduh pada 8 Februari Pengelolaan Demam Pada Anak. Laporan
dariwww.who.int/entity/healthinfo/country Hasil Karya Tulis Ilmiah: Program
_monitoring_evaluation/TZ_AnalyticalRep Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas
ort_2013.pdf-1067k Kedokteran Universitas Diponegoro. 2012
5. Kania, N. Penatalaksanaan Demam Pada 15. Wong, L.D. Wong Buku Ajar Keperawatan
Anak. 2007. Diunduh 20 Januari 2017,dari Pediatrik, Vol. 2, Edisi 6. Jakarta: EGC.
http://repository.unpad.ac.id/4567/1/penatal 2008
aksanaan_demam_pada_anak.pdf. 16. Hamid, M.A. Keefektifan Kompres Tepid
6. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Sponge Yang Dilakukan Ibu Dalam
Barat. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Menurukan Demam Pada Anak:
Tahun 2016. Surveilans Terpadu Penyakit Randomized Control Trial di Puskesmas
Berbasis Kabupaten. 2016 Mumbulsari Kabupaten Jember. Tesis.
7. Supiyanto, Mona, M., Susanti. Manfaat Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011
Kompres Tepid Sponge Terhadap 17. Leksana, E. Strategi Terapi Cairan Pada
Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Dehidrasi. Cermin Dunia Kedokteran,
Mengalami Demam. Jurnal Kesehatan 2015. (42)5: 70-73
Budi Luhur Cimahi, 9(2), 163-177. 2016 18. Sodikin. Prinsip Perawatan Demam Pada
8. Potter, P.A., dan Perry, A.G. Buku Ajar Anak. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2012
Fundamental Keperawatan, Konsep, 19. Maling, B. Pengaruh Kompres Tepid
Proses, dan Praktik. Edisi 4, Volume 1. Sponge Hangat Terhadap Penurunan Suhu
EGC: Jakarta. 2005 Tubuh Pada Anak Umur 1-10 Tahun
9. Irnawati. Studi Komparatif Penurunan Suhu Dengan Hipertermia (Studi Kasus Di
Tubuh Anak Demam Karena Infeksi Antara RSUD Tugurejo Semarang). 2012.
Penggunaan Obat Antipiretik, Plester Diunduh pada 31 Mei 2017 dari
Kompres Demam dan Obat Antipiretik http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/i
Serta Tepid Sponge Bath dan Obat ndex.php/ilmukeperawatan/article/view/85
Antipiretik Di Bangsal Ibnu Sina RS PKU 20. Kozier. Buku Ajar Praktik Keperawatan
Muhammadiyah Yogyakarta. Naskah Klinis, edisi 5. Jakarta: EGC. 2009
Publikasi. Universitas Aisyiyah 21. Wardiyah, A., Setiawati., dan Dwi S.
Yogyakarta. 2010 Perbandingan Efektifitas Pemberian

10
Kompres Hangat dan Tepid sponge Children: A Randomized Controlled Trial.
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Indian Pediatrics. 2009. Vol 46: 133-136
Yang Mengalami Demam RSUD Dr. H. 23. Alves, J.G.B., Almeida N.D.C.M.,
Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Almeida C.D.C.M. Tepid Sponging Plus
Ilmu Keperawatan, 2016. 4(1), 44-56. Dipyrone Versus Dipyrone Alone For
22. Thomas S., Vijaykumar C., Naik.R.,Moses Reducing Body Temperature In Febrile
PD., Bastonisamy. Comparative Children. Sao Paulo Medical Journal,
Effectiveness of Tepid Sponging and 2008. 126(2): 107-111
Antipyretic Drug Versus Only Antipyretic 24. Lubis, I. N. D., & Lubis, C. P. Penanganan
Drug in the Management of Fever Among Demam pada Anak. Sari Pediatri.
2011. 6(12), 409-418.

11

Anda mungkin juga menyukai